Anda di halaman 1dari 12

PENEGAKAN HUKUM HAM

DITINGKAT NASIONAL
&
INTERNASIONAL
NAMA KELOMPOK :

• WILHELMUS TIAN KRISTIAN

• NAZUARNI
• RESTY SASTIKA
• RAHMADANTI
• NURIYANTI
• RIRIN NADIA.P
• Penegakan di Tingkat Nasional (di Indonesia)
• Dalam Pasal 2 Undanga-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan
bahwa negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagian dan kecerdasan serta
keadilan. Oleh karena itu, eksistensi HAM telah mendapat pengakuan secara hukum oleh
negara Indonesia.
• Menyangkut penegakan hukum HAM di Indonesia, secara kelembagaan ada dua institusi
yang mempunyai peran yang sangat penting, yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM) dan Pengadilan HAM. Kedua institusi ini dikatakan sangat penting,
terutama jika kita kaitkan dengan masalah pelanggaran berat HAM.
• 1. KOMNAS HAM
• Komnas HAM didirikan berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 dengan tujuan untuk
membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan
perlindungan HAM. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komnas HAM melakukan sejumlah
kegiatan yang pada intinya meliputi tiga hal, yaitu: penyebarluasan wawasan HAM kepada
masyarakat Indonesia dan internasional; pengkajian berbagai instrumen HAM PBB dalam
rangka aksesi/ratifikasi; pemantauan dan penyelidikan pelaksanaan HAM.
• 2. PENGADILAN HAM
• Pengadilan HAM dibentuk sebagai amanat Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 untuk mengadili
pelanggaran Berat HAM.
• Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di bawah lingkungan Peradilan
Umum dan memiliki tugas dan kewenangan untuk memeriksa dan memutus perkara pelanggaran
berat HAM. Adapun pelanggaran berat yang dimaksud hanya meliputi kejahatan dan kejahatan
terhadap kemanusiaan.
• Undang-Undang Pengadilan HAM menentukan bahwa untuk kasus-kasus pelanggaran berat HAM
yang terjadi sebelum diundangkannya undang-undang ini akan diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden.
• 3.PENEGAKAN MELALUI PENERAPAN PRINSIP YURISDIKSI UNIVERSAL
• Yurisdiksi universal adalah konsep hukum yang mengizinkan Negara atau organisasi
internasional untuk mengklaim yurisdiksi tanpa memandang tempat kejadian perkara dan tanpa
memandang kewarganegaraan tersangka, tempat tinggalnya, atau hubungannya dengan
penuntut.
• Yurisdiksi Negara menurut hukum nasional merupakan kekuasaan atau kewenangan Negara
untuk menetapkan dan memaksakan hukum yang dibuat oleh Negara itu sendiri didalam batas-
batas wilayahnya.
• Dalam praktiknya, penegakan hukum HAM di tingkat nasional juga dapat dilakukan melalui
pengadilan nasional atas dasar prinsip yurisdiksi universal
• berdasarkan prinsip ini pengadilan nasional setiap negara memiliki kewenangan untuk
melaksanakan yurisdiksinya untuk mengadili para pelaku kejahatan-kejahatan internasional
tertentu seperti “genocide”, kejahatan perang dan penyiksaan.
• Hal ini didasari atas alasan bahwa kejahatan-kejahatan tersebut dianggap menyangkut umat
manusia secara keseluruhan
• Penerapan yurisdiksi universal ini dapat didasarkan pada tempat kejadian, kebangsaan pelaku,
kebangsaan korban, dan tempat pelaku berada. Pasal 7 Kovensi Anti-Penyiksaan secara tegas
mewajibkan negara peserta untuk menuntut pelaku penyiksaan
• 4.PENEGAKAN DI TINGKAT INTERNASIONAL
• Di tingkat internasional, masalah penegakan hukum HAM tidak dapat dilepaskan dari PBB. PBB
memiliki peran sentral maupun kontribusi yang sangat penting bagi perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM di dunia.
• Sistem penegakan hukum HAM di bawah PBB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: yang
didasarkan pad perjanjian internasional dan yang didasarkan pada kewenangan Dewan
Keamanan PBB.
• Menurut Piagam PBB, salah satu tujuan utama dari PBB adalah memelihara perdamaian dan
keamanan internasional. Berkaitan dengan hal tersebut, maka PBB melakukan upaya-upaya
untuk menangani berbagai kasus pelanggaran terhadap HAM yang dinilai dapat mengganggu
perdamaian dan keamanan internasional
• Peran untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional dilakukan oleh Dewan
Keamanan sebagai salahsatu organ utamanya.
• Dibentuknya pengadilan internasional memiliki keterkaitan dengan kejahatan internasional atau
kejahatan di bawah yurisdiksi hukum internasional, antara lain, seperti: “genocide”, kejahatan
kemanusiaan, dan kejahatan perang.
• Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court) merupakan institusi yudisial yang
dibentuk dalam rangka menyelesaikan pelanggaran HAM.
• ICC hanya memiliki yurisdiksi atas kejahatan-kejahatan paling serius yang menjadi keprihatinan
masyarakat internasional yang meliputi: “genocide”, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan
perang dan kejahatan agresi. Syarat utama bagi diterapkannya Yurisdiksi ICC yaitu dalam
dalam hal: kejahatan yang dilakukan terjadi di dalam wiliyah negara peserta Statuta Roma atau
kewarganegaraan si pelaku adalah negara yang menjadi peserta Statuta Roma.
• KESIMPULAN
• Hukum internasional mengamanatkan bahwa HAM harus dilindungi melalui
sarana hukum.
• Dalam kaitan dengan penegakan hukum HAM, secara yurisdiksi normative dan
institusional, pada saat ini di Indonesia telah terdapat sarana untuk
melindungi, menjamin dan memenuhi HAM. Hal itu, antara lain, dibuktikan
dengan adanya sebagai peraturan perundang-undangan yang secara substansial
mengatur tengan HAM. Adapun secara institusional antara lain, dibuktikan
dengan adanya Lembaga-lembaga yang dibentuk secara khusus untuk menangani
masalah HAM misalnya Komnas HAM dan Pengadilan HAM.
• Penegakan hukum HAM di tingkat nasional dapat juga dilakukan dengan cara
menerapkan prinsip yurisdiksi universal pada pengadilan nasional suatu
negara.
• Pengakan hukum HAM internasional dalam sistem di bawah PBB dilakukan
dengan cara: melalui perjanjian internasional dalam kerangka PBB;
membentuk pengadilan pidana berdasarkan Resolusi DK-PBB; serta dengan
pembentukan pengadilan campuran.
• ICC juga merupakan sarana penegakan hukum HAM yang didasarkan pada
“treaty” yaitu Statuta Roma 1998. Walaupun ICC adalah sistem yang
otonom, namun memiliki keterkaitan dengan PBB khususnya dengan DK-PBB
dalam hal penggunaan mekanisme pemicu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai