Anda di halaman 1dari 16

PERANAN TES KERJA

PADA
PENYAKIT JANTUNG
Oleh

SUKADI,SST,MMKes.

2012
1. PEMBAGIAN PENYAKIT JANTUNG
Secara umum penyakit jantung digolongkan ke
dalam kelompok sebagai berikut :
a. Penyakit/kelainan Jantung Bawaan
b. Penyakit Jantung Rematik
c. Penyakit Jantung Hipertensi
d. Penyakit Jantung Koroner
e. Penyakit Jantung Miopati
a. Penyakit/kelainan Jantung Bawaan
Seseorang dikatakan mempunyai atau mengidap
penyakit/kelainan jantung bawaan jika sejak lahir
diketahui /diduga mempunyai kelainan, jadi
penyakit/kelainan yang ditemukan jelas dibawa dari lahir.
Kelainan jantung bawaan tersebut dapat dibedakan atas
dua kelompok.
Pertama : dapat memberi gejala kebiru-biruan(sianotik)
yang akan tampak pada ujung-ujung jari, ujung hidung dan
bibir si anak baik dalam keadaan diam maupun kalau
menangis.
Gambaran tersebut menunjukkan adanya percampuran
darah di dalam rongga jantung, artinya, darah yang kaya
oksigen(arteri) bercampur dengan darah yang sudah
beredar dari tubuh(vena).
Kedua : tidak disertai gambaran kebiru-biruan baik waktu
diam maupun pada saat menangis, disebut kelompok
asianotik.
Pengobatan yang tepat kedua kelompok tersebut adalah
dengan jalan pembedahan korektif. Dan apabila tidak
sempat dioperatif dan ternyata bisa bertahan sampai
dewasa (suatu yang sangat jarang terjadi).
Maka tes kerja sebagai dasar untuk memberikan
program latihan atau menentukan kemampuan kerja
hanyalah bermanfaat pada kelompok asianotik.
Keadaan inipun hanya dimungkinkan bila kondisi
umum maupun kondisi penderita dapat
dipertanggung jawabkan.
Tes kerja bagi penderita sianotik tidak bermanfaat
oleh karen setiap kerja fisik yang bertambah akan
menimbulkan bertambahnya aliran darah dari bagian
jantung yang berisi darah yang minim oksigen.
b. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit ini biasanya berjangkit pada usia 5 – 15 tahun,
disebabkan oleh kuman yang mengakibatkan
kerusakan pada katup jantung sebagai reaksi tubuh
terhadap kuman golongan Belastreptococus.
Dengan terjadinya kerusakan katup jantung maka
pemompaanya menjadi tidak sempurna. Pendek kata
jantung sudah gagal berfungsi, penderita harus dirawat
di rumah sakit, tentunya kerja fisik tidak
diperbolehkan.
c. Penyakit Jantung Hipertensi
Penyebab dari penyakit jantung ini adalah
hipertensi atau tekanan darah tinggi, tekanan darah
tinggi yang dibiarkan berlarut-larut dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam struktur
otot-otot jantung (infark miokard).
Sebelum dilakukan tes kerja sebaiknya dirurunkan
dulu tekanan darahnya sehingga mencapai tingkat
yang membahayakan.
d. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya
penyempitan pembuluh darah jantung (arteri
coronaria), antara lain sebagai akibat penimbunan
lemak dan colesterol yang berlangsung lama tanpa
disadari.
Penyempitan pembuluh darah suatu saat bisa
menyebabkan otot jantung yang dialirinya mengalami
kekurangan darah sama sekali tidak mendapatkan
darah sehingga terjadi serangan jantung.
Tes kerja pada penyakit ini sangat bermanfaat
sekali karena kita dapat menduga sejauh mana
kelainan yang terjadi dan berapa kuat kemampuan
kerja jantung.
Berdasarkan hasil tes kita dapat menilai berat
ringannya pekerjaan maupun menentukan
pemakaian obat-obatan, pembedahan pintas
koroner (coronary by pass) sebagai upaya mengatasi
pembuluh darah koroner yang terganggu.
e. Penyakit Jantung Miopati
Sampai saat ini penyebab penyakit jantung
miopati masih merupakan hipotesa disangka
disebabkan oleh adanya kelainan pada otot jantung
itu sendiri. Ada yang menghubungkan dengan faktor
gizi waktu kecil, infeksi parasit seperti di benua
Afrika yang dikenal dengan penyakit Cagas. Pada
penderita ini latihan tidak akan memberikan
manfaat.
2. SYARAT-SYARAT TES KERJA
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Perlu adanya sistem pencatatan kegiatan aktivitas listrik
jantung (EKG) yang kontinu, pencatatan EKG dilakukan
baik sebelum, sewaktu tes kerja berlangsung maupun
setelah selesai tes.

b. Perlu adanya alat yang dapat mengukur perubahan-


perubahan tekanan darah.
c. Tes kerja harus dapat dilakukan baik pada orang
yang sehat, dengan kebiasaan sehari-hari kerja duduk
maupun orang yang baru saja sembuh dari sakit
dengan kemampuan terbatas, tetapi juga dapat pada
atlit dengan kondisi puncak.

d. Beban tes harus standar, sehingga dapat


diperbandingkan antara satu orang dengan orang
lain.
e. Harus dapat mencerminkan kemampuan aerobik
dari orang yang di tes.

f. Harus aman dan setiap orang yang di tes tidak akan


mengalami kesulitan atau gangguan yang berarti.

h. Dapat memberikan suatu petunjuk yang yang khas


serta sensitif untuk membedakan antara orang yang
sehat dan orang yang sakit.
i. Hasil yang diperoleh dari suatu tes harus
memberikan informasi yang dapat memberikan
gambaran apakah respon yang dihasilkan itu normal
atau ada kelainan pada orang normal maupun bagi
penderita penyakit jantung.

j. Tes itu harus mampu memberikan fase pemanasan


pada waktu beban awal diberikan.

k. Prosedur tes haruslah mudah dikerjakan.


Berdasarkan syarat-syarat di atas, maka
tidak semua tes kerja yang dikenal memenuhi
ketentuan, sebaiknya dipilih tes kerja yang
paling memenuhi persyratan.
Cukup
selamat belajar
Sukses selalu

Anda mungkin juga menyukai