Anda di halaman 1dari 21

ONTOLOGI

Hakikat Ilmu
Dr. Harun Rasyid M.P.
FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi, dan
implikasi dari ilmu, yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu
sosial. Filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
ONTOLOGI
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat. Kajian ini membahas tentang keberadaan
sesuatu yang konkrit. Ontologi membahas realitas atau entitas dengan apa adanya.
Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk
mencapai kebenaran, ontologi membutuhkan proses bagaimana realitas tersebut
dapat diakui kebenarannya. Untuk itu, proses tersebut membutuhkan pola pikir
dasar yang didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar
untuk membahas realitas.
PENGERTIAN ILMU
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan melakukan
pengamatan atau penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha
membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya. Dengan
demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat
urutan yang jelas dari mana ilmu itu berasal. Karena sifatnya yang operasional,
ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam
pengkajian.
MATERI YANG DIBAHAS

01 Makna Ontologi 04 Cabang Metafisika

02 Ontologi dan Metafisika 05 Sumber Kebenaran


Metafisika

03 Landasan Metafisika 06 Kegunaan Metafisika


01 MAKNA
ONTOLOGI
Istilah ontologi berasal dari kata Yunani “onta” yang berarti suatu yang sungguh-sungguh ada, kenyataan
yang sesungguhnya dan “logos” yang berarti teori atau ilmu. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau
ajaran tentang keberadaan. Ontologi mempelajari keberadaan dalam bentuknya yang paling abstrak.

Ontologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti luas.
Dalam kaitan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan objek apa yang ditelaah ilmu, apa bentuk esensial dari
objek tersebut dan hubungan antara objek tersebut dengan kognisi manusia. Misalnya pikiran, emosi, dan
menanyakan bagaimana persepsi manusia.
02
ONTOLOGI
DAN
METAFISIKA
Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan metafisika. Ontologi membahas tentang hakikat yang
“ada” sedangkan metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat pertanyaan ini sebenar-benarnya. Dalam
suatu pembahasan metafisika adalah bagian dari ontologi, tetapi dalam pembahasan lain ontologi adalah salah
satu dimensi metafisika. Karena itu, ontologi dan metafisika merupakan dua hal yang saling terkait.

Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1936 M untuk menamai
hakikat yang ada bersifat metafisik. Christian Wolf (1678-1754) membagi metafisika dalam perkembangannya
menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus.
Metafisika berasal dari bahasa Yunani “ta meta” dengan makna setelah fisika. Jujun Suriasumantri
membandingkan metafisika dengan landasan roket, roket itu sendiri adalah pikiran manusia. Metafisika adalah
landasan peluncurannya, sama seperti pikiran adalah roket yang diluncurkan ke bintang melalui galaksi dan
awan. Dengan kata lain, metafisika adalah dasar atau dasar untuk melihat alam dan manusia sebagai makhluk
hidup (termasuk zat dan pikiran yang dimilikinya).

Oleh karena itu, nama metafisika berarti pemikiran, refleksi yang benar-benar mendalam dan filosofis dari
realitas akhir. Sedangkan ontologi yang menjadi objek material dari filsafat terdiri dari segala hal yang ada.
03 LANDASAN
METAFISIKA
Landasan ontologi atau sering juga disebut landasan metafisik merupakan
landasan filsafat yang merujuk pada keberadaan atau substansi sesuatu.
Misalnya, pendidikan secara ilmiah ditujukan untuk mensistematisasikan
konsep-konsep dan praktik pendidikan yang telah dikaji secara metodologis
menjadi suatu bentuk pengetahuan tersendiri yang disebut Ilmu Pendidikan.
Pengetahuan ilmiah mengenai pendidikan pada hakikatnya dilandasi oleh suatu
pemikiran filsafat mengenai manusia sebagai subjek dan objek pendidikan,
pandangan tentang alam semesta, tempat manusia hidup bersama, dan
pandangan tentang Tuhan sebagai pencipta manusia dan alam semesta tersebut.
04
CABANG
METAFISIKA
Secara umum metafisika dibagi menjadi dua bagian yaitu :

Metafisika Metafisika umum (ontologi) berbicara tentang


segala sesuatu pada waktu yang sama.
Umum

Metafisika Metafisika khusus terbagi menjadi tiga bagian,


antara lain kosmologi, teologi, dan antropologi.
Khusus
Metafisika Khusus

Kosmologi Teologi Antropologi


Mempelajari atau membahas Mempelajari atau membahas tentang Mempelajari atau membahas
tentang hakikat alam termasuk keberadaan Tuhan. tentang hakikat manusia.
segala isinya, kecuali manusia
05
SUMBER
KEBENARA
N
METAFISIKA
Kebenaran ontologis disebut juga kebenaran metafisika atau kebenaran transendal. Dalam kebenaran ontologis, yang menjadi
dasar dan jangkar adalah ada itu sendiri. Ada sejauh ada adalah benar, segala yang ada adalah benar. Jadi, kebenaran ontologis
adalah kebenaran hal-hal atau kebenaran segala yang ada.

Berkat kebenaran ontologis realitas bisa dipahami, mempunyai intelegibilitas dan memiliki kesesuaian dengan intelek. Maka
ada berubah menjadi pengetahuan bagi intelek. Ada yang menjadi pengetahuan mau mengungkapkan bahwa kebenaran selalu
bereferensi dan identik dengan pengetahuan. Sejauh segala sesuatu memiliki ada, maka dapat diketahui dan terjadilah
pengetahuan. Dengan demikian ada adalah benar sejauh ada memiliki intelegilibitas : apa yang ada dapat diketahui, apa yang tidak
ada tidak bisa diketahui. Ada bisa diketahui lantaran mempunyai esse yang merupakan akar dari segala intelegibilitas. Akibatnya
semakin ada itu benar, semakin ada itu mempunyai esse. Ada itu sendiri mempunyai keteraturan.
Kebenaran ontologis menunjukkan esensi kebenaran : kebenaran adalah ada, kebenaran
didasarkan kepada ada. Dengan menunjukkan esensi kebenaran, maka kebenaran ontologis
berarti :

01 Kebenaran ontologis adalah basis dan ukuran


intelek manusia

02 Kebenaran ada ciptaan (ontologika)


didasarkan kepada intelek Tuhan
06
KEGUNAAN
METAFISIKA
Beberapa manfaat metafisika dalam pengembangan ilmu :

01 02
Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya paradigma Metafisika mengajarkan cara berfikir yang serius, terutama
ilmiah, ketika kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan dalam menjawab masalah yang bersifat enigmatif (teka-teki),
faktanya, maka harus dipasok dari luar, antara lain metafisika, sehingga melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yang mendalam
sains yang lain, kejadian personal, dan histori

03 04
Metafisika mengajarkan sikap open-ended, sehingga Metafisika mengajarkan pada peminat filsafat untuk
hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan dan mencari prinsip pertama sebagai kebenaran yang paling
kreativitas baru akhir
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai