Anda di halaman 1dari 45

KERAJAAN DEMAK

Maya Mamahit
Julita Rembet
Priska Woba
Christofer Keles
Tesalonika Mambo
AWAL BERDIRINYA KERAJAAN
DEMAK 1
Sebelum menjadi sebuah kerajaan besar, Kerajaan
Demak awalnya hanya terdiri dari daerah Glogoh atau
Bintoro yang dimana masih menjadi bagian dari wilayah
Kerajaan Majapahit. Namun setelah Kerajaan Majapahit
gugur, Kerjaan Demak mulai berani untuk menampakan
eksistensinya.

Tak butuh waktu lama bagi kerajaan ini untuk menjadi


kota besar sekaligus pusat perdagangan berkat adanya
campur tangan dari Wali Songo Kerajaan Demak
sehingga juga menjadi pusat penyebaran Agama Islam di
Wilayah Jawa dan Nusantara Wilayah Timur.
KERAJAAN DEMAK 2
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah
kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa
("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya
merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian
muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari
kebesaran Majapahit.
LOKASI KERAJAAN 3
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut,
berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa
Jawa), saat ini telah menjadi bagian kota Demak di Jawa
Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di
sana dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4
(Sunan Prawoto), keraton dipindahkan ke Prawata (dibaca
"Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak
Prawata.
Sepeninggal Sunan Prawoto, Arya Penangsang
memerintah kesultanan yang sudah lemah ini dari Jipang-
Panolan (sekarang dekat Cepu). Kotaraja Demak dipindahkan
ke Jipang dan untuk priode ini dikenal dengan sebutan Demak
Jipang.
LOKASI KERAJAAN 4
TAHUN PERIODE 5

1475–1554
SISTEM PEMERINTAHAN 6

MONARKI
SILSILAH KERAJAAN DEMAK 7
RAJA / SULTAN
8
Raden Patah atau Praba atau Raden Bagus Kasan alias
Jin Bun bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan
Jimbun adalah pendiri dan sultan Demak pertama dan
memerintah tahun 1500-1518.

Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong


Semarang, ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun
tanpa nama marga di depannya, karena hanya ibunya
yang berdarah Tionghoa. Jin Bun artinya orang kuat.
Pada masa pemerintahannya Masjid Demak didirikan,
dan kemudian ia dimakamkan di sana.
Raden Patah
RAJA / SULTAN 9
Dalam tradisi Jawa, Pati Unus atau Adipati Unus atau Yat
Sun (1488–1521) adalah raja Demak kedua, yang
memerintah dari tahun 1518 hingga 1521. Ia adalah anak
sulung/menantu Raden Patah, pendiri Demak.

Menurut Tome Pires pada tahun 1513, Pati Unus berusia


25 tahun dan telah selesai menyerbu Malaka pada
serangan pertama. Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin
penyerbuan kedua ke Malaka melawan pendudukan
Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran ini, dan
digantikan oleh adik kandungnya, raja Trenggana.
Adipati Unus
RAJA / SULTAN 10

Trenggana alias Tung Ka Lo atau Pate Rodim adalah


raja Demak ketiga, yang memerintah tahun 1505-
1518, kemudian tahun 1521-1546.

Di antara kedua masa tahta tersebut, Demak


dipimpin ipar Trenggana (Pate Rodim), Pati Unus
dari Jepara. Trenggana menikah dengan putri dari
bupati Palembang Arya Damar (ayah dari Kin
San/Raden Kusen). Di bawah Trenggana, wilayah
kekuasaan Demak meluas sampai ke Jawa Timur.
Trenggana
RAJA / SULTAN 11

Tahun kepemimpinan :1546-1547

Sunan Prawata (Rd. Mukmin)


Belum terdapat info tentang Sunan Prawata
RAJA / SULTAN 12

Arya Penangsang atau Arya Jipang atau Ji Pang Kang adalah Raja
Adipati Jipang yang memerintah pada pertengahan abad ke-15.
Pengikutnya melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawoto
sebagai balas dendam karena Sunan Prawoto telah membunuh P.
Surowiyoto (Sekar), Bapak dari P. Arya Penangsang demi menaikkan
Trenggana (Bapak Sunan Prawoto) menjadi Raja Demak ke 3.

Arya Penangsang lalu menjadi raja Demak ke 5 atau Penguasa


terakhir Kerajaan Demak dan memindahkan pusat Pemerintahan nya
ke Jipang, sehingga pada masa itu dikenal dengan sebutan Demak
jipang. Namun pada tahun 1554 Arya penangsang tewas dibunuh
Arya Penangsang Pasukan pemberontak kiriman Hadiwijaya, penguasa Pajang.
KEGIATAN EKONOMI 13

Karena lokasi kerajaan yang strategis dengan diapit dua pelabuhan penting yakni pelabuhan Mataram
dan Jepara membuat Demak menjadi salah satu pusat perdagangan. Perekonomian Demak
berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara
maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini
ternyata tidak berhasil.

Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak
berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki
sumber penghasilan pertanian yang cukup besar.Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting
karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian,
kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik.
ILUSTRASI GAMBAR
KEGIATAN EKONOMI
14
SOSIAL BUDAYA 15

Demak menjadi tempat berkumpulnya para walisongo seperti Sunan Kudus, Sunan
Kalijaga, Sunan Bonang dan Sunan Muria. Para wali inilah yang mengambil peranan
penting dalam proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Bahkan tidak hanya
dalam urusan agama, para walisongo juga mendukung dan memberikan saran-saran
untuk berbagai urusan kepada Raden Fatah dalam memerintah Kerajaan Demak.

Seperti sunan Kudus yang memberikan strategi penyerangan terhadap kekuatan


Portugis dan membentuk pertahanan yang kuat di Indonesia ini. Dengan demikian
terjalin sebuah hubungan yang hangat antara rakyat dengan para ulama atau wali dan
juga Raja atau bangsawan lainnya.
ILUSTRASI GAMBAR 16

Sunan Kalijaga Sunan Muria Sunan Bonang Sunan Kudus


SOSIAL BUDAYA 17
Adapun sisa peradaban dari Kerajaan Demak yang berhubungan dengan Islam dan
sampai saat ini masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak. Masjid tersebut
merupakan lambang kebesaran kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam Indonesia di
masa lalu. Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid Agung Demak juga
memiliki keistimewan, yaitu salah satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas
pembangunan masjid yang disatukan.

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah yang mempelopori dasar-dasar
perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh
Sunan Kalijaga dalam untuk menarik minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk
Islam. Perayaan Sekaten tersebut lalu menjadi sebuah tradisi atau kebudayaan terus
menerus dipelihara sampai saat ini, terutama yang berada didaerah Cirebon, Yogyakarta
dan Surakarta.
GAMBAR
MASJID DEMAK
18
SOSIAL BUDAYA 19

Hubungan hangat ini tercipta dengan didukung adanya sebuah pesantren sebagai
pembelajaran untuk kegiatan agama dan sosial budaya. Dalam perkembangan budaya
bisa dilihat dengan peninggalan sejarah berupa Masjid agung Demak yang memiliki
beberapa unsur menarik di dalamnya. Seperti soko tatal, soko guru dan lawang
bledeg.

Sementara itu, pendopo atau serambi masjid kala itu digunakan oleh Sunan Kalijogo
untuk merancang upacara adat perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,
atau yang lebih dikenal Sekaten. Tradisi Sekaten ini menggambarkan adanya
akulturasi antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam. Hingga kini tradisi
sekaten ini masih terus dilaksanakan, yaitu di Yogyakarta dan Cirebon.
GAMBAR 20
TRADISI SEKATEN
SOSIAL BUDAYA 21
Dalam kekuasaan pemerintahan Kerajaan Demak kurang lebih yang mampu bertahan
hingga setengah abad, telah menghasilkan beberapa hal yang hingga saat ini masih bisa
dinikmati oleh masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Sultan Demak yang bernama Senopati Jimbun pernah menyusun sebuah  peraturan
perundang-undangan dalam bidang pelaksanaan hukum. Yaitu pada Kitab Selokantara. Di
dalam kitab tersebut telah dijelaskan bahwa seseorang pemuka agama yang pernah menjadi
hakim maka mendapat sebutan Kertopapatti atau Dharmayaksa.

Gelar penghulu yang dipakai pada imam di Masjid Demak ternyata didapat sejak zaman
Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari Bahasa Arab Qadli. Qadli merupakan istilah yang
dipakai untuk para imam-imam masjid.
SOSIAL BUDAYA 22
Bertambahnya bangunan benteng pertahanan militer di beberapa kota di Jawa  dan khususnya
Demak.Peranan masjid yang digunakan sebagai pusat peribadatan kerajaan Islam di Jawa serta
mengadakan hubungan dengan internasional.

Munculnya berbagai macam kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, tembang
macapat, gamelan, hikayat-hikayat Jawa dan seni pembuatan keris yang semua itu
dipopulerkan pada zaman sunan Kalijaga.

Segala kemajuan Kerajaan Demak tersebut tidak terlepas peran perkembangan agama Islam
dan membentuk sebuah pondasi kemasyarakatan Demak yang unggul. Di samping itu, peranan
walisongo juga sangat kental mewarnai segala perkembangan yang terjadi di kesultanan
Demak.
GAMBAR 23

Gamelan Topeng Keris


KEHIDUPAN POLITIK 24
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang
diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang
kertaning bumi(artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk
menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki
Wanapala dengan gelar Mangkurat

Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-
1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak.
Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Pada
tahun 1512 dan 1513, di bawah pimpinan putranya yang bernama Adipati Unus, Demak dengan
kekuatan 90 buah jung dan 12.000 tentara berusaha membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis
dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati Unus
diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).
ILUSTRASI GAMBAR 25

Prabu Kertabumi Raden Fatah


KEHIDUPAN POLITIK 26

Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati
Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia digantikan
oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521- 1546) melalui perebutan takhta
dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan
Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari
Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana berhasil
meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman.

Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan
ekspedisi melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana,
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa
Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
KEHIDUPAN POLITIK 27

Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan


Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra
Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen
(adik Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria
Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri.
Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di
Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria
Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan
Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari
Kerajaan Demak.
PERANG SAUDARA 28

Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus
yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari
Raden Patah. Persaingan ketat antara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin).
Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya
yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen.

Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada masa kekuasaan
Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah
kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak
memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon akhirnya
tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.
PERANG SAUDARA 29
Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan
menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga
perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan
pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang
terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk
membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan
kekuasaan.

Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja
Demak yang berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak,
anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya
Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak
sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya
Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng.
PERANG SAUDARA 30
Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar.
Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini.

Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat,
sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat
membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan mendapatkan aku
dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat.

Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran
Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan.
Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng Panjawi mendapatkan
hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.
KEHIDUPAN AGAMA 31

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-
tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Keadaan sosial di Demak tidak jauh
berbeda dengan masa berkuasanya Majapahit. Perbedaan yang mencolok terdapat
pada penggunaan aturan-aturan dan hukum yang cocok dengan ajaran Islam,
sehingga berasa lebih tertib dan teratur. Demak adalah pusat penyebaran agama
Islam di Nusantara.

Lahirnya wali-wali di Demak membuat lebih cepat proses penyebaran agama


Islam bahkan sampai ke pelosok.  Mendirikan pesantren adalah cara penyebaran
agama Islam yang efektif. Hitu yang berasal dari Ternate, pernah belajar di
pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Setelah selesai belajar, dia
menyebarkan agama Islam di Ternate.
ILUSTRASI GAMBAR 32

Sunan Giri
KEHIDUPAN AGAMA 33

Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-
tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Keadaan sosial di Demak tidak jauh berbeda
dengan masa berkuasanya Majapahit. Perbedaan yang mencolok terdapat pada
penggunaan aturan-aturan dan hukum yang cocok dengan ajaran Islam, sehingga berasa
lebih tertib dan teratur. Demak adalah pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.

Lahirnya wali-wali di Demak membuat lebih cepat proses penyebaran agama Islam
bahkan sampai ke pelosok.  Mendirikan pesantren adalah cara penyebaran agama Islam
yang efektif. Hitu yang berasal dari Ternate, pernah belajar di pesantren yang didirikan
oleh Sunan Giri. Setelah selesai belajar, dia menyebarkan agama Islam di Ternate.
SENI DAN ARSITEKTUR 34

1. Masjid Agung Demak

Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah


Masjid Agung Demak. Bangunan yang didirikan oleh Walisongo
pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh hingga saat ini meski
sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi
salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah
menjadi pusat pengajaran dan penyebaran Islam di Jawa. Jika
Anda tertarik untuk melihat keunikan arsitektur dan nilai-nilai
filosofisnya , datanglah ke masjid ini. Letaknya berada di Desa
Kauman, Demak – Jawa Tengah.
SENI DAN ARSITEKTUR 35

2. Pintu Bledek

Dalam bahasa Indonesia, Bledek berarti petir, oleh karena itu,


pintu bledek bisa diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat
oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama
dari Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar,
pintu ini dinamai pintu bledek tak lain karena Ki Ageng Selo
memang membuatnya dari petir yang menyambar. Saat ini,
pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid.
Pintu bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua.
Ia menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan kini
disimpan di dalam Masjid Agung Demak.
SENI DAN ARSITEKTUR 36

3. Soko Tatal dan Soko GuruSoko

Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi


sebagai penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada
4 buah soko guru yang digunakan masjid ini, dan berdasarkan
cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan
Kalijaga. Sang Sunan mendapat tugas untuk membuat semua tiang
tersebut sendiri, hanya saja saat ia baru membuat 3 buah tiang
setelah masjid siap berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa
kemudian menyambungkan semua tatal atau potongan-potongan
kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan spiritualnya
dan mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat
dari tatal.
SENI DAN ARSITEKTUR 37

4. Dampar Kencana

Dampar kencana adalah singgasana para Sultan


yang kemudian dialih fungsikan sebagai
mimbar khutbah di Masjid Agung Demak.
Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini
hingga kini masih terawat rapi di dalam tempat
penyimpanannya di Masjid Demak.
SENI DAN ARSITEKTUR 38

5. Piring Campa

Piring Camapa adalah piring pemberian


seorang putri dari Campa yang tak lain adalah
ibu dari Raden Patah. Piring ini jumlahnya ada
65 buah. Sebagian dipasang sebagai hiasan di
dinding masjid, sedangkan sebagian lain
dipasang di tempat imam.
MASA KEMUNDURAN 39

Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para
calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya. Para calon
pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya
Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono yang
dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak.

Arya penangsang dengan dukungan dari  gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta
Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian
ayahnya.
ILUSTRASI GAMBAR 40

Sultan Treggono
MASA KEMUNDURAN 41

Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati
Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk
melawan Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu
Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat
membuuh Arya Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.

Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa
gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh
dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan
kesatuan dan persatuan.
MASA KEEMASAN 42

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau
Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan
ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan
pelabuhan dan pedalaman di nusantara.

Di bawah Pimpinan Pati Unus( Pangeran sabrang Lor )


Demak di bawah Pati Unus adalah Demak yang berwawasan nusantara. Visi besarnya
adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada masa
kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di Malaka.
Kemudian beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis
di Malaka.
MASA KEEMASAN 43
Di bawah Pimpinan Sultan Trenggana
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak
mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta
menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529),
Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung
timur pulau Jawa (1527, 1546).

Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan
kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak waktu itu adalah
Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Sementara
Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk menundukkan
Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan
mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam
penaklukan Majapahit sebelum pindah ke Kudus.
THANK YOU
FOR YOUR ATTENTION 

Anda mungkin juga menyukai