Anda di halaman 1dari 12

BEDAH ARTIKEL

“KEMAMPUAN pemecahan masalah


MATEMATIs”

Disusun oleh
Korianto 1810118310032
Dosen pengampu
1. Dr. Hj. Noor Fajriah, M.Si.
2. Yuni Suryaningsih, M.Pd.
3. Taufiq Hidayanto, M.Pd
Artikel 1
“Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa antara Problem Centered Learning dan Problem Based
Learning ”
Jurnal Numerical/Sinta 3
Vol 3 & Halaman 9-18 tahun 2019

Erik Rinaldi, Ekasatya Aldila Afriansyah.

Masalah : Pencapaian nilai Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015, pada
kompetensi matematika Indonesia meraih poin 386 sedangkan rata-rata keseluruhannya 490 poin. Hal
tersebut menempatkan Indonesia pada urutan ke 63 dari 70 negara yang mengikuti tes PISA. Capaian
tersebut menunjukan bahwa kompetensi matematika Indonesia masih rendah ataupun di bawah rata-rata.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih efektif mana model pembelajaran yang
digunakan dalam pemecahan masalah matematis Problem Centered Learning dan Problem Based
Learning
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Hasil penelitian :
Setelah melakukan perhitungan, diperoleh nilai 𝑡 ′ = 2,43 > = 1,6973, sehingga Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Problem Centered Learning
lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Problem
Based Learning.
Pembahasan :
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diolah, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan model
pembelajaran Problem Centered Learning lebih baik dibandingkan siswa yang
mendapatkan model pembelajaran Problem Based Learning, dan
perbandingannya pun terlihat secara signifikan

Ide yang dapat diambil


Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan bantuan
model pembelajaran
Artikel 2
“ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 10 TANGERANG”

Journal Prima/Sinta 3

Volume 02 & halaman 137- 147 tahun 2018

Novitasari, Hestu Wilujeng.

Masalah : Rendahnya kemampuan memecahkan masalah matematika terjadi pada siswa di


SMP Negeri 10 Tangerang
Tujuan : Mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMPN 10
Tangerang
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

Hasil penelitian :
Tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan bahwa gerak-gerik masing-masing subjek penelitian
berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah, khususnya dalam mengerjakan soal.
Pembahasan :
1. Memahami masalah Semua subjek penelitian, baik laki-laki maupun perempuan dengan kemampuan
tinggi, sedang dan rendah mengetahui informasi yang ada pada masalah, baik informasi yang
ditanyakan maupun yang diketahui..
2. Merencanakan pemecahannya Semua subjek mengatakan bahwa merencanakan pemecahannya
dengan menggunakan rumus logik, tetapi tidak ada yang menuliskan rencananya pada hasil pekerjaan
tertulisnya. Subjek yang berkemampuan rendah, hanya dapat menyebutkan rumus tersebut, tetapi tidak
mengetahui cara penggunaannya. Hal ini disebabkan karena siswa yang berkemampuan rendah tidak
dapat menerapkan konsep-konsep dari rumus tersebut yang telah dipelajarinya.
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana Dalam aspek ini, subjek yang memiliki kemampuan tinggi
dapat menyelesaikan masalah dan hasil yang diperoleh tepat dengan langkah-langkah yang sesuai
dengan rencananya.
4. Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan

Ide yang dapat diambil


Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan tingkatan
kemampuan siswa
Artikel 3
“Pengaruh Model Pembelajaran E-learning Berbantuan
Media Pembelajaran Edmodo Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik”

Journal Numerical/Sinta 3

Volume 03 & halaman 31- 42 tahun 2019

Hanifah, Nanang Supriadi, Rany Widyastuti.

Masalah : Pendidikan yang berlangsung di dalam kelas menuntut pendidik untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
Tujuan : untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran e-learning
berbantuan edmodo dan pengetahuan awal peserta didik terhadap pemecahan masalah
matematis.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Hasil penelitian :
Berdasarkan perhitungan anava dua jalan dengan sel yang tak sama di atas,
diperoleh bahwa 𝐹𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 7,502 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,020 karena 𝐹𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka 𝐻𝑜𝐴 ditolak, maka terdapat pengaruh model pembelajaran e-learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
Pembahasan :
Model pembelajaran e-learning berbantuan media pembelajaran edmodo memiliki
peningkatan hasil kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik
daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional, yaitu adanya perbedaan perlakuan antara kelas eksperimen (model
pembelajaran e-learning berbantuan media pembelajaran edmodo) dan kelas kontrol

Ide yang dapat diambil


Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis melalui pembelajaran E-
learning dengan bantuan aplikasi Edmodo..
Ide penelitian baru
“ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA SMP PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT”

Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
berkemampuan “tinggi” pada materi bangun datar segi empat
2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
berkemampuan “sedang” pada materi bangun datar segi empat
3. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
berkemampuan “rendah” pada materi bangun datar segi empat
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi teste; nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai testee lainnya, atau bandingkan dengan nilai standar tertentu .
Pengumpulan data melalui teknik tes dilakukan dengan memberikan instrumen tes yang terdiri dari
seperangkat pertanyaan/soal untuk memperoleh data mengenai kemampuan peserta didik terutama pada
aspek kognitif. Pada penelitian ini, tes dilakukan oleh peneliti guna untuk mengukur kemampuan
pemahaman konsep matematis peserta didik. Adapaun tes dalam penelitian ini berbentuk uraian yang
berguna agar peneliti dapat melihat langkah-langkah peserta didik dalam menyelesaikan soal.
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik . Pengumpulan
data melalui wawancara dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan yang diajukan secara
langsung oleh peneliti kepada responded. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan oleh peneliti
sebagai penguat data yang diperoleh dari angket dan tes.

Anda mungkin juga menyukai