Anda di halaman 1dari 19

Askep Penyaki TBC

Oleh : Ns. Selvia Novitasari, M.Kep


 Tuberkulosis atau TB paru merupakan penyakit
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup
terutama diparu atau diberbagai organ tubuh
lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian
tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan
nodus limfe dan lainnya (Smeltzer&Bare, 2015).
 TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang dapat ditularkan ketika
seseorang penderita penyakit paru aktif
mengeluarkan organisme.Individu yang rentan
menghirup droplet dan menjadi terinfeksi.Bakteria
di transmisikan ke alveoli dan memperbanyak
diri.Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di
alveoli dan bronkopneumonia, granuloma, dan
jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015)
 Mycobacterium tuberculosis yaitu mikroorganisme
aerob obligat, fakultatif intraseluler dan non-motil.
Dinding sel tersusun dari glikolipid,
fosfolipoglikan dan bersifat tahan asam yang dapat
melindungi mikobakterium ini dari sel lisosom
yang akan memfagosit
 Menurut WHO (World Health Organization) pada
tahun 2019 sebanyak 10 juta orang penduduk
dunia menderita penyakit TB Paru dan sebanyak
1,5 juta orang (15,62%) meninggal dunia. Estimasi
angka insiden yang menderita TB Paru adalah
laki-laki 5,1 juta – 5,8 juta orang, perempuan 3
juta – 3,4 juta dan pada anak-anak 1 juta.
Sebanyak 58% kasus TB Paru yang baru berasal
dari Asia Tenggara dan Wilayah Barat Pasifik
 Tahun 2018 tercatat jumlah populasi yang menderita
TB ialah sebesar 842.000 jiwa dari sekitar 252 juta
penduduk Indonesia. Angka kematian TB Paru (Cause
specific death rate) di Indonesia adalah 41 kasus dari
100.000 penduduk. Menurut jenis kelamin kasus TB
Paru pada laki-laki 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan. Menurut kelompok umur, kasus TB
Paru terbagi pada kelompok umur 25 – 34 tahun
(20,76%), umur 45 – 54 tahun (19,57%) dan umur 35 –
44 tahun (19,24%)
 Mycobacterium tuberculosis masuk ke saluran
pernapasan melalui udara (droplet) yang
mengandung basil tuberkel dari penderita TB Paru
yang tidak menutup mulut saat bersin atau batuk.
Basil yang dapat masuk ke dalam alveolus dan
menimbulkan infeksi. Pada tahap awal sistem
imunitas tubuh akan melalui proses pengenalan
mikobakterium ini melalui APC (Antigen
Presenting Cell)
 Setelah itu, terjadilah reaksi antigen dan antibodi,
dimana sistem imun non-spesifik akan mengeluarkan
polimorfonuklear untuk fagositosis bakteri ini. Antibodi
non-spesifik juga mengeluarkan makrofag untuk
membantu proses fagositosis bakteri ini, dan
Mycobacterium tuberculosis masuk ke endosom
makrofag di alveolus. Bakteri yang masuk ini
menghambat pematangan endosom sehingga terjadi
gangguan pembentukan fagolisosom untuk proses
fagositosis yang lebih lanjut
 Program pengobatan yang dianjurkan terdiri dari dua fase.
Fase intensif dua bulan pertama dengan pemberian setiap
hari yang meliputi isoniazid (5 mg/kgBB/hari), rifampisin
(10mg/kgBB/hari), pirazinamid (25mg/kgBB/hari) dan
etambutol(15mg/kgBB/hari). Fase lanjutan diberikan
setelah fase intensif, selama 4 bulan berikutnya dengan
pemberian setiap hari yang meliputi Rifampisin
(10mg/kgBB/hari) dan isoniazid (5mg/kgBB/hari).
Perbaikan gejala akan timbul setelah 3 minggu
pengobatan dan titik stabil radiologi adalah 3 - 6 bulan
Gejala Klinis penyakit
TBC

a. Demam tinggi
b. Batuk > 3 minggu
c. Keringat malam hari
Pemeriksaan Fisik
A, suara nafas melemah
B, rhonki basah
c. Pengembangan nafas tidak simetris
Dispeneu
D, takikardi
Pembengkakan kelenjar limfe
e. pekak

Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan sputum SPS (BTA +)
b. Pemeriksaan foto thorak
c. C. tes mantuak +

Penatalaksanaan
a. Pemberia Obat OAT
 Ketika seseorang penderita TB paru batuk, bersin,
atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah
droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau
tempat lainnya. 9 Akibat terkena sinar matahari
atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei
tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke
udara dibantu dengan pergerakan angin akan
membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung
dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila
bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang
itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis
(Muttaqin Arif, 2012)
TB paru diklasifikasikan menurut
Wahid & Imam tahun 2013 yaitu
 Pembagian secara patologis 1) Tuberculosis primer
(childhood tuberculosis) 2) Tuberculosis post primer
(adult tuberculosis). b. Pembagian secara aktivitas
radiologis TB paru (koch pulmonum) aktif, non aktif
dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh) c.
Pembagian secara radiologis (luas lesi) 1) Tuberkulosis
minimal Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas
pada satu paru maupun kedua paru, tetapi jumlahnya
tidak melebihi satu lobus paru. 2) Moderately advanced
tuberculosis
 Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis (OAT)
 a. Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
 1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan
Streptomisin (S).
 2) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan Isoniazid
(INH).
 b. Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant) 1)
Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin dan Isoniazid.
 2) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin dan
Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan Pirazinamid (Z).
 c. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
 1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E), asam para-
amino salistik (PAS), dan sikloserine.
 2) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh Isoniazid dalam
keadaan telah terjadi resistensi sekunder
Asuhan keperawatan
 A. pengkajian
 B. analisa data
 C. diagnosis keperawatan
 D. intervensi keperawatan
 E. evaluasi keperawatan
 Menurut SDKI, SIKI, Silki
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai