Anda di halaman 1dari 12

STAKEHOLDER PUBLIC RELATIONS – K01

“Stakeholder Analysis in Tourism Development


of the Bintan Regency during the COVID-19
Pandemic”
Kania Sukmawati
193516416661
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Nasional
2022
Jurnal Data
Judul Jurnal : Stakeholder Analysis in Tourism Development

of the Bintan Regency during the COVID-19


Pandemic
Volume : Vol 8, No. 3 (2021): Page no 220 – 234
Tahun : 2021
Penulis : Mahadiansar, Andy Fefta Wijaya, Alfi Haris
Wanto
SEKTOR PARIWISATA

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa para stakeholder di sektor


pariwisata di wilayah Kabupaten Bintan mengalami kendala diantaranya
mengurangi kerjasama seperti kegiatan pariwisata berbasis olahraga atau yang
disebut dengan Sport Tourism, pariwisata berbasis lingkungan atau yang disebut
eco tourism dan travel-based tourism atau yang disebut bubble tourism.

Dari tahun ke tahun, sektor pariwisata terus mengalami pertumbuhan di Kabupaten


Bintan, membuat masyarakat Kabupaten Bintan dalam aktivitas sehari-harinya selalu
menghadapi pariwisata baik sebagai pelaku pariwisata maupun partisipasi di sektor
pariwisata. Namun, dampak pandemi COVID19 tahun 2020, berdasarkan grafik di atas,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata mengalami penurunan hingga 98%, yang
meningkat signifikan pada tahun sebelumnya.
POTENSI PARIWISATA DI BINTAN REGENCY

Terlihat Kondisi darurat dari beberapa stakeholder sektor industri swasta, pemerintah daerah, dan
pegiat pariwisata berjalan kaki masing-masing, karena selama pandemi COVID-19, pariwisata di
Kabupaten Bintan, mayoritas kunjungan dari luar negeri, dilarang masuk ke Indonesia.

Peran pemangku kepentingan di Kabupaten Bintan harus dapat menjadi patokan dalam kondisi
abnormal yang dapat memberikan kontribusi terstruktur karena masyarakat Kabupaten Bintan
tentu menginginkan kepastian kesejahteraan dimana pariwisata telah menjadi sumber pendapatan
mereka dalam sepuluh tahun terakhir
Indikator Analisis Stakeholder

Aktor stakeholder termasuk pemerintah daerah, industri pariwisata, dan kelompok


aktivis pariwisata yang penelitinya berfokus pada upaya strategis stakeholder dalam
membuat keputusan dengan melihat indikator analisis stakeholder saat ini. Dengan
demikian, analisis stakeholder sektor pariwisata dapat efisien, transparan, dan
terlegitimasi dengan baik oleh masyarakat dalam berkontribusi pada sektor
pariwisata di Kabupaten Bintan.

Analisis stakeholder berorientasi pada pengaturan kerja sama yang buruk untuk tanggung jawab
masing-masing organisasi yang dipimpinnya. Tujuan analisis stake holder bukan semata-mata untuk
memperbaiki sistem yang ada, melainkan kebutuhan organisasi yang perlu dijaga kepercayaan
publik agar memiliki tempat yang berdampak positif bagi keberlangsungan sektor pariwisata dan
dapat memberikan legitimasi nasional oleh stakeholder pariwisata di Kabupaten Bintan.
Identifikasi stakeholder tentu akan berdampak dalam bentuk sebab dan akibat jika stakeholder
melemah dengan kondisi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, perlu adanya analisis stakeholder
terhadap sektor pariwisata Kabupaten Bintan.
Tujuan Analisis Stakeholder

1. 2. 3.

1. pemangku kepentingan
Menganalisis para 2. potensi besar untuk
Kabupaten Bintan memiliki 3.
Pariwisata di Kabupaten Bintan memiliki
pariwisata Kabupaten Bintan untuk menyelamatkan sektor pariwisata di masa event yang lebih besar bekerja sama dengan
mengantisipasi kesalahan dalam kerja sama pandemi COVID-19 karena wilayah strategis masyarakat internasional. Perumusan
sebagai proses kepentingan publik yang tersebut berbatasan dengan negara tetangga masalah berfokus pada stakeholder yang
berkelanjutan dengan harapan dapat seperti Singapura dan Malaysia. telah berkontribusi dalam memperkuat
mendorong pengembangan pariwisata Sehingga kita harus mampu melakukan pengembangan pariwisata berkelanjutan di
secara optimal dengan adanya new normal penerapan protokol kesehatan yang lebih siap masa pandemi COVID-19 di Kabupaten
di wilayah Kabupaten Bintan dibandingkan di Bintan.
Bali
Metode Penelitian
Menggunakan Tiga
Analisis stakeholder
pendekatan persuasif: analisis data yang
diprioritaskan dari 3
mencocokkan pola kegiatan mengacu pada data
indikator (siapa, kapan, dan
stakeholder di Kabupaten sekunder dan primer
bagaimana) kemudian
Bintan,
bertujuan sebagai
kemudian mengembangkan dibantu dengan
menggunakan software strategi analisis yang
penjelasan tentang
pengembangan pariwisata analisis NVivo12 untuk berfokus pada studi
yang dilakukan oleh melihat korelasi antar kasus yang dikaji secara
stakeholder dengan melihat pelaku pemangku komprehensif
indikator stakeholder kepentingan

Analisis Stakeholder adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai pengaruh dan kepentingan
aktor kunci, baik dalam kelompok atau organisasi, yang secara signifikan dapat mempengaruhi keberhasilan
kegiatan atau realisasi kegiatan pariwisata dalam studi kasus yang ada.
Hasil dan Pembahasan

Pemeran Dalam Stakeholder Pariwisata

Gambaran bahwa wirausahawan merupakan aktor yang paling berpengaruh dalam


pengembangan pariwisata berkelanjutan. Hal ini juga dapat dilihat pada Wordclouds
Overview yang diperoleh pada hasil sebelumnya bahwa wirausahawan merupakan aktor
yang paling banyak dibahas berdasarkan enam responden yang memberikan sebanyak 12
pelaku pemangku kepentingan. Pemerintah Pusat dan Badan BudPar memiliki tingkat
kekuatan tertinggi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan hubungan yang
kuat dengan pengusaha. Pembahasan mengenai pelaku dalam pembangunan pariwisata
berkelanjutan diurutkan berdasarkan grafik hirarki chat yang mengidentifikasi 12 pelaku
dalam Bintan Tourism Development.
Kapan pertukaran informasi antara pengetahuan manajemen dengan para stakeholder parawisata
Partisipasti Stakeholder Pariwisata

Hubungan antara Kalangan stakeholder mempengaruhi pengembangan pariwisata


berkelanjutan di Bintan Daerah karena sektor budaya tidak memiliki daya tarik. Budaya
yang ada hanyalah formalitas dan tidak memiliki nilai jual yang dapat dijadikan wisata
budaya dalam pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Bintan

Terkait promosi budaya, LAM mempromosikan kegiatan budaya yang dikolaborasikan


dengan pariwisata melalui Dinas Pariwisata Budaya dan Pemerintah Daerah.
Penggabungan budaya, tari, dan pariwisata dilakukan sebelum COVID. Kini, belum ada
kegiatan budaya sejak pandemi COVID-19. Pasar budaya Bintan masih terbatas. Budaya
Bintan tidak memiliki nilai jual dibandingkan dengan wisata Olahraga di Bintan, terlihat
dengan tidak adanya hubungan yang kuat antara LAM dengan aktor lain, seperti yang
terlihat pada Circle Graph of Coding Results Relationship for 12 Actors. Para peneliti
berharap kegiatan budaya dapat lebih banyak berkolaborasi dengan kegiatan pariwisata.
KESIMPULAN

upaya penyusunan, pelaksanaan dan


dampak terhadap pelaksanaan
STAKEHOLDER pengelolaan pariwisata di Kabupaten
Bintan

harus menciptakan suasana yang kondusif


bagi mereka yang bertanggung jawab atas
STAKEHOLDER
proses tersebut tanpa partisipasi
berkelanjutan.
Proses adaptasi baru dalam pengembangan
pariwisata di Kabupaten Bintan harus
STAKEHOLDER
melibatkan seluruh masyarakat agar adil dan
transparan

Kepentingan utama harus jelas dalam


STAKEHOLDER
memetakan potensi
STAKEHOLDER

THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai