Anda di halaman 1dari 17

Peta Teori Sastra

Wiyatmi
Sastra Indonesia UNY
Teori-teori klasik

• (1) teori mimetik (Plato)


• (2) teori kreasi (Aristoteles)
• (3) teori ekspresif (Longinus)
• (4) teori pragmatik (Horatius)
Teori-teori modernis
(A. Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra)
(1) teori formalisme (Rusia)
(2) teori strukturalisme (memiliki beberapa varian:
misalnya:
•strukturalisme Levi Straus,
•Struktur naratif Vradimir Propp, Strukturalisme Greimas,
•Strukturalisme Tzetan Todorov,
•dll.
• (3) teori semiotik (memiliki beberapa varian,
misalnya :
• semiotik Michel Riffaterre,
• Roland Bhartes,
• Charles Morris & Klaus,
• dll
• (4) teori sosiologi sastra (memiliki beberapa
varian :
• sosiologi pengarang,
• sosiologi karya sastra,
• soiologi pembaca,
• sosiologi marxisme,
• dsb.)
• (5) psikologi sastra

• (6) poskolonialisme
• (7) resepsi sastra
• (8) teori ekokritik
Teori-teori Pascastrukturalisme/
pascamodernisme
• (1) teori psikoanalisis Lacan
• (2) teori dekonstruksi Derrida
• (3) teori kekuasaan dan seksualitas Foucault
• (4) teori posmodernisme Lyotard
• (5) teori feminisme dan ekofeminisme
• (6) teori new historisisme
• Dari peta perkembangan teori sastra tersebut tampak
bahwa dalam hubungannya dengan karya (teks) sastra
sebagai orientasi akademik (keilmuan), teori-teori
tersebut bergerak dari perhatian terhadap: isi
(fenomena kehidupan yang diangkat/dieskpresikan
dalam karya sastra), karya (struktur) ke isi lagi...

• Teori sastra bergerak dari interdisipliner-


monodisipliner- interdisipliner
Teori mimetik (Plato)

• Mimesis = tiruan
• Teori sastra tertua
• Sastra (seni) tiruan dari kenyataan

• Sosiologi sastra merupakan perkembangan dari


teori mimetik
• Sastra merupakan peneladanan dan sekaligus
model kenyataan (Teeuw, 1984).

• Hubungan antara sastra dengan kenyataan bukan


hubungan langsung, tetapi hubungan yang
kompleks dan tidak langsung, yang ditentukan
oleh: (1) konvensi bahasa,
• (2) konvensi sosial budaya; (3) konvensi sastra
• Novel Canting (Arswendo Atmowiloto)
meneladani kenyataan apa?
• Karya sastra selalu berada dalam tegangan antara
kenyataan (fakta) dengan rekaan (fiksi)
• Mana yang kenyataan?
• Mana yang fiksi?

• Dimana posisi pengarang?


• Apa yang dikerjakan pengarang untuk
menggambarkan/mengekspresikan kenyataan
dalam karya sastra yang ditulisnya?
• Apakah semua karya sastra meneladani dan
menjadi model kenyataan?
• Karya sastra (fiksi realis)

• Karya sastra sebagai dokumen sosial budaya


Teori Kreasi (Aristoteles)

• Dalam menciptakan karya seni/sastra seniman


tidak semata-mata meniru/ menjiplak kenyataan,
tetapi menciptakan dunia sendiri.

• Seorang seniman lebih tinggi nilai karyanya


daripada karya tukang.
• Karya seni ada estetikanya.
• Karya Aristoteles, Poetica (340 SM) menjadi dasar
bagi teori struktural yang menyatakan bahwa karya
sastra sebagai struktur yang otonom.

• Strukturalisme pernah menjadi teori sastra yang


menguasai dunia akademik di sejumlah perguruan
tinggi, termasuk di Indonesia.
• Buku-buku teori fiksi, puisi, dan drama yang
menguraikan secara rinci unsur-unsur
pembangunnya merupakan bukti berjayanya teori
struktural.

• An Introduction to Fiction (Robert Stanton, 1965)


• An Introduction to Poetry in English (Eric
Doumerc, Wendy Harding, 2007)

Anda mungkin juga menyukai