Anda di halaman 1dari 55

DIAGNO

SA
Kelompok 3 :
1. Sholikhatun Nisa
2. Vinty Permatasari
3. Gabriel de Anunciacao
4. Nicxon Jose
5. Abrao Gusmao
6. Cipriano Morato
A. IDENTITAS
1 1. Nama Pederita :

2. Tgl. Lahir/ Umur :

2 3. Alamat :

4. No. telepon :

5. Dikirim dari :

6. Jenis Kelamin :

7. Orang tua/ pengantar :

3 3
B. ANAMNESA
1. Apakah anak
ini sedang
menerima
perawatan
medis ?

2. Kapan
kunjungan
terakhir ke
dokternya ?
3. Penyakit-Penyakit Sebelumnya
Penyakit Jantung 1
Ciri – ciri kelainan jantung: cepat lelah, sesak pada dada,
mudah berkeringat. Biasanya pada anak-anak, bibir
membiru, BB susah naik, bunyi pada jantung.

Tatalaksana Penyakit jantung dalam kedokteran gigi


anak: untuk intervensi pada pasien harus diminimalkan
supaya tidak terlalu lama, tindakan yang tidk
menyebakan pasien merasa takut karena dapat
mempercepat kardio dari jantung itu sendiri. Untuk gigi
yang diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi dilakukan
antibiotic pofilaksis untuk mencegah terjadinya
penyebaran microorganism masuk kedalam jantung.
Macam-Macam Penyakit Jantung

Jantung bawaan atau


konginetal Cyanotic condition

Penyakit jantung bawaan sianotik ditandai dengan pirau darah dari


kanan ke kiri di dalam jantung. Sianosis sering diamati bahkan
selama aktivitas ringan. Contoh kelainan tersebut adalah tetralogi
Fallot, transposisi pembuluh darah besar, stenosis pulmonal, dan
atresia trikuspid. Manifestasi klinis dapat mencakup sianosis,
hypoxic spells, perkembangan fisik yang buruk, murmur jantung,
dan jari-jari jari yang dipukul.

Penyakit jantung bawaan asianotik ditandai dengan sianosis minimal atau


tidak ada sama sekali dan umumnya dibagi menjadi dua kelompok mayor.
Kelompok pertama terdiri dari cacat yang dikarenakan pirau (shunt) kiri ke
kanan darah di dalam jantung. Kelompok ini termasuk defek septum
ventrikel dan defek septum atrium. Manifestasi klinis dari cacat ini dapat
Acyanotic mencakup gagal jantung kongestif, kongesti paru, murmur jantung, sesak
condition napas, dan kardiomegali. Kelompok mayor kedua terdiri dari cacat yang
menyebabkan obstruksi (misalnya, stenosis aorta dan koarktasio aorta).
Ralph E. Mc Donald, David R., etc. 2011 Manifestasi klinis dapat mencakup sesak napas dan gagal jantung kongestif.
Hubungan penyakit jantung dengan perawatan di
kedokteran gigi

Setiap tindakan kedokteran gigi yang akan dilakukan harus melalui konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter spesialis jantung yang menangani pasien anak. Pada denderita penyakit jantung memiliki
resiko komplikasi stroke sehingga memungkinkan dokter yang menangani akan memberikan obat
golongan aspirin untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah terutama di otak. Obat
golongan aspirin akan menyebabkan darah sukar membeku, sehingga langkah yang tepat menunda
tindakan kedokteran seperti ekstraksi gigi dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter yang menangani pasien anak.
2 Alerg
i
TIPE MANIFESTA MEKANISME

Reaksi Ig E
I
hipersensitivitas cepat

Ig G atau Ig M
II Antibodi terhadap sel

Kompleks antibodi Ig G atau Ig M


III
antigen

Reaksi Sel T yang disensitasi


IV hipersensitivitas
lambat
3 Measles
a. Definisi
Measles adalah penyakit campak yang ditandai dengan munculnya ruam-ruam kemerahan di kulit.
b. Etiologi
Etiologi campak (measles) atau rubeola adalah Measles Virus yang berasal dari genus Morbilivirus, famili
Paramyxoviridae.
c. Etiopatofisiologi
Etiopatofisiologi campak (measles) atau rubeola dimulai saat virus campak masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas
atas atau kelenjar air mata. Infeksi awal dan replikasi virus terjadi secara lokal pada sel epitel trakea dan bronkus.
1.Fase viremia pertama terjadi setelah 2-4 hari setelah invasi, akibat replikasi dan kolonisasi virus pada kelenjar
limfe regional yang kemungkinan dibawa oleh makrofag paru
2.Fase viremia kedua terjadi setelah 5-7 hari setelah infeksi awal akibat penyebaran virus pada seluruh sistem
retikuloendotelial. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan gejala batuk, pilek, mata merah
(3 C’s: cough, coryza, conjunctivitis) dan demam yang semakin tinggi. Gejala akan semakin memberat sampai
hari kesepuluh setelah infeksi virus dan mulai timbul ruam makulopapular berwarna kemerahan.
3.Ruam akan menjadi gelap pada masa konvalesens diikuti dengan terjadinya proses deskuamasi dan
hiperpigmentasi.
d. Hubungan Measles dengan Perawatan Gigi Anak
Measles sangat menular sehingga operator harus sangat memperhatikan universal precaution agar tidak tertular.
Dan pasien pediatric yang mengalami measles harus beristirahat dan menjaga kontak dengan masyarakat
sekitar.
4 Cacar
a. Definisi
air
Cacar air (varicella) adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam melepuh, seperti gatal pada kulit.
b. Etiologi
Etiologi cacar air (varicella) adalah infeksi varicella-zoster virus (VZV) yang merupakan salah satu dari 8 jenis Herpesvirus dari famili
Herpesviridae.
c. Patofisiologi
Patofisiologi cacar air (varicella) dimulai pada saat varicella-zoster virus (VZV) masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas atau
orofaring.
1. Pada fase viremia pertama terjadi penyebaran virus dari lokasi masuknya virus menuju ke pembuluh darah dan limfe.
Selanjutnya VZV akan berkembang biak di sel retikuloendotelial. Pada kebanyakan kasus, virus dapat mengatasi mekanisme
sistem imunitas tubuh non-spesifik seperti interferon.
2. Fase viremia kedua terjadi 14-16 hari kemudian ketika virus kembali memasuki aliran darah. Pada saat ini akan muncul
demam dan malaise. Terjadi penyebaran virus ke seluruh tubuh, khususnya kulit dan mukosa. Infeksi VZV pada lapisan
Malphigi menghasilkan edema intraselular dan edema interselular yang memberi gambaran khas pada bentuk vesikel. Pada
keadaan normal siklus ini akan berakhir setelah 3 hari akibat berhasilnya sistem kekebalan humoral dan selular spesifik.
Timbulnya penyulit diakibatkan kegagalan respons imun tubuh mengatasi replikasi dan penyebaran virus.
3. Paparan VZV pada individu dengan sistem imunitas yang baik menghasilkan kekebalan tubuh berupa antibodi
immunoglobulin G (IgG), immunoglobulin M (IgM) dan immunoglobulin A (IgA) yang memberikan efek proteksi seumur hidup.
Pada umumnya individu hanya mengalami satu kali infeksi varicella sepanjang hidupnya. Jika terjadi infeksi VZV kembali
mungkin berupa penyebaran ke kulit pada herpes zoster.
d. Hubungan di Pedo
Varicella dimungkinkan terjadi manifestasi dalam rongga mulut berupa ulcer, sehingga operator harus berhati-hati agar tidak
menyebabkan rasa sakit, terutama pada saat pencetakan gigi.
5 Diare
a.Definisi
Diare adalah kondisi yang menyebabkan penderita sering buang air besar, bahkan lebih sering dari biasanya. Di samping
itu, feses pengidap diare lebih encer.
b.Etiologi
1) Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
2) Alergi makanan.
3) Efek samping dari obat-obatan tertentu.
4) Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
5) Penyakit usus.
6) Pasca operasi batu empedu.
7) Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, olitis ulseratif, atau olitis mikroskopik.
8) Irritable bowel syndrome.
9) Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
c.Hubungan dengan Perawatan di Kedokteran Gigi
Diare menyebabkan dehidrasi, kekurangan cairan yg dapat menyebabkan anak rewel, lemah letih lesu, dan mual hingga
vomitting atau muntah profus, karena anak mual ditakutkan ketika kita memasukkan alat diagnostik dapat menyebabkan
anak muntah.
6 Kelainan darah
Trombosit
Sel darah putih ( leukosit )
Leukemia: suatu kanker 1 2 1) Trombositopenia
trombosit yang
jumlah
berkurang
leukosit pada sumsum sehingga menyebabkan
tulang ( biasanya terjadi pembekuan darah meningkat
pada anak-anak, deman, sehingga darah menggumpal
sakit kepala, mudah 2) Hemophilia: oleh karena
perdarahan, mimisan). berkurangnya protein darah,
sehingga menyebabkan
terjadinya perdarahan yang
berlebihan karena darah tidak
dapat membeku
Sel darah merah ( eritrosit ) Tatalaksana dalam
1) Anemia: kekurangan
darah merah ( lesuh,
3 4 kedokteran gigi anak:
1. Pasien hemophilia, mencegah adanya trauma
lelah, tidak bertenaga)
berlebih saat pencabutan.
2) Polisitemia: kelebihan
2. Pasien anemia , mencegah adanya
sel darah merah
perdarahan berlebih saat pereawatan
7 Asm
a) Definisi
a
Asma adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan
yang mengakibatkan sesak (sulit bernapas).
b) Etiologi
Bakteri yang berasal dari debu dapat menjadi pemicu utama faktor risiko dari asma. Bakteri tersebut bernama
endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang dapat menimbulkan gejala asma.
c)Patofisiologi
Hingga kini penyebab dari asma belum diketahui secara pasti.
Pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Karenanya, saat paru-paru terkena iritasi dari pemicu
asma, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Pada pengidap asma, saluran pernapasan akan lebih
sensitif, sehingga paru-paru yang terkena iritasi dari pemicu asma dapat menyebabkan otot saluran pernapasan. Produksi
dahak meningkat, sehingga membuat kesulitan bernapas.
8 Diabetes Melitus
a) Definisi
(DM)
Diabetus Melitus adalah kondisi dimana pankreas tidak dapat menghasilakn insulin yag akan digunakan untuk mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen, dengan demikian DM menunjukkan kondisi hiperglikemia yaitu terdapat glukosa
dalam darah.
b) Etiologi
Ada 2 tipe DM yaitu:
Tipe 1: disebabkan oleh kerukakan sel β pankreas
Tipe 2: disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh dalam menghasilkan insulin.
c) Hubungan DM dengan perawatan di Kedokteran Gigi
1.Pada pasien dengan riwayat DM perlu diperhatikan karena luka sukar sembuh, atau tidak terbentuknya blood clot,
sehingga memperpanjang waktu dari penyembuhan pasca tindakan seperti scalling dan perawatan saluran akar.
2.Luka sukar membeku: kurang nya sirkulasi darah pada organ-organ perifer disebabkan oleh arteri tersumbat atau
mengalami kerusakan angiopati, oksigen dan sel darah putih sukar menjapai jaringan luka, imunitas menurun dan
terjadi penurunan fungsi sel darah putih dalam melawan kuman yang masuk dalam tubuh.
3.Manifestasi oral : oral diabetikum, mudah terjadi user, karena kerapatan epitel merenggang dan bateri menyukai
suasana asam, diaman suasana asam tersebut didapatkan dari pembuluh2 darah yang kaya akan glukosa.
9 Epileps
a.Definisi i
Epilepsi adalah suatu penyakit saraf yang ditandai dengan tanda kejang-kejang, hilang kesadarn
secara tiba-tiba.
b.Hubungan Epilepsi dengan Perawatan di Kedokteran Gigi
Pada pasien yang memiiki riwatat penyatik epilepsi, pasien tidak boleh kelelahan, dan pasien
dengan epilepsi mengkonsumsi obat yang terkadang menyebabkan flora rongga mulut tidak
seimbang sehingga menbabkan candidiasis oral.
Tatalaksana yang dpat dilakukan jika pasien dengan epilepsi ini kambuh adalah dengan, pasien
dimiringkan hingga setengah tengkurap dan kepala di posisikan sedikit lebih rendah dari bahu
agar cairan dapat keluar dan tidak masuk ke saluran perna fasan sampai kejang selesai tidak
bileh memasukan apapun ke dalam mulut. Obat penderita epilepsi salah satunya phenitonin atau
dilantin yg menyebab kan hiperplasi atau gingiva enlargement.
10Kelainan Hormonal
Hipertiroidisme yang diakibatkan oleh peningkatan kadar TSH (tyroid stimulating hormone) yang
beredar, sehingga menimbulkan gejala didalam mulut berupa proses erupsi yang lebih cepat, dan pada
orang dewasa ditandai dengan osteoporosis yang terjadi lebih cepat.
Hipotiroidisme yang terjadi akibat dari penurunan kadar TSH (tyroid stimulating hormone) yang beredar,
sehingga menimbulkan gejala lidah dan bibir yang membesar, tulang kepala memndek dan tulang
hidung yang mendatar.
Hiperparatiroidisme terjadi karena adanya peningkatan sekresi parathormon, yang menyebabkan gejala
berupa adanya pembengkakan gusi eritematosa yang memiliki ciri tersendiri yang tidak terasa sakit.
Hipoparatiroidisme terjadi karena riwayat tindakan operasi pada kelenjar tiroid serta pengambilan
kelenjar paratiroid, adanya terapi radiasi diregio tiroid dan idiopatik. Gambaran klinisnya berupa
perubahan warna gigi, tertundanya erupsi gigi akibat menurunnya kalsium dan serum, serta kadang
terjadi hypoplasia enamel.
11Nefritis

Nefritis adalah suatu kondisi di mana unit fungsional ginjal (nefron) meradang.
Peradangan ini juga dikenal sebagai glomerulonefritis, yang dapat memengaruhi
fungsi ginjal.
Gejala nefritis dapat berupa urin yang keruh dan mengandung darah atau nanah,
sering buang air kecil, namun kesulitan setiap buang air kecil, pembengkakan
(edema), terutama di ujung atas dan bawah wajah, sering muntah. Ginjal adalah
organ untuk menyaring darah yang beredar di tubuh untuk mengurangi kelebihan
air dan membuang limbah dari ginjal. Ketika ginjal mengalami peradangan dapat
menimbulkan adanya pus tersebut oleh hasil jaringan yang mengalami eksudat.
12Rheumatic Fever

a.Definisi
Penyakit peradangan, yang merupakan komplikasi dari radang tenggorokan akibat infeksi bakteri
Streptococcus. Cenderung menyerang anak usia 5 sampai 15 tahun. Meski disebabkan oleh infeksi
bakteri, demam reumatik tidak menyebar ke orang lain. Orang yang menderita radang tenggorokan dapat
menularkan infeksi bakteri Streptococcus lewat percikan liur saat batuk atau bersin.
b. Etiologi
Etiologi reaumathic fever adalah bakteri Streptococcus tipe A.
c. Patofisiologi
Ketika tubuh terinfeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan
bakteri yang masuk. Namun pada penderita demam reumatik, antibodi tersebut berbalik menyerang
jaringan tubuh yang sehat, terutama pada jantung, sendi, kulit, otak, dan tulang belakang.
Belum diketahui mengapa sistem kekebalan tubuh pada penderita demam reumatik menyerang tubuh
sendiri. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat kemiripan protein pada bakteri Streptococcus dengan
protein pada jaringan tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh menganggap jaringan tubuh sebagai
organisme berbahaya.
4. Temperature
01 BAYI 02 ANAK- ANAK
36,3-37,7 ‘ C 36,1- 37,7 ‘C

SUHU
NORMAL
MENURUT
WHO:
03 DEWASA
36,5-37,5 ‘C
5. Nafsu
Makan
Berpengaruh terhadap status gizi anak, anak membutuhkan protein dalam jumlah yang
cukup tinggi untuk menunjang proses pertumbuhannya karena anak dalam masa tumbuh
kembang sehingga dapat terjadi gangguan pertumbuhan apabila asupan gizi tidak tercukupi.
Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada anak akan
menghambat pertumbuhan.
6. Makan
Permen Operator menanyakan apakah pasien sering
mengkonsumsi makanan manis manis dan lengket
seperti makan permen. Dimana konsentrasi gula
yang lebih banyak pada makanan manis tersebut
akan menciptakan suasana yang lebih asam
sehingga dapat memperburuk kerusakan gigi.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mudah
melekat di permukaan gigi yang berhubungan
dengan insiden karies gigi. Semakin sering gula
dikonsumsi diantara waktu makan, tendensi
terjadinya karies gigi semakin meningkat karena
sisa makanan membentuk plak yang kemudian
menghasilkan asam dengan (pH) di bawah 5,5 maka
terjadilah kerusakan email gigi sebagai tahap awal
munculnya lesi karies.
7. Makan Kue Kering/
Basah
Sama halnya dengan permen makanan dikonsumsi oleh anak-anak akan
berdampak pada kesehatan giginya. Makanan manis yang mengandung gula
membantu dalam pembentukan asam memicu terjadinya karies gigi dan dengan
didukung oleh tidak menyikat gigi.

8. Makan Waktu Tidur


Operator menanyakan hal ini untuk melihat kebiasaan makan sebelum tidur, seberapa
seringnya makan sebelum tidur dan apakah setelah makan pasien memiliki kebiasaan
menggosok gigi sebelum tidur.
9. Bentuk
Muka
Untuk melihat adanya pembengkakan pada wajah pasien atau tidak
a. simetris
b. asimetris
10.
Kebiasaan
10. 1. Tangan/lengan sebagai bantal
Pada pasien yang memiliki kebiasan tidur dengan menggunakan legan sebagai bantal dapat
menyebabkan pertumbuhan rahang terganggu. Hal ini terjadi ketika lengan yang digunakan
untuk tidur di salah satu sisi akan menyebabkan tekanan pada pipi, sedangkan tulang pada
anak-anak masih rawan dan komposiis tulang tidak sepadat tulang orang dewasa. Tekanan
tersebut berakibat ketidak seimbangan pertumbuhan rahang.

10. 2. Bernafas melalui mulut


Pada pasien yang memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut (atau karena adanya gangguan
pernapasan) dapat mengakibatkan memiliki palatum yang dalam, maksila yang sempit.

10. 3. Menggigit bibir/kuku/pipi


Secara klinis kebiasaan ini dapat menyebabkan overjet yang berlebihan pada rahang atas dan
overbite yang dalam. Insisif rahang atas lebih ke labial, gigi insisif rahang bawah bergeser ke
arah lingual. Efek yang terjadi antara lain maloklusi gigi berupa openbite, tergantung pada
frekuensi, intensitas dan durasi dilakukannya. Jika hal ini terjadi dapat dilakukan perawatan
dengan menggunakan lip bumper.
10. 4. Menghisap jempol/jari
Pada pasien yang memiliki kebiasaan menghisap ibu jari dapat mengalami gangguan pada gigi
serta jaringan pendukungnya yang terjadi akibat menghisap jari antara lain maloklusi gigi
berupa gigitan terbuka (openbite) anterior, melebarnya jarak gigi labial gigi anterior rahang atas
(overjet), terjadinya gigitan bersilang (crossbite) dua sisi pada daerah posterior yang
disebabkan karena aktivitas yang berlebihan dan oto buccinator yang menekan maksila dan
juga menyebabkan palatum yang dalam cenderung berbentuk V.
10. 5. Tongue thrusting
Pada pasien dengan kebiasaan meletakkan lidah yang salah dapat mengakibatkan openbite
anterio posterior, multiple diastema, gangguan fonetik, overjet besar, dan protusif
10. 6. Bruxism
Kebiasaan ini bisa mengakibatkan rasa sakit pada otot pengunyahan, masalah sendi rahang
dan ditandai dengan gigi gigi yg atrisi, caraa pemeriksaan dilihat anatomi oklusal gigi geligi yg
11. Apakah pernah mengunjungi dokter
rata.

gigi?
Operator menanyakan hal tersebut untuk mengetahui apakah pernah dilakukan perawatan
sebelumnya di dokter gigi dan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal. dan
mengetahui tingkat kooperatif pasien
11. Apakah pernah dirawat di rumah sakit ?

Operator menanyakan kepada orang tua apakah pasien pernah dirawat di


rumah sakit sebelumnya. Jika pernah kapan terakhir pasien dirawat di rumah
sakit. Hal ini ditanyakan karena berhubungan dengan adakah penyakit
sistemik yang diderita pasien dan rencana perawatan yang akan dilakukan
oleh operator.
12. Pemeriksaan Rongga
Mulut
a. Keadaan jaringan lunak

Bibir mukosa mulut Gingiva Lidah Sinus


Gingivitis : Lihat : bentuk,ukuran, warna
Periksa : bentuk, ukuran,
pembengkakan, Perubahan warna : Dilakukan panoramik
warna, tekstur, dll.
kemerahan,Gingiva desquamasi papilla oleh foto
Catat lesi yang ada.
resesi karena avitaminosis, anemia
13. Oklusi
Garis median Clas 1
garis median melewati kontak terletak
cusp bukal M1 RA di groove bukal
pada garis median berarti tidak
terdapat pergeseran. Bila titik kontak
M1 RB
Clas 2
terletak di kiri kontak terletak di
Cusp bukal M1 RA diantara P2–M1 RB
sebelah kiri atau kanan garis median
muka maka terdapat pergeseran ke Clas 3
kiri dan ke kanan. Cusp M1 RA diantara M1-M2 RB

Sulung Gigitan Silang


1. mesial step = permukaan distal M2 desidui RB berada lebih
mesial daripada M2 desidui RA cross bite : keadaan jika rahang dalam keadaan relasi
2. flus terminal plane = permukaan distal M2 RA dan M2 RB sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah
dalam satu dataran vertikal transversal dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi
3. distal step = permukaan distal M2 desidui RB berada lebih mandibula yang dapat mengenai seluruh atau
distal daripada M2 desidui RB setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja
14. Tes vitalitas gigi
Tes thermal :
1. Tes dingin menggunakan bahan CE (chlor Ethyl) dilakukan
dengan cara:
a. Mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan
menggunakan cotton roll maupun rubber dam
b. Mengeringkan gigi yang akan dites.
c. Apabila menggunakan etil klorida maupun refrigerant dapat
dilakukan dengan menyemprotkan etil klorida pada cotton
pellet.
d. Mengoleskan cotton pellet pada sepertiga servikal gigi.
2. Tes panas dilakukan dengan memanaskan bahan gutta perca
a. Pemeriksaan dilakukan dengan mengisolasi gigi yang akan di periksa
b. Kemudian gutta perca dipanaskan di atas bunsen.
c. gutta perca diaplikasikan pada bagian okluso bukal gigi. Apabila tidak ada
respon maka oleskan pada sepertiga servikal bagian bukal. Rasa nyeri yang
tajam dan singkat ketika diberi stimulus gutta perca mensobatkan gigi vital,
sebaliknya respon negatif atau tidak merasakan apa-apa mensobatkan gigi
sudah non vital.
● Jarum miller
Tes jarum miler diindikasikan pada gigi yang terdapat perforasi akibat karies atau
dilaukan setelah tes kavitas yang tidak bereaksi.
Tes jarum miller dilakukan dengan cara :
a. Memasukkan jarum miller hingga ke saluran akar. b. Apabila tidak dirasakan
nyeri maka hasil adalah negatif yang menunjukkan bahwa gigi sudah nonvital,
sebaliknya apabila terasa nyeri mensobatkan gigi masih vital.
● Vitalitester
Tes vitalitester merupakan tes vitalitas gigi dengan listrik, untuk stimulasi saraf ke
tubuh. Alatnya menggunakan Electronic pulp tester (EPT). Tes elektris ini
dilakukan dengan cara:
a. Gigi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan disentuh dengan menggunakan
alat EPT pada bagian bukal atau labial, tetapi tidak boleh mengenai jaringan
lunak.
15. Keadaan Gigi
● Suatu indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat kejadian karies/
keparahan karies gigi pada seseorang/komunitas.
● Indeks yang digunakan :
a. DMF-T untuk gigi permanen
D : Decayed
M : Missing due to caries
F : Filled due to caries
b. def-t untuk gigi susu
d : decayed
e : extraction due to caries
f : filled due
16.Pemeriksaan Limfonodi
● Dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan
sekitarnya (Palpasi). Untuk mengetahui adanya peradangan di jaringan
periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan atau fluktuasi.
17. Kooperatif
Dalam menilai tingkah laku anak, Wright membagi beberapa
kategori berdasarkan koperatif anak :
A. Koperatif, dapat diajak kerjasama
B. Tidak koperatif.
1.Anak tidak mampu menjadi koperatif
Pada anak tuna mental kemampuan / keterampilan terbatas sehingga
kemampuan untuk jadi koperatif terbatas.
2.Anak belum mampu menjadi koperatif
terlalu muda usia, belum dapat berkomunikasi, misalnya dibawah tiga
tahun.
3.Anak mempunyai potensi untuk koperatif
Anak yang mula-mula tidak koperatif dengan pendekatan yang baik,
tingkah lakunya dapat berubah dan dapat dirawat
18. Diagnosis Gigi

Diagnosis adalah cara menentukan jenis penyaki berdasarkan gejala (simtom)


dan tanda (sign) yang ada. Macam macam diagnosis:
● Diagnosis medis, yaitu proses penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda
dan gejala menggunakan cara dan alat penunjang seperti laboratorium, foto
dan klinik.
● Diagnosis banding/ differential diagnostik (DD) yaitu diagnosis yang
dilakuhkan dengan membandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda
klinis penyakit lain.
19. Rencana Perawatan
● Rencana Perawatan Perawatan gigi dan mulut pada anak selain diperhatikan
untuk mengurangi keluhan, juga harus diperhatikan pendidikan kesehatan gigi
atau DHE ( Dental Health Education) yang bertujuan untuk mengubah
perilakuatau kebiasaan buruk anak yang turut mempengaruhi munculnya
keluhan gigi. Perawatan gigi dan mulut anak harus dilakukan secara
komprehensif berdasarkan keadaan anak dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan, serta peran dari ketiga elemen penting dalam perawatan gigi
anak , yaitu dokter gigi,pasien dan orang tua
20. Interpretasi Fo Ro
a. Panoramik : mengetahui ada tidaknya kelainan gigi dan jaringan lunak pada
gigi anak.
b. Oklusal : untuk pemeriksaan area yang luas pada RA/RB
c. Periapikal : untuk melihat suatu gigi dan jaringan sekitar didaerah apikalnya.
Pada 1 film kita bisa dapat 2-4 gambaran gigi beserta tulang alveolarnya.
● Dalam bidang kedokteran gigi anak, guna ronsen foto
antara lain:
a. Mendeteksi dan melihat perluasan karies.
b. Mendeteksi ada tidaknya kelainan perkembangan gigi.
c. Mengetahui ada tidaknya kelainan jaringan periapikal
pada gigi anak yang terjadi trauma atau karies
profunda perforasi
21. Oral Hygiene Index Simplified
● Debris Indeks (DI)
0 = Tidak ada debris
1 = plak menutup tidak lebih 1/3 permukaan servical
2 = plak menutup lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa
3 = plak menutup > 2/3 permukaan yang diperiksa
Cara menghitung :
Debris Indeks = jumlah skor debris
Jumlah gigi yang diperiksa
● Calculus Indeks :
0 = Tidak ada kalkulus
1 = supragingival kalkulus menutupi mahkota gigi <1/3 permukaan gigi
2 = supragingival kalkulus > 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi
3 = supragingival kalkulus > 2/3 permukaan gigi
Cara menghitung :
Debris Indeks = jumlah skor calkulus
Jumlah gigi yang diperiksa
● Nilai OHI-S = DI-S + CI-S
● Derajat kebersihan mulut
a. Baik / good = 0,0-1,2
b. Sedang / fair = 1,3-3,0
c. Buruk / Pour = 3,1-6,8
Alat-alat Mengatasi
Kebiasaan Buruk
Koreksi Open Bite

Activate Vertical
High Pull Headgear Chin Cup
Correction (AVC)
Thumb Sucking

Thumb Guard

Bahan plastic Bahan akrilik


Elbow Guard

Bagian luar Bagian dalam Saat digunakan

Perban pada Siku


Palatal Crib

Cekat Lepasan
Lip Sucking/Lip Biting

Lip Bumper
Bruxism

Mouth Guard
Pemeriksaan kebiasaan bernafas melalui mulut
▪ Direct observation amati ▪ Kontrol Alat musculature (Refleks
Alanasi) Pola pernafasan normal
pasien nafas lewat diikuti dengan refleks otot-otot
hidung/mulut cuping hidung (alanasi) yang baik.
Saat menarik nafas, secara refleks
▪ Two sided mirror test kaca cuping hidung bergerak dan lubang
mulut diletakkan dibagian bibir hidung melebar (refleks alanasi
atas. Apabila bagian bawah positif). Hal itu berkebalikan pada
kaca berembun seseorang yang bernafas melalui
mulut yang akan menunjukkan
mengindikasikan bernafas refleks alanasi negatif.
melalui mulut
▪ Sefalometry Adanya sumbatan pada
▪ Cotton butterfly meletakkan jalan nafas utama, membuat
kapas dibentuk kupu-kupu di seseorang mencari jalan alternatif
untuk bernafas, yaitu melalui mulut.
hidung jika gerak maka Pernafasan melalui mulut dapat
bernafas melalui hidung menyebabkan ketidakseimbangannya
aktifitas otot-otot yang berdampak
pada terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan dentokraniofasial.
DIAGNOSA
1. Pulpitis Reversible
Kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang timbul karena adanya stimulus/rangsangan,
dan
akan kembali normal ketika stimulus penyebab dihilangkan
a. Gambaran Klinis :
- inflamasi pulpa disebabkan karena trauma secara direct/indirect
- berhubungan dengan restorasi (preparasi kavitas)
- respon meningkat o.k rangsangan berupa panas, dingin atau manis
- nyeri hilang saat rangsangan dihilangkan
b. Terapi :
Jika karies media dapat langsung dilakukan
penumpatan, tetapi jika karies porfunda perlu pulpcapping terlebih dahulu, apabila 1 minggu
kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan
2. Pulpitis Irreversible

Pulpitis ireversibel adalah radang pada pulpa yang disebabkan oleh jejas sehingga sistem
pertahanan jaringan pulpa tidak dapat memperbaiki dan pulpa tidak dapat pulih kembali.
a. Gambaran Klinis :
- rasa nyeri spontan dan menusuk, bertahan beberapa menit-jam
- Nyeri tajam (panas, dingin)
- nyeri tidak hilang meskipun stimulus sudah dihilangkan
- biasa timbul ketika terdapat perubahan temperatur

b. Perawatan :
Pulpektomi/PSA
3. Pulpitis Hiperplastik (Pulpa Polip)
Merupakan pulpitis irreversible kronik yang disertai pertumbuhan jaringan kearah
oklusal

a. Gambaran Klinis :
- karakteristik adanya jaringan granulasi, ditutupi lapisan epitelium
- disebabkan o.k iritasi rendah yang bersifat lama
- rasa sakit dan tidak nyaman ketika mastikasi

b. Perawatan :
Pulpektomi/PSA, exo
4. Nekrosis Pulpa
Merupakan suatu kondisi dimana kondisi pulpa mati dan gigi menjadi non vital

a. Gambaran Klinis :
- gigi yang terlibat asymptomatic
- biasa dikaitkan dengan abses periapical
- mahkota gigi mengalami perubahan warna

b. Perawatan :
- pulpektomi/PSA, apabila mahkota masih dapat direstorasi
- exo, apabila mahkota tidak dapat dipertahankan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai