Anda di halaman 1dari 26

ADIKSI CANABIS

Pembimbing :
Dr. Taufik Hidayanto, Sp.KJ
Evan Dionesia Gravianto G4A018018
Titis Pudyatika Destya A G4A018021 Esa Fitriani Azizah G4A018030
Dyah Ayu Anastasya P G4A018023 Masvira Lailiyah Miftah G4A018036
Fajar Budi Pratomo G4A018025 Oktafiana Nur Fitriyah G4A018041
Auzan Qostholani A G4A018027 Farah Nurfadhilah G4A018077

SMF ILMU PENYAKIT KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN PURWOKERTO
2020
Pendahuluan
Terdapat ↑ jumlah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) dari tahun ketahun.

NAPZA dapat berasal dari


tumbuhan (alami), sintetis, dan
semi sintetis.
NAPZA didefinisikan sebagai setiap bahan
kimia/zat yang bila masuk ke dalam tubuh
akan mempengaruhi fungsi tubuh secara
fisik dan psikologis.
Di Indonesia
Napza  Gejala Psikotik ?
2-3 Juta orang pernah
menghisap ganja.
Pengguna pemula kalangan
anak usia muda ↑ 4-5 tahun
terakhir.
Prevalensi penyalahgunaan
Narkoba 2% (4.2 jt) dari usia
10-59 tahun.
(Husin & Siste, 2013; BNN, 2015)
Profil Ganja (Cannabis)
Ganja
Cannabis sativa
(Cannabis)

• Ganja, umumnya mengacu kepada pucuk daun, bunga


dan batang tanaman yang dipotong, dikeringkan,
dicacah dalam bentuk rokok.
• Nama lain  Marijuana, grass, weed, pot, tea, Mary
jane dan produknya hemp, hashish, charas, bhang,
ganja, dagga, dan sinsemilla.

• Merupakan tanaman semusim, tinggi ± 2 m, daun menjari, bunga jantan dan betina, hanya
tumbuh di pegunungan tropis, elevasi diatas 1.000 mdpl.
• 3 Jenis ganja  C. sativa, C. indica, C. ruderalis, dengan kadar tetrahidrokarabinol (THC)
berbeda
• Kandungan THC pada charas dan hashish 7-8% maks 14%, Ganja dan Sinsemilla 4-5%,
Bhang 1%, Minyak hashish (penyulingan) 15-70%.

(Camellia, 2010 ; BNN, 2015)


 Kegunaan  pengobatan, ritual atau rekreasional
 Senyawa ganja menghasilkan konsekuensi merugikan  Cannabinoids
 Konsentrasi tertinggi kannabinoid psikoaktif ada di puncak bunga jantan
maupun betina.
 Kannabinoid berasal dari 3 sumber :
a) Fitocannabinoid  senyawa kannabinoid diproduksi oleh C. sativa dan C.
Indica
b) Endocannabinoid  neurotransmitter, diproduksi otak/ jaringan perifer, bekerja
pada reseptor kannabinoid
c) Kannabinoid sintetis (lab)  analog fitocannabinoid atau endocannabinoid,
bekerja dengan mekanisme biologis serupa
 Secara global, Ganja merupakan jenis narkotika yang paling banyak digunakan.
Menurut WHO, sekitar 25% (147 juta) populasi orang dewasa di seluruh dunia
menggunakan ganja untuk alasan rekreasi atau lainnya.

(Madras, 2015 ; Szaflarski & Bebin, 2014)


Dampak Ganja

Dampak Fisik Dampak Mental

• Peningkatan risiko kanker • Dosis rendah menghasilkan rasa


paru, hambatan jalan nafas, nyaman, relaksasi, kehilangan
hiperinflasi paru, bronkitis kesadaran sementara, sulit
membedakan masa lalu dengan
kronis, infeksi saluran nafas,
saat ini, memperlambat proses
dan pneumonia (Volkow et al, 2014) berpikir, penurunan ingatan jangka
• Peningkatan risiko infark pendek (Stahl, 2013).
miokard, stroke, dan serangan • Dosis tinggi  gangguan bipolar,
iskemik transien selama bunuh diri, depresi, cemas, panik,
intoksikasi ganja (Volkow et al, delirium, dan psikosis (Halla &
2014) Degenhardt, 2014).
Con’t
Saluran Pernafasan Vaskular
• radang pada saluran nafas Penggunaan ganja juga
yang besar, dikaitkan dengan kondisi
• peningkatan hambatan vaskular yang meningkatkan
jalan nafas, risiko infark miokard, stroke,
• hiperinflasi paru, dan serangan iskemik
• bronkitis kronis
transien selama intoksikasi
ganja.
• peningkatan tingkat infeksi
pernafasan dan pneumonia
(Volkow, et al., 2014).
Con’t
Fungsi Kognitif Kesehatan Mental
• gangguan bipolar
• defisit dalam
• bunuh diri
pembelajaran verbal • depresi,
• penurunan daya • kecemasan
ingat (memori) dan • psikotik (Halla &
perhatian Degenhardt, 2014).

Dosis intoksikasi biasa rasa nyaman, relaksasi, rasa keramahan,


kehilangan kesadaran sementara, termasuk sulit membedakan masa lalu
dengan saat ini, memperlambat proses berpikir, penurunan ingatan jangka
pendek.
Dosis tinggi panik, delirium toksik, dan psikosis
Efek Ganja

(Volkow, N. D, 2014)
Efek jangka pendek
• Gangguan memori jangka pendek  sulit untuk belajar dan menyimpan informasi
• Gangguan koordinasi motorik menurunnya keterampilan mengemudi 
meningkatkan risiko cedera
• Perubahan penilaian  meningkatkan risiko perilaku seksual  penularan penyakit
menular seksual
• Dalam dosis tinggi, dapat terjadi paranoia dan phycosis

Efek jangka panjang


• Kecanduan (sekitar 9% pengguna secara keseluruhan)
• Hambatan perkembangan otak
• Outcome pendidikan yang buruk
• Meningkatkan risiko bronkitis kronis, kanker paru, kanker lidah dan kanker laring
• Peningkatan risiko gangguan phychosis kronis (termasuk skizofrenia)
Neurofarmakologi Ganja
 Efek farmakologis  penggunaan 2-22 mg
 THC larut dalam lemak dan cepat diabsorbsi setelah inhalasi  >60 zat metabolit
 Efek kardiovaskular dan sistem saraf pusat (SSP)  <1 menit setelah inhalasi
Gangguan Psikotik
Akibat Ganja
Gangguan Psikotik Akibat Ganja

• Psikotik merupakan gangguan jiwa dengan tanda tidak mampu


menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham
atau perilaku kacau/aneh.

• Ada dua reseptor kannabinoid, CB1 (di otak, digabungkan melalui


protein G dan dimodulasi Adenylate Siklase dan saluran ion) dan CB2
(terutama dalam sistem kekebalan tubuh). Aktivasi mereka
menghambat pelepasan neurotransmiter lain seperti gamma-
aminobutyric acid (GABA) dan glutamat. Kedua reseptor tersebut
diyakini mengatur waktu dan pelepasan GABA.

• Perlu dicatat bahwa sebagian besar individu yang terpapar ganja


tidak berkembang menjadi psikosis dan kebanyakan individu dengan
gangguan psikotik mungkin tidak pernah terpapar ganja.

(Aryani, 2017).
• Kemungkinan besar, ganja dapat berkontribusi menyebabkan
psikosis pada individu yang rentan (Wilkinson, et al., 2014).

• Gangguan psikotik akibat cannabis didiagnosis dengan adanya


psikosis akibat cannabis. Gangguan psikotik cannabis jarang
terjadi; ide paranoid transien lebih sering terjadi.

• Dalam suatu studi meta-analisis menunjukkan peningkatan


simtomatologi psikotik dengan peningkatan tingkat penggunaan
ganja (Marconi et al., 2016).
Gejala Positif Gejala Negatif
• Gejala positif transien, yang secara • Delta-9-tetrahydrocannabinol juga menghasilkan
kualitatif mirip dengan gejala positif berbagai efek yang sama dengan gejala negatif
skizofrenia. skizofrenia, termasuk afek tumpul, penarikan emosional
• Gejala ini termasuk kecurigaan, diri, retardasi psikomotor, kurangnya spontanitas dan
paranoid dan waham kebesaran, berkurangnya interaksi.
disorganisasi konseptual, pemikiran • dorongan dan ambisi yang menurun "amotivasional."
yang terfragmentasi dan perubahan • gejala gangguan sosial dan pekerjaan lainnya,
persepsi. termasuk rentang perhatian yang singkat, penilaian
• Depersonalisasi,derealisasi, perubahan yang buruk, gangguan kemampuan komunikasi,
dalam persepsi sensorik dan perasaan introversi dan berkurangnya efektivitas dalam situasi
tak nyata (rokok ganja, ekstrak ganja interpersonal.
oral/THC (dosis 5-20mg), THC • Kebiasaan pribadi bisa memburuk, dan mungkin ada
intravena (kisaran dosis 0,015-0,03 kehilangan wawasan, dan bahkan perasaan
mg/kg) dan melalui saluran pernapasan depersonalisasi (Stahl, 2013).
dengan vaporizer (Radhakrishnan, et
al., 2014)).
Penurunan Kognitif

• Gangguan kognitif sementara, yang berhubungan


dengan dosis, terutama pada pembelajaran
verbal, memori jangka pendek, fungsi eksekutif,
kemampuan abstrak, pengambilan keputusan,
perhatian dan konsentrasi (Radhakrishnan, et al.,
2014).

• Penggunaan ganja akut umumnya menyebabkan


gangguan pada aspek perencanaan dan
pengambilan keputusan, misalnya kecepatan
respons, akurasi, dan latency. Beberapa
penelitian juga menemukan peningkatan risiko
dengan dosis ganja yang lebih tinggi.
Faktor yang Mempengaruhi Hubungan antara Ganja
dengan terjadinya Psikotik

Penggunaan ganja secara teratur telah dikaitkan


dengan gejala psikotik seperti pemikiran tidak
teratur (disorganized), halusinasi, dan delusi

Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa semakin


muda terpapar ganja, semakin besar risiko
terjadinya psikotik
Faktor riwayat keluarga dan genetik juga berpengaruh
terhadap terjadinya psikosis akibat ganja Secara
khusus enzim Catechol-O-methyltransferase (COMT)
dan gen AKT1 telah terlibat dalam menyebabkan
kerentanan psikosis

Riwayat Child Abuse juga menyebabkan psikosis  karena


pengalaman stres dan delta-9-tetrahydrocannabinol (THC),
mampu meningkatkan sinyal dopaminergik dalam sistem
mesolimbik, yang menghasilkan peningkatan risiko delusi dan
halusinasi
Penegakan Diagnosis
Con’t
Laboratorium

Tes Urine

Tes Darah

Tes Saliva
Tata Laksana
PRINSIP :
Abstinensia atau
01 mengurangi penggunaan
NAPZA  abstinensia
total Pengurangan frekuensi
02 dan keparahan relaps 
“craving”

Memperbaiki fungsi
03 psikologi, dan fungsi
adaptasi sosial

(Elvira, dkk, 2013)


Anti • Amitriptyline 25 mg
• Imipramine 25mg
depresan • Mianserin 10mg

Terapi Anti • Chlorpromazine 100mg

Farmakologi psikosis • Haloperidol 1-2 mg PO atau IM

04Anti • Benzodiazepin :
• Diazepam 10-30 mg
anxietas • Clobazam 3x10 mg

(Elvira, dkk, 2013)


Terapi Suportif : terapi perilaku
Cognitive behavioural therapy (CBT)
berfokus dengan mengajarkan orang
1 yang ketergantungan keahlian yang
relevan untuk dapat membuatnya
berhenti dan mencegah kekambuhan.
Motivational Enhancement Therapy (MET)
Pendekatan konseling yang membantu
individu untuk mengatasi masalah yang 2
terlibat dalam perawatan dan
menghentikan penggunaan obat.

Contingency management (CM)


3 terapi perilaku di mana sebuah perilaku
diubah dengan menerapkan “reward”
untuk setiap perubahan perilaku yang
dilakukannya (reward and reinforced).
(Caroll KM, dkk, 2012) Dengan terapi ini diharapkan terjadi
perubahan perilaku yang bersifat
sukarela
Evaluasi Penanganan

• intervensi langsung 
• monitoring ketat atas dasar rawat jalan dengan menggunakan
Abstinensia skrining obat dalam urine, yang dapat mendeteksi kanabis
selama 3 hari sampai 4 minggu setelah pemakaian.

• dapat dicapai dengan menggunakan psikoterapi


• individual
Dukungan • keluarga
• kelompok

• Pendidikan harus merupakan inti untuk program abstinensia


dan dukungan, karena pasien yang tidak mengerti alasan
Pendidikan intelektual untuk mengatasi masalah penyalahgunaan
substansi menunjukkan sedikit motivasi untuk berhenti

(Kaplan, 2010)
Kesimpulan
↑ penyalahgunaan NAPZA dari tahun
ke tahun. Ganja merupakan yang paling
01 banyak digunakan. Ganja (Cannabis)  singkatan Cannabis
Prevalensi berkisar 2,9%-4,3% per sativa.
tahun dari populasi penduduk dunia
yang berumur 15-64 tahun.
02 Istilah ganja umumnya mengacu kepada pucuk
daun, bunga dan batang dari tanaman yang
dipotong, dikeringkan dan dicacah dan
biasanya dibentuk menjadi rokok.
(Marijuana, grass, weed, pot, tea, Mary jane
dan produknya hemp, hashish, charas, bhang,
ganja, dagga dan sinsemilla)

Ganja pengaruh yang buruk kesehatan fisik & psikis


Ganja juga mempengaruhi kesehatan mental, seperti
gangguan bipolar, bunuh diri, depresi, kecemasan dan
03 psikotik.
Penanganan yang menyeluruh terhadap penyalahgunaan
Ganja akan memperbaiki gejala psikis yang ditimbulkan
akibat penggunaan yang berlebihan hingga bahkan
abstinensia penggunaan Ganja.
THANK YOU
Daftar Pustaka
BNN, 2015. Badan Narkotika Nasional. [Online] Available at:
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2012/04/02/354/ulasantentang-ganja [Accessed 13 Juni 2017].

Camellia, V., 2010. Gangguan Sehubungan Kanabis. Medan: Departemen Psikiatri FK USU.
Carroll KM, Nich C, LaPaglia DM, Peters E, Easton CJ, Petry NM.2012.Combining cognitive behavioral therapy and
contingency management to enhance their effects in treating cannabis dependence : less can be more, more or
less. Society for the study addiction.
Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto.2013.Buku Ajar Psikiatri.Edisi 2.Jakarta: Badan Penerbit FK UI
Husin, A. B. & Siste, K., 2013. Gangguan Penggunaan Zat. Dalam : Elvira, Sylvia D dan Gitayanti
Hadisukanto.2013.Buku Ajar Psikiatri.Edisi 2.Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Kaplan H I and Saddock BJ.2010. Comprehensive, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 7 th Edition. USA. William
and Wilkins
Madras, B. K., 2015. Update of Cannabis and its medical use. World Health Organization.
Szaflarski, J. P. & Bebin, E. M., 2014. Cannabis, cannabidiol, and epilepsy — From receptors to clinical response.
Epilepsy & Behavior, Volume 41
Volkow, N. D., Baler, R. D., Compton, W. M. & Weiss, S. R., 2014. Adverse Health Effects of Marijuana Use. The New
England Journal of Medicine, 370(23).
.

Anda mungkin juga menyukai