Anda di halaman 1dari 9

Etika Penyampaian Hasil

Berpikir Kritis
Anggota Kelompok :
1. Dwiyanti Nur Fadilah
1130019034
2. Firda Datil Amalia
1130019083
3. Nada Fakhriya Anjali
1130019006
4. Sal Sabilla Heni Nurdia
Pengertian Berfikir Kritis

 Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang
digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu (pernyataan-penyataan, ide-ide,
argumen, dan penelitian)’
 Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56) memandang berpikir kritis
sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi aktif
dan berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi.
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain. Berpikir kritis
bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapatdigunakan untuk menunjukkan
kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja
sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir kritis mampu
melkukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya
Dasar Pemikiran Kritis
 Cepat tanggap terhadap peristiwa, yaitu mengidentifikasi atau mengenali
masalah, dilema dari pengalaman seseorang dengan cepat,
 Eksplorasi, memikirkan ide personal dan sosial dalam rangka membuat
persiapan keputusan,
 Integrasi, yaitu mengkonstruksi maksud dari gagasan, dan mengintegrasikan
informasi relevan yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya,
 Mengusulkan, yaitu mengusulkan solusi secara hipotesis, atau menerapkan
solusi secara langsung kepada isu, dilema atau masalah serta menguji gagasan
dan hipotesis.
Bangunan Dasar Berpikir Kritis

n dasar dalam pemikiran kritis yaitu adalah hal-hal yang dikatakan dengan keras
k menyampai-kan informasi yang mengungkapkan pendapat. Klaim, atau
enis hal yang benar atau salah

aan tentang kebenaran atau kesalahannya dalam mengajukan masalah.


nt)
dentifikasi masalah, tugas selanjutnya adalah menimbang alasan dan menentang
a menentukan kebenaran atau kesalahannya. Di sinilah argumen memasukkan
umen, kita harus katakan di sini, adalah unsur paling penting dalam berpikir
Etika Berpikir Kritis

Butterwoth dan Thwaites (2013) menyatakan bahwa inti kegiatan dalam berpikir
kritis adalah melakukan analisis, mengevaluasi, dan berpendapat. Individu yang
berpikir kritis maka sebaiknya harus memiliki sikap (attitude) diantaranya adalah 
terbuka dan berpikir seimbang, aktif dan melek berita, skeptis, dan mandiri
(Butterwoth dan Thwaites, 2013).
• Berpendapat tanpa harus mengeluarkan pernyataan yang menyakitkan, merendahkan, atau menjatuhkan
pribadi pihak penyampai pemikiran
• Saat bertanya atau menyampaikan pendapat yang berlawanan harus dilakukan secara jelas, tanpa
emosional, dan menghina.
• Berpikir kritis, menuntut seseorang untk mampu memisahkan ego dan kecendrungan terhadap sesuatu
sehingga mampu menghasilkan pendapat yang baru secara fair.
Pencapaian berpikir kritis dan etika penyampaiannya, bukan bersifat instan melainkan perlu dilakukan latihan setiap hari dengan
memperbanyak wawasan, membaca secara intensif dan mendalam, berdiskusi dengan pihak-pihak lain baik yang pro maupun kontra dengan
berita, ide atau informasi yang tersaji. Oleh karena itu, peran aktif keluarga dan tenaga pendidik sangat penting dalam mendorong individu
untuk mampu berpikir kritis dan bersikap etis.
Finish

Anda mungkin juga menyukai