Anda di halaman 1dari 34

Aplikasi CERIA

Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan


Anak dr. Ni Made Diah Permata D,
MKM
10 Januari 2023
PERMENKES NO 25 TAHUN 2014 ± 79.709.147 anak usia
Tentang Upaya Kesehatan Anak 0 sd 17 tahun (Profil Anak,
2021)
•Anak adalah seseorang yang sampai ± 83,15% usia 5 sd 17
berusia 18 Tahun, termasuk anak tahun berada di sekolah
yang masih dalam kandungan (Profil Anak, 2021)

•Anak Usia Sekolah adalah anak umur ± 44,31 Juta Remaja (BPS,
2021)
lebih dari 6 tahun sampai sebelum
Sekolah/ Pesantren Total
berusia 18tahun Madrasah
Satuan 402.494 250.000 652.494
Pendidikan
• Remaja adalah kelompok usia 10 Peserta Didik 55.110.813 18.459.000 73.198.3
tahun sampai berusia 18 tahun. 1
Tenaga 3.654.120 1.510.000 5.164.12
Pendidik 0

Tenaga 1.259.662 Tidak ada 1.259.66


Kependidikan* data 2
Gambaran permasalahan pada anak usia sekolah

NAPZA dan
Kebersihan diri Kesehatan
Keselamatan di Kesehatan Reproduksi
Gizi dan aktifitas
fisik
Mental
Emosional
jalan raya
 1,4% usia 5-9 th, 2,1 %  5.14% anak SMP dan SMA  9.1% usia 10-18 th pernah  7% wanita usia 15-19
 29,3% usia 5 – 12 tahun dan 48,1%
usia 10 – 14 th, 3,3% usia merasa pernah ingin bunuh merokok6 telah melahirkan anak
usia 13 – 18 tahun memiliki Angka pertama2
15-24 th sikat gigi diri 1  0.3% usia 10-14 th dan 3.7%
Kecukupan Protein <80%11  6.32% remaja putri
sesuai waktu yang  62% anak usia 13-17 th usia 15-19 th pernah
 6.8% kurus; 16.9% pendek; 10.8% hamil pertama pada
dianjurkan 3 pernah mengalami konsumsi alkohol dalam 1
gemuk (usia 5-12 tahun)3 usia ≤16 tahun7
 67,3% usia 5-9 th, 55,6 % kekerasan sepanjang bulan terakhir3  16.47% remaja putri
 29,7% usia 5 – 12 tahun dan 52,5%
usia 10 – 14 th, 51,9% hidupnya4  18.8% usia 13-15 th hamil pertama pada
usia 13 – 18 tahun memiliki Angka
usia 15-24 th  6.2% usia 15-24 th pengguna rokok 6 usia 17-18 tahun7
kecukupan Energi <70%11
bermasalah gigi mengalami depresi 3  76.6% usia 13-15 th dapat  23.26% putri
 50,4 % usia 10-14 th konsumsi
dan mulut 3  10% usia 15-24 th membeli rokok dari toko, remaja pada
makanan manis; 31,4 % hamil19-20
usia pertama
tahun7
 43% usia 10-14 th tidak gangguan mental dan penjual di pinggir jalan, kios6
konsumsi makanan asin; 11%  3.8% kasus HIV dan
cuci tangan dengan emosional 3  3.2% kalangan pelajar dan
konsumsi makanan instan; 78% 4.1% AIDS pada usia 5- 19
benar3 • Prevalensi adiksi mahasiswa di Indonesia
konsumsi makanan tahun 3
 64,4 % usia 10-14 th internet menggunakan NAPZA5
berpenyedap3  228.049 (0,62%) usia 10
kurang aktifitas fisik 3 pd remaja: 19,3% 10  58,2% usia 5 – 14 tahun dan
 4,8% usia 13-15 th Obesitas
 14,20 persen anak usia 0- • 10% usia 15 – 24 th memiliki 16,1% usia 15 – 24 th tidak – 17 th sudah kawin7
 6.8% kurus; 18.5% pendek; 11.2%
17 th tinggal di rumah gangguan Mental menggunakan helm saat
gemuk (usia 13-15 tahun) 3
 32% usia 15 -24 th Anemia tangga kumuh7 Emosional 3 mengendarai atau
 65% tidak sarapan membonceng motor3
 6.7% kurus; 22.4% pendek;
9.5%
gemuk (usia 16-18 tahun) 3
1. GSHS 2015; 2. SDKI 2017; 3. Riskesdas 2018; 4. SNPHAR 2018; 5. BNN 2019; 6. GYTS 2019; 7. SUSENAS 2019; 8. PUSKAPA-BPS-Unicef 2020; 9. http:covid19.go.id; 10. Kristiana Siste,er.Al, 3
2020; 11. SDT 2014
Situasi Anemia
Remaja
ANEMIA
Usia 15 – 24 tahun : 32 %
• 65% tidak sarapan
Usia 5 – 14 tahun : 26%
• 45% tidak cuci tangan dengan benar

Kategori Masalah Prevalensi


Tinggi ≥ 40%
29,3% usia 5 – 12 tahun dan 48,1% usia 13 – 18
Sedang 20-39%
tahun memiliki Angka Kecukupan Protein <80%11
Rendah 5-19 %

29,7% usia 5 – 12 tahun dan 52,5% usia 13 – 18


tahun memiliki Angka kecukupan Energi <70%11

Pemberian
TTD secara
blanket
approach

• 20% merasa tidak perlu


• 19% lupa
• 9% takut efek samping
Riskesdas, 2018; GSHS, 2015; SDT, 2014; SDKI, 2017; Hardinsyah, 2014
Definisi Hasil Pengukuran
Anemia
• Kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih
rendah dari normal.
• Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang
memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh
• Anemia diketahui melalui pemeriksaan kadar
Hemoblobin (Hb) dibawah 12 g/ dl pada wanita tidak
hamil yang berusia ≥ 15 tahun

Di Asia Tenggara sekitar 45% kasus anemia Dampak Anemia Remaja putri yang
disebabkan oleh defisiensi zat besi. Penurunan kekebalan tubuh, anemia berisiko
konsentrasi, prestasi belajar, lebih tinggi akan
menjadi calon ibu
Penyebab anemia kebugaran remaja dan produktivitas.
yang anemia
• 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah,
• Defisiensi vitamin dan mineral Lalai)
(termasuk zat besi, dan vit A, B12 dan • Mudah mengantuk
folat), • Sulit konsentrasi
Perdarahan , kematian
• Infeksi parasit (malaria, TB, cacing) • Sering pusing, mata berkunang- Ibu, bayi prematur,
• Inflammatory disorders atau penyakit kunang Bayi dengan Berat Badan
bawaan terkait struktur Hb (talasemia, • Pucat pada wajah, kelopak mata, Lahir Rendah
defisiensi, G6 PD) bibir, kulit, kuku, telapak tangan (BBLR)
UU Nomor 36 Tahun Perpres No 72 Tahun 2021
2009 Tentang tentang
Kesehatan Percepatan Penurunan
Stunting

Permenkes No 51 tahun 2016


tentang Standar Suplementasi
Gizi
Indikator Kinerja
Kegiatan Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak
No Indikator 2022 2023 2024

1 Persentase ibu hamil yang mendapatkan 60 80 100


pemeriksaan
kehamilan 6 kali (ANC 6 kali)
2 Persentase bayi yang mendapatkan 91 93 95
pelayanan kesehatan

3 Persentase Puskesmas yang 70 80 90


melaksanakan pembinaan ke sekolah 4
kali setahun
4 Persentase remaja putri yang 54 75 90
mengkonsumsi tablet tambah darah
Indikator Renstra dan Perpres 72 / 2021
Terkait Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

No. Indikator Komponen Definisi Operasional Target


2022 2023 2024
1. Persentase Puskesmas yang Renstra Kemenkes Pembinaan UKS , PKPR , Puskesmas melaksanakan pembinaan ke 70% 80% 90%
melaksanakan pembinaan ke 2020-2024 Model Sekolah/ sekolah minimal mencakup 50% (jumlah
Madrasah
sekolah 4 kali setahun Sehat dalam : sekolah SD, SMP, SMA sederajat) di
wilayah
• Pendidikan Kesehatan kerjanya sebanyak 4 kali/ tahun untuk
• Pelayanan Kesehatan mengaktifkan trias UKS (pendidikan
• Pembinaan Lingkungan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
sekolah pembinaan lingkungan sehat)
2. Persentase Remaja Puteri Renstra Kemenkes Pemberian dan konsumsi Remaja Puteri bersekolah di tingkat 54% 75% 90%
mengonsumsi Tablet 2020-2024 TTD di Sekolah SMP SMP-SMA atau sederajat mengonsumsi
Tambah Darah (TTD) dan SMA / sederajat TTD (mengandung zat besi setara dengan
Perpres 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam 45% 50% 58%
72/2021tentang Pencatatan –pelaporan folat) secara rutin 1 tablet setiap minggu
Percepatan pemantauan konsumsi minimal 26 tablet dalam setahun
Penurunan
Stunting TTD
Persentase remaja putri yang mengonsumsi
Perhitungan Target Triwulan
Tablet Tambah Darah (TTD)
Target 2022 2023 2024
Nasional 54% 75% 90%
Definisi Operasional Triwulan I 12% 20% 20%
Adalah Jumlah remaja putri siswi SMP dan SMA sederajat Triwulan II 25% 40% 45%
yang mengonsumsi tablet tambah darah sesuai standar Triwulan III 40% 60% 70%

dibagi jumlah siswi SMP dan SMA sederajat yang dikali Triwulan IV 54 % 75% 90%

100%. Sekolah dan madrasah jenjang SMP dan SMA atau


Rumus Perhitungan Indikator
sederajat mencakup milik pemerintah maupun
swasta,termasuk sekolah khusus. Jumlah siswi SMP dan SMA sederajat yang mengonsumsi
tablet tambah darah dibagi total sasaran jumlah siswi SMP
dan SMA sederajat dikali 100%.
Mengonsumsi TTD sesuai standar adalah TTD mengandung zat
besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg asam folat
Variabel Data yang Dibutuhkan beserta sumber data
atau TTD lainnya dengan kandungan yang sesuai dengan standar
WHO dan diminum secara rutin 1 tablet setiap minggu minimal
26 tablet dalam setahun.1
Rumus Perhitungan Indikator • Pelaksana Kegiatan : Tenaga kesehatan di Puskesmas
Cakupan rematri di SMP/MTs/sederajat dan serta Guru UKS dan tim pelaksana UKS di sekolah.
SMA/MA/sederajat mengonsumsi TTD dihitung dengan • Tempat Pelaksaaan : sekolah SMP dan SMA atau sederajat
jumlah rematri yang mengonsumsi TTD dibagi dengan baik negeri maupun swasta, termasuk sekolah khusus.
jumlah sasaran remaja putri SMP/MTs/sederajat dan • Waktu : Satu kali setiap minggu sepanjang tahun
SMA/MA/sederajat di wilayah kerja Puskesmas tersebut. • Pencatatan dan Pelaporan :
(1) Siswi mencatat TTD yang didapat dan diminum pada kartu
monitoring suplementasi remaja putri (kartu control, Buku
Rapor Kesehatanku) dan aplikasi CERIA
Contoh perhitungan (2) Merekap jumlah TTD yang diterima dan diminum (angka
• Jumlah remaja putri siswi SMP dan SMA atau 1) serta jumlah minggu yang dilalui siswi sejak
sederajat yang mengonsumsi TTD di Kabupaten A bersekolah di SMP/MTs/sederajat dan SMA/MA/sederajat
adalah 1.000 orang. berdasarkan formulir pemantauan program TTD rematri
• Jumlah remaja putri siswi SMP dan SMA atau (3) Menghitung cakupan jumlah TTD yang diterima
sederajat yang mengonsumsi TTD minimal 26 tablet terhadap jumlah minggu yang dilalui dan persentase
dalam setahun di wilayah Kabupaten adalah 900 orang. jumlah TTD yang diminum terhadap jumlah minggu
• Persentase remaja putri siswi SMP dan SMA yang dilalui
sederajat yang mengonsumsi TTD di Kab A = 900 • Sumber Data : Laporan rutin Surveilans Gizi dan KIA
X 100% = 90% (Sigizi Terpadu)
1000 • Waktu Pelaporan : dilaporkan setiap triwulan
SKRINING GEJALA ANEMIA MELALUI PENJARINGAN KESEHATAN

Fasilitasi implementasi kegiatan Trias UKS/M dalam deteksi dini anemia:


Pelayanan Kesehatan
▪ Penjaringan Kesehatan, termasuk skrining
anemia
▪ Pemeriksaan Berkala
▪ Imunisasi (BIAS)
▪ Pemberian Tablet Tambah Darah
(TTD)
▪ Pemberian obat cacing Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pelayanan Sehat
Pendidikan Kesehatan Kesehatan • Pemeliharaan sanitasi sekolah
• Literasi kesehatan  Buku Rapor • Pengelolaan sampah
Kesehatanku • Perawatan Kebun sekolah
• Pembiasaan PHBS • Pembinaan kantin sehat
• Pendidikan Gizi, Sarapan • Pemberantasan sarang nyamuk
bersama •Penerapan Kawasan sekolah bebas
• Peningkatan Aktifitas Fisik rokok (KTR), NAPZA (KTN), kekerasan
• Pendidikan Kesehatan (KTK)
Reproduksi Pendidikan Pembinaan
• Pendidikan Keterampilan Hidup .Kesehatan Lingkungan
Sehat Sehat

Program Pemberian TTD di Sekolah & Aksi Bergizi

Program Pemberian TTD # Gerakan Aksi Bergizi


1. Program TTD rematri di sekolah dimulai sejak tahun 2016
2. Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun
3. Mengandung 60 mg elemental besi dan 400 mcg asam folat dan
diberikan secara blanket approach
4. Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja putri SMP dan SMA
sederajat dengan menentukan hari minum bersama di sekolah
5. Pada saat libur sekolah atau BDR, remaja putri dibekali dengan TTD
6. Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah setiap minggu
• setelah sarapan atau makan
bersama

7. • Pendidikan
Melibatkan gizi bagi
siswa (Kader remaja dan
Kesehatan guru untuk pencatatan dan
Sekolah)
pelaporan dan menyebarkan pesan pentingnya minum TTD
8. Puskesmas membuat kesepakatan dengan sekolah untuk suplai TTD
9. Siswa mengunduh aplikasi ceria “ Cegah Remaja Putri Anemia” di
playstore
10. Sekolah dan Puskemas membuat laporan sesuai format
11. Dinas Pendidikan dan Kemenag turut memantau sekolah/madrasah
dalam pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan program TTD rematri
Pastikan rematri konsumsi TTD
sudah dicatat dan dilaporkan
SKB 4 Menteri tentang Penyelenggaraan
Peningkatan Status Kesehatan Peserta
Didik
AKSIBERGIZ
I 1 Sasaran remaja putri kelas 7-12* (12.349.190) konsumsi TTD setiap minggu
Membagikan dan konsumsi TTD pada kegiatan Aksi Bergizi untuk
2
memastikan kepatuhan konsumsi

3 Pemantauan konsumsi TTD secara digital melalui aplikasi CERIA dan SIGIZI
Terpadu

Telah dilakukan kegiatan Gerakan Aksi Bergizi Nasional tanggal 26 Oktober 2022
4
dengan jumlah 6.420 sekolah (2.189.871 siswa) – 34 prov dan 514 kab/ kota

5 Penyediaan logistik TTD untuk seluruh sasaran ( DAK fisik Provinsi )

SKB 4 Menteri tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan


6
Peserta Didik ( mencakup BIAS dan Aksi Bergizi)

Sumber : Data Sasaran Program Kesehatan, Pusdatin 2022 17


SKRININING ANEMIA DENGAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Sasaran Skrining
Sasaran : Remaja putri kelas 7 dan 10
- 12 provinsi (100 % sasaran per kab/ kota): Aceh, Sumut, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, NTB, NTT, Kalbar,
Kalsel, Sultra, Sulbar.
- 22 provinsi (100 % sasaran per kab/ kota ) Sumbar, Sumsel, Bengkulu, Riau, Kepri, Jambi, Lampung, DKI,
DIY, Bali, Kaltim, Kalteng, Kaltara, Sulut, Gorontalo, Babel , Sulteng, Sulsel, Maluku, Maluku Utara, Papua
dan Papua Barat.

Penyediaan alat pemeriksaan hemoglobin TA 2022


Tujuan Paket alat Hb meter
• Deteksi dini anemia pada remaja puteri Seluruh Puskesmas (10.292 Puskesmas) : Hb meter, blood
• Tatalaksana dan rujukan bila ditemukan lancet, Gloves, Swab alkohol , Pen lancing . Selain itu disediakan
anemia pada rematri strip hb untuk seluruh sasaran rematri kelas 7 dan 10

Pelaksanaan Franco
• Terintegrasi melalui penjaringan kesehatan distribusi :
- Franco kab/ kota : 246 kab/ kota di 12 provinsi prioritas
atau pemeriksaan berkala
penurunan stunting. Dikirimkan pada tahun 2022
• Dilaksanakan oleh petugas Puskesmas dan
- Franco pusat : 268 kabupaten/ kota di 22 provinsi lainnya
tim pelaksana UKS /M
Akan dikirimkan di tahun 2023 .
ALUR SKRINING ANEMIA 1.Rujuk ke Puskesmas (Bila
diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan dengan hematologi
analyzer di Puskesmas )
2. Obati dengan TTD ;
• 1 tablet per hari (anemia
11-11.9 ringan)
gr/dl •2 tablet / hari ( anemia sedang)
3.Edukasi asupan gizi seimbang
4.Follow up dalam 2 -4 minggu
(klinis dan pemeriksaan hb)
5.Bila tidak membaik dalam waktu 4
8-10.9 g/ dl
minggu , atau status anemia dan
klinis menjadi berat disertai
ditemukannya penyebab selain
AGB, rujuk ke RS

< 8 g/ dl

1.Rujuk ke Rumah sakit untuk


• Tetap minum TTD 1 mengetahui sumber penyebab
tablet / minggu 2.Mengetahui kemungkinan
• Penerapan konsumsi anemia di luar anemia gizi besi .
Gizi Seimbang
>12 • Perilaku Hidup Sehat
gr/dl

Anggaran Pengobatan / tatalaksana dan rujukan :


JKN , dana lainnya
Tranport penjaringan / skrining : BOK
Pencatatan dan Pelaporan
Konsumsi TTD dan Skrining
Anemia melalui Aplikasi Ceria

3
Untuk mendukung pelaksanaan program konsumsi
TTD, dikembang self-reporting app untuk remaja putri

Aplikasi CERIA didesain


untuk memudahkan
pencatatan konsumsi tablet
tambah darah dan hasil
pemeriksaan hb bagi
remaja putri serta
membantu pemerintah
daerah melakukan
monitoring konsumsinya.

9
Ceria Playstore

Aplikasi CERIA
sudah masuk ke
dalam Play Store
(android) dan Web

Direncanakan akan
segera ada di App
Store (iphone )
Unduh dan Instal

• Lakukan
pencarian
aplikasi CERIA
di Play
Google
Store
• Pilih
‘install’
Halaman Utama
Setelah install aplikasi, muncul halaman sebagai
berikut. Jika belum melakukan registrasi, maka pilih
“Daftar”
Daftar
Masukan data lengkap, seperti:
• Nama lengkap
• NIK
• Email
• No. Handphone
• Tempat Lahir
• Tanggal Lahir
• Sekolah
• Username
• Password

Catatan:
Tandai persetujuan syarat dan
ketentuan sebelum pilih “daftar”
Login
• Setelah melakukan
registrasi, akan Kembali
ke halaman utama, lalu
pilih “Masuk”
• Selanjutnya,
masukan
alamat email/username
• Masukan kata sandi
• Pilih “Masuk”
Halaman Beranda
Setelah Masuk, akan
muncul halaman
Beranda yang di
dalamnya terdapat
informasi pengguna
dan Riwayat
Pencatatan Minum TTD dan Ukur
2
Hasil Skrining Anemia

• Pilih “Minum & Ukur” pada menu bagian


bawah
• Pada bagian Ukur Masukan data, yaitu:

1) Tanggal Ukur

2) BB (Berat Badan) – dalam kg


Hasil input data
3) TB (Tinggi Badan) – dalam cm minum TTD, BB,
4)HB (Kadar Hb) TB, Hemoglobin

• Lalu
“Simpan”
1
Konfirmasi Simpan Data
Baik pada minum TTD dan Ukur,
terdapat notifikasi sebelum menyimpan data yang
diinput
Riwayat
Riwayat minum TTD
dan Ukur dapat dilihat
pada Beranda
Menu Lainnya
Terdapat menu informasi dan Berita
yang berkaitan dengan Kesehatan
Akun Saya

• Berisikan informasi data pengguna


• Edit data dapat dilakukan dalam
“Informasi Akun” (tampilan pada slide berikutnya)
Pengguna Aplikasi CERIA
ACEH 366 NUSA TENGGARA BARAT 592
SUMATERA UTARA 5,467 NUSA TENGGARA TIMUR 207
SUMATERA BARAT 1,394 KALIMANTAN BARAT 2,166
RIAU 5,587 KALIMANTAN TENGAH 5,064
JAMBI 470 KALIMANTAN SELATAN 5,518
SUMATERA SELATAN 9,000
KALIMANTAN TIMUR 5,162
BENGKULU 6,255
KALIMANTAN UTARA 2,612
LAMPUNG 1,838
SULAWESI UTARA 241 Jumlah sasaran
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG 3,704
SULAWESI TENGAH 550 rematri minum TTD
KEPULAUAN RIAU 331
SULAWESI SELATAN 8,823 di Prov Jatim :
DKI JAKARTA 494
SULAWESI TENGGARA 592 1.630.961
JAWA BARAT 17,527 GORONTALO 276

JAWA TENGAH 2,415 SULAWESI BARAT 777

DI YOGYAKARTA 1,156 MALUKU 116

JAWA TIMUR 10,906 MALUKU UTARA 22


BANTEN 1,145 PAPUA BARAT 190
BALI 842 PAPUA 2
Cakupan Konsumsi TTD > = 26 TTD Pada Rematri di Provinsi Jatim TW3
120
100.86
100 93.46 93.72
85.35

80 75.82
66.68 66.17
61.94 64.53
56.41
60 52.40 51.70
48.82
45.18 45.61
54 38.75
44.07 41.47
40 31.78
35.09
31.69 32.04
29.31
35.73
28.67 26.78 27.31
21.41 21.55
17.46 17.68
20 10.02
14.48 12.87
9.38
8.45 8.19
0.00 0.00
0

Kabupaten/ Kota Sudah Mencapai Target Remaja Puteri Konsumsi TTD 54%:
1. Kab. Ponorogo 6. Kab. Gresi
2. Kab. Trenggalek 7. Kota Blitar
3. Kab. Tulung Agung 8. Kota Probolinggo
4. Kab. Banyuwangi 9. Kota Mojokerto
5. Kab. Bondowoso 10. Kota Surabaya
Kesimpulan dan Harapan
1. Aksi bergizi dilaksanakan rutin tiap minggu di sekolah jenjang SMP / SMA / sederajat,
ditetapkan hari pelaksanaan Aksi bergizi.
2. Tersedia dukungan edaran pelaksanaan Aksi bergizi dan skrining anemia dari pemda atau
OPD terkait atau sekolah serta dukungan anggaran .
3. Sekolah mendorong pengisian self-reporting konsumsi TTD Rematri melalui aplikasi CERIA.
Saat ini CERIA sudah ada di Play Store (android) dan Web dan akan segera masuk ke App Store
(iphone) . Aplikasi CERIA saat ini pada tahap mapping pada tiap daerah agar data konsumsi
rematri dapat terlihat di sigizi
4. Pastikan kegiatan yang sudah terlaksana ( konsumsi TTD dan skrining) dicatat dan dilaporkan
5. Lakukan pemantauan secara berkala dan berkesinambungan. Berikan feed back, cermati data ekstrim
( tinggi maupun rendah)
6. Penguatan integrasi dan pembinaan Tim Pembina UKS/M dengan Tim Pelaksana UKS/M
7. Tercapainya target nasional 2022 , remaja putri mengonsumsi TTD adalah 54%, untuk
mendukung capaian target nasional.

Anda mungkin juga menyukai