a. Demam tinggi
b. Batuk > 3 minggu
c. Keringat malam hari
Pemeriksaan Fisik
A, suara nafas melemah
B, rhonki basah
c. Pengembangan nafas tidak simetris
Dispeneu
D, takikardi
Pembengkakan kelenjar limfe
e. pekak
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan sputum SPS (BTA +)
b. Pemeriksaan foto thorak
c. C. tes mantuak +
Penatalaksanaan
a. Pemberia Obat OAT
Ketika seseorang penderita TB paru batuk, bersin,
atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah
droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau
tempat lainnya. 9 Akibat terkena sinar matahari
atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei
tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke
udara dibantu dengan pergerakan angin akan
membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung
dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila
bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang
itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis
(Muttaqin Arif, 2012)
TB paru diklasifikasikan menurut
Wahid & Imam tahun 2013 yaitu
Pembagian secara patologis 1) Tuberculosis primer
(childhood tuberculosis) 2) Tuberculosis post primer
(adult tuberculosis). b. Pembagian secara aktivitas
radiologis TB paru (koch pulmonum) aktif, non aktif
dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh) c.
Pembagian secara radiologis (luas lesi) 1) Tuberkulosis
minimal Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas
pada satu paru maupun kedua paru, tetapi jumlahnya
tidak melebihi satu lobus paru. 2) Moderately advanced
tuberculosis
Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis (OAT)
a. Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan
Streptomisin (S).
2) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan Isoniazid
(INH).
b. Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant) 1)
Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin dan Isoniazid.
2) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin dan
Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan Pirazinamid (Z).
c. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E), asam para-
amino salistik (PAS), dan sikloserine.
2) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh Isoniazid dalam
keadaan telah terjadi resistensi sekunder
Asuhan keperawatan
A. pengkajian
B. analisa data
C. diagnosis keperawatan
D. intervensi keperawatan
E. evaluasi keperawatan
Menurut SDKI, SIKI, Silki
TERIMA KASIH