Anda di halaman 1dari 26

COMMUNITY

RESILIENCE
Oleh: Dr. Sriyono, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
Apa itu resilience / ketangguhan ?

Resilience adalah proses beradaptasi dengan baik dalam menghadapi


kesulitan, trauma, tragedi, ancaman, atau sumber stres yang
signifikan lainnya. Resilience adalah kemampuan untuk bangkit
kembali (Merriam-Webster, 2021)

Resilience Individu, merupakan sarana untuk memahami kapasitas


adaptif yang memungkinkan individu untuk terus berfungsi secara
efektif dan menunjukkan nilai positif dalam menghadapi kesulitan
(Castleden, 2011)

Lalu, Community Resilience


COMMUNITY RESILIENCE

Community Resilience didefiniskan sebagai kemampuan berkelanjutan


suatu komunitas untuk bertahan dan pulih dari kesulitan (Mis. Pandemi
influenza, bencana alam atau oleh manusia, tekanan ekonomi).
Community resilience merupakah perubahan paradigma dalam kesiapsiagaan
darurat kesehatan masyarakat dalam menekankan penilaian kekuatan
masyarakat. Bukan sekedar untuk menggambarkan sebuah kerentanan
(vulnerabilities). (Chandra, et al. 2011)

Upaya untuk membangun atau meningkatkan potensi ketahanan dalam


masyarakat untuk mengatasi segala dampak perubahan yang ditimbulkan oleh
bencana, dinamakan Community Disaster Resilience (Akbar, 2017)
Mengapa Community Resilience penting ?
• Masyarakat semakin kompleks, begitu tantangan seperti bencana
alam maupun non-alam
• Peningkatan faktor risiko seperti perubahan iklim, globalisasi dan
peningkatan urbanisasi

• Oleh karena itu, perlunya pendekatan yang menggabungkan antara


kesiapsiagaan bencana dengan tindakan yang memperkuat
masyarakat setiap harinya
• Community resilience berfokus pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat sehari-hari
• Sehingga dampak negatif dari bencana dapat dikurangi atau
diminimalisir

(NPSRB, 2014)
Community Resilience dengan
Kesiapsiagaan Bencana
• Pengembangan community resilience bermanfaat bagi perencanaan
kesiapsiagaan bencana dengan anggota masyarakat lainnya
• Community resilience memperluas pendekatan yang mendorong tindakan yang
membangun kesiapsiagaan
• Serta mempromosikan sistem masyarakat yang kuat dan mengatasi banyak
faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan

• Kegaiatan utama kesiapsiagaan bencana, yakni kontinuitas rencana organisasi


kebencanaan, penyuluhan kebencanaan, menyusun latihan kebencanaan,
warning system
• Pendekatan community resilience membangun jalinan komunikasi sosial,
meningkatkan sistem kesehatan, kebugaran, dan sistem keseharian

(NPSRB, 2014)
Komponen dari Community Resilience
Baik Community ataupun Individual Resilience, mempunyai beberapa
komponen sebagai berikut :

Robustness (ketahanan): merupakan kekuatan atau kemampuan menahan tingkatan


tekanan atau permintaan tertentu tanpa mengalami penurunan atau kehilangan fungsi.

Redundancy (kelebihan): mampu memenuhi ketahanan jika terjadi gangguan,


degradasi, atau hilangnya fungsionalitas.

Resourcefulness (Sumber daya akal):kapasitas untuk identifikasi masalah, menetapkan


prioritas, mobilisasi sumber daya saat terjadi keadaan mengancam. Resourcefulness,
lebih lanjut dikonseptualisasikan dalam penerapan materi (fisik, teknologi dan
informasi) dan sumber daya manusia dalam proses pemulihan untuk memenuhi
prioritas yang ditetapkan dan tujuan.
Komponen dari Community Resilience
(Cont.)

Baik Community ataupun Individual Resilience, mempunyai beberapa


komponen sebagai berikut :

Rapidity (kecepatan untuk pulih): kapasitas untuk menentukan prioritas dan mencapai
tujuan secara tepat waktu untuk mengatasi kerugian, memulihkan fungsionalitas, dan
menghindari gangguan di masa mendatang. (Bruneau & Reinhorn, 2006)
3 Aspek Community Disaster Resilience terkait Kesehatan Masyarakat :

1. Mencegah, menahan, dan mitigasi terkait kesehatan mental (stres)?

2. Pulih dari insiden dan mengembalikan tingkat kesehatan serta fungsi sosial
setidaknya hampir sama sebelum kejadian darurat / bencana

3. Menggunakan pengetahuan dari masa lalu untuk memperkuat kemampuan


masyarakat dalam mencegah insiden kesehatan / bencana lainnya.

Community disaster resilience berkaitan dengan membantu masyarakat untuk pulih


Dari bencana dan untuk mempertahankan vitalitas/kekuatan sosial-ekonomi serta
Kualitas hidup anggota masyarakat

(Chandra, et al. 2011)


Konseptual Model Community Disaster Resilience

(Zhang & Zhao, 2020)



Pendekatan dalam Peningkatan
Community Disaster Resilience
◎ Pertama, perlu mengetahui apa yang membuat kita rentan
◎ Root causes (akar permasalahan)
◎ Dynamic pressures (tekanan dinamis)
◎ Unsafe conditions (kondisi tidak aman)
: PAR (Pressure and Release) Model

(Winser, 2004)
PAR (Pressure and Release) Model R=HxV
◎ R (Risk / Risiko)
Prosentase kemungkinan bahaya, atau perkiraan kerugian (Kematian, cidera, properti,
mata pencaharian, gangguan ekonomi atau kerusakan lingkungan) yang dihasilkan
dari interaksi antara bahaya oleh alam atau manusia dan kondisi kerentanan.
◎ H (Hazard / Bahaya)
peristiwa fisik, fenomena, atau aktivitas manusia yang berpotensi merusak hingga
menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera, kerusakan infrastruktur, gangguan sosial
dan eknomi, serta degradasi lingkungan.
Setiap bahaya mempunyai karaktersitik lokasi, intensitas, frekuensi dan probabilitas
◎ V (Vulnerability / Kerentanan)
Kondisi yang ditentukan oleh faktor fisik, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Hal
tersebut meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap dampak bahaya.
Lever (Tuas) dalam membangun Community
Resilience

(Chandra, et. Al, 2013)


• Lever atau tuas ditujukan untuk memperkuat lima (5) komponen inti yang berhubungan
dengan community resilience
• Bertujuan untuk meningkatkan keamanan, kesehatan, atau kesiapsiagaan di
masyarakat

• Wellness and Access berkontribusi pada pengembangan kesejahteraan sosial,


ekonomi, kesehatan fisik dan kesehatan mental masyarakat

• Spesifik pada pengalaman bencana. Education dapat digunakan dalam


meningkatkan komunikasi yang efektif. Engagement dan Self-sufficiency diperlukan
untuk membangun hubungan sosial, kemitraan/partnership dalam membantu
memastikan bahwa pemerintah dan non-pemerintah berintegrasi dan terlibat
dalam pembangunan ketahanan (resilience) serta perencanaan bencana

• Quality dan Efficiency merupakan tuas berkelanjutan yang melewati semua tuas
dan komponen inti community resilience

(Chandra, et. Al, 2013)


Perencanaan Kedepannya dalam Community
Resilience

FEMA (Federal Emergency Management Agency) menyatakan:


1. Proaktif dalam berinvestasi dan keputusan kebijakan publik
2. Berkomunikasi / berkoordinasi terkait risiko dan masyarakat
yang rentan
3. Membangun kapabilitas dan kemitraan sektor publik dan swasta
4. Melanjutkan keseharian yang normal dan pulih dengan cepat
setelah terjadi bencana atau peristiwa berbahaya
Proses Perencanaan Community Resilience

(NIST, 2016)
6 proses langkah tersebut membantu masyarakat
untuk memikirkan serta merencanakan kebutuhan
akan sosial ekonomi, risiko bahaya/bencana, dan
pemulihan lingkungan binaan dengan :

◎ Menetapkan sasaran kinerja untuk fungsi sosial


(kesehatan, pendidikan, keselamatan publik) serta
bangunan pendukung dan sistem infrastruktur –
transportasi, energi, komunikasi, air, dan
pengelolaan limbah
◎ Mengakui bahwa kebutuhan dan fungsi sosial
ekonomi masyarakat bertujuan untuk membina
lingkungan kerja/keseharian
◎ Menyediakan metode komprehensif untuk
menyelaraskan prioritas dan sumber daya
masyarakat dengan tujuan resilience / ketahanan
Strategi untuk Membangun Community Resilience
Terdapat beberapa pertimbangan yang diadaptasi dari National Preparedness and
Response Science Board’s Community Health Resilience Recommendations (NPRSB):
1
Memperkuat dan memajukan akses ke Puskesmas, RS, dan layanan sosial

Sistem keseharian yang kuat yang dimanfaatkan dengan baik dapat mendukung
ketahanan kesehatan selama bencana dan keadaan darurat.

2
Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan sejalan dengan
kesiapsiagaan bencana
Tingkat kesehatan jiwa-raga dan kesejahteraan yang optimal dalam populasi akan
memfasilitasi masyarakat dalam pemulihan yang cepat (rapid)
Strategi untuk Membangun Community Resilience (Cont.)
Terdapat beberapa pertimbangan yang diadaptasi dari National Preparedness and
Response Science Board’s Community Health Resilience Recommendations (NPRSB):

3
Memperluas komunikasi-koordinasi dan kolaborasi

Membangun jaringan yang mencakup layanan sosial, kesehatan, organisasi


kemasyarakatan, bisnis, pendidikan, dan pemangku adat/pemuka agama

4
Libatkan individu yang berisiko dan program-progam yang dapat
mendukung
Melibatkan individu rentan untuk berperan aktif dalam melindungi kesehatan dan
membantu memperkuat Community Resilience secara keseluruhan. Membantu
program yang melayani individu rentan untuk mengembangkan kesiapsiagaan
bencana dan pemulihan yang berkelanjutan.
Strategi untuk Membangun Community Resilience (Cont.)
Terdapat beberapa pertimbangan yang diadaptasi dari National Preparedness and
Response Science Board’s Community Health Resilience Recommendations (NPRSB):

5
Membangun keterhubungan sosial

Masyarakat lebih diberdayakan untuk saling membantu setelah terjadi gangguan


besar / ancaman disuatu komunitas. Membangun keterhubungan sosial dapat
menjadi tindakan kesiapsiagaan bencana / kedaruratan yang penting.

(NPSRB, 2014)
Elemen Inti dari Disaster
Resilience

Dalam pengaplikasian Community Disaster Resilience, Department for Internasional


Development (DFID) (2011) menggambarkan sebuah konseptual dalam Disaster
Resilience:

NEXT
Context : Ketahanan (resilience) yang sedang dibangun. Seperti

4
kelompok sosial, sistem ekonomi-sosial-politik, dalam konteks
lingkungan atau institusi.

Disturbance : Sebuah guncangan (Peristiwa tiba-tiba seperti


ELEMEN konflik atau bencana), dan/atau tekanan (sebuah tren
berkepanjangan: degradasi sumber daya, urbanisasi, atau
perubahan iklim). Keseluruhan itu menjadi tujuan kelompok atau
komunitas untuk bertahan.
4 Capacity to respond : Kemampuan sebuah sistem atau proses
untuk menghadapi guncangan atau stres bergantung pada
ELEMEN paparannya, sensitivitas, dan kapasitas adaptif

Cont. • Paparan : besarnya guncangan atau stress


• Sensitivitas : Sejauh mana sistem akan terpengaruh, atau
merespon guncangan/stress yang diberikan
• Kapasitas Adaptif : Seberapa baik dapat menyesuaikan diri
dengan gangguan atau kerusakan; Memanfaatkan peluang dan
mengatasi konsekuensi dari suatu transformasi (perubahan)
Reaction : Berbagai kemungkinan respon yang timbul; Bounce
back better, bounce back, recover:but worst than before, collapse

4 • Bounce back better: kapabilitas ditingkatkan, eksposur


ELEMEN dikurangi, dan sistem lebih mampu menghadapi guncangan
dan tekanan di masa depan
• Bounce back: dimana kondisi yang sudah ada sebelumnya
berlaku
Cont. • Recover, but worst than before: yang berarti kapabilitas dan
sumber daya kurang
• Collapse: mengarah pada kurangnya kapasitas dalam
menanggulangi bencana untuk menghadapi masa depan /
mendatang

(DFID, 2011)

Anda mungkin juga menyukai