MUHAMAD AZHAR
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO
OUTLINE
1. Teguran (Aanmaning)
2. Sita Eksekusi
3. Pelaksanaan Lelang
Hambatan Yuridis Dalam Pelaksanaan Eksekusi Putusan Hakim PHI
Pada Pengadilan Negeri Semarang Terkait Perselisihan PHK Yaitu
1. Tidak adanya aturan yang dapat digunakan untuk memaksa tergugat agar menghadiri panggilan penringatan
(aanmaning) yang memerintahkan tergugat untuk memenuhi membayar sejumlah uang yang disebutkan dalam Putusan
Pengadilan Hubungan Industrial sehingga Tergugat cenderung untuk tidak menghadiri panggilan peringatan
(aanmaning).
2. Sulit untuk dilakukan sita eksekusi barang-barang milik tergugat untuk dijual lelang guna memenuhi putusan
Pengadilan Hubungan Industrial yang memerintahkan tergugat membayar sejumlah uang kepada penggugat karena
sulita untuk membuktikan barang-barang yang akan disita atau dimintakan untuk disita benar-benar milik tergugat.
3. Penerapan upaya tidak langsung (indirecte middelen) yaitu pemenuhan prestasi dicapai dengan melalui tekanan
psychis kepada tergugat agar ia dengan sukarela memenuhi prestasi dalam bentuk penerapan Paksa Badan (Gijzeling)
sulit dilaksanakan karena adanya batasan minimal nilai utang sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar) rupiah yang
hampir tidak mungkin tercapai dalam Putusan Pengadilan Hubungan industrial
SOLUSI
Alternatif dalam rangka melindungi hak hak pekerja yang dapat dilakukan
agar eksekusi putusan hakim PHI pada Pengadilan Negeri Semarang terkait
perselisihan PHK dapat berjalan dengan baik. Maka dilakukan :
1. Upaya tidak langsung (indirecte middelen) yaitu pemenuhan prestasi
dicapai dengan melalui tekanan psychis kepada tergugat agar ia dengan
sukarela memenuhi prestasi dalam bentuk penerapan Paksa Badan
(Gijzeling)
2. Mengubah peraturan tentang Paksa Badan (Gijzeling) dalam produk
peraturan perndang-undangan yang benar yaitu dalam bentuk undang-
undang.
Terima Kasih