SA
Kelompok 3 :
1. Sholikhatun Nisa
2. Vinty Permatasari
3. Gabriel de Anunciacao
4. Nicxon Jose
5. Abrao Gusmao
6. Cipriano Morato
A. IDENTITAS
1 1. Nama Pederita :
2 3. Alamat :
4. No. telepon :
5. Dikirim dari :
6. Jenis Kelamin :
3 3
B. ANAMNESA
1. Apakah anak
ini sedang
menerima
perawatan
medis ?
2. Kapan
kunjungan
terakhir ke
dokternya ?
3. Penyakit-Penyakit Sebelumnya
Penyakit Jantung 1
Ciri – ciri kelainan jantung: cepat lelah, sesak pada dada,
mudah berkeringat. Biasanya pada anak-anak, bibir
membiru, BB susah naik, bunyi pada jantung.
Setiap tindakan kedokteran gigi yang akan dilakukan harus melalui konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter spesialis jantung yang menangani pasien anak. Pada denderita penyakit jantung memiliki
resiko komplikasi stroke sehingga memungkinkan dokter yang menangani akan memberikan obat
golongan aspirin untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah terutama di otak. Obat
golongan aspirin akan menyebabkan darah sukar membeku, sehingga langkah yang tepat menunda
tindakan kedokteran seperti ekstraksi gigi dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter yang menangani pasien anak.
2 Alerg
i
TIPE MANIFESTA MEKANISME
Reaksi Ig E
I
hipersensitivitas cepat
Ig G atau Ig M
II Antibodi terhadap sel
Nefritis adalah suatu kondisi di mana unit fungsional ginjal (nefron) meradang.
Peradangan ini juga dikenal sebagai glomerulonefritis, yang dapat memengaruhi
fungsi ginjal.
Gejala nefritis dapat berupa urin yang keruh dan mengandung darah atau nanah,
sering buang air kecil, namun kesulitan setiap buang air kecil, pembengkakan
(edema), terutama di ujung atas dan bawah wajah, sering muntah. Ginjal adalah
organ untuk menyaring darah yang beredar di tubuh untuk mengurangi kelebihan
air dan membuang limbah dari ginjal. Ketika ginjal mengalami peradangan dapat
menimbulkan adanya pus tersebut oleh hasil jaringan yang mengalami eksudat.
12Rheumatic Fever
a.Definisi
Penyakit peradangan, yang merupakan komplikasi dari radang tenggorokan akibat infeksi bakteri
Streptococcus. Cenderung menyerang anak usia 5 sampai 15 tahun. Meski disebabkan oleh infeksi
bakteri, demam reumatik tidak menyebar ke orang lain. Orang yang menderita radang tenggorokan dapat
menularkan infeksi bakteri Streptococcus lewat percikan liur saat batuk atau bersin.
b. Etiologi
Etiologi reaumathic fever adalah bakteri Streptococcus tipe A.
c. Patofisiologi
Ketika tubuh terinfeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan
bakteri yang masuk. Namun pada penderita demam reumatik, antibodi tersebut berbalik menyerang
jaringan tubuh yang sehat, terutama pada jantung, sendi, kulit, otak, dan tulang belakang.
Belum diketahui mengapa sistem kekebalan tubuh pada penderita demam reumatik menyerang tubuh
sendiri. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat kemiripan protein pada bakteri Streptococcus dengan
protein pada jaringan tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh menganggap jaringan tubuh sebagai
organisme berbahaya.
4. Temperature
01 BAYI 02 ANAK- ANAK
36,3-37,7 ‘ C 36,1- 37,7 ‘C
SUHU
NORMAL
MENURUT
WHO:
03 DEWASA
36,5-37,5 ‘C
5. Nafsu
Makan
Berpengaruh terhadap status gizi anak, anak membutuhkan protein dalam jumlah yang
cukup tinggi untuk menunjang proses pertumbuhannya karena anak dalam masa tumbuh
kembang sehingga dapat terjadi gangguan pertumbuhan apabila asupan gizi tidak tercukupi.
Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada anak akan
menghambat pertumbuhan.
6. Makan
Permen Operator menanyakan apakah pasien sering
mengkonsumsi makanan manis manis dan lengket
seperti makan permen. Dimana konsentrasi gula
yang lebih banyak pada makanan manis tersebut
akan menciptakan suasana yang lebih asam
sehingga dapat memperburuk kerusakan gigi.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mudah
melekat di permukaan gigi yang berhubungan
dengan insiden karies gigi. Semakin sering gula
dikonsumsi diantara waktu makan, tendensi
terjadinya karies gigi semakin meningkat karena
sisa makanan membentuk plak yang kemudian
menghasilkan asam dengan (pH) di bawah 5,5 maka
terjadilah kerusakan email gigi sebagai tahap awal
munculnya lesi karies.
7. Makan Kue Kering/
Basah
Sama halnya dengan permen makanan dikonsumsi oleh anak-anak akan
berdampak pada kesehatan giginya. Makanan manis yang mengandung gula
membantu dalam pembentukan asam memicu terjadinya karies gigi dan dengan
didukung oleh tidak menyikat gigi.
gigi?
Operator menanyakan hal tersebut untuk mengetahui apakah pernah dilakukan perawatan
sebelumnya di dokter gigi dan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal. dan
mengetahui tingkat kooperatif pasien
11. Apakah pernah dirawat di rumah sakit ?
Activate Vertical
High Pull Headgear Chin Cup
Correction (AVC)
Thumb Sucking
Thumb Guard
Cekat Lepasan
Lip Sucking/Lip Biting
Lip Bumper
Bruxism
Mouth Guard
Pemeriksaan kebiasaan bernafas melalui mulut
▪ Direct observation amati ▪ Kontrol Alat musculature (Refleks
Alanasi) Pola pernafasan normal
pasien nafas lewat diikuti dengan refleks otot-otot
hidung/mulut cuping hidung (alanasi) yang baik.
Saat menarik nafas, secara refleks
▪ Two sided mirror test kaca cuping hidung bergerak dan lubang
mulut diletakkan dibagian bibir hidung melebar (refleks alanasi
atas. Apabila bagian bawah positif). Hal itu berkebalikan pada
kaca berembun seseorang yang bernafas melalui
mulut yang akan menunjukkan
mengindikasikan bernafas refleks alanasi negatif.
melalui mulut
▪ Sefalometry Adanya sumbatan pada
▪ Cotton butterfly meletakkan jalan nafas utama, membuat
kapas dibentuk kupu-kupu di seseorang mencari jalan alternatif
untuk bernafas, yaitu melalui mulut.
hidung jika gerak maka Pernafasan melalui mulut dapat
bernafas melalui hidung menyebabkan ketidakseimbangannya
aktifitas otot-otot yang berdampak
pada terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan dentokraniofasial.
DIAGNOSA
1. Pulpitis Reversible
Kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang timbul karena adanya stimulus/rangsangan,
dan
akan kembali normal ketika stimulus penyebab dihilangkan
a. Gambaran Klinis :
- inflamasi pulpa disebabkan karena trauma secara direct/indirect
- berhubungan dengan restorasi (preparasi kavitas)
- respon meningkat o.k rangsangan berupa panas, dingin atau manis
- nyeri hilang saat rangsangan dihilangkan
b. Terapi :
Jika karies media dapat langsung dilakukan
penumpatan, tetapi jika karies porfunda perlu pulpcapping terlebih dahulu, apabila 1 minggu
kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan
2. Pulpitis Irreversible
Pulpitis ireversibel adalah radang pada pulpa yang disebabkan oleh jejas sehingga sistem
pertahanan jaringan pulpa tidak dapat memperbaiki dan pulpa tidak dapat pulih kembali.
a. Gambaran Klinis :
- rasa nyeri spontan dan menusuk, bertahan beberapa menit-jam
- Nyeri tajam (panas, dingin)
- nyeri tidak hilang meskipun stimulus sudah dihilangkan
- biasa timbul ketika terdapat perubahan temperatur
b. Perawatan :
Pulpektomi/PSA
3. Pulpitis Hiperplastik (Pulpa Polip)
Merupakan pulpitis irreversible kronik yang disertai pertumbuhan jaringan kearah
oklusal
a. Gambaran Klinis :
- karakteristik adanya jaringan granulasi, ditutupi lapisan epitelium
- disebabkan o.k iritasi rendah yang bersifat lama
- rasa sakit dan tidak nyaman ketika mastikasi
b. Perawatan :
Pulpektomi/PSA, exo
4. Nekrosis Pulpa
Merupakan suatu kondisi dimana kondisi pulpa mati dan gigi menjadi non vital
a. Gambaran Klinis :
- gigi yang terlibat asymptomatic
- biasa dikaitkan dengan abses periapical
- mahkota gigi mengalami perubahan warna
b. Perawatan :
- pulpektomi/PSA, apabila mahkota masih dapat direstorasi
- exo, apabila mahkota tidak dapat dipertahankan
TERIMAKASIH