Anda di halaman 1dari 43

RUJUKAN DAN TRANSPORTASI

BAYI BARU LAHIR

Siswi Wulandari, SST., S.Pd., M.Keb


Pendahuluan
 Tujuan sistem rujukan
• Pelayanan kesehatan neonatus yang cepat,
tepat dan efisien
• Pembagian tugas pada unit kesehatan terkait
• Mengurangi angka kematian bayi
Sistem Rujukan

Rumah
Sakit Kab PONEK

Puskesmas
Basic PONED
Maternity
care Puskesmas Bidan di Desa
Pembantu Polindes PPGDON
Posyandu ANC

Keluarga
Masyarakat (siaga)
3 Keterlambatan

Ketersediaan
Pelayanan
Berkualitas

Terlambat mendapat
pelayanan yg adekuat
Geografi
Transport Ketersediaan
Biaya Pelayanan berkualitas
(Tenaga, alat, obat)
Terlambat sampai di – ANC, PN, Kn, MTBS dan
Fasilitas/tenaga kes Gawardarurat 24 jam
Ibu/Suami
Keluarga Jarak jauh/
Masyarat waktu tempuh lama
Kesulitan alat transport
Ketersediaan biaya
Terlambat mengetahui
dan memutuskan
Pengetahuan
Gender
Informasi rujukan
SISTEM RUJUKAN DAN TRANSPORTASI

 Perhatikan regionalisasi Rujukan Perinatal dalam


menentukan tujuan rujukan, sehingga dapat merujuk
dengan cepat, aman dan benar
 Puskesmas merupakan penyaring kasus risiko yang
perlu dirujuk sesuai dengan besaran risiko, jarak dan
faktor lainnya
 Memberi informasi kesehatan dan prognosis bayinya
dan melibatkan orangtua atau keluarga dalam
mengambil keputusan untuk merujuk
 Melengkapi syarat- syarat rujukan (persetujuan
tindakan, surat rujukan, catatan medis). Untuk kasus
tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.
 Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga
kehangatan bayi dan ruangan dalam kendaraan yang
digunakan untuk merujuk, dan menjaga jalan napas
tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila
memungkinkan bayi tetap diberi ASI.
 Harus disertai dengan tenaga yang terampil
melakukan Resusitasi
PRINSIP DASAR

 Paling ideal untuk merujuk adalah Rujukan


Antepartum (rujukan pada saat janin masih ada dalam
kandungan ibu).
 Perubahan keadaan dan penyakit pada bayi baru lahir
demikian cepatnya, untuk itu dibutuhkan tata laksana
segera dan adekuat pada fasilitas yang lebih lengkap
dan terdekat (Sistem Regionalisasi Rujukan Perinatal).
 Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap,
yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan keuntungan
atau nilai positip dibanding bila hanya tetap dirawat di
tempat asalnya.
 Harus diperhatikan bahwa saat merujuk, bayi
harus dalam keadaan stabil atau minimal tanda
bahaya sudah dikelola lebih dulu
 Perlu melibatkan orang tua atau keluarga
dalam mengambil keputusan untuk merujuk
dan jelaskan kenapa bayi harus dirujuk
Data dasar yang harus diinformasikan
1. Identitas bayi dan tanggal lahir
2. Identitas orang tua
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan
resusitasi yang dilakukan.
4. Obat yang dikonsumsi oleh ibu
5. Nilai Apgar (tidak selalu harus diinformasikan, bila tidak
tersedia waktu karena melakukan tindakan resusitasi aktif)
6. Masa Gestasi dan berat lahir.
7. Tanda vital (suhu, frekuensi jantung, pernapasan, warna kulit
dan aktif/tidak nya bayi)
8. Tindakan/prosedur klinik dan terapi lain yang sudah
diberikan
9. Bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada (glukosa,
elektrolit, dan lain-lain)
Kasus/ keadaan yang memerlukan rujukan
ke fasilitas lebih lengkap
1 Gangguan nafas sedang dan berat

2 Asfiksia tidak respon dengan resusitasi

3 Kasus bedah neonatus

4 BBLR< 1750 gr

BBLR 1,750-2,000 g dengan kejang, gangguan napas, gangguan


5 pemberian minum

Ikterus yang tidak respon dengan


6 foto terapi

7 PJB, ibu dengan DM dan bayi hipoglikemia


simptomatik
Stabilisasi Pra-transportasi

Neonatus • Hipotermia
Sakit • hipotensi
• Asidosis metabolik

• Stabilisasi dilakukan oleh


tenaga medis
Transportasi
Stabilisasi Pra-transportasi

• Hipotermia
Neonatus Sakit • Hipotensi
• Asidosis
metabolik

Stabilisasi • Transportasi
Prinsip-prinsip stabilisasi

 A =airway
 B=Breathing

 C=Circulation/ {Communication}

 D=Drugs/ {Documentation}

 E=Environment/ {Equipment}

 F=Fluids – Electrolytes/ Glucose

 G=Gastric decompression
Airway manajemen

Pastikan
Hisap lendir Pasang ETT
jalan nafas
bila sekresi bila perlu
terbuka
mengganggu X-ray
posisikan
Airway manajemen

 Memastikan jalan nafas terbuka


 Sekresi lendir banyak →segera dihisap
 Bila sangat diperlukan →ETT untuk transportasi
Free Flow Oxygen
Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral
 free flow oxygen

Resusitasi Selang oksigen di Balon Mengembang


mengunakan Neopuff antara telapak Sendiri Laerdal (dekat,
(1 cm di atas wajah) tangan seperti tidak rapat)
bentuk sungkup Tidak diremas dengan
≥ 96% (termasuk PEEP) (1 cm di atas wajah) oksigen 100% dan kecepatan
16 ≥ 93% (tidak termasuk aliran 5 L/min (1 cm di atas
PEEP) ≥ 90% wajah ) 39-56%
Single Nasal
CPAP dengan single nasal Prong
prong

17
Kesinambungan Dukungan Respirasi

stabilisasi 18
Circulation

 FJ dan CRT
CRT > 3 detik dan / atau nadi perifer
lemah pada suhu normal NS 0.9%
atau RL 10ml/kg selama 20-30 menit
 Output urin 1-2 ml / kg / jam

 Memasang akses intravena

 Rehidrasi sebelum dirujuk


Enviroment
 Neutral Thermal Environment : suhu
lingkungan di mana bayi dapat
mempertahankan suhu normal dengan aktivitas
metabolik dan konsumsi oksigen yang
minimal.

Suhu optimal temp axilar


36,5- 37,5
Kehilangan Panas
 Mekanisme kehilangan
panas
 Konduksi
 Konveksi
 Evaporasi
 Radiasi

stabilisasi 21
Stabilisasi suhu bayi
 Hangatkan hati-hati
 Monitor ketat
 Suhu aksila
 Laju dan ritme jantung
 Tekanan darah
 Laju dan usaha napas
 Saturasi oksigen
 Status asam basa (jika ada)
 Glukosa darah

stabilisasi 22
Stabilisasi suhu bayi
Inkubator
 Keuntungan  kontrol laju penghangatan yang lebih baik
 Atur suhu udara 1⁰–1,5 ⁰ C (atau lebih) di atas suhu kulit
 Mungkin memerlukan gradient suhu udara

sebelum suhu bayi akan


naik
 Naikkan suhu udara

perlahan yang ditoleransi

<1000 gr • 35-36 º C
1000-1500 gr • 34-35 º C
1500-2000 gr • 33-34 º C
>2000 gr • 32-33 º C 23
Radiant warmer
 Diatur oleh servo kontrol dengan probe kulit

 Diawali dengan suhu 36,5

 Jangan diberikan selimut

 Probe kulit (-) jangan meninggalkan bayi

OVERHEATING
Kangoroo Mother Care

stabilisasi 25
26
Fluid therapy
Resusitasi:
 NS 0.9% atau RL 10ml/kg selama 20-30 menit

Rumatan :
 Kebutuhan : Hari 1 (usia): 60 ml / kg

Hari 2: 90 ml / kg
Hari 3: 120 ml / kg
Hari 4 dan seterusnya: 150 ml / kg
Drugs

 Antibiotik, Analgesia / sedasi antikonvulsan,


inotropik, vitamin K, natrium bikarbonat
 Dosis yang tepat dan melalui rute yang benar
 Mencatat obat diberikan kepada untuk menghindari
pengulangan obat
Komunikasi
Dengan orang tua atau keluarga
 Menjelaskan kondisi, prognosis dan alasan merujuk.

 Informasikan fasilitas RS rujukan→ menguranggi kecemasan,

membangun kepercayaan , menghilangkan ketakutan sehingga


memotivasi keluarga untuk merujuk bayinya
Komunikasi yang baik antara tim, transportasi dokter yang
merujuk dan neonatologis
/ Ahli bedah anak akan membantu koordinasi yang lebih baik
dari transfer, stabilisasi
bayi sebelum transfer, waktu transfer, dan kesiapan rumah
sakit penerima.
Dokumentasi
 Riwayat kehamilan dan kelahiran / Temuan Pemeriksaan
Fisik / Diagnosis
 Tatalaksana sebelumnya dan saat ini
 Operasi sebelumnya dan jika ada catatan histopatologi,
 Grafik input / output
 Hasil pemeriksaan X-Ray
 Surat Persetujuan yang ditandatangani oleh orang tua terutama
jika risiko tinggi dan orang tua tidak mengawal
 Alamat kontak orang tua 'dan nomor telepon
 jika ibu tidak bisa mengawal anak diperlukan darah ibu 5-10
ml untuk cross match
Equipment
 Monitorpulse oksimetri
 Jarum suntik dan / atau pompa infus.
 Alat intubasi dan ventilasi
 Tabung oksigen
 Kateter dan alat hisap lendir dan tubing
 Obat-obat emergensi
 Cairan IV, tubings. Sebelumnya menarik cairan atau obat ke
dalam jarum suntik jika diperlukan selama perjalanan
Gastric decompression

 Pipa orogastric akan diperlukan dalam hampir


semua neonatus dengan kasus bedah
 Mudah lepas dan posisi perlu diperiksa secara

teratur
 Aspirasi setiap empat jam dan aliran bebas dari

isi lambung dianjurkan


Segera sebelum diberangkatkan :

 Memeriksa tanda vital dan kondisi bayi


 Memeriksa semua pipa yang terpasang ( orogastrik,
endotrakeal )
 Memeriksa kelengkapan dan fungsi dari peralatan
 Kembali berkomunikasi dengan dokter menerima
tentang status saat ini dan perkiraan waktu kedatangan
Peralatan dan Obat yang diperlukan :

 Idealnya dengan menggunakan inkubator transport


dan dipasang monitor. Berhubung alat tersebut sangat
jarang tersedia di Puskesmas, maka perhatikan cara
menghangatkan bayi
 Peralatan dan obat-obatan minimal yang harus
tersedia:
 Alat resusitasi lengkap, termasuk laringoskop dan pipa
endotrakeal
 Obat –obatan emergensi
 Selimut penghangat
 Alat untuk melakukan pemasangan jalur intra vena
 Oksigen dalam tabung
 Alat Resusitasi /bantuan ventilasi: selama transportasi
Perawatan selama transportasi

Staff
 Idealnya : Tim khusus transportasi neonatal.

 Tenaga medis :dokter dengan / tanpa staf perawat

yang dilatih neonatal →minimum 2


 Tim harus sudah sering melakukan resusitasi dan

perawatan neonatus.
 Anggota tim sebaiknya tidak rentan terhadap

perjalanan
 Safety: Keamanan Tim harus menjadi prioritas. Asuransi,
jaket pelindung, dan peralatan penyelamatan harus
tersedia untuk tim pendamping dan orang tua
 Monitoring : oksigenasi, tanda vital dan perfusi harus
dilakukan. Tim transfer harus mengetahui cara
mengoperasikan peralatan bantuanventilasi dengan cepat
 Fluids: cairan intravena →mencegah hipoglikemi,
dehidrasi dan asidosis selama transportasi
Temperature Regulation:
• Pastikan transportasi tetap hangat
• Monitor suhu bayi.
• Pakaian basah harus cepat diganti. Dapat
menggunakan popok sekali pakai
Saat tiba di Rumah Sakit
rujukan

Pemeriksaan dan penilaian


ulang kondisi bayi

Serah terima kepada tim


penerima rujukan
Transportasi di dalam Rumah Sakit Rujukan

 Menggunakan inkubator transport , jika tersedia


 Memastikan pasien stabil sebelum transportasi

 Tenaga medis dan perawat yang terampil harus menemani

pasien
 Menjamin pasokan oksigen yang cukup

 Menyiapkan peralatan penting dan monitor untuk

transportasi
 Memastikan akses vena yang paten

 Pompa infus harus memiliki cadangan baterai.


Ringkasan

 Beberapa bayi baru lahir memerlukan rujukan


 Keadaan paling ideal untuk merujuk adalah Rujukan
Antepartum ( Rujukan Intrauterin )
 Bayi harus stabil saat akan merujuk, selama perjalan
dan setelah tiba di tempat rujukan
 Regionalisasi System Rujukan Perinatal harus
terorganisasi
Results
Table 2. Chi Square test and Spearman Correlation based
on Random Blood Sugar, Axillary temperature, Cyanosis,
and Down Score in various birth baby weight groups
BBW<1500 BBW 1500 – BBW>2500 Chi square Spearman
Characteristics
grams 2500 gram gram test Correlation test
n (%) n (%) n (%) p P (Spearman
correlation)

Random Blood Sugar       P < 0.001 P<0.001


- Hypoglicemia 4 (20%) 2 (7.7%) 8 (21.6%) (0.456)
- Normal 2 (10%) 13 (50%) 23 (62.2%)
- Hyperglicemia 14 (70%) 11 (42.3%) 6 (16.2%)

Axillary Temperature       P < 0.001 P=0.001


- Hypotermia 16 (80%) 9 (34.6%) 8 (21.6%) (-0.361)
- Norma and Hipertermia 4 (20%) 17 (65.4%) 29 (78.4%)

Cyanosis       0.626 p>0.005


- Yes 6 (30%) 11 (42.3%) 12 (32.4%)
- No 14 (70%) 15 (57.7%) 25 (67.6%)

Respiratory Distress       P < 0.001 P<0.001


- Down Score 0 1 (5%) 6 (23.1%) 22 (59.5%) (-0.379)
- Down Score 1-3 9 (45%) 7 (26.9%) 5 (13.5%)
- Down Score 4-9 10 (40%) 13 (50%) 10 (27.0%)
Results

Table 3. Association Correlation Test between intervention and involved parameter

Parameter Nilai p Nilai Koefisien Korelasi Spearman

Intravenous line administration and 0.017 0.260


Random Blood Sugar consentration

Pemberian oksigen dan Respiratory 0.194 0.144


Distress (Down Score)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai