TUBERKULOSIS
18107
ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Bapak H
• Usia : 55 Tahun
• Alamat : Sleman
• Agama : Islam
• Asuransi : Umum
• No RM : 01 – 85 – XX – XX
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas
Diagnosis Banding Sesak
Nafas
1BSMRS
pasien mengeluhkan sesak napas yang hilang timbul, membaik saat pasien duduk dan memberat saat
pasien berbaring. Pasien kemudian dibawa ke UGD RS QL dan diberi penanganan nebul dan
dilakukan chest xray, dikatakan bahwa pada paru terdapat cairan dan disarankan untuk rawat inap.
Pasien dilakukan pengambilan cairan paru sebanyak 2x namun pasien tidak tahu seberapa banyak
volumenya. Di RS QL pasien didiagnosis TB dengan hasil roentgen (+) dan sputum BTA (-), kemudian
pasien mulai dilakukan terapi OAT
HMRS
Pasien dirujuk ke RSS untuk dilakukan CT scan.
Pasien mengaku keluhan sesak napas lebih baik dari
sebelumnya, tidak ada keluhan mual, muntah, benjolan di leher,
demam, dan batuk.
Pasien sedang dalam terapi OAT selama 2 bulan. Pasien
mengaku BAK berwarna orange dan BAB sedikit kehitaman
serta rasa tidak nyaman di perut. Penurunan berat badan terjadi
dalam 3 bulan terakhir sebanyak 10 kg (57 kg – 47 kg).
Pasien jarang merokok, namun lingkungan kerja pasien banyak
yang merokok.
Pasien tinggal dengan 1 istri dan 1 anak. Pasien menyangkal
adanya riwayat bepergian ke wilayah endemic TB.
RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
DAHULU
Riwayat keluhan TB pada
Tifoid tahun 2002 anggota keluarga (-)
Riwayat DM (-) Riwayat DM (-)
Riwayat HT (-) Riwayat HT (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
9
PEMERIKSAAN FISIK
IMT: 17.21
Tanda vital
SpO2 : 98%
• TD : 102/59 mmHg
VAS :0
• HR : 117x/menit
• RR : 20 x/menit
•T : 36,8ºC
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : kulit pucat (-), jaundice (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-), fremitus taktil menurun lapang paru sinistra, pengembangan dada simetris
Auskultasi : suara dasar vesikular hilang (-/+) pada SIC 5-6, RBB (-/+)
vesikuler (+)
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC 5 LMC sinistra, kekuatan penuh
Splenomegaly (-)
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-), clubbing finger (-), sianosis (-), WPK < 2
detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-), clubbing finger (-), sianosis (-), WPK
< 2 detik
RESUME PEMERIKSAAN FISIK
KU : compos mentis, sedang
• TD : 102/59 mmHg, berbaring, manset di lengan kanan
• RR : 20x/min, reguler, tipe abdominothoracal
• Nadi : 117x/min, isi dan tegangan cukup, teratur
• T : 36.8 ˚C (axila)
• BB/TB : 48 kg/ 167 cm
• General : gerakan nafas cuping hidung (-), Conjunctiva Pucat (-)
Paru : retraksi dinding dada (-), pectus excavatum (-), fremitus taktil menurun, dullness
di lapang paru sinistra dan basal paru, suara dasar vesikular menurun (-/+) pada SIC X
dan menghilang pada SIC X, RBB (+/+)
Jantung : cardiomegaly (-), S1 S2 regular, bising (-), gallop (-)
Abdomen : dinding perut setinggi dinding dada, timpani 13 titik, peristaltik 10x/menit, nyeri
tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Ekstremitas : edema tungkai (-/-), akral hangat, WPK < 2 detik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
26/6/2018
26/6/2018
19/7/2018
19/7/2018
19/7/2018
Diagnosis Banding Sesak
Nafas
Tuberkulosis dengan
efusi pleura
TATALAKSANA:
MEDIKAMENTOSA
Mulai pengobatan: 27 Juni 2018 Kategori I, tahap I
Berat badan pasien: 47 kg
4FDC; dengan dosis obat termasuk
Isoniazide 300 mg 1 tablet
Rifampisin 450 mg 1 kaplet
Pirazinamid 500 mg 3 tablet
Etambutol 250 mg 3 tablet
Curcuma 3 x 1 memelihara fungsi hepar
Vitamin B6 1 x 1 mencegah terjadinya neuropati perifer yang bisa disebabkan
oleh konsumsi isoniazid
PEMBAHASAN
DEFINISI
peradangan saluran
Bakteri masuk getah bening menuju Muncul bertahun-
melalui saluran hilus (limfangitis lokal) tahun kemudian
napas jaringan pembesaran
paru membuat setlai TBP (pada
kelenjar getah bening
sarang pneumonik di hilus (limfadenitis usia 15-40 tahun)
regional).
Cara penyebaran:
• Perkontinuitatum, menyebar kesekitarnya
• Epituberkulosis terdapat penekanan bronkus, biasanya bronkus
lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar obstruksi pada
saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis.
Kuman tuberkulosis menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat
ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus
yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.
• Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun
ke paru sebelahnya. Penyebaran ini juga terjadi ke dalam usus
• Penyebaran secara hematogen dan limfogen.
INFECTIOUSNESS
Pasien harus dinilai infectious jika :
Batuk
Sedang mengalami prosedur yang menginduksi
batuk dan menghasilkan aerosol
Sputum BTA (+)
Dan mereka yang :
tidak medapat terapi
baru saja memulai terapi
respon terhadap terapi buruk
RESIKO TINGGI INFEKSI TB
Faktor Subjek
Acquired immunodeficiencysyndrome (AIDS)
Infeksi HIV
Infeksi TB sebelumnya (dalam 2 tahun terakhir)
Kondisi medis tertentu: DM, Kanker, atau terapi imunosupresif
Faktor Penyakit
Jumlah kasus TB yang banyak
Pasien TB Primer dengan BTA (+)
Kasus yang terlambat atau tidak terobati
Faktor Lingkungan
Durasi dan intensitas kontak
Lingkungan yang padat
Ventilasi yang buruk
Tidak terpapar sinar matahari
Bakteriologis
Lokasi Riwayat
dan uji Status HIV
anatomi Pengobatan
resisten obat
TB Ekstra
HIV -
Paru
Kambuh
HIV tidak
diketahui
Gagal diakhir
Putus Obat
Riwayat
pengobatan
lainnya
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS TB
GAMBARAN KLINIK
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan
gejala klinik, pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan
bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan penunjang
lainnya
GEJALA KLINIS
1. GEJALA RESPIRATORIK B. GEJALA SISTEMIK
gejala sesak
napas &
pembesaran Gejala kadang
yang lambat Meningitis nyeri dada
dan tidak nyeri pada sisi
dari kelenjar yang rongga
getah bening pleuranya
terdapat
cairan.
Pemeriksaan Jasmani
Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung
dari organ yang terlibat.
Catatan :
Bila terdapat fasiliti radiologik dan gambaran radiologik
menunjukkan tuberkulosis aktif, maka hasil pemeriksaan dahak 1 kali
positif, 2 kali negatif tidak perlu diulang.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto lateral.
Pemeriksaan lain atas indikasi : foto apiko-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada
pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-
macam bentuk (multiform). Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB
aktif :
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
• Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif
• Fibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas
Kalsifikasi atau fibrotik
Kompleks ranke
Fibrotoraks/Fibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura
Luluh Paru (Destroyed Lung ) :
• Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan
• paru yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru . Gambaran radiologik
luluh paru terdiri dari atelektasis, multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk
menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologik
tersebut.
• Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologik untuk memastikan aktiviti proses
penyakit
• Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat
dinyatakan sbb (terutama pada kasus BTA dahak negatif) :
• Lesi minimal , bila proses mengenai sebagian dari satu atau
• dua paru dengan luas tidak lebih dari volume paru yang terletak di atas
chondrostemal junction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus dari vertebra
torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5 (sela iga 2) dan tidak dijumpai kaviti
• Lesi luas
Bila proses lebih luas dari lesi minimal.
PENGOBATAN &
EFEK SAMPING
TUJUAN PENGOBATAN