Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN RESIKO K3

DIDALAM & DILUAR GEDUNG


• Suatu keadaan yang menunjukan kondisi yang aman atau
selamat dari risiko penderitaan, kerusakan atau kerugian
di tempat kerja

PENGERTIAN K3
• manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko
serta pengembangan strategi pengeloalaannya.

• manajemen sebagai suatau ilmu perilaku yang mencakup


aspek sosial dan spiritual yang tidak terlepas dari tanggung
jawab keselamatan dan pengambilan keputusan dan organisasi
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja

PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO


K3
 keselamatan dan kecelakaan kerja harus mencakup
kenyataan bahwa baik perencanaan maupun
keputusan-keputusan manajerial dan organisasi
lingkungan kerjanya.

Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada


dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
kecelakaan.

AZAS K3
1. halaman yang ada dalam batas pagar RS (bangunan fisik
dan kelengkapannya ) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan RS.
2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang
jelas, orang atau binatang peliharaan keluar masuk
dengan bebas
3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika
berlokasi di daerah rawan banjir harus menyediakan
fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
4. tidak becek, atau tidak terdapat genangan air, dan
dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup,
tersedia lubang penerima air masuk dan disesuiakan
dengan luas halaman

FAKTOR RESIKO K3 DILUAR GEDUNG


5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan
bangunan RS harus dilengkapi penerangan yg tdak menyilaukan
6. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan.
tembok dan meninggikan tanah (bukit buatan) yang
berfungsi untuk penyekatan/ penyerapan bising
7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum
untuk terjadinya infeksi silang,
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup
dan terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan
instalasi pengolahan air limbah.

Lanjutan…..
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan
dengan luas lahan keseluruhan, sehingga tesedia tempat
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-
tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus
disediakan tempat sampah, keadaan bersih dan tersedia
fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga tidak
memungkinkan sebagai tempat berenang binatang
pengganggu lainnya

Lanjutan…
11. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan:
• Jalur pejalan kaki :lebar, tidak licin, mengakomodasi
penyandang cacat, memiliki rambu atau marka yang jelas,
bebas penghalang dan memiliki rel pemandu
• drainase baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi
tidur),marka jalan jelas, memiliki tanda petunjuk tinggi atau
lebar maksimum, memungkinkan titik perlintasan dan
parkir, menyediakan penyebrangan bagi pejalan kaki

 Polutan : limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke


tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam
komunitas masyarakat
 Limbah terkendali : limbah rumah tangga, limbah industri,
limbah usaha komersial
 Limbah khusus : limbah terkendali yang berbahaya
sehingga membutuhkan prosedur pembuangan khusus
 Dapat menyala/mudah menyala
 Iritan
 Berbahaya
 Beracun
 Karsinogenik
 Korosif
 Produk obat-obatan yang hanya diresepkan

Kriteria limbah berbahaya


Identifikasi resiko
 Identifikasi resiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mendeskripsikan resiko. Identifikasi resiko terbagi menjadi:
proaktif dan reaktif.
 Identifikasi risiko proaktif adalah kegiatan identifikasi yang
dilakukan dengan cara proaktif mencari risiko .

•Metode yang dapat dilakukan diantaranya: pendapat ahli,


•belajar dari pengalaman rumah sakit lain, survey.

Proses manajemen resiko


 Identifikasi risiko reaktif adalah kegiatan identifikasi
yang dilakukan setelah risiko muncul dan
bermanifestasi dalam internal RS
 Dilakukan melalui pelaporan insiden.
 Bagi rumah sakit, cara paling mudah dan terstruktur
untuk melakukan identifikasi adalah lewat setiap
unit. Setiap unit diminta untuk mengidentifikasi
risikonya masing-masing.
 Analisa Risiko
 Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat
risiko dan menentukan peringkat risiko. Analisa risiko
dilakukan dengan
 dampak ini paling mudah jika dilakukan dengan cara
kuantitatif.
•Evaluasi Risiko
•Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara
perencanaan dan implementasi

•menentukan apakah risiko dan/atau besarnya dapat


diterima atau ditoleransi. Dengan evaluasi risiko ini,
setiap risiko dikelola oleh orang yang bertanggung
jawab
 Penanganan Risiko
 Bentuk-bentuk penanganan risiko diantaranya:
Menghindari risiko dengan memutuskan untuk
tidak memulai atau melanjutkan aktivitas yang
menimbulkan
Mengambil atau meningkatkan risiko untuk
mendapat peluang (lebih baik, lebih
menguntungkan);
Menghilangkan sumber risiko;
Mengubah kemungkinan; .
Mengubah konsekuensi;
• Pengawasan dan tinjauan memang merupakan
kegiatan yang umum dilakukan oleh organisasi
manapun.
• memungkinkan suatu organisasi memahami profil
resiko secara menyeluruh, ini merupakan sebuah
tempat penyimpanan untuk semua informasi resiko

Anda mungkin juga menyukai