Penggolongan Proses Fermentasi Pangan Berdasarkan mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi pangan, maka dapat dibedakan atas beberapa jenis sepeti tertulis di bawah ini: •Homofermentasi, yaitu proses fermentasi yang hannya dilakukan oleh satu jenis species mikroorganisme yang dominan untuk mengasilkan produk yang dikehendaki. Sebagai contoh fermentasi tempe hanya diperlukan Rizopus oligosporus untuk, menghasilkan produk yang khas. •Heterofermentasi, yaitu proses fermentasi yang dilakukan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme dari species yang berbeda. Sebagai contoh pada ragi terdapat jamur Amylomyces dan Yeast Endomycopsis dan Sacharomyces. • Homomultifermentasi, yaitu proses fermentasi yang dilakukan oleh dua atau lebih strain dari spesies yang sama. Sebagai contoh pembuatan yoghurt kedelai diperlukan dua strain Lactobacilus acidophilus yang mempunyai peranan yang berbeda, strain yang satu dipergunakan sebagai pembentuk flavor spesifik sedang strain yang lain diperlukan untuk pembentukan asam. • Polifermentasi yaitu proses fermentasi yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme dari strain atau species yang berbeda. Sebagai contoh fermentasi dari Indocina. Golongan proses fermentasi ini banyak terdapat pada fermentasi makanan yang dilakukan secara alami dan sebagaian besar belum diketahui jenis mikroorganismenya. Homofermentasi Beberapa jenis makanan fermentasi yang tergolong dalam proses homofermentasi antaranya adalah: •Natto: merupakan fermentasi dari bahan kedele yang difermentasi oleh bakteri bacillusnatto/B.subtilis, mempunyaikenampakan khas karena terbentuknya komponen polisakarida oleh bakteri tersebut. tidak semua species B.subtilis dapat dipergunakan untuk fermentasi natto. •Angkak: merupakan makanan fermentasi daari beras dengan bantuan Monascus purpureus. Jenis makanan ini diperlukan sebagai pewarna makanan kaerna Monascus purpureus dapat mensintesa zat warna merah. • Oncom: makanan fermentasi dari bahan bungkil kacang tanah dengan proses fermentasi oleh Neurospora intermedia, dengan ciri khas warna merah oranye, karena terbentuknya spora jamur tersebut. • Sufu: hasil fermentasi tofu (tahu) dengan bantuan jamur Actinomucor elegans, merupakan makanan khas dari Cina dan Taiwan. • Tempe: makanan fermentasi yang dibuat dari biji kedele atau jenis kacangan lainnya, dengan proses fermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus sebagai mikroorganisme yang dominan. Heterofermanentasi Beberapa jenis makanan fermentasi yang tergolong dalam proses heterofermentasi diantarannya adalah seperti berikut: •Tape: makanan fermentasi dari bahan ubi kayu atau beras ketan dengan bantuan penambahan ragi. Jenis mikroorganismeyang berperan adalah jamur amiolitik Amylomyces dan Yeast Saccharomyces, Endomyces atau Candida. •Fermentasi teh: fermentasi minuman teh dilakukan oleh dua jenis Yeast Saccharromyces dan Candida sp., dan bakteri asam asetat. semua jenis mikroorganisme tersebut berperan dalam pembentukan flavor yang khas. Dari hasil fermentasi selain terbentuk asam juga terbentuk lapisan tebal pada permukaan cairanoleh aktifitas Acetobacter. • Kecap: hasil fermentasi bahan kedele yang dilakukan jamur Aspergillus oryzae/A. sojae serta yeast dan bateri sebagai pembentuk flavor yang khas. • Shoyu (soy sauce): proses pembuatan hamper sama dengan kecap, tetapi digunakan bahan tambah gandum jenis mikroorganisme yangberperan sama dengan kecap. • Tauco: makanan fermentasi dari bahan utama kedele dan dicampur dengan beras ketan. Proses difermentasi dilakukan oleh jamur Aspergillussojae atau A. oryzae Pediococcus halophillus. • Sake: merupakan minuman beralkohol yang dibuat darai bahan beras ketan khas dari Jepang. Mikroorganisme yang dominan adalah Aspergillus oryzae dan Saccharomuces cerevisae beberapa strain Penggolongan Makanan Fermentasi Makanan fermentasi dapat digolongkan atas dasar bahan dasar yang dipergunakan atau proses ferentasinnya. Penggolongan menurut Campbell-Platt (1987) adalah: •Minuman beralkohol: wine, bir, bentuk destilasinya yaitu brandy dan whisky, serta sake dan brem cair. •Makanan fermentasi dari bahan serelia: roti, hopper, idli, dosa, adai, vada, papadam (India), mien chien (China), Chiudada, kenkey (Afrika Barat), ka-ak, hisra dan injera (Afrika Utara) dan arroz fermentado (Amerika Selatan). Proses fermentasi dilakukan oleh baktri asam laktat baik yangbersifat heterofermentatif maupunyang bersifat homomentatif dan jenis Saccharomyces cerevisiae dan candida milleri. • Makanan fermentasi dari bahan susu: keju, kefir, yogurt kumiss, daih. Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri-bakteri asam laktat, pada keju dilakukan oleh jamur Penicelium cammembeti dan P.rogueforti. • Makanan fermentasi dari bahan ikan: bagoong, balacan, patis, balao-balao dan burong bangus/isda (dari Fhilipina), budu, nampla, Kungchom, pla chao dan pla chom (Thailand), kusuya, shottsuru dan ika shiokara (jepang), terasi (Indonesia) dan mylchijerot (Korea). • Makanan fermentasi dari sayuran dan buah: sauerkraut, pickle, kimchi (Korea), tempoyak (Indonesia dan Malaysia), Hum choy (China), gundruk (Nepal) dan sayur asin (Indonesia). • Makanan fermentasi dari kacangan: tempe dari berbagai jenis kacangan, kecap, oncom, dan tauco (Indonesia), shoyu miso natto dan hananatto (Jepang), dosa dan dhokla (India), Kenia (Nepal) dan dawa-dawa (Afrika Barat). • Makananfermentasi dari bahan daging: nham dan muswon (Thailand), salami (Astralia), tapa dan tocina (Fhilipina), dangket-dangket (Indonesia) . • Makanan fermentasi dari bahan berpati: tape, ketela, growol dan gatot (Indonesia), tapai (Malaysia), Tapuy (Fhilipina), gara bauku, abalo dan akpiti (Afrika dan Amerika Selatan). • Makanan fermentasi dari bahan lain termasuk bahan sisa, telur, air kelapa dan lain-lain: dage dari ampas kelapa dan ampas kacang tanah dan tempe bongkrek dari ampas kelapa (Fhilipina) fermentasi telur (Asia Timur). Penggolongan makanan fermentasi yang dibuat secara fementasi di negera-negara Asia menurut Steinkraus (1982), sebagai berikut: •Makanan fermentasi yang dihasilkan berdasarkan proses proteolitis pada protein nabati oleh aktivitas enzim mikrobia, sehingga dihasilkan asam-asam aino/peptide yangmempunyai flavor seperti daging. Contoh : soy sauce dari China, syoku dan miso dari Jepang, kecap dan tauco dari Indonesia. •Makanan fermentasi yang dihasilkan berdasarkan proses hidrolisis ikan/udang dalam larutan garam pekat untuk menghasilkan flavor yang menyerupai daging. Dipergunakan dalam bentuk saus atau pasta. dalam golongan ini termasuk petis, terasi, bagoong, patis, nampla dan lain-lain. • Makanan fermentasi yang dihasilkan mempunyai tekstur yang menyerupai daging dari bahan serealia atau kacang sebagai subrat dengan adanya pertumbuhan jamur maka miselia jamur dapat membentuk tekstur yang kompak, golonganmakanan ini termasuk tempe, oncom, tempe bongkrek, dage. • Makanan fermentasi dengan mempergunakan prinsip koji (ragi) sebagai inokulan. Mikroorganisme dalam inokulan dapatmenghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis komponen-komponen dalam bahan dasar sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Golongan makanan ini termasuk soy suce, miso, kecap, tempe, oncom, tape, brem, sake. • Menghasilkan asam-asam prganik sebagai hasil utamanya. Yang termasuk golongan ini adalah Kimchi dari Korea, Ogi dari Afrika, Idli dan dosai dari India, tape dari Indonesia dan perendaman biji kedele sebagai prafementasi tempe. • Makanan fermentasi yang dihasilkan berdasarkan proses fermentasi alkohol atau alkohol sebagai hasil utamanya. Yang termasuk golongan ini adalah rice wine (sake), wine gula tebu, tape ketan dan tape ketela, brem. Dari cara penggolongan diatas banyak duplikasi karena mungkin satu jenis makanan dapat tergolong dalam lebih dari satu golongan. Kemudian dilakukan penggolongan lain berdasarkan atas proses pengelolahannya yaitu: •Proses fermentasi yang dapat menghasilkan flavor seperti daging dari protein nabati (soy sauce/shoyu/Kecap, miso/tauco). •Proses fermentasi yang dapat menghasilkan flavor seperti daging dari protein hewani (saus dari ikan/udang, pasta ikan). •Proses fermentasi yang dapat membentuk tekstur seperti daging dari bahan serealia dan kacang (tempe, oncom). • Proses fermentasi yang ditunjukkan untuk menaikan kandungan protein dari bahan nabati (tape ketan, tape ketela). • Proses fermentasi yang ditunjukkan untuk memperkaya produk dengan vitamin (tape, tempe, oncom). • Proses fermentasi yang ditunjukkan untuk produksi roti dari bahan bukan gandum(idli/dosai). • Proses fermentasi yang ditunjukkan untuk mengurangi waktu pemasakan dan bahan bakar yang dipergunakan (tempe, oncom). • Proses fermentasi yang ditunjukkan sebagai pengawetan dengan biaya yang relative rendah (pickle, sauerkraut, kimchi). Perubahan-perubahan yang Terjadi Selama Proses Fermentasi • Bahan dasar untuk pembuatan makanan fermentasi dapat berupa bahan berpati, bergula, berprotein atau berlemak, sehingga mikroorganisme-mikroorganisme yang berperan dalam proses tersebut bersifat dapat mengubah komponen-komponen bahan menjadi komponen yang diinginkan dalam produk akhir. • Perubahn-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi dapat berupa degradasi komponen bahan dasar dan pembentukan komponen- komponen alkohol, ester dan vitamin. • Sifat makanan fermentasi ditentukan oleh sifat dan kualitas bahan dasarnya, perubahan- perubahan yang terjadi akibat aktifitas enzim dalam bahan, perubahan akibat aktivitas mikroba dan terjadinya interaksi antara hasil degradasi oleh enzim/mikriba dengan komponen- komponen yang ada dalam bahan dasarnya. • Proses fermentasi yangdilakukan oleh mikroorganisme yang diinginkan dapat menghasilkan flavor, tekstur dan kenampakan yang lebih baik. Proses fermentasi pangan secara alamia dilakukan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme yang bersifat sinergistik. Pertumbuhan mikroorganisme pada beberapa jenis makanan fermentasi bersifat suksesi, artinya proses perubahan fermentasi dilakukan oleh beberapa jenis mikroorganisme yang tumbuh secara bergantian. Perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi meliputi: •Perubahan komponen pati oleh enzim amylase yang dihasilkan oleh jamur Amylomyces rouxii, Aspergillus oryzae, Mucor rouxii dan lain-lain, yeast Endomycopsis fibligera, Candida dan bakteri Bacillus subtillis, menjadi komponen- komponen gula.
(C6H10O5)n + n H2O → n C6H12O6 glukosa (C6H10O5)n + n H2O → n (C12O22O11) maltose Perubahan komponen disakarida menjadi monosakarida oleh enzim maltase atau invertase yang dihasilkan oleh yeast Saccharomyces.
Glukosa Glukosa Fruktosa Perubahan komponen gula menjadi etanol oleh sel-sel yeast (saccharomyces cereviseae)
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 Perubahan komponen gula menjadi asam laktat, dilakukan oleh bakteri-bakteri asa laktat yang bersifat homofermentatif. • Bakteri-bakteri asam laktat homofermentatif: Pedipcoccus cereviseae, P. pentosaceus, Lactobacillus Plantarum, L.bilgaris, L. casei, L. streptobacterium dan Streptococcus lactis, S. cremonis • Bakteri asam laktat heterofermentatif: Leuconostoc mesenteroides, L. oenos, L. gracilla, Lactobacillus brevis, Lactobacillus fuctivorans dan Lactobacillus buchnerii, L. fermenti. Perubahan gula menjadi asam asetat oleh bakteri- bakteri asam asetat genus Acetobacter. Etanol yang terbentuk dapat diubah menjadi asam asetat oleh bakteri yang sama.
CH3CH2-OH + NAD+ → CH3CHO + NADH+ + H+
Etanol asetaldehid
CH3-CHO + H2O + NAD+ → CH3COOH + H+ Asetaldelhid asam asetat Perubahan komponen protein oleh mikrobia-mikrobia protoelitik sehingga terbentuk senyawa-senyawa protein dengan berat molekul lebih kecil.
Protein → polipeptida → peptide + asam-asam amino
Mikrobia-mikrobia dalam fermentase pangan antara lain: Rhizopus oligosporus, Aspergillus oryzae, A. sojae, Bacillus subtilis, B. natto, Mucor sp. Perubahan-perubahan komponen lemak oleh mikrobia- mikrobia lipolitik sehingga dibebaskan asam-asam lemak yang dapat membentuk flavor spesifik Mikrobia-mikrobia lipolitik dalam fermentase pangan antara lain: •Rhizopusoligosporus, •Neuspora intermedia, •Penicillium camemberti, •P. roqueforti, •Aspergillus sojae, •Mucor sp.