Anda di halaman 1dari 44

SRINING PENYAKIT TIDAK

MENULAR PADA ANTENATAL :


ASUHAN KEHAMILAN DENGAN
PENYAKIT PENYERTA
Dr. dr. Donel S, SpOG, SubSp. KFM (K)

KJF/KSM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU/RSUD ARIFIN ACHMAD
RIAU

1
PENDAHULUAN

• Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat


PTM adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan
dari orang ke orang, yang perkembangannya
berjalan perlahan dalam jangka waktu yang
panjang (kronis).

2
Sifat Penyakit Tidak Menular (PTM) :

1. Penyakit yang tidak ditularkan dari orang ke orang, yang


perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu
yang panjang (kronis).
2. Penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman
termasuk penyakit kronis degeneratif antara lain penyakit
Jantung, Stroke, Diabetes Mellitus, Kanker, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik, Cedera dan Gangguan Indera dan
Fungsional.
3. Penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan lingkungan
yang tidak sehat.

3
Menurut World Health Organization (WHO), macam-
macam PTM meliputi:
• Penyakit kardiovaskular (seperti penyakit jantung
dan stroke)
• Kanker
• Penyakit pernapasan kronis (seperti PPOK dan
asma)
• Diabetes

4
5
6
7
8
9
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pada indikator-indikator kunci PTM yang
tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut :

1. Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18


tahun keatas meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%;
2. Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas
meningkat dari 14,8 % menjadi 21,8%;
3. Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat
dari 7,2% menjadi 9,1%.

10
HUBUNGAN PTM DG KEHAMILAN

 PRE EKLAMSI
 PJT
 EKLAMSIA
 KEMATIAN MATERNAL

HAMIL DG PTM  KEHAMILAN RISIKO TINGGI


11
RISIKO KEHAMILAN

Rochjati P 12
KEHAMILAN RISIKO TINGGI

• Kehamilan yg mempunyai faktor risiko sehingga


morbiditas dan mortalitas maternal (AKI) dan
perinatal tinggi.

13
FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN RISIKO TINGGI

FAKTOR SOSIAL-EKONOMI FAKTOR KEBIASAAN


• Kemiskinan • Merokok
• Perumahan yg jelek
• Alkohol
• Problem sosial
• Narkotika
• Tidak memp pekerjaan
• Status gizi jelek

FAKTOR DEMOGRAFI
• Umur ibu < 16 th atau > 35 th
• Overweight, underweight
• Tinggi badan < 140 cm
• Keluarga ada kel bawaan
14
16
APGO AGO

 Primi muda; Primi tua; Primi


 Penyakit ibu ; PE ringan,
tua sekunder
anemia
 Anak terkecil < 2tahun
 Bayi : Hidramnion;
 Grande multi
serotinus; lintang;
 Umur ≥ 35 tahun; Tinggi
sungsang ; gemelli; IUFD
badan ≤ 145 cm
 Riwayat obstetrik buruk
 Bekas SC
 Riwayat partus buatan AGDO
pervaginam
Perdarahan ante partum
 PE berat; Eklampsia

17
KEMATIAN MATERNAL

8.000.000 Perempuan/Tahun
Penyebab Utama Kematian Ibu
Komplikasi kehamilan
> Setengah Juta

Meninggal

99% terjadi
Di Negara Berkembang

Preeklampsia di
Angka Kematian Ibu (AKI) Negara berkembang 1,8% - 18%
di Indonesia
359 per 100.000 kelahiran hidup di Indonesia 5,3% (128.273/tahun)

18
19
Lancet  2001;357:209–15
Kriteria Minimal Preeklampsia

Hipertensi  TD ≥ 140 mmHg sistolik atau ≥ 90


mmHg diastolik pada 2 kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakanlengan yang sama

DAN

Protein urin  > 300 mg dalam 24 jam atau tes urin


dipstik > positif 1

20
Mengurangi kesalahan pemeriksaan tekanan darah:

•Pemeriksaan dimulai ketika pasien dalam keadaan


tenang.
•Sebaiknya menggunakan tensimeter air raksa atau
yang setara, yang sudah tervalidasi.
•Posisi duduk dengan manset sesuai level jantung.
•Gunakan ukuran manset yang sesuai.
•Gunakan bunyi korotkoff V pada pengukuran tekanan
darah diastolik

21
PENEGAKAN DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA

Preeklampsia  hipertensi yang baru terjadi pada


kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu disertai
adanya gangguan organ

Jika Hipertensi saja tidak dapat disamakan dgn


preeklampsia, harus ada gangguan organ spesifik akibat
preeklampsia tsb.

22
Jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu:
1.Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
2.Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan
ginjal lainnya
3.Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan
atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
4.Edema Paru
5.Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
6.Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV) 23
PENEGAKAN DIAGNOSIS PREEKLAMPSIA BERAT

Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan preklampsia berat adalah salah satu
dibawah ini :
1. Tekanan darah ≥ 160 mmHg sistolik atau ≥ 110 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan
yang sama
2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
3. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
4. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan
atas abdomen
5. Edema Paru
6. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
7. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan
sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction
(FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic
velocity (ARDV)
24
Hasil Metaanalisis

Ibu Riwayat Preeklampsia

Penanganan preeklampsia dan


kualitasnya di Indonesia masih
beragam di antara praktisi dan
rumah sakit
25
Komplikasi

Hipertensi gestasional dan preklampsia/eklampsia


berhubungan dengan risiko hipertensi dan penyakit
kardiovaskular pada masa yang akan datang.
Beberapa penelitian menyimpulkan:
1.Wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki risiko penyakit
kardiovaskular, 4x peningkatan risiko hipertensi dan 2x risiko
penyakit jantung iskemik, stroke dan DVT di masa yang akan
datang.
2.Risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklampsia
lebih tinggi, termasuk yang disebabkan oleh penyakit
serebrovaskular.
Level of evidence I a
26
PENCEGAHAN

SUMBER : PNPK POGI 2016 27


PENATALAKSANAAN
(MANAJEMEN)

1.EKSPEKTATIF
2.AKTIF
28
1.MANAJEMEN
EKSPEKTATIF

Manajemen
Ekspektatif Pada
Preeklampsia tanpa
Gejala Berat
29
Manajemen Ekspektatif
Preeklampsia Berat

30
MgSO4 pada preeklampsia berat dan eklampsia

4 to 6 gram IV loading dose selama 15 - 20 minute


2 grams IV tambahan untuk kejang berulang

2 grams per jam IV hingga 24 jam post partum

Monitor:
Magnesium levels (therapeutic ranges 4 to 8
mg/dl)
Reflexes
Mental status
Respiratory status
Urine outputs
ANTI DOTUM : CALSIUM GLUCONAS 10%
31
Manajemen Ekspektatif
Preeklampsia Berat

32
2. MANAJEMEN AKTIF

Kriteria terminasi kehamilan pada preeklampsia berat

Cara terminasi : bishop score > 6 Perevaginam, < 6 SC


33
STRATEGI PENCEGAHAN
PTM  KEMATIAN
MATERNAL
34
SIAPA SAJA YANG BERPERAN?

MENENTUKAN
RISIKO

36
MAKING PREGNANCY SAFER (MPS)
TIGA PESAN KUNCI
• Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan
terampil
• Setiap komplikasi obstetri dan neonatal
ditangani secara adekuat
• Setiap wanita usia subur mempunyai akses
terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanggulangan komplikasi
keguguran

STRATEGI
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir di tingkat Dasar dan Rujukan
2. Membangun kemitraan yang efektif
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan Masyarakat
4. Meningkatkan
• Sistem surveilans
• Monitoring dan informasi KIA
• Pembiayaan
MODAL DETEKSI
FAKTOR RISIKO :
• ANAMNESIS
• PEM. KLINIS
• HPHT
• TFU
• USG

38
PELAYANAN ANC
IDEAL

39
40
41
42
43
TERIMA KASIH
44

Anda mungkin juga menyukai