Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN AGAMA

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN BMN


KEMENTERIAN AGAMA
Dasar Hukum
UU 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara 1 15 KMK 781/KMK.06/2019

12 Pelimpahan Kewenangan Menteri


Keuangan Dalam Bentuk Mandat
KMA 607 Tahun 2020 Kepada Pejabat DJKN
UU 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara 2 Kewenangan dan Tanggung Jawab
Pengguna Barang kepada KPB
dalam Pengelolaan BMN
11 PMK 97/PMK.06/2019
tentang Pengasuransian BMN
PP 71 Tahun 2010
3 14
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

KMA 750 Tahun 2020


10 PMK 150/PMK.06/2014
tentang Rencana Kebutuhan BMN

PMK 218/PMK.06/2015 Pedoman Pengamanan BMN pada


tentang Tata Cara Penyimpanan
Dokumen Kepemilikan BMN
4 Kementerian Agama
9
PMK 218/PMK.06/2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemusnahan dan Penghapusan BMN
PMK181/PMK.06/2016
PMK 76/PMK.06/2014
tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara 5 8 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan BMN

PMK 76/PMK.06/2019
tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan BMN
6 Langkah-langkah pengelolaan BMN/D 7
PMK 111/PMK.06/2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindatanganan BMN
PP 28 Tahun 2020 perubahan PP 27

13
PMK 136/KMK.05/2015 Tahun 2014
Pengelolaan Aset pada BLU tentang Pengelolaan BMN/D 2
TUJUAN PENGELOLAAN BMN

Mempertahankan
target opini ”Wajar
Tanpa Pengecualian.”
Menghindari fraud

Memperkuat kualitas
dan daya tahan
APBN (melalui
Memperkuat, peningkatan PNBP
meningkatkan, dan dari BMN dan
mempertahankan penghematan biaya
kualitas informasi operasi atas BMN)
keuangan

3
SA HA BAT Be eM eN

A Fungsional
Yaitu Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah Dibidang
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Dilaksanakan Oleh Kuasa Pengguna

S
Barang, Pengguna Barang, Pengelola Barang Dan Sesuai Fungsi,
Wewenang Dan Tanggungjawab Masing-masing

Kepastian Yaitu Pengelolaan Barang Milik Negara Harus Dilaksanakan


Berdasarkan Hukum Dan Peraturan Perundang-undangan Serta
Hukum Azas Kepatutan Dan Keadilan

A
Yaitu Penyeleggaraan Pengelolaan Barang Milik Negara Harus Transparan
Dan Membuka Diri Terhadap Hak Dan Peran Serta Masyarakat Dalam
Transparansi Memperoleh Informasi Yang Benar Dan Keikutsertaannya Dalam
Mengamankan BMN
Yaitu Penggunaan Barang Milik Negara Diarahkan Sesuai Batasan-batasan
Efisien
S
Standar Kebutuhan Yang Diperlukan Dalam Rangka Menunjang
Penyelenggaraan Tugas Pokok Dan Fungsi Pemerintahan Secara Optimal

Yaitu Pengelolaan Barang Milik Negara Harus Dapat


Akuntabel Dipertanggungjawabkan Kepada Rakyat
Yaitu Pengelolaan Barang Milik Negara Harus Didukung Oleh Adanya

Pengelolaan
Kepastian Nilai Ketepatan Jumlah Dan Nilai Bmn. Kepastian Nilai Merupakan Salah Satu
Dasar Dalam Penyusunan Neraca Pemerintah Dan Pemindahtanganan BMN
BMN
SA HA BAT Be eM eN

Tugas dan Wewenang PB


Menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk
01 pejabat yang mengurus dan menyimpan BMN

Mengajukan rencana kebutuhan,


penganggaran, dan pengadaan BMN
02 untuk kementerian/lembaga yang
dipimpinnya

Melakukan penatausahaan atas


03 penguasaan dan penggunaan BMN

melakukan pencatatan dan Inventarisasi

04 Barang Milik Negara yang berada dalam


penguasaannya

Melakukan pengamanan dan pemeliharaan, pengawasan,


dan pengendalian atas penggunaan, penatausahaan atas
05 BMN yang ada dalam penguasaannya
Satuan Kerja

BLU

DK/TP
BUN

BARANG MILIK NEGARA UU-1/2004


PP-27/2014
ASET
Perolehan Lain
APBN Yang Sah
LANCAR Persediaan
Tanah
Gedung & Bangunan
Hibah/
ASET Peralatan & Mesin
Sumbangan
Belanja TETAP Jalan, Irigasi & Jaringan
Barang Perjanjian/ Konstruksi Dalam Pengerjaan

Belanja
Kontrak PEROLEHAN PELAPORAN Aset Tetap Lainnya
Aset Kemitraan
Modal Ketentuan Peraturan
ASET
Aset Tak Berwujud
perundang-undangan LAINNYA Aset Lain-lain
Bantuan
Ekstakomptabel
Sosial Putusan Hilang / Rusak Berat Proses Dihapuskan
Pengadilan CALK BPYBDS
Barang Bersejarah
Integrasi Penetapan Status Penggunaan UU-1/2004
Alih Status Penggunaan PP-27/2014
PP-28/2020
Penggunaan Sementara
Dioperasionalkan Pihak Lain
RKBMN
BMN idle
SBSK
Penganggaran Pengadaan
Sewa
Perencanaan Pinjam Pakai
Pembinaan Kebutuhan Penggunaan
Kerjasama Pemanfaatan (KSP)
Pengawasan
Pengendalian Bangun Guna Serah (BGS)
Siklus Bangun Serah Guna (BSG)
Kerjasama Penyediaan Infrastruktur (KSPI)

Penghapusan
Pengelolaan Pemanfaatan
Kerjasama Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur (KETUPI)
Pemantauan Barang Milik
Investigasi
Portofolio Aset Negara/
Analisis SBSK
Penertiban Pemusnahan Daerah Penilaian

Penjualan Asas Fungsional


Hibah
Pemindah- Asas Kepastian Hukum
Tukar Menukar Pengamanan
tanganan Fisik
Penyertaan Modal Asas Transparansi & Keterbukaan
Administrasi
Penatausahaan Pemeliharaan Hukum Asas Efisiensi

Pembukuan Asuransi BMN Asas Akuntabilitas


Inventarisasi Asas Kepastian Nilai
Pelaporan
REVALUASI BMN
Mengapa Pengelolaan BMN Penting?

1 Pendukung utama layanan publik/tugas dan fungsi pemerintahan, sarana penyelenggaraan


PELAYANAN PUBLIK
pemerintahan, interkoneksi wilayah dan distribusi melalui pembangunan insfrastruktur yang
terwujud dalam bentuk aset BMN
2 Nilai Barang Milik Negara (BMN) yang tinggi sebagai komponen utama neraca LKPP
NILAI YANG TINGGI

3 Penentu opini Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)


OPINI PEMERIKSAAN BPK

4 Manfaat Asset Management baru terasa saat terdapat permasalahan BMN


PERMASALAHAN/SENGKETA

5 Peningkatan kesempatan belajar melalui pembangunan serta pengembangan sarana pendidikan


PENINGKATAN SDM
yang nilainya cukup signifikan dalam postur APBN
MENGAPA SEKARANG MENJADI LEBIH PENTING?
Proporsi signifikan dalam Neraca LKPP semakin meningkat
karena hasil revaluasi BMN (LKKA 2021 Komposisi Aset tetap
terhadap asset Kemenag sebesar 86,49%)
Fokus pembangunan infrastruktur
PNBP dari Pengelolaan BMN diatur dalam UU
9/2018 tentang PNBP
Penentu quality spending (Belanja Pemeliharaan dan
Belanja Modal)
Sumber pembiayaan APBN (BMN sebagai underlying
penerbitan Sukuk)
Sumber pendanaan Ibu Kota Negara (IKN)
Tantangan Pengelolaan BMN
Optimalisasi BMN
Secara umum, pengelolaan
BMN belum sepenuhnya optimal BMN yang dilaksanakan
digunakan dalam penyelengaraan tugas
dan fungsi pemerintah.
oleh Pemerintah Republik
Permasalahan Hukum
Terdapat berberapa BMN yang memiliki
Indonesia telah berjalan
permasalahan hukum yang perlu
diselesaikan dengan prinsip kehati-hatian dengan baik.
Kedepan terdapat tantangan
Pensertipikatan BMN
yang besar dalam
Terdapat BMN berupa tanah yang belum
memiliki sertipikat berdasarkan hasil pengelolaan BMN yang lebih
revaluasi Barang Milik Negara

Pembiayaan IKN
baik lagi guna memberikan
BMN didorong untuk digunakan sebagai manfaat yang sebesar-
bentuk pembiayaan pembagiunan IKN
besarnya bagi kemakmuran
bangsa.
PERUBAHAN PARADIGMA

ADMINISTRATOR ASSET MANAGER

• PENGGUNAAN TERTINGGI
• TERTIB ADMINISTRASI
DAN TERBAIK
• TERTIB FISIK
• PUSAT PENDAPATAN
• TERTIB HUKUM
• PENGHEMATAN BIAYA
Penetapan Status Penggunaan
BMN oleh Pengelola Barang

12
Objek Penetapan Status BMN
• Objek penetapan status Penggunaan BMN meliputi seluruh BMN.
• BMN yang dikecualikan Penetapan statusnya:
a. barang persediaan;
b. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);
c. barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan;
d. barang yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana penunjang tugas pembantuan, yang
direncanakan untuk diserahkan;
e. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS); dan
f. Aset Tetap Renovasi (ATR).

13
Persyaratan

Tanah Bangunan Tanah dan Bangunan


• Fotokopi Sertipikat
• Fotokopi Sertipikat • Fotokopi IMB
• Untuk BMN yang belum memiliki • Fotokopi Dokumen Perolehan
• Fotokopi IMB • Fotokopi dokumen lainnya (mis.
sertipikat, dapat diganti dengan:
• Fotokopi Dokumen Perolehan BAST)
• Fotokopi AJB,Girik, Letter C, • Untuk BMN yang belum memiliki
• Fotokopi dokumen lainnya (mis.
dll. sertipikat, IMB, dokumen perolehan
BAST)
• SPTJM yang menyatakan dan BAST tidak dimiliki, dapat
• Dalam hal IMB, dokumen
BMN digunakan dalam diganti dengan:
perolehan dan BAST tidak • Fotokopi AJB,Girik, Letter C, dll.
penyelenggaraan tusi.
dimiliki, dapat diganti dengan • Surat keterangan dari
• Surat keterangan dari
SPTJM yang menyatakan BMN lurah/camat; jika ada
lurah/camat; jika ada
digunakan dalam • Surat permohonan pendaftaran
• Surat permohonan hak atas tanah; jika ada
penyelenggaraan tusi.
pendaftaran hak atas tanah; • SPTJM yang menyatakan BMN
jika ada digunakan dalam
penyelenggaraan tusi

14
Persyaratan

Penyertaan Modal
Selain Tanah dan/atau Bangunan
Pemerintah Pusat

• fotokopi dokumen penganggaran, seperti Daftar Isian Pelaksanaan


Anggaran (DIPA);
• fotokopi dokumen kepemilikan, seperti Bukti Pemilikan • fotokopi hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah atau
Kendaraan Bermotor (BPKB), bukti pemilikan pesawat Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
• fotokopi dokumen kepemilikan berupa sertipikat, untuk BMN berupa
terbang, bukti pemilikan kapal laut, atau dokumen lain
tanah;
yang setara dengan bukti kepemilikan. • fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (1MB), untuk BMN berupa
• fotokopi dokumen lainnya, seperti Surat Tanda Nomor bangunan;
Kendaraan (STNK) atau Berita Acara Serah Terima • fotokopi dokumen perolehan bangunan, untuk BMN berupa
(BAST) terkait perolehan barang; bangunan;
• fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan • fotokopi dokumen lainnya, seperti Berita Acara Serah Terima
(BAST) perolehan barang;
barang dan dokumen lainnya • fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) pengelolaan sementara
• Dalam hal dokumen tidak dimiliki, dapat diganti dengan BMN, dalam hal BMN sudah tidak berada dalam penguasaan
SPTJM yang menyatakan BMN digunakan dalam Pengguna Barang
penyelenggaraan tusi. • BMN yang belum memiliki sertipikat, IMB, dokumen perolehan dan
BAST dapat diganti dengan SPTJM yang menyatakan BMN
digunakan dalam penyelenggaraan tusi.
15
Pengajuan
• Permohonan penetapan status Penggunaan BMN diajukan secara tertulis oleh
Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lama 6 (enam) bulan sejak BMN
diperoleh.
• Seluruh fotokopi dokumen harus disertai dengan surat keterangan dari pejabat
struktural yang berwenang pada Kementerian/Lembaga bersangkutan yang
menyatakan kebenaran forokopi dokumen tersebut.
• Surat Keterangan dan Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak disusun sesuai
sebagaimana Lampiran I dan II PMK 246/PMK.06/2014.

16
Penetapan Status Penggunaan Tanpa Didahului Usulan

- Adanya sengketa di pengadilan;


- Adanya sengketa di Badan Pengelola Barang dapat
Pertanahan Nasional; menetapkan status Keputusan Pengelola
- Penetapan BMN yang berasal Penggunaan BMN pada Barang
dari perolehan lainnya yang sah; Pengguna Barang tanpa
- Penetapan BMN yang berasal didahului usulan oleh
dari pengalihan status Pengguna Barang
Penggunaan BMN.

17
Penetapan Status Penggunaan BMN oleh
Pengguna Barang

18
Penetapan Status Penggunaan oleh Pengguna Barang

Selain tanah
dan/atau
Tanpa bangunan Didahului
Didahului dengan nilai
permohonan
permohonan perolehan
dari Kuasa
dari Kuasa sampai dengan
Pengguna
Pengguna Rp100.000.000,-
Barang, dalam
Barang, dalam dan/atau
hal BMN
hal BMN alutsista berada dalam
berada dalam
penguasaan
penguasaan
Kuasa
Pengguna
Pengguna
Barang
Barang

19
Proses Penetapan Status Penggunaan oleh Pengguna Barang
Permohonan Penelitian

• Kuasa • Pengguna
Pengguna Barang
Barang melakukan
mengajukan penelitian
permohonan terhadap
secara tertulis permohonan
kepada Kuasa
Pengguna Pengguna
Barang. Barang.

Keputusan penetapan status Pengguna Barang yang diterbitkan oleh Pengguna Barang, dilaporkan
kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan sejak ditetapkan.

20
Penggunaan BMN Untuk Dioperasikan oleh
Pihak Lain

21
Prinsip Umum
• Dapat dilakukan terhadap BMN yang telah ditetapkan status penggunaannya pada
Pengguna Barang.
• Penggunaan BMN oleh pihak lain dilakukan dalam rangka menjalankan pelayanan
umum sesuai tugas dan fungsi.
• Biaya pemeliharaan BMN selama jangka waktu Penggunaan untuk dioperasikan oleh
pihak lain dibebankan pada pihak lain yang mengoperasikan.
• Pihak yang mengoperasikan BMN, dilarang melakukan pengalihan atas pengoperasian
BMN kepada pihak lainnya.
• Jika ada keuntungan bagi pihak lain yang mengoperasikan BMN, keuntungan
dimaksud disetor seluruhnya ke rekening Kas Umum Negara sebagai Penerimaan
Negara Bukan Pajak.

22
Pihak Lain Yang Dapat Mengoperasikan BMN

Badan Usaha • Dilakukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum.


• Jangka waktu paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang
Milik Negara

Koperasi • Dilakukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum.


• Jangka waktu paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang

Pemerintah • Digunakan sebagai fasilitas umum, dengan


mempertimbangkan hubungan baik antar negara.

negara lain
• Dilakukan untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan.
• Paling lama 99 tahun.

23
Pihak Lain Yang Dapat Mengoperasikan BMN

•Organisasi bilateral atau multilateral yang secara resmi diikuti oleh Indonesia

Organisasi sebagai anggotanya.


•Dilakukan untuk melaksanakan kesepakatan yang telah tertuang dalam perjanjian
antara Pemerintah Republik Indonesia dengan organisasi internasional

internasional
bersangkutan.
•Dilakukan untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan.
•Jangka waktu pelaksanaan sesuai dengan perjanjian.

Badan
hukum • Dilakukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum.
• Jangka waktu paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang

lainnya
24
Proses Penggunaan BMN Untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain

• Permohonan
• Kelengkapan Permohonan

Pengguna Barang

25
Persyaratan Penggunaan BMN Untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain

Permohonan Kelengkapan Dokumen

• Data BMN
• Pihak lain yang akan mengoperasikan BMN • Fotokopi keputusan penetapan status
• Jangka waktu Penggunaan BMN
• Penjelasan serta pertimbangan • Fotokopi surat permintaan pengoperasian
• Materi yang diatur dalam perjanjian dari pihak lain yang akan mengiperasikan
• Perhitungan estimasi biaya operasional dan BMN kepada Pengguna Barang
besar pungutan, dalam hal pihak lain • Surat pernyataan
melakukan pungutan pada masyarakat

26
Berakhirnya Penggunaan BMN Untuk Dioperasikan oleh Pihak
Lain

Pengakhiran perjanjian
secara sepihak oleh
Pengguna barang
• Tidak memenuhi
kewajiban Ketentuan lain sesuai
Jangka waktu berakhir • Terjadi kondisi yang dengan peraturan
mengakbatkan perundang-undangan
pengakhiran
sebagaimana
dituangkan dalam
perjanjian

Terhadap pengakhiran pengoperasian BMN oleh pemerintah negara lain secara


sepihak , Pengguna barang meminta pertimbangan Pengelola Barang

27
Hal-Hal Lain
• Perpanjangan waktu pengoperasian BMN oleh pihak lain, diajukan kepada Pengelola Barang paling
lambat tiga bulan sebelum berahirnya jangka waktu penggunaan BMN
• Permohonan, penelitian, dan penetapan mutatis mutandis sebagaimana proses pertama kali
• Pengguna barang bertanggungjawab penuh atas kebenaran formil dan materil
• Penetapan/persetujuan oleh Pengelola Barang bukan merupakan pengakuan/pengesahan
(endorsement) atas kebenaran dan keabsahan data dan dokumen
• BMN diserahkan kembali kepada Pengguna Barang setelah jangka waktu berakhir dengan Berita Acara
Serah Terima (BAST) antara pihak lain dengan Pengguna Barang
• Pengguna Barang melaporkan berakhirnya Penggunaan BMN untuk dioperasikan pihak lain kepada
Pengelola Barang 1 bulan sejak ditandatanganinya BAST dengan melampirkan fotokopi BAST

28
ASURANSI BMN

29
Dasar Hukum Asuransi BMN

• Asuransi merupakan solusi alternatif untuk


menanggulangi terjadinya suatu risiko yang dapat
merugikan aset Negara. 
• Pemerintah mulai mengupayakan suatu landasan hukum
terkait tata cara maupun mekanisme pengasuransian
BMN
• Kementerian Keuangan telah menerbitkan PMK 97/2019
Tentang Pengasuransian Barang Milik Negara sebagai
landasan terbaru pengasuransian BMN
• Pihak yang menjadi pemegang polis asuransi dalam
pengasuransian BMN adalah Pengguna Barang pada
Kementerian / Lembaga sedangkan Pihak yang menjadi
penanggung dalam pengasuransian BMN adalah
Konsorsium Asuransi BMN (Pasal 8 ayat 2).

30
Objek Asuransi BMN

BMN berupa gedung dan Sarana dan prasarana dalam


bangunan yang memenuhi BMN berupa Gedung dan
kriteria; Bangunan

 Komponen struktural, antara lain pondasi, struktur atau


 Mempunyai dampak terhadap pelayanan dinding;
 Komponen mekanikal, antara lain saluran air, sistem
umum apabila rusak atau hilang; dan/atau
tata udara, sistem transportasi vertikal, sistem proteksi
 Menunjang kelancaran tugas dan fungsi kebakaran, atau sistem plambing dan pompa;
penyelenggaraan pemerin tahan.  Komponen elektrikal, antara lain sistem kelistrikan, atau
sistem elektronika; dan/ atau
 Komponen tata ruang luar, antara lain pertamanan,
perkerasan, saluran pembuangan, pagar dan pintu
gerbang, atau pos/ gardu jaga
Proses Pelaksanaan Asuransi BMN

• Menyelesaikan prosedur internal berupa; pencanaan, penelitian dan penetapan anggaran

Pengguna Barang

32
Penyelesaian Klaim
1. Satuan kerja melaporkan kepada Pengguna Barang dalam hal terjadi risiko
yang dipertanggungkan dalam polis yang telah disepakati dengan disertai
dengan penjelasan tertulis terkait latar belakang terjadinya risiko dan foto BMN
setelah terjadinya risiko tersebut.
2. Pengguna Barang mengajukan permohonan klaim kepada Konsorsium
Asuransi BMN berdasarkan laporan satuan kerja sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 diatas dengan tetap mengacu kepada ketentuan pengajuan
klaim yang diatur dalam polis.
3. Dalam hal klaim yang diajukan telah secara sah diakui, penyelesaian klaim
oleh Konsorsium Asuransi BMN diberikan dalam bentuk uang tunai dan
disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara sebagai Penerimaan Negara
Bukan Pajak dengan memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
TERIMA KASIH

02/16/2023 34
Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI 34
34

Anda mungkin juga menyukai