Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 5

1. Anita Agustia Putri


2. Cintha Margaretha
3. Vinia Yulita

DOSEN PEMBIMBING :
Rika Khairunnisya.,Ss.siT. M.Kes
Gagal Ginjal Akut (GGA)

A.Definisi
Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah penurunan
fungsi ginjal mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Akibat
penurunan fungsi ginjal terjadi peningkatan
metabolit persenyawaan nitrogen seperti
ureum dan kreatinin, serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang
seharusnya dikeluarkan oleh ginjal. Kriteria
diagnosis GGA yaitu terjadinya peningkatan
kadar kreatinin darah secara progresif 0,5
mg/dL per hari. Peningkatan kadar ureum
darah adalah sekitar 10-20 mg/dL per hari,
kecuali bila terjadi keadaan hiperkatabolisme
dapat mencapai 100 mg/dL per hari.
B.       Manifestasi klinik
Gejala klinis yang berhubungan dengan GGA
adalah: pucat (anemia), oliguria, edema,
hipertensi, muntah, letargi, dan pernapasan
Kussmaul karena terjadi asidosis metabolik.
Pada kasus yang datang terlambat gejala
komplikasi GGA ditemukan  lebih menonjol
yaitu gejala kelebihan (overload) cairan
berupa sesak napas akibat gagal jantung
kongestif dan edema paru, aritmia jantung
akibat hiperkalemia, perdarahan
gastrointestinal berupa hematemesis dengan
atau tanpa melena akibat gastritis, kejang-
kejang dan kesadaran menurun sampai koma.
GGA dapat bersifat non-oligurik, yang sukar
dideteksi pada saat awal kalau tidak dilakukan
pemeriksaan ureum dan kreatinin darah pada
pasien yang dicurigai misalnya pada pasien
yang mendapat obat nefrotoksik
C.      Etiologi 
1.      GGA prarenal  
a.       Hipovolemia 
a)      Pendarahan
b)      Kehilangan cairan melalui GIT
seperti muntah dan diare
b.      Penurunan volume vaskular efektif
a)      Sepsis akibat vasodilatasi 
b)      Luka bakar, trauma akibat
pengumpulan cairan di ruang
ketiga
c)      Sindrom nefrotik akibat
hipoalbuminemia dan edema yang
hebat.
c.       Penurunan cardiac output
a)      Gagal jantung  
b)      Kardiomiopati
c)      Pasca bedah jantung
2.      GGA renal / intrinsik 
a.       Kelainan vaskular intrarenal 
a)      Sindrom hemolitik uremik (trias
anemia hemolitik mikroangiopati,
trombositopenia, gagal ginjal akut) 
b)      Trombosis arteri/vena renalis 
c)      Vaskulitis misalnya pada poliarteritis
nodosa, purpura Schonlein Henoch Pupura
Henoch Schonlein adalah vaskulitis sistemik
pembuluh darah kecil akibat reaksi imunologis,
yang secara primer menyerang kulit, saluran
cerna, sendi, & ginjal. b.
b.      Glomerulonefritis  
a)      Pasca streptokokus 
b)      GN kresentik:  idiopatik dan sindrom
Goodpasture.
c.       Nefritis interstisial 
a)      Obat 
b)      Infeksi 
c)      Pielonefritis 
d.      Kerusakan tubulus 
a)      Nekrosis tubular akut
-          Tipe iskemik: GGA prarenal yang
berlangsung lama          
-          Tipe nefrotoksik: obat aminoglikosida,
hemoglobinuria, mioglobinuria 
e.       Anomali Kongenital ginjal
a)      Agenesis ginjal
b)      Ginjal polikistik
c)      Ginjal hipoplastik - displastik 

3.      GGA pascarenal (uropati


obstruktif) 
a.       Kelainan kongenital
a)      Katup uretra posterior
b)      Obstruksi ureter bilateral pada
hubungan ureterovesika 
b.      Didapat 
a)      Batu atau bekuan darah bilateral
b)      Kristal asam jengkol
c)      Asam urat      
c.       Tumor
D.      Patofisiologi 
1.      GGA prarenal 
Oleh karena berbagai sebab prarenal,
volume sirkulasi darah total atau efektif
menurun, curah jantung menurun, dengan
akibat aliran darah ke korteks ginjal menurun
dan laju filtrasi glomerulus (LFG) menurun.
Tetapi fungsi reabsorbsi tubulus terhadap air
dan garam terus berlangsung. Oleh karena
itu pada GGA prarenal ditemukan hasil
pemeriksaan osmolalitas urin yang tinggi
>300 mOsm/kg dan konsentrasi natrium urin
yang rendah <20 mmol/L serta fraksi ekskresi
natrium (FENa) yang rendah (<1%).
Sebaliknya bila telah terjadi nekrosis tubulus
(GGA renal) maka daya reabsorbsi tubulus
tidak berfungsi lagi. Ditemukan kadar
osmolalitas urin yang rendah <300 mOsm/kg
sedangkan kadar natrium urin tinggi >20
mmol/L dan FENa urin juga tinggi (>1%).
2. GGA renal  
Berdasarkan etiologi penyakit,
penyebab GGA renal dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok: kelainan
vaskular, glomerulus, tubulus,
interstisial, dan anomali kongenital.
Tubulus ginjal yang merupakan tempat
utama penggunaan energi pada ginjal,
mudah mengalami kerusakan bila
terjadi iskemia atau oleh obat
nefrotoksik oleh karena itu kelainan
tubulus berupa nekrosis tubular akut
adalah penyebab tersering dari GGA
renal. 
3.      GGA pascarenal  
Obstruksi aliran urin dapat bersifat kongenital
atau didapat. Istilah obstruksi pascarenal
adalah obstruksi yang terjadi distal dari
nefron. GGA pascarenal terjadi ketika
obstruksi melibatkan kedua ginjal atau satu
ginjal pada orang dengan satu ginjal. Kelainan
kongenital yang paling sering menyebabkan
GGA pascarenal adalah katup uretra
posterior. Di Indonesia GGA pascarenal
didapat biasanya adalah akibat dari kristal-
kristal jengkol (intoksikasi jengkol). Mirip
dengan GGA prarenal, kerusakan parenkim
ginjal dapat minimal, dan tergantung dari
lamanya obstruksi berlangsung serta sifat
kepenuhan obstruksi. GGA pascarenal
biasanya reversibel apabila dikenali dan
dikoreksi secara dini.
4. GGA pada Gagal Ginjal Kronik
(GGK)
Salah satu yang harus dicari dan
disingkirkan dalam menghadapi pasien
GGA adalah apakah pasien tidak
menderita GGA pada GGK atau bahkan
suatu gagal ginjal terminal. GGA pada
GGK terjadi apabila pasien GGK
mengalami diare akut dengan
dehidrasi, infeksi saluran kemih,
obstruksi saluran kemih. Untuk mencari
kedua kemungkinan tersebut maka
perlu ditanyakan riwayat dan gejala
penyakit gagal ginjal kronik
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari gagal
ginjal akut di antaranya gagal ginjal kronik,
infeksi, dan sindrom uremia. Untuk gagal
ginjal kronik, terapi sesuai tatalaksana GGK
pada umumnya, bila sudah parah
dilakukan dialisis dan transplantasi ginjal.
Komplikasi infeksi sering merupakan
penyabab kematian pada GGA, dan harus
segera diberantas dengan antibiotika yang
adekuat. Bila LFG menurun 5-10% dari
keadaan normal dan terus mendekati nol,
maka pasien akan menderita sindrom
uremik, yaitu suatu kompleks gejala yang
terjadi akibat atau berkaitan dengan
retensi metabolit nitrogen karena gagal
ginjal. Sindrom uremia ditangani secara
simtomatik.
F.       Pemeriksaan penunjang
1.      Darah : ureum, kreatinin,
elektrolit, serta osmolaritas. 
2.      Urin : ureum, kreatinin, elektrolit,
osmolaritas, dan berat jenis. 
3.      Kenaikan sisa metabolisme
proteinureum kreatinin dan asam urat. 
4.      Gangguan keseimbangan asam
basa : asidosis metabolik. 
5.      Gangguan keseimbangan
elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia
atau hiponatremia, hipokalsemia dan
hiperfosfatemia. 

Anda mungkin juga menyukai