Anda di halaman 1dari 32

Direktorat Bina Penataan Bangunan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Potensi Bencana
BENCANA
 Fenomena/proses yang bisa menimbulkan bahaya/ancaman
(hazard) merupakan bagian dari alam dan tidak bisa diubah

 Bencana terjadi jika manusia terjebak di tengah-tengah bahaya


yang bertenaga dahsyat, artinya:
 proses alamnya terjadi --> ada hazard/ancaman
 ada manusia yang tersentuh proses tersebut --> exposure
 daya tahan manusia yang bersangkutan rendah (ada
kerentanan) --> vulnerability
POTENSI BENCANA DI ACEH
 Gempa Bumi dan Tsunami
 Gunung Berapi (Gunung Seulawah Agam, G. Peuet Sagoe, G. Burni Telong, G.
Jaboi, G. Burni Geureudong, dan G. Leuser)
 Tanah Longsor (Kab. Pidie, Kab. Pidie Jaya, Kab. Aceh Tengah, Kota Sabang,
Kab. Simeulue, Kab. Aceh Besar, dan Kab. Aceh Jaya)
 Angin Puting Beliung (berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah Aceh)
 Banjir (berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah Aceh)
 Kebakaran hutan dan lahan ( Kab. Aceh Besar, Kab. Gayo Lues, Kab. Aceh
Singkil, Kab. Lhokseumawe, dan Kab. Aceh Selatan)
Indonesia terletak di daerah rawan gempa

Indonesia terletak di pertemuan Lempeng Eurasia, Hindia-Australia dan Pasifik


Kementerian PU, 2010
Peta Kejadian Gempa di Indonesia
WILAYAH RAWAN BENCANA TSUNAMI
Indonesia terletak di jalur ‘Ring of Fire’ dunia -> banyak gunung api di Indonesia
WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR
WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR
Kata Kunci

“Bencana tidak bisa diramalkan


datangnya, tapi bisa diantisipasi.

Bencana dapat terjadi bertubi-tubi, bila


antisipasi yang memadai tidak
dilakukan, korbanpun berjatuhan.”
Kerentanan Bangunan Gedung
terhadap Bencana
Tidak sesuai
RTRW/RTBL
KONDISI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA
Tidak sesuai
Persyaratan Keandalan

KONDISI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA


PENGGUNAAN AGREGAT TIDAK
BENAR (KERIKIL BULAT)

SEHARUSNYA

Kontrol di lapangan
kurang
JUMLAH & UKURAN
TULANGAN YG TDK
MEMADAI
PENGGUNAAN TULANGAN BEKAS

PEMBESIAN YANG KELIRU

KONDISI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA


Rendahnya mutu bahan dan pelaksanaan di lapangan

(Source: Dr. Krishina S. Pribai ITB)

■   Kuat tarik tulangan ■   Kualitas beton ■   Kualitas bata


Pemakaian bahan dan Untuk “non engineering Standar minimum
diameter tulangan harus building”, mutu beton kekuatan bata Klass III,
memenuhi SNI dan harus > K-125 harus setara 25 kg/cm2.
Pedoman Persyaratan
Teknis

KONDISI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA


Pembangunan yang tidak
terkontrol mengakibatkan
musibah kebakaran

KONDISI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA


Penyelenggaraan Bangunan Gedung
yang Lebih Tahan Terhadap Bencana
Persyaratan Bangunan Gedung
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Permen PU No.29/PRT/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG adalah keadaan


bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan
bangunan gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi yang
telah ditetapkan.
Persyaratan Teknis Keselamatan Bangunan Gedung

Keselamatan Keselamatan Struktur

Kesehatan
Pengamanan Kebakaran
Kenyamanan

Kemudahan Penangkal Petir

Pengamanan Instalasi Tenaga


Listrik

Bahan Peledak
Persyaratan Teknis Kesehatan Bangunan Gedung

Keselamatan Sistem penghawaan

Kesehatan
Sistem pencahayaan
Kenyamanan

Kemudahan Sistem sanitasi

Penggunaan bahan
Persyaratan Teknis Kenyamanan Bangunan Gedung
Kenyamanan ruang gerak dan
Keselamatan hubungan antar ruang

Kesehatan
Kondisi udara
Kenyamanan

Kemudahan Kenyamanan pandangan

Tingkat getaran

Tingkat kebisingan
Persyaratan Teknis Kemudahan Bangunan Gedung

 Kemudahan hubungan ke, dari dan di


dalam bangunan; fasilitas & aksesibilitas
yg mudah, aman dan nyaman termasuk
bagi penyandang cacat dan lanjut usia

 Kelengkapan prasarana & sarana: ruang


ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet,
tempat parkir, tempat sampah, fasilitas
komunikasi dan informasi

1 27
Pengendalian Penyelenggaraan Bangunan
Gedung agar Lebih Tahan Bencana
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
˃ Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman RTBL

RTBL adalah panduan rancang bangun suatu


lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok : Program Bangunan dan
Lingkungan; Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
Rencana Investasi; Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

Pengaturan lingkungan/kawasan dengan RTBL pada daerah


rawan bencana pada dasarnya merupakan langkah
pencegahan dan mitigasi terhadap bencana sesuai dengan
karakteristik dan potensi bencana masing-masing kawasan.

RTBL Kawasan Bencana direncanakan dengan prinsip untuk


mewujudkan lingkungan/kawasan yang mampu
mengakomodasi kepentingan perlindungan, evakuasi dan
pertahanan hidup terhadap bencana secara efektif dan
efisien, layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai