Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DELIA DARMAYANTI 200341038


DIAN SAFITRI 200341039

PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang di perlukan dirinya, ,masyarakat, bangsa dan
negara. Matematika banyak diterapkan di berbagai aspek dalam
kehidupan manusia, seperti ilmu fisika, kimia, biologi dan disiplin ilmu
lainnya. Peranannya yang ada dalam semua aspek kehidupan, maka
matematika merupakan salah satu objek ilmu yang memerlukan
perhatian khusus untuk diajarkan karena akan mempengaruhi kualitas
bangsa yang akan berperan memecahkan masalah kehidupan.
Pembelajaran Matematika dalam Pandangan Konstruktivis

Pembelajaran matematika dalam Peran guru dalam proses pembelajaran


pandangan konstruktivis adalah proses adalah memfasilitasi siswa untuk
membantu siswa untuk membangun mengkonstruksi pengetahuan yang sesuai
konsep-konsep/prinsip-prinsip dengan skemata yang dimiliki siswa.
matematika dengan kemampuannya Oleh karena itu guru dituntut agar dapat
sendiri melalui proses internalisasi merancang model pembelajaran yang
sehingga konsep /prinsip terbangun melibatkan siswa secara aktif untuk
kembali transformasi yang di peroleh membangun pemahamannya terhadap
menjadi konsep/prinsip baru. suatu konsep/prinsip tertentu. Proses
membangun pemahaman akan bermakna
pada materi yang akan dipelajari.
Model Kepala Bernomor Terstruktur

Model Pembelajaran Kepala Bernomor Terstruktur adalah


pengembangan dari teknik model Kepala Bernomor (Numbered Head
Together) hanya saja pelaksanaan penugasan diberikan pada 59 setiap
siswa berdasarkan nomor yang telah dimiliki oleh siswa , serta tugas
diberikan secara berangkai.Menurut Aqib (2015:20) Kepala Bernomor
Terstruktur merupakan hasil modifikasi dari Number Head, hanya saja
perbedaannya adalah penugasan dan masuk keluarnya anggota
kelompok. Agar mempermudah pembentukan kelompok serta
perancangan tugas, teknik Kepala Bernomor ini dapat diterapkan pada
kelompok-kelompok yang dibentuk secara permanen. Artinya, siswa
diberikan tugas untuk mengingat kelompok serta nomor kepalanya
sepanjang membentuk kelompok. Agar terdapat pemerataan tangggung
jawab, penugasan berdasarkan nomor dapat diubah-ubah dan diselang-
seling.
Langkah langkah model pembelajaran kooperatif numbered head
together (NHT).

Fase 1: Penomoran
(Numbering)

Menurut
Fase 2:
Fase 4: Pemberian Trianto Mengajukan
Jawaban (2010: Pertanyaan
(Answering) 82) (Questoining)

Fase 3: Berfikir Bersama


(Heads Together)
Kelebihan model pembelajaran Kapala Bernomor Tersruktur
menurut Huda (2015: 139)

Mempermudah dalam pembagian tugas.

Model ini dapat diterapkan pada semua muatan


pelajaran serta tingkatan kelas.

Dapat mempermudah siswa dalam


melaksanakan tanggung jawab diri sendiri
sebagai anggota dalam kelompok.
Kelemahan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Terstruktur

Siswa yang kurang aktif akan tertutup dengan


siswa yang aktif, sehingga diskusi didominasi
bagi siswa yang memiliki keaktifan lebih.

Pengelolaan sulit dilakukan oleh guru sebab


pembelajaran membutuhkan waktu yang
lama ketika mengarahkan siswa dalam
mengembangkan kemampuannya serta
mengeluarkan gagasan atau ide yang
berkaitan dengan materi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model
kepala bernomor terstruktur:

1.Teks bacaan yang terdapat dalam buku siswa terkait dengan tema 7 disiapkan sebelum memulai pelajaran.
2.Penyampaian tujuan pembelajaran oleh guru.
3.Pemberian materi dari guru.
4.Melaksanakan tanya jawab bersama guru terkait materi yang belum dimengerti oleh siswa.
5.Siswa dibagi kedalam 6 kelompok secara heterogeny.
6.Setiap siswa diberikan nomor kepala serta penugasan yang berangkai atau terstruktur.
7.Siswa yang bernomor sama mengeluarkan diri dari kelompok asalnya dan bergabung dengan nomor kepala yang sama
dikelompok yang lain untuk mengerjakan soal sesuai nomor kepala nya 67.
8. Siswa kembali pada kelompok asalnya serta menyalin jawaban yang disesuaikan dengan tugas masing-masing dalam
kelompok.
9.Siswa yang mendapatkan tugas bagian untuk presentasi, mewakili kelmpoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi nya di
depan kelas.
10.Siswa dikelompok lainnya menanggapi serta bertanya terkait dengan jawaban dari kelompok yang melakukan presentasi.
11.Guru meluruskan jawaban melalui tanya jawab oleh guru dan siswa apabila terjadi kesalahpahaman dan diberikan penguatan.
12.Menarik kesimpulan dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai