Anda di halaman 1dari 8

Pemikiran Pendidikan Prof.

Zamakhsyari Dhofir

Kelompok 13
Muhammad Lazimi Fikri N (2119359)
Anis Fitria (2119361)

Institut Agama Islam Negeri Pekalongan


Biografi singkat Prof. Zamakhsyari Dhofir

Zamakhsyari Dhofier, lahir di Salatiga, 25 Juli


1941, adalah Rektor Universitas Sains Al-
Qur`an di Wonosobo (Jawa Tengh). Setelah
menamatkan pendidikannya dari Perguruan
Tinggi Publisistik (1971), dia melanjutkan
studinya dalam bidang Sosiologi dan
Antropologi Sosial di Australian National
University, di mana dia meraih gelar MA
(1976) dan Ph.D (1980).
Karya karya

Beberapa tulisan prof. zamakhsyari dhofir


pernah dimuat dalam jurnal Prisma (LP3ES) dan
majalah Indonesia terbitan Council University.
Tulisannya mengenai pesantren dimuat dalam
bunga rampai Indonesia: Australian
Prespevtive yang diterbitkan oleh Research
School of Pacific Studies (1980). Pada tahun
2011 beliau menerbitkan buku dengan judul “
Tradisi Pesantren”
Pandangan tentang pesantren

Tradisi pesantren merupakan kerangka sistem pendidikan Islam


tradisional di indonesia. Para sarjana seperti Van den Berg, S.
Houronjo dan Geertz yang sudah mengakui adanya pengaruh kuat
dari pesantren dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial,
kultural, politik dan keagamaan orang-rang indonesia.
Keberadaannya mengalami pasangsurut dari masa ke masa,
mengharuskan bertransformasi
03 dengan dunia luar meski di satu sisi
harus mempertahankan tradisi kuat dalam pesantren sendiri. Tentu hal
ini merupakan upaya lembaga pendidikan yang sudah lebih ratusan
tahun bisa eksis sesuai tuntutan zaman.
Pandangan tentang pesantren

Tradisi keilmuan pesantren dengan sejumlah perangkatnya,


memberikan nuansa berbeda dengan tradisi di luar
pesantren. Tradisi keilmuan yang kuat dalam pesantren
memberikan bekal pada santri kelak setelah dinyatakan
lulus memiliki kemampuan dalam menguasai kitab kuning
(klasik), kemudian mendapat ijazah dari seorang kyai,
03
untuk mengamalkan ilmunya di tengah-tengah masyarakat
Pandangan tentang pesantren

Tradisi akademik pesantren yang dimaksud di sini adalah


pengetahuan syari‟ah yang menjadi bahan pelajaran di
pesantren. Menurut Nurcholish Madjid ada empat
pengetahuan yaitu Fiqh, Tasawwuf, Tauhid, dan Ilmu Nahwu-
Sharraf, Sedang prof. Zamakhsyari Dhofier memberikan
pandangan melengkapi pandangan di atas yakni ada delapan
pengetahuan 03 pesantren, yaitu nahwu dan sharaf, fiqh, ushul

fiqh, hadits, tafsir, tauhid, tasawwuf dan etika, serta cabang


ilmu lainnya seperti tarikh dan balaghah.
Elemen-Elemen Sebuah Pesantren

Pelaku
• Kyai, ustadz, pengurus, santri
Sarana perangkat keras
• Masjid, asrama, madrasah, perpustakaan,
dll
Sarana perangkat lunak
• Al qur’an, kitab kuning, buku ilmu
pengetahuan, dll
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai