Anda di halaman 1dari 4

BIOGRAFI

KH. M. KHOLIL
BANGKALAN
1. Khilda Audina 2. Lailatul Maghfiroh 3. M Abdul Rohman 4. Nabilatul Umah
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Kholil bin Abdul Lathif. Beliau
lahir pada 27 Januari 1820 M, di Kampung Senenan, Desa Kemayoran,
Kecamatan Bangkalan.
Beliau berasal dari keluarga ulama. Ayahnya bernama K.H. Abdul Lathif
yang mempunyai garis keturunan dengan Sunan Gunung Jati. Masa kecil
hingga remajanya, Kyai Kholil menghabiskannya dengan menuntut ilmu.
Khususnya ilmu fiqh dan nahwu. Hal ini tercermin dari kemampuannya
untuk menghafalkan 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik. Beliau juga
telah mampu membaca Al-Quran dengan metode Qira’at Sab’ah
Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh
Syaikhona Kholil adalah, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari (Tebu
Ireng Jombang), KH Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH
Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin
(Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad
Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini
Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha
(Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim
(Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli
Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh
pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari
dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno,
juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan
Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil adalah salah satu
kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama
yang disingkat (NU). Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan
sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah
(minta petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para
pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus
Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ke tangan Kiai
Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Munculnya
isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim
Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya
sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Anda mungkin juga menyukai