Anda di halaman 1dari 6

KEDOKTERAN

BERBASIS BUKTI
Nama : Rini Khofifah Lubis
Nim : 22110019
PENGOBATAN BERBASIS BUKTI
 filosofisnya berasal dari Paris pertengahan
abad ke-19 dan sebelumnya, adalah
penggunaan bukti terbaik saat ini dengan
hati-hati, eksplisit, dan bijaksana dalam
membuat keputusan tentang perawatan
individu pasien. Praktek kedokteran berbasis
bukti berarti mengintegrasikan keahlian
klinis individu dengan bukti klinis eksternal
terbaik yang tersedia dari penelitian
sistematis.
KEAHLIAN KLINIS TERBAGI
MENJADI 2 YAITU :
 keahlian klinis individu adalah kecakapan dan
penilaian yang kami lakukan sebagai dokter
individu diperoleh melalui pengalaman klinis
dan praktek klinis. Peningkatan keahlian
tercermin dalam banyak hal cara, tetapi
terutama dalam diagnosis yang lebih efektif
dan efisien dan dalam identifikasi yang lebih
bijaksana dan penggunaan penuh kasih dari
kesulitan, hak, dan preferensi pasien individu
dalam membuat klinis keputusan tentang
perawatan mereka.
NEXT
 klinis eksternal terbaik yang tersedia adalah relevan
secara klinis penelitian, seringkali dari ilmu dasar
kedokteran, tetapi terutama dari klinis yang berpusat
pada pasien penelitian tentang keakuratan dan
ketepatan tes diagnostik (termasuk pemeriksaan
klinis), kekuatan penanda prognostik, dan kemanjuran
dan keamanan terapeutik, rehabilitatif, dan preventif
rejimen. Bukti klinis eksternal membatalkan tes
diagnostik dan pengobatan yang diterima sebelumnya
dan menggantinya dengan yang baru yang lebih kuat,
lebih akurat, lebih manjur, dan lebih aman. Dokter
yang baik menggunakan keahlian klinis individu dan
bukti eksternal terbaik yang tersedia, dan tidak
sendirian saja sudah cukup.
PRAKTIK KEDOKTERAN
BERBASIS BUKTI
 Praktek kedokteran berbasis bukti adalah proses belajar mandiri
seumur hidup terhadap merawat pasien sendiri menciptakan
membutuhkan informasi klinis penting tentangdiagnosis, prognosis,
terapi, dan klinis lainnya dan masalah perawatan kesehatan, dan di
mana para praktisinya:
I. Mengubah kebutuhan informasi ini menjadi dapat dijawab
pertanyaan;
2. Lacak, dengan efisiensi maksimum, bukti terbaik untuk
menjawabnya (dan meningkatkan penggunaan sumber-sumber
sekunder bukti terbaik);
3. Secara kritis menilai bukti tersebut untuk validitasnya (kedekatan
dengan kebenaran) dan kegunaan (klinis penerapan);
4. Mengintegrasikan penilaian dengan keahlian klinis dan menerapkan
hasilnya dalam praktik klinis; Dan
5. Mengevaluasi kinerja sendiri. Pengobatan berbasis bukti adalah salah
satu dari beberapa disiplin ilmu yang telah berkembang dari
epidemiologi klinis dan penilaian kritis.
Thank’s For your Attention

Anda mungkin juga menyukai