RESILIENCE
Oleh: Dr. Sriyono, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
Apa itu resilience / ketangguhan ?
(NPSRB, 2014)
Community Resilience dengan
Kesiapsiagaan Bencana
• Pengembangan community resilience bermanfaat bagi perencanaan
kesiapsiagaan bencana dengan anggota masyarakat lainnya
• Community resilience memperluas pendekatan yang mendorong tindakan yang
membangun kesiapsiagaan
• Serta mempromosikan sistem masyarakat yang kuat dan mengatasi banyak
faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan
(NPSRB, 2014)
Komponen dari Community Resilience
Baik Community ataupun Individual Resilience, mempunyai beberapa
komponen sebagai berikut :
Rapidity (kecepatan untuk pulih): kapasitas untuk menentukan prioritas dan mencapai
tujuan secara tepat waktu untuk mengatasi kerugian, memulihkan fungsionalitas, dan
menghindari gangguan di masa mendatang. (Bruneau & Reinhorn, 2006)
3 Aspek Community Disaster Resilience terkait Kesehatan Masyarakat :
2. Pulih dari insiden dan mengembalikan tingkat kesehatan serta fungsi sosial
setidaknya hampir sama sebelum kejadian darurat / bencana
(Winser, 2004)
PAR (Pressure and Release) Model R=HxV
◎ R (Risk / Risiko)
Prosentase kemungkinan bahaya, atau perkiraan kerugian (Kematian, cidera, properti,
mata pencaharian, gangguan ekonomi atau kerusakan lingkungan) yang dihasilkan
dari interaksi antara bahaya oleh alam atau manusia dan kondisi kerentanan.
◎ H (Hazard / Bahaya)
peristiwa fisik, fenomena, atau aktivitas manusia yang berpotensi merusak hingga
menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera, kerusakan infrastruktur, gangguan sosial
dan eknomi, serta degradasi lingkungan.
Setiap bahaya mempunyai karaktersitik lokasi, intensitas, frekuensi dan probabilitas
◎ V (Vulnerability / Kerentanan)
Kondisi yang ditentukan oleh faktor fisik, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Hal
tersebut meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap dampak bahaya.
Lever (Tuas) dalam membangun Community
Resilience
• Quality dan Efficiency merupakan tuas berkelanjutan yang melewati semua tuas
dan komponen inti community resilience
(NIST, 2016)
6 proses langkah tersebut membantu masyarakat
untuk memikirkan serta merencanakan kebutuhan
akan sosial ekonomi, risiko bahaya/bencana, dan
pemulihan lingkungan binaan dengan :
Sistem keseharian yang kuat yang dimanfaatkan dengan baik dapat mendukung
ketahanan kesehatan selama bencana dan keadaan darurat.
2
Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan sejalan dengan
kesiapsiagaan bencana
Tingkat kesehatan jiwa-raga dan kesejahteraan yang optimal dalam populasi akan
memfasilitasi masyarakat dalam pemulihan yang cepat (rapid)
Strategi untuk Membangun Community Resilience (Cont.)
Terdapat beberapa pertimbangan yang diadaptasi dari National Preparedness and
Response Science Board’s Community Health Resilience Recommendations (NPRSB):
3
Memperluas komunikasi-koordinasi dan kolaborasi
4
Libatkan individu yang berisiko dan program-progam yang dapat
mendukung
Melibatkan individu rentan untuk berperan aktif dalam melindungi kesehatan dan
membantu memperkuat Community Resilience secara keseluruhan. Membantu
program yang melayani individu rentan untuk mengembangkan kesiapsiagaan
bencana dan pemulihan yang berkelanjutan.
Strategi untuk Membangun Community Resilience (Cont.)
Terdapat beberapa pertimbangan yang diadaptasi dari National Preparedness and
Response Science Board’s Community Health Resilience Recommendations (NPRSB):
5
Membangun keterhubungan sosial
(NPSRB, 2014)
Elemen Inti dari Disaster
Resilience
NEXT
Context : Ketahanan (resilience) yang sedang dibangun. Seperti
4
kelompok sosial, sistem ekonomi-sosial-politik, dalam konteks
lingkungan atau institusi.
(DFID, 2011)