Anda di halaman 1dari 52

PROSEDUR PEMBERIAN ALAT

BANTU NAFAS (ABN)


VENTILATOR
• Ventilator  life suppoerting yang banyak di gunakan
• Di USA  70 - 80 % penderita menggunakan ventilator
• Di belgia  > 60 %

1950 : Ventilator mekanik mempunyai andil yang sangat besar


pada waktu wabah polio myelitis di Eropa . Nafas buatan
sebelumnya di lakukan dengan ventilator manual . Mortalitas
80 % --------- 40 % adanya ventilator canggih di UPI, tidak akan
menghasilkan sesuatu maximal tanpa :

• Di dukung personil
• Tata kerja
• Manajemen yang berkualitas

Komplikasi yang berbahaya  tension pneumothorax


A.Pengertian
Ventilator adalah suatu alat yang
digunakan untuk membantu
sebagian atau mengambil alih
semua pertukaran gas paru untuk
mempertahankan oxygenisasi
B. Tujuan Pemasangan Ventilator

1. Memperbaiki kebutuhan oksigen &


pembuangan Co2
2. Memperbaiki sirkulasi oxygen pada jaringan
3. Membantu nutrisi yang adekuat (distribusi
oksigen pada sel )
4. Memperbaiki keadaan pathologi yang akut
C. INDIKASI PENGGUNAAN VENTILATOR

Ventilator merupakan alat bantu nafas,karena itu di pasang pada


penderita : Gagal nafas oleh penyebab :
Di paru
Di luar paru :
Ssp
Neuro
muskuler
Rongga
dada
Jalan
nafas
Jantung
Penderita dengan resiko tinggi
 Penderita tidak sadar
 Penderita trauma & shock
 Penderita penyakit paru – paru menahun yang mengalami infeksi jalan
nafas mendadak
 Penderita bedah mayor spt : openheart, bedah Thorax, bedah abdominal,
Kriteria untuk melakukan ventilasi :

Parameter Ventilasi Normal


Mekanik :
-Frekwensi ( nafas s/m ) >35 10 - 20
-Tidal - volume ( ml/kg BB ) <5 5 - 7
-Kapasitas vital ( ml/kg BB ) <15 65 - 75
-Kekuatan inspirasi maksimum <25 75 - 100
( cm HO 2 )

Oksigenasi
-Pa O 2 ( mm Hg ) <60 75 - 100

-P ( A - a DO ) (F1 O 0,6) ( udara )


2 2

Ventilasi
-Pa C O 2 ( mmHg ) >60 35 - 45
-Vd : Vt >0,6 0,3
D. FISIOLOGI VENTILASI MEKANIK

• Nafas spontan
Terjadi oleh karena kontraksi diafragma & otot intercostalia
→ rongga dada mengembang & terjadi tekanan negatif dalam
rongga dada → terjadilah aliran udara ini berhenti pada akhir
inspirasi.
fase ekspirasi → berjalan secara pasif

• Pada pernafasan buatan (intermittent Positive Pressure)


Ventilator = IPPV dialirkan udara bertekanan positif ke
paru lewat saluran nafas → tekanan rongga meningkat (positif) &
dada mengembang .
Pada akhir inspirasi → tekanan dalam rongga dada paling
positif .
fase ekspirasi → secara pasif
ICU/ICCU RSAM 2007
MODES OF VENTILATION

Pada dasarnya ada 3 golongan :


1. controlled ventilation
2. assist - controlled ventilation
3. support - ventilation

Pada Controlled Ventilation


Penderita harus tidak bernafas dapat oleh karena :
Memang tidak mampu bernafas
Di lumpuhkan pusat nafas :
• hiperventilasi
 sedatif berat
 narkotik
Di lumpuhkan otot nafasnya  dengan obat pelumpuh otot
Semua pernafasan di ambil alih oleh mesin dalam bentuk :

volume atau Controlled


pressure
Harus ada pengatur trigger system  Assist - Controlled vent
Pada Assit - Controlled

Penderita sudah ada aktifitas nafas yang mampu men - trigger


ventilation
Ventilation akan mensupport nafas penderita dengan pressure atau volume
atau flow support umumnya di berikan waktu inspirasi tapi
dapat juga  seluruh siklus nafas .
Bila penderita tidak bernafas ---- ventilator tidak memberikan support
Ventilasi.
pemulihan mode ventilator, di sesuikan dengan .
- kondisi penderita
- penyakit
penyebab
sehingga terjadi interaksi yang optimal antara ventilator dan penderita dengan
side effect minimal  tercapai tujuan ventilasi mekanik
yaitu pertukaran gas yang ade kuat .
Controlled Mechanical Ventilation ( CMV ) dapat berupa :

1. Volume Controlled Ventilation ( VCV )


2. Prsessure Controlled Ventilation ( PCV )

Pada VCV Mesin memberikan volume gas yang telah di tentukan . tanpa
memperhitungkan berapa besar tekanan jalan nafas yang akan
menyertai setelah volume yang di kehendaki tercapai -----maka fase
inspirasi berubah ke fase ekspirasi

Pada PCV Mesin memberikan tekanan jalan nafas tertentu sesuai setting
tanpa memperhatikan berapa besar volume yang terjadi setelah
tekanan yang di tentukan di tercapai, maka fase inspirasi berubah
ke fase ekspirasi .

Pada VCV Untuk mencapai volume yang di kehendaki tidak menghasilkan


inspirasi yang benar --- barotrauma
Pada PCV Dengan batasan tekanan yang di kehendaki tidak menghasilkan
tidal volume cukup  Hipo ventilasi
Untuk menghindari hal di atas :

Ventilator canggih di lengkapi dengan PR VC = Pressure Regulated Volume


Control yang akan memberikan volume yang di kehendaki tanpa menghasilkan
inspirasi yang tinggi .
CMV dapat menyebabkan :
Venous return
Cardiac out put
Aliran darah ke rongga abdomen
Aliran darah paru
Fibrosis paru
V/ Q terganggu
Atrofi otot nafas

Indikasi CMV :
•Apnea
• Depresi ssp
• Over dosis obat
• Gangguan neuro muskuler
( Guillain barre . Syndrome, myastenia gravis, polio, patah
tulang cervikal )
Assist Controlled Ventilation

Penderita Sudah ada aktifitas nafas spontan yang di harapkan


mampu men - trigger ventilator

Triggering suatu sistem, di mana ventilator akan menyalurkan


gas inspirasi oleh karena ada penurunan tekanan
jalan nafas akibat tarikan inspirasi nafas penderita .

Sensitivitas trigger dapat di atur mulai 1 sampai 25 cm HO.

Bila penderita mampu men - trigger ventilator waktu inspirasi oleh


ventilator di beri bantuan volume atau pressure sesuai setting.
PRESSURE SUPPORT VENTILATION (PSV)

Penderita harus bernafas & mempunyai kekuatan inspirasi yang


mampu men-tringger ventilator maka ventilator memberi bantuan
constan pressure setiap penderita inspirasi .

Mode ini
Berdiri sendiri
Kombinasi dengan SIMV

Digunakan Untuk weaning (menyapih )


INTERMITTEN MANDATORY VENTILATION (IMV)

Penderita Bernafas spontan, mesin memberikan mandat ventilasi


sesuai setting yang telah di tentukan .

Bila keadaan membaik, frekwensi mandat ventilasi di turunkan


sedikit demi sedikit, sehingga penderita di beri kesempatan
nafas spontan yang lebih banyak sampai lepas dari mesin .

Syncronized IMV (SIMV)


Modifikasi dari IMV, di mana mesin memberikan mandat ventilasi atas
trigger dari inspirasi penderita ( jadi sinkron dengan inspirasi )
Mode ini di pakai : untuk menyapih (weaning) penderita dari CMV.
Keuntungan :

Tidak memerlukan sedativa maupun pelemas otot


Mengurangi barotrauma karena frekwensi rendah
Venous return dan cardiac out put tidak begitu terganggu
Otot pernafasan terlatih
Mandatory minute volume ventilation ( MMV )

Penderita telah ada aktifitas nafas spontan di tentukan mandat minute


volume yang sesuai dengan penderita. Bila nafas penderita tidak dapat
mencapai mandat minute volume yang di tentukan, mesin secara otomatif
akan mengisi kekurangan tersebut. Bila makin kuat nafas pasien, maka
bantuan dari mesin akan berkurang ----- akhirnya penderita dapat mencapai
mandat minute volume yang di tentukan cara self weaning.

Positive End Expiratory Pressure ( PEEP )


Tekanan jalan nafas di pertahankan positif pada akhir exspirasi. Peep di
berikan : bila dengan FiO2 yang adekuat (0,6) tidak mendapatkan PaO2 yang
memadai (<60 mm Hg )
PEEP memperbaiki oksigenasi karena :

Membuka alveoli yang collaps


Pada edema paru, PEEP di gunakan untuk melawan tekanan hidrostatik 
mendorong cairan dari alveoli ke kapiler PEEP : biasa di gunakan 5 - 15 cm
HO
PEEP > dari itu : - Me ↓ tekanan intrathorakal
- Me ↓ venous rytem
- Me ↓ cardiac out put
- Me ↓ aliran darah ke ginjal
- Me ↑ tekanan intra kranial
barotrauma

Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Tekanan jalan nafas di pertahankan tetap positif pada waktu


inspirasi maupun ekspirasi, biasa di gunakan pada penderita
nafas - spontan atau di kombinasi dengan IMV.
A. Prosedur pemasangan
1. Hubungkan ventilator dengan sumber listrik
2. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 &
udara tekan
3. Set mode ventilator yang akan diberikan
4. Isi humidifier dengan air steril
5. Perhatikan breathing sirkuit apakah ada
kebocoran
6. Perhatikan konektor yang menghubungkan
pasien dengan breathing sirkuit
7. Mengatur temperatur humidifier sesuai dengan
suhu tubuh
ICU/ICCU RSAM 2007
B. Pengelolaan penderita dengan ventilator
Penderita harus di intubasi endoktrakheal

oral
Deman cuff low pressure
nasal

setelah pipa endotrakhea terpasang baik  teruskan dengan controlled


mechanical ventil (CMV) dengan setting :
 Tidal - volume : 6 - 10 ml/kg BB
 frekwensi : 10 - 15 x/menit
 inspirasi : ekspirasi = 1: 2
 F1 O2 : 1,0 ( 100 % )

setelah berlangsung 15 - 30 menit → periksa gas darah . dari


hasil ini dapat di tentukan mode ventilator, volume semenit I : E
ratio , F1 O2 , pakai PEEP atau tidak .

Tiap perubahan  setting ventilator


15 - 30’ kemudian di periksa gas darah untuk menentukan langkah -
langkah berikutnya .
OBSERVASI DAN MONITORING
penderita dengan ventilasi mekanik perlu di
observasi dengan ketat, lebih - lebih bila
menggunakan .

 Pelumpuh otot
 Pemberian sedativa

Apa yang di observasi ?

1. Penderita
2. Ventilatornya
Penderita :
• fungsi vital
• warna kulit penderita
• pergerakan dada simetris ?
• pernafasan sikron dengan ventilator
• suara nafas kanan dan kiri
• ada/ tidak empisema kulit
• untuk penderita yang sadar komunikasi perlu di lakukan,
terutama untuk tindakan - tindakan yang akan di lakukan
padanya .

ventilator
• sumber listrik
• gas sampai ke tubing dan pipa endotrakhealnya
• posisi endotrakheal, cuff ada / tidak kebocoran / sumbatan
• suhu gas inspirasi
• minute volume
• FiO2
• Mode ventilator perlu di observasi dari waktu ke waktu
 Alarm harus berfungsi dan jaringan di off
Bronchial toilet
Penderita dengan pipa endorakheal dan ventilasi
mekanik sering timbul sekret di jalan nafasnya dapat
menyebabkan :

Sumbatan jalan nafas


Atelektasis
Gangguan ventilasi perfusi
Infeksi
Oleh karena itu  pembersihan jalan nafas harus sering di lakukan

Caranya Di lakukan secara aseptis dengan memakai sarung tangan dan kateter steril
lepas ventilator lakukan hiperventilasi manual dengan 100% oksigen
memakai ambubag (BVM) selama 2 - 3 menit .

Kateter di masukan hati - hati ke trakhea lewat andotrakheal atau


trakheostomi kemudian di tarik pelan sambil di putar dan di lakukan
penghisapan .

Prosedur ini jangan lebih 15 detik setelah itu di lakukan hiperventilasi manual
kembali dengan 100 % oksigen. Prosedur ini lebih efektif bila di sertai 
vibrasi atau perkusi dinding thorak .
Sputum di biarkan dan di lakukan test sensitivitas antibiotika  minimal
seminggu sekali .
PERAWATAN PASIEN DENGAN
VENTILATOR
1. Menerangkan/menjelaskan tujuan pemakaian
ventilator pada pasien bila sadar, bila pasien tidak
sadar beritahukanlah pada keluarganya yang terdekat.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
3. Breathing cirkuit tidak boleh lebih dari ETT agar
pengembunan air tidak masuk paru – paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air humidifier, juga jangan
sampai kehabisan atau sesuai suhu tubuh pasien.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan ganti tiap hari serta
observasi terhadap plester.
6. Lakukan oral hygiene setiap hari pagi dan sore
7. Berikan posisi yang menyenangkan bagi pasien bila
memungkinkan dan ganti posisi selang seling tiap 2 –
4 jam untuk mencegah dicubitus.
8. Lakukan fisioterapi dada tiap 2 – 4 jam sekali dan
bronkial toilet dengan teknik septik dan aseptik.
9. Bersihkan mata 2 kali sehari, kemudian beri salep
mata atau tetes mata
10. Observasi keadaan hemodinamik tiap jam, bila
keadaan memburuk periksa tiap 15 menit
11. Pantau air way pressure, tidak boleh lebih dari 40
mmHg
12. Observasi expired minute volume
13. Awasi adanya shunting dengan menghitung A
– aDO2 yang nilai normalnya 50 – 200 mmHg.
14. Ganti tubing tiap 7 hari sekali
15. Observasi adanya tensio pneumothorak
dengan melihat tanda – tanda : gelisah, GCS
menurun, cyanosis serta distensi vena leher
16. Buanglah sisa pengembunan air yang ada
pada trap.
17. Perhatikan bunyi alarm yang timbul dari
penyebabnya
18. Pastikan bahwa sambungan tubing tidak
bocor.
Efek pernapasan buatan terhadap :
Kardiovaskuler

Tekanan positif pada rongga dada  menyebabkan :

↓ venous rytem
↓ darah yang di pompa di jantung sehingga
↓ cardiac out put
↓ darah yang lewat paru ( OK :
Kompresi mikro vaskuler akibat tekanan positif
sehingga darah kembali ke jantung kiri .

Pada penderita dengan hemodinamik baik akan


timbul reflek : Vasokonstriksi.
 Pada paru
Pada IPPV lama dengan volume besar dan
tekanan inspirasi ↑ dan kosentrasi oksigen ↑

• Compliance
• Atelektasis
• Rusak membran alveoli - kapiler
• Edema paru
• Kerusakan surfactan

 Efek Pada Organ


↓ cardiac out put 
↓ aliran darah ke hepar
ginjal
• Pada Ginjal Terjadi :
– retensi air dan gangguan ok peningkatan sekresi
– ADH dan Aldosteron  produksi urin ↓

• Efek perubahan asam – basa


– ventilasi yang besar menyebabkan :
- Hipokarbia
- Alkalosis Respiratorik

• Alkalosis respiratorik menyebabkan :


– Penurunan cardiac out put
– Vasokonstriksi cerebral
– Meningkatkan aktifitas oksigen - hemoglobin
Penderita “ fighting “

Cari kemungkinan penyebab :

• Hipoksemia
• Hiperkarbia
• Pneumothorak
• Nyeri
• Kerusakan ventilator atau tubingnya

Akibat fighting :

− Ventilasi tak terkoordinasi


− Kebutuhaqn oksigen meningkat
− Resiko komplikasi meningkat

Untuk mencari penyebabnya, di lakukan pompa manual dengan 100%


oksigen, bila yakin tidak ada masalah ventilasi, dapat di berikan :

 Sedativa ( diazepam , midozolam )


• Obat pelumpuh otot
• Narkotik ( morphin )
Komplikasi yang harus di waspadai

Infeksi nasokomial :
Infeksi saluran nafas
Infeksi intara vena
Infeksi saluran kemih
Infeksi luka operasi

Infeksi nasokomial bachterial pneumoni


adalah 7 - 41% dengan angka mortalitas
50 - 80 % .

Resiko pneumoni di hubungkan dengan ventilator :


− Maka meningkat dengan bertambah hari ventilasi
− Usia lanjut lebih besar resikonya
Pneumothorak
Tension Pneumothorak :
Penderita fighting
Batuk
Gerak dada tidak simetris
Suara nafas kanan dan kiri tidak sama
Tensi menurun tanpa sebab yang jelas

Memerlukan diagnosa dan tindakan yang cepat dan tepat .

Atelektasis di sebabkan :
sumbatan sputum perlu di lakukan :
Vibrasi
Perkusi drainase postural
Penghisapan sputum
Dapat dengan bronchoscop lewat pipa endorakheal atau trakheostomi

Luka dikubitus, di hindari dengan sering


merubah posisi penderita & kasur anti
dikubitus
Nutrisi
Pasien dengan ventilasi mekanik harus di cukupi kebutuhan nutrisinya

kalori : 30 - 40 kal/kg /BB


Protein : 1 - 2 gr/kg BB/hari

Keadaan starvation menyebabkan :


Otot mengecil
Enzym - enzym berkurang
Immunoglobulin dan fraksi protein

Hal - hal ini menyebabkan :


Daya tahan mudah kena infeksi
Penyembuhan terhambat
Kesukaran pada waktu weaning otot nafas yang lemah
• DEFINISI
Weaning adalah : usaha penyapihan
penderita untuk dapat lepas dari ventilator

• KRITERIA WEANING
– Penyakit penyebab telah membaik
– Otot pernafasan cukup baik
– Memenuhi kriteria yang berlawanan dengan
kriteria untuk pemasangan ventilator mekanik
• Weaning kurang berhasil bila
– Masih ada gagal organ multiple
– Masih diperlukan O2 (tinggi) untuk
meningkatkan PaO2 yang adekuat

• Pada waktu weaning : harus tidak ada sisa


obat pelumpuh otot atau sedative
Pada umumnya weaning di lakukan bertahap :

Metode yang di gunakan untuk weaning :


 IMV/SIMV, yang bertahap di turunkan frekwensi mandat ventilasi
 PSV, yang bertahap di turunkan bantuan tekanannya
 CPAP, tekanan positifnya di turunkan
 T Piece + humidifier .

Selama proses weaning penderita di observasi :


Selama proses weaning penderita di observasi :
 Keluhan
 Fungsi vital
 Tanda - tanda aktivitas simpatis : berkeringat, gelisah , takhikardia, tensi naik
 Perubahan pernafasan
 Analisa gas darah
Tanda – tanda kegagalan weaning

A. Respirasi rate lebih dari 35 x/menit


B. Denyut nadi meningkat
C. Adanya perubahan tekanan darah
D. Adanya aritmia
E. Syanosis
F. Kesadaran menurun
G. Tidal volume menurun 4 – 5 cc/kg BB
H. PaO2 kurang dari 60 mmHg
I. PCO2 lebih dari 55 mmHg
Gagal Nafas Akut Hipoksemia

• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)


Kriteria akut untuk diagnosa ARDS
diantaranya :
– Keadaan klinis takhipnea, suara paru crackles, thoraks
foto menunjukan densitas putih pada 3 atau 4 kuadran,
komplain statis paru < 40 ml/cm H2O,PaO2/FiO2
<200, Tek. Intra Pulmonal normal < 18 mmHg.
• Perbedaan ARDS dan ALI (Acute Lung
Injury) diperlihatkan pada tabel

PARAMETER ARDS ALI


Onset Akut Akut
PO2 : FiO2 < 200 < 300
Thoraks Foto Infiltrasi bilateral Infiltrasi Bilateral
PCWP < 18 mmHg < 18 mmHg

Tabel 1
Beberapa masalah pada ARDS diantaranya:
• Kolaps Alveolus
Kolaps terjadi karena kerusakan tipe I dan tipe II sel –
sel alveolar yang berdampak hilangnya surfaktan.
Dampak dari kolaps akan mengakibatkan Shunting
intrapulmonal V/Q yang tidak seimbang, penurunan
kapasitas residu fungsional dan penurunan komplain
statis paru.
bronkhitis akan mengakibatkan resistensi jalan nafas
(Raw) meningkat sehingga komplain dinamis menurun,
V/Q menurun, hipoksemia dan peningkatan WOB
• Hipertensi Pulmonal
hipertensi pulmonal terjadi karena kontriksi arteri pulmonal , lebih
lanjut akan mengakibatkan V/Q meningkat, ruang rugi alveolus
meningkat, hipoksemia, afterlood ventrikel kanan meningkat
sehingga terjadi disfungsi ventrikel kanan dan penurunan curah
jantung.

• Kolaps alveolus diatasi dengan pemberian PEEP yang dapat


ditoleransi hemodinamik dan tidak mengakibatkan dinamik
hiperinplasi.

• Hipoksemia yang refrakter selain diatasi dengan PEEP juga dengan


pengaturan rasio sehingga penggunaan FiO2 dapat diminimalkan.
Dengan rasio I:E, waktu inspirasi dibuat lebih panjang dan waktu
ekspirasi dibuat singkat 2:1 atau 4:1 selama hemodinamik masih
stabil dan plateau pressure masih dibawah 35 cmH2O.

• Namun pengaturan I:E seperti ini dapat mengakibatkan rasa tidak


nyaman pada pasien mengakibatkan rasa tidak nyaman pada
pasien dengan nafas masih spontan dan juga dapat mengakibatkan
auto PEEP jika nafas spontan tidak dihentikan dengan obat –
obatan sedasi dan paralise
• Auto PEEP terjadi karena ventilator memberikan
inspirasi ganda yang dipicu oleh nafas spontan pasien
(trigger) sebelum fase ekspirsi kumplit diselesaikan.
• Pemberian FiO2 dengan kosentrasi tinggi diperlukan
untuk memberikan oksigenisasi namun penggunaan
kosentasi tinggi dalam waktu lama dapat mengakibatkan
bertambah rusaknya surfaktan.
• Target adalah mempertahankan PO2 > 80 mmHg
dengan pemberian FiO2 minimal (<50%). Untuk
mengatasi kapasitas residu fungsional yang rendah,
menit volume dicapai dengan strategi TV rendah (5-8
ml/KgBB) frekuensi nafas yang tinggi.
• Pemberian TV rendah bertujuan untuk menghindari
bertambahnya injuri karena volutrauma atau barotrauma
atau disebut dengan istilah VILI (Ventilator Induced
Lung Injury)
• Strategi TV rendah dengan mode ventilator berdasarkan ARDS
Network dalam mempertahankan PO2 55-80 mmHg atau saturasi
O2 88% - 95% dengan menggunakan kombinasi antara PEEP dan
FiO2
FiO2 PEEP (cm H2O)
30 – 40% 5
40% 8
50% 8 -10
60% 10
70% 10 – 14
80% 14
90% 16 – 18
100% 18 - 25
Tabel 2 kombinasi FiO2 dan KEEP untuk mempertahankan PO 2
55 – 80 mmHg dan Sat O2 88 - 99% pada pasien ARDS
Setting ventilator pada ALI atau
ARDS untuk membuka Alveoli
• Gunakan mode kontrol jika pasien tidak kooperatif atau WOB
meningkat
• Pertahankan peak pressure < 35 cmH2O
• Tentukan TV mulai 8 ml/kgBB jika PIP meningkat > 35 mmHg
turunkan 1 ml/kgBB secara bertahap sampai PIP aman didapatkan.
Jika batas PIP aman didapatkan dengan TV sebesar 4 ml/kgBB
gunakan TV sebesar ini.
• Tentukan RR tidak lebih dari 35 x/menit. Jika terjadi dispnea
gunakan sedasi dan paralise nafas
• Gunakan strategi PEEP tinggi dengan FiO2 rendah seperti pada
tabel 1

Hasil yang diharapkan PaO2 80 – 100 mmHg (sesuai nilai rujukan)


dan saturasi O2 95 – 100% (sesuai nilai rujukan)
Setting ventilator dengan mode kontrol pada
beberapa kasus diringkas pada tabel berikut
Kasus Tidal RR PEEP FIO2 (%) INSP Flow I:E Catatan
Volume (x/menit) (cmH2O) (L/Menit)
(TV)
Normal 10 ml/kgBB 10 – 12 0–5 100% 60 1:2

ARDS 6 ml/kgBB 10 - 12 5 – 15 100% 60 1:2

COPD 6 ml/kgBB 10 - 12 5 – 10 100% 100 - 120 1:3- Ph> 7,2


PCO2 < 80
1:4 Trigger di
sesuaikan

Trauma 10 ml/kgBB 10 - 12 0–5 100% 60 1:2

Pediatrik 8 - 10 Sesuai 3–5 100% 60 1:2 Trigger di


ml/kgBB sesuaikan
umur
Penutup

ventilator  alat life supporting sangat di


perlukan mode ventilation harus tepat supaya
pertukaran gas yang adekuat tercapai harus di
perlukan monitoring di UPI yang canggih harus di
dukung oleh personil metode kerja manajemen
berkualitas tinggi agar di capai hasil yang maksimal

Anda mungkin juga menyukai