Anda di halaman 1dari 12

Sistem Nilai,

Norma,
Adat Istiadat,
Tata Cara
Hukum Adat dan Hukum Positif
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Sistem Nilai (Values System) :
• Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang
paling tinggi dan paling abstrak di alam pikiran
manusia.
• Dikatakan “sisitem nilai budaya” karena ada
sejumlah nilai budaya yang satu dengan yang
lain berkaitan sehingga merupaka suatu sistem.
• Nilai-nilai budaya adalah konsep-konsep
mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar dari warga suatu masyarakat
mengenai apa yang mereka anggap bernilai,
berharga dan penting dalam hidup.
• Fungsinya: sebagai suatu pedoman yang
memberi arah dan orientasi kepada kehidupan
masyarakat.
• Nilai budaya bersipat sangat umum, mempunyai
ruang lingkup yang sangat luas dan biasanya
sulit diterangkan secara rasional dan nyata.
• Namun keberadaan nilai-nilai budaya dalam
suatu kebudayaan berada dalam daerah
emosional dari alam jiwa individu yang menjadi
warga dari kebudayaan yg bersangkutan.
• Terutama para individu yang sejak kecil telah di
resapi dengan nilai-nilai budaya yang hidup
dalam masyarakatnya, sehingga konsep tsb
telah berakar dalam alam jiwa mereka.
• Inilah yang mengakibatkan nilai-nilai budaya
dalam suatu kebudayaan tak dapat diganti
dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu
singkat.
• Caranya dapat dilakukan dengan cara
mendiskusikannya secara rasional.
Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan Orientasi Nilai-
Budaya Manusia (Kenurut kerangka Kluckhohn via Koentjaraningrat):
Masalah dalam Orientasi Nilai - Budaya
hidup

Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk tetapi
manusia wajib berikhtiar
supaya hidup itu menjadi
baik
Hakekat Karya itu untuk nafkah Karya itu untuk Karya itu untuk
Karya/usaha/kerja hidup kedudukan, kehormatan, menambah karya
martabat, dsb.

Persepsi manusia tentang Orientasi ke masa kini Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa depan
waktu

Pandangan Manusia Manusia tunduk kepada Menusia berusaha Manusia berhasrat


terhadap Alam alam yang dahsyat menjaga keselarasan menguasai alam
dengan alam

Hakekat hubungan anatar Orientasi kolateral Orientasi vertikal, rasa Individualisme menilai
sesama (herizontal), rasa ketergantungan kepada tinggi usaha atas
ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan kekuatan sendiri.
sesamanya (berjiwa berpangkat
gotong royong)
Dari mana muncul nilai-nilai budaya
tersebut di alam pikiran:
• Muncul dari otoritas yang memiliki pengaruh
dalam membentuk prilaku masyarakat
Contoh otoritas: Pemimpin, ajaran agama,
penguasa, dll
• Warisan generasi sebelumnya yang kita ikuti
berulang-ulang
Cth: tahayul, mitos, dll
• Sosialisasi dari lingkungan keluarga dan
masyarakat
Contoh:
• Ada kepercayaan masyarakat Memiliki anak
laki-laki lebih bernilai dari pada memiliki anak
perempuan (sebagian besar masy. Indonesia)
• Bekerja di luar rumah labih bernilai dari pada
bekerja di dalam rumah (sebagian besar masy.
Indonesia)
• Laki-laki merantau labih bernilai dari pada
tinggal dilingkungan keluarga (sebagian
masyarakat minang)
• Menggunakan produk luar negeri labih bernilai
dari pada produk dalam negeri (sebagian
masyarakat kota)
Norma:
• Kalau nilai-nilai budaya sebagai pedoman yang
memberi arah dan orientasi terhadap hidup
bersifat sangat umum/abstrak, Norma
sebaliknya.
• Norma merupakan aturan-aturan yang besifat
khusus dan perumusannya biasanya amat
terperinci, jelas, tegas dan tak meragukan.
• Fungsinya sebagai pengatur tindakan individu
mengenai prosedur dan tata cara begaimanakah
suatu tindakan itu sebaiknya dilaksanakan.
• Dengan kata lain norma sama dengan aturan.
Tetapi sifatnya tidak tertulis.
• Norma-norma secara khusus dapat digolongkan
menurut pranata-pranata masyarakat yang ada.
• Contohnya: pranata ilmiah, pranata pendidikan,
pranata peradilan, ekonomi, keindahan,
keagamaan, dsb
• Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan
yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang
khusus, sedangkan lembaga atau organisasi
adalah pelaksananya.
• Dalam tiap pranata ada macam-macam
kedudukan dan dalam tiap kedudukan ada
berbagai individu yang bertindak menurut
aturan-aturan tertentu yaitu norma.
• Tidak semua orang mengetahui banyak tentang
seluk beluk sistem norma dalam masyarakat.
• Dalam masyarakat, orang yang ahli tentang ini
biasa di sebut “ahli adat”.
• Dalam masyarakat yang sederhana (jumlah
pranatanya kecil) otomatis norma dalam
kehidupan masyarakatnya juga sedikit.
• Maka satu “ahli adat” dapat mencakup
pengetahuan mengenai semua norma dalam
masyarakat
• Sebaliknya, dalam masyarakat yang kompleks
(jumlah pranatanya besar) otomatis norma
dalam kehidupan masyarakatnya juga banyak.
• Maka satu “ahli adat” tidak dapat lagi menguasai
pengetahuan mengenai semua sistem norma
yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Adat Istiadat dan Tata Cara:
• Ahli Sosiologi W.G. Sumner mengelompokkan
dua golongan norma dalam kehidupan
masyarakat:
– Mores (adat istiadat) => Norma yang sangat berat
sehingga apabila terjadi pelanggaran akan ada
akibatnya yang panjang. Para pelanggar akan
dituntut, diadili dan dihukum.
– Folkways (tata cara) => Norma yang dianggap kurang
berat sehingga apabila dilanggar tidak ada akibat
yang panjang. Biasanya para pelanggar akan
mendapatkan tertawaan, ejekan atau penggunjingan
saja.
• Norma-norma dari golongan adat istiadat
selanjutnya kita sebut dengan hukum.
• Hukum terbagi menjadi dua:
– Hukum adat => ada yang tertulis dan ada
yang tidak tertulis namun hanya berlaku
berdasarkan kebudayaan tertentu.
– Hukum positif/hukum negara => tertulis dan
berlaku universal berdasarkan teritorial.
Skema Nilai, Norma, Adat Istiadat, Tata cara dan hukum

Negara Hukum Positif

Tata Cara Adat Istiadat Hukum Adat

Norma

Nilai

Anda mungkin juga menyukai