Anda di halaman 1dari 67

MUTU DAN KESELAMATAN

PASIEN
Dr. Abubakar Betan, S.Kep,Ns.,M.Kes
OPERASI SALAH SISI
Blaming culture

doc.Mas Narto RSDK 6


• TIDAK
• RISIKO HUKUMMENGENAL
BAHAYA
• TIDAK
• RISIKO MENGENAL
PROPERTY KONSEP RISIKO
• RISIKO KESEHATAN/JIWA
• KONSEP PROFITABILITAS SEBESAR-BESARNYA
• KONSEP EFISIEN

• Potensi kehilangan NYAWA


• Potensi ditangkap polisi
• Potensi sakit otot
• Berjudi secara disengaja dengan
ketidakpastian
• dll
• Pendahuluan
• Pengertian
• Standar
• Sasaran Keselamatan Pasien
• Pelaporan insiden keselamatan pasien
• Bagaimana Cara Memulai
• 7 langkah menuju keselamatan pasien
INDIKATOR NASIONAL MUTU RUMAH SAKIT 2021
ALUR WAKTU LAPORAN NILAI KRITIS LABORATORIUM
Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan
keluar dan telah dibaca oleh dokter/analis yang diberikan kewenangan hingga dilaporkan
hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan. (standar < 30 menit)

PERMINTAAN PEMERIKSAAN OLEH


DOKTER/DPJP

PEGAMBILAN SAMPEL DARAH OLEH


PETUGAS LABORATORIUM

HASIL PEMERIKSAAN DITEMUKAN


NILAI KRITIS

PETUGAS LABOARATORIUM SEGERA MELAPOR HASILNYA Catat waktu


KERUANGAN TEMPAT PASIEN YANG DIPERIKSA saat melapor

Dasar perhitungan =
interval waktu yang
dibutuhkan sampai
Feedback
melapor ke dokter/DPJP

SETELAH MENERIMA LAPORAN HASIL LAB, Catat waktu


PETUGAS RUANGAN SEGERA MELAPOR KE saat melapor
DOKTER/DPJP YANG MEMNITA PEMERIKSAAN
LAB

PETUGAS RUANGAN MENGKONFIRMASI ULANG


KE LABORATORIUM BAHWA HASIL KRITIS TELAH
DILAPORKAN DOKTER/DPJP (waktu saat melapor)

Contoh : petugas lab melapor ke petugas ruangan jam 7.30, kemudian petugas ruangan
melapor ke dokter jam 7.55. maka waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah 7.55 – 7.30 = 25
Kesimpulan waktur hasil lapor kritis adalah 25 menit
STANDAR INDIKATOR NASIONAL MUTU
No Indikator Mutu Unit Unit pelaksana Pelaksanaan Keterangan
1 Identifikasi pasien sebelum Rawat inap, UGD, rawat Kurang aktif Hanya IGD yang
pemberian tindakan Jalan, ICU, HCU, OK, melaporkan semua aktif melaporkan
Lab, Radiologi, unit (Kemenkes)
2 Emergensi respon time ≤ 5 IGD    
menit
3 Waktu tunggu rawat jalan ≤ Poliklinik Aktif (Kemenkes)
60 menit
4 Kepatuhan jam visite DPJP ≤ Rawat Inap, ICU, HCU Tida aktif semua (Kemenkes)
jam 14.00 unit
5 Kepatuhan pelaporan hasil Laboratorium Tidak aktif  
kritis laboratorium (Kemenkes)
 
6 Kepuasan pasien dan keluarga Humas Tidak aktif  
dalam menerima pelayanan (Kemenkes)
7 Kepatuhan hand hygiene Semua unit di rumah sakit Tidak aktif  
petugas (6 langkah) dan (5 (Kemenkes)
moment)
8 Kapatuhan upaya pencegahan Rawat inap Tidak aktif  
resiko cedera, akibat pasien  
jatuh pada pasien rawat inap (Kemenkes)
 

9 Kepatuhan kelengkapan BRM Rekam medis    


dalam waktu 24 jam Aktif
10 Kepatuhan Komunikasi efektif Rawat inap, UGD, rawat Tidak aktif  
(SBAR) Jalan, ICU, HCU, OK,
Lab, Radiologi,
11 Kepatuhan dalam Rawat inap, UGD, Tidak aktif  
penyimpanan obat high rawat Jalan, ICU,
alert HCU, OK, Lab,
Radiologi,
12 Kepatuhan penggunaan Farmasi Tidak aktif  
formularium obat (Kemenkes)
 

13 Waktu tunggu hasil Radiologi    


thoraks foto ≤ 3 Jam
14 Waktu tunggu hasil laboratorium Tidak aktif  
pemeriksaan
laboratorium ≤ 140 menit

15 Cilinical pathway untuk Pelayanan medis Tidak aktif (Kemenkes)


pelayanan
16 Penundaan operasi IBS Aktif (Kemenkes)
elektif < 2 jam
17 Kecepatan waktu tanggap Humas Tidak aktif  
compelain pelayanan (Kemenkes)

18 Pelaporan Insiden Semua unit pelayanan Tidak aktif (Kemenkes)


Keselamatan Pasien di RS
19 Emergensi respon Secsio IGD Obgyn Tidak aktif  
Caesarea time ≤ 30 menit (Kemenkes)
MENGAPA PENTING ?
• Tuntutan pelayanan  Quality and safety
• Pelayanan RS :
• Pelayanan 24 jam terus menerus
• Jumlah tenaga >>>> ;
• Berada di berbagai unit kerja di RS
Prosedur/ tindakan >>>  RISIKO SALAH >>>
• Pelaksanaan  Berkolaborasi dg tim kes. lain 
risiko salah >>>
• Manajemen risiko Klinik bagian integral dari PROSES
pelayanan saat ini pelaporan kejadian adaTDK
DIANALISIS !!!
• Alur komunikasi/pelaporan jelas !!! 
program keselamatan pasien SUKSES
!!!
Sasaran
keselamatan
pasien
PENERAPAN IDENTIFIKASI
PASIEN DENGAN BENAR :
PALING SEDIKIT GUNAKAN 2
CARA IDENTITAS PASIEN KETIKA
( NAMA, NO.RM, TGL LAHIR ):
• MEMBERIKAN ASUHAN
• PENGOBATAN/TINDAKAN
• SERVICE
• data JCI : 13 % surgical error, 68%
kesalahan transfusi darah
IDENTIFIKASI PASIEN (SNAR EDISI 1.1)

1. NAMA PASIEN
2. TANGGA LAHIR
3. NOMOR REKAM MEDIS
4. NIK (NOMOR INDUK
KEPENDUDUKAN
CARA INDENTIFIKASI PERTEMUAN PERTAMA

Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien,


setiap petugas harus memperkenalkan diri, dan
kemudian :
• 1. Secara verbal: menanyakan nama pasien
• 2. Secara visual: melihat ke gelang pasien dua dari
empat identitas, cocokkan dengan perintah dokter

Pertemuan berikutnya dapat lihat secara visual saja


ke gelang pasien, dua identitas dari empat identitas
• SALAH IDENTIFIKASI ==>
• PASIEN TIDAK SADAR/ DISORIENTASI,
• PINDAH KAMAR,
• PINDAH TT,
• PINDAH LOKASI DI RS
• IDENTIFIKASI PASIEN PENTING :
• MEMBERI OBAT,
• PEMERIKSAAN LAB,
• TINDAKAN, TREATMEN
• OPERASI,
•MENGURANGI RESIKO SALAH
TRANSFUSI DARAH
 GELANG NAMA ( TANGAN/ KAKI)
 WARNA ( PERLU ADA
STANDAR WARNA ) : merah jambu,
biru muda
 BARCODE / LABEL NAMA
( DIPASANG DI ADMISI
OFFICE )
 GELANG RESIKO ( merah, kuning,
ungu (DNR) ) DIPASANG DI
RUANG PERAWATAN
• Nomor ruang pasien tidak diperbolehkan
digunakan untuk melakukan identifikasi
Pemakaian gelang identitas pasien dibedakan
berdasarkan warna

ALERGI
Laki-laki KELAMIN
GANDA
LATEK DNR

ALERGI KEMOTERAPI
Perempuan OBAT RESIKO
JATUH
• JELASKAN KEGUNAAN GELANG
NAMA DAN WARNA GELANG
• DIDIK PASIEN DAN KELUARGA TUJUAN
PENGGUNAAN GELANG NAMA DAN
WARNA ( TERMASUK PETUGAS )
• GUNAKAN WARNA GELANG NAMA
YANG SESUAI
• PERAWAT  VERIFIKASI GELANG NAMA
DAN WARNA SETIAP SERAH TERIMA
PASIEN( SHIFT)
Siapa yg perlu diperhatikan :
1. Pasien RI yang tidak mempunyai masalah
komunikasi ( PENTING DIIDENTIKASI )
2. Pasien RI yg untuk sementara tdk dapat
berkomuniasi karena obat/ ALAT
3. Pasien RI YANG tidak bisa berkomunikasi
karena : umur, hambatan bahasa,
kurangnya pengetahuan
4. Pasien di ruang emergency  tdk dapat
berkomunikasi
5. Pasien Rawat jalan ( pemberian obat/
produk darah, pengambilan darah , dll )
DIMANA:
IDENTIFIKASI PASIEN
• RAWAT INAP
• ONE DAY CARE, chemoterapi,
transfusi darah,dll
• UNIT EMERGENCY
• RUANG BERSALIN
• RUANG PERINATOLOGI
• SELAMA PASIEN TRANFERS
• TINDAKAN INVASIF
MENINGKATKAN
KESELAMATAN PASIEN
MELALUI KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN
DAFTAR
SINGKATAN
YANG TIDAK
BOLEH
DIGUNAKAN.
“ WRITING
DOWN “ CRITICAL
RESULT
“READING KOMUNI VALUE/
BACK “ , NILAI-NILAI
KASI
“CHEK EFEKTIF
BACK “ PEMERIKSA
“REPEA AN YANG
T BACK KRITIS

“ HAND-
OFF
COMMUNIC
ATIONS “
KOMUNIKASI
• ELEKTRONIK
• VERBAL
• TERTULIS

• KESALAHAN SERING TERJADI



• ORDER VERBAL DAN
ATAU TELEPHON
• LAPORAN HASIL TEST
( CRITICAL )
•MELAPORKAN HASIL
PEMERIKSAAN KRITIS ( PERLU
DIDEFINISIKAN/SPO ) DAN
PROSEDUR DIAGNOSTIK
SECARA TEPAT WAKTU
HAND OFF COMMUNICATIONS
( Serah terima informasi pasien antar
perawat dan/staf medis )

RS
mengimplementasikan
pendekatan yang
standar/ baku untuk
“ hand-off
communications “.
Sekilas tentang Serah terima
( Hand-off )
 Serah terima terjadi kapanpun  saat ada
pengalihan tanggung jawab pasien dari satu
orang caregiver kepada yang lain.

 Tujuan serah terima  menyediakan


informasi secara akurat, tepat waktu tentang
rencana keperawatan, pengobatan, kondisi
terkini, dan perubahan kondisi pasien yang
baru saja terjadi ataupun yang dapat
diantisipasi
Serah terima informasi pasien di RS
 Antar perawat antar shift
 Pengalihan tanggung jawab
dari dokter kepada perawat
 Pengalihan tanggung jawab
dokter on-call
 Pengalihan tanggung jawab
sementara, mis: saat
istirahat makan.
 Antar perawat antar
ruangan
DASAR KEBIJAKAN
1. Komunikasi interaktif  kesempatan bertanya
antara pemberi dan penerima informasi.
2. Informasi kondisi pasien, perawatan, pengobatan,
obat-obatan, pelayanan, dan antisipasi perubahan-
perubahan yang terakhir/ terkini.
3. Metode  memverifikasi informasi yang
diterima, termasuk teknik pengulangan ( repeat-
back ) atau membaca kembali ( read-back )
4. Kesempatan  penerima informasi untuk mereview
data riwayat pasien yang relevan, termasuk
perawatan dan pengobatan sebelumnya.
5. Membatasi interupsi  serah terima berlangsung
 meminimalkan  informasi tidak disampaikan
atau lupa.
MODEL
SBAR
SEBAGAI STRATEGI UNTUK
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
EFEKTIF SAAT SERAH
TERIMA INFORMASI PASIEN

MENINGKATKAN PATIENT SAFETY


Tehnik SBAR  Memperbaiki Komunikasi
 Meningkatkan Keselamatan Pasien
S : Situation
Kondisi terkini yg terjadi
pada pasien Tehnik serah terima
B : Background yang dapat
Informasi penting apa yg digunakan pada
berhubungan dg kondisi serah terima
pasien terkini perawat antar shift,
A : Assessment perawat ke dokter
hasil pengkajian kondisi saat melaporkan
pasien terkini kondisi pasien,
R: dokter ke dokter.
Recommendation
apa yg perlu dilakukan
Untuk mengatasi masalah
S SITUATION
- nama. Umur, tgl masuk, hari
perawatan, dr yg merawat
- diagnosa medis dan masalah
kep yg belum dan sdh teratasi
B BACKGROUND
- keluhan utama, intervensi yg
telah dilakukan, respon pasien

- diagnosa kep.
riwayat alergi, rwyt pembedahan,
pemasangan alat invasif dan obat/
- infus
pengetahuan pasien/ kel  D/
medis
A
ASSESSMENT
- Jelaskan  hasil pengkajian pasien
terkini  tanda vital, pain score, tk
kesadaran, status restrain, risiko
jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal
yg kritis, dll.
- hasil investigasi yg abnormal
- informasi klnik lain yg mendukung

R RECOMMENDATION
- rekomendasi intervensi keperawatan
yg perlu dilanjutkan ( refer ke nursing
care plan) termasuk discharge
planning
- edukasi pasien/ keluarga
Contoh : SBAR
• Situation : Dr.Anwar, Saya Ani, dari Ruang
Melati. Bpk. Djoko
mengalami distress pernafasan.

• Background: Bpk. Djoko, 60 tahun, dengan


COPD berat, yang keadaannya semakin menurun
dan saat ini kondisinya semakin memburuk.

• Assessment: Suara nafas makin menurun pada


paru kanan. Kemungkinan Bpk.
Djoko mengalami
Pneumothoraks.

• Recommendation: Menurut saya, ia perlu chest


x-ray ?
Bagaimana Proses Monitoring
keselamatan pasien 
KEPERAWATAN
 Pembuatan sistem pelaporan
secara formal
 Pelaporan insiden / kejadian
( KTD/ KNC)
 ANALISA INSIDEN /
INVESTIGASI
 Diduga ada kesalahan
prosedur
(Alleged misconduct )
 Tindakan perbaikan (Action)
KATAGORI CLINICAL ERROR YANG
SERING DILAKUKAN
1. Medication Error  CARA PEMBERIAN OBAT YG SALAH/
memberikan OBAT YANG SALAH / SALAH ORANG
2. KESALAHAN PROSEDUR PADA SAAT
OPERASI/ TINDAKAN KEPERAWATAN / TINDAKAN
MEDIS YG DIDELEGASIKAN.
3. PENCATATAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
4. MELAKSANAKAN PRAKTIK TIDAK
KOMPETEN ( BUKAN KEWENANGANNYA)
5. PASIEN JATUH
6. PASIEN LUKA / TERBAKAR (KOMPRES
HANGAT, KAUTER)
7. TERKAIT DG TEKNOLOGI (TECHNOLOGY-RELATED )/
CEDERA KARENA KESALAHAN/ KERUSAKAN ALAT
8. INFEKSI NOSOKOMIAL
9.SALAH IDENTITAS PASIEN/ BAYI/ORANG TIDAK SADAR
10.SALAH
11. INTERPRETASI TANDA ATAU GEJALA (Swanburg, 1991)
MISSCOMMUNICATION
MENGAPA TERJADI CLINICAL ERROR
 PELAYANAN KEPERAWATAN RCA
1. STANDAR ASUHAN KEPEPERAWATAN DIPAHAMI PERAWAT ?
2. SOP  JELAS?
3. URAIAN TUGAS  JELAS?
4. ORIENTASI DAN PELATIHAN SETIAP ADA KEBIJAKAN ATAU ALAT
BARU/ PERUBAHAN PRAKTIK KEPERAWATAN ?
5. PERAWAT YANG TERLATIH UNTUK BEKERJA DI RUANGAN
KHUSUS?
6. PEMBERIAN INFORMED CONSENT YANG BENAR ?
7. HUBUNGAN ANTAR TIM KESEHATAN ?
8. SISTEM MONITORING, EVALUASI, DAN PENGENDALIAN
MUTU ?
9. RASIO JUMLAH DAN JENIS TENAGA KEPERAWATAN DENGAN
PASIEN MEMADAI ?
10. PROGRAM PEMELIHARAAN/KALIBRASI PERALATAN ?
11. JUMLAH ALAT/FASILITAS YANG MEMADAI

MEDICAL ERROR OLEH PERAWAT :


• KOMPETENSI INDIVIDU
• SISTEM / LINGKUNGAN ORGANISASI
Sistim RS membuat asuhan pasien lebih aman.

Pelaporan
analisis
Identifikasi insiden Kemampuan
pengelolaan belajar dari
risiko insiden/tindak
lanjut

Asesmen Keselamatan Implementasi


risiko pasien s solusi

Minimalisasi risiko
• 471
PELAPORAN INSIDEN
 Mengapa pelaporan insiden penting?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali
 Bagaimana memulainya ?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi
kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur
pelaporan yang harus disosialisasikan pada seluruh karyawan.
 Apa yang harus dilaporkan ?
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi,
potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi.
 Siapa yang membuat Laporan Insiden (Incident Report) ?
Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan
kejadian/insiden
Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam kejadian/insiden
Lanjutan………….

 Bagaimana cara membuat Laporan Insiden?


Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan
insiden mulai dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur
pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir laporan insiden, kapan
harus melaporkan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam
sistem pelaporan dan cara menganalisa laporan.
 Masalah yang sering menghambat dalam Laporan Insiden
o Laporan dipersepsikan sebagai pekerjaan perawat
o Laporan sering disembunyikan / underreport, karena takut
disalahkan.
o Laporan sering terlambat
o Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya
menyalahkan (blame culture)
Insiden Keselamatan Pasien
1. Kejadian Sentinel : KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg
serius
2. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) – Adverse event : insiden yang
mengakibatkan pasien cedera
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera) – No harm incident : insiden sudah
terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cedera
4. KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) – Near miss, Close call : terjadinya
insiden yg belum sampai terpapar ke pasien ( pasien tidak cedera)
4. KPC (Kondisi Potensial Cedera) – Reportable circumstance: kondisi /
situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
Kondisi Potensi Cedera (KPC)
kondisi yang sangat
berpotensi untuk
menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi
insiden.

....
n t oh
C o

Alat defibrilator yg
standby di IGD, tetapi
kmd diketahui rusak
Kondisi
Potensial
Cedera (KPC):
suatu keadaan
yang mempunyai
potensi menimbulkan cedera
Kejadian Nyaris Cedera/KNC/Near Miss
Terjadinya insiden
yang belum sampai
terpapar ke pasien

Near miss
(Kejadian nyaris cedera=KNC):
Kejadian/situasi
yang sebenarnya dapat menimbulkan
kecelakaan, trauma atau penyakit tetapi
belum terjadi karena secara kebetulan
diketahui atau upaya pencegahan segera
dilakukan
Kejadian Tidak Cedera/KTC

insiden yang sudah


terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul
cedera
h. ...
n t o
Co
Insiden kesalahan posisi pemeriksaan
Insiden kesalahan memberikan hasil
pemeriksaan
Kejadian Tidak Diharapkan/KTD/Adverse Event

Insiden yg mengakibatkan cedera yg


tidak diharapkan pada pasien.
 karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil
suatu tindakan yg seharusnya
diambil (omission) dan bukan
karena underlying disease/kondisi
pasien.
 tahap diagnostic  kesalahan atau keterlambatan
diagnose
 tahap pengobatan :prosedur pengobatan, pelaksanaan
terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan
merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak
 kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system
yang lain.
Kejadian Sentinel

Suatu KTD yang mengakibatkan


kematian atau cedera yang
serius; biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak
diharapkan atau tidak dapat
diterima (operasi pada bagian
tubuh yang salah, amputasi
pada kaki yang salah dll)

... .
n t oh
Co
ANALISIS MATRIKS
GRADING

571
ALUR
1 : Lengkapi laporan ditempat Kejadian
INVESTIGASI
INSIDEN Reporting
2 : Ka Bgn membuat Grading Awal

3a Low 3b Moderate 3c High 3d Extreme


Ka Bgn / Unit
4a 4b Tim
Investigasi Investigasi 4c
Sederhana Sederhana Investigasi Investigasi
1 minggu 2 minggu Komprehensif / AAM & Analisa
(RCA)
Max : 45 hari (1,5 bln)
5 Tim Keselamatan Pasien RS
•Menganalisa Grading / Regrading REDESIGN
SYSTEM

6 Membuat Materi Lap Berkala Feedback bulanan ke Unit


untuk Ke Komite terkait
Pembelajaran Medik (Insiden yg sdh diupdate untuk
membuat Trend Analisis

Semua unit pelayanan / Instalasi


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan
pasien:
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
(just culture)
1

2. Pimpin dan dukung staf untuk


menerapkan keselamatan pasien:
Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien
3. Integrasikan kegiatan-kegiatan manajemen risiko:
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan
risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal
yang potensial bermasalah
4. Bakukan sistem pelaporan insiden:
Pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden
5. Pemberdayaan dan komunikasi dengan
pasien:
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien: Dorong staf untuk melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul
7. Untuk Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien:Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian/masalah umelakukan perubahan sistem
pelayanan
Bila Keselamatan Pasien tidak
dijadikan “Sahabat” Rumah Sakit, cepat
atau lambat dia akan berbalik
menjadi “Musuh” Rumah Sakit.
(Nico A.Lumenta, 2008)

Anda mungkin juga menyukai