Anda di halaman 1dari 27

JURNAL READING

Religious Conflict, Sexual Identity, and Suicidal Behaviors among LGBT Young Adults

Nadif Ferdiansyah

Pembimbing :

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


RS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


IDENTITAS JURNAL

Publikasi

Tahun
Terbit
Judul
Jurnal

Informasi Penulis dan


Institusi

1 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


PENDAHULUAN
LGBT memiliki resiko Faktor risiko terkait minoritas untuk orang LGBT ini termasuk
mengalami tekanan dan : 1. peristiwa negatif (misalnya, diskriminasi, viktimisasi)
pelecehan. 2. sikap negatif terhadap homoseksualitas, ketidaknyamanan
yang terinternalisasi dengan identitas seksual dan/atau
gender,
3. tekanan emosional terkait dengan penerimaan

penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki


Pemicu Stress minoritas dengan tindakan bunuh diri :
hubungan antara konflik identitas agama dan
1.Religiusitas (yaitu, tingkat dedikasi, kepercayaan, dan
seksual, homofobia yang terinternalisasi, dan
aktivitas keagamaan) dianggap sebagai faktor pelindung
bunuh diri di antara orang dewasa muda LGBT (usia
terhadap hasil kesehatan mental yang negatif.
18-24 tahun) dalam upaya untuk
2. orang-orang LGBT melaporkan mengalami peningkatan
menginformasikan penelitian dan praktik klinis
diskriminasi dan homofobia yang terinternalisasi
dengan orang dewasa muda LGBT dengan lebih
baik.

3 Fakultas Kedokteran www.unissula.ac.id


METODE PENELITIAN

Teknik Pengambilan;
Lokasi Penelitian ;
analisis data sekunder dilakukan
Menggunakan Internet dengan
dengan menggunakan data dari survei
menggunakan survei para peneliti sering
besar berbasis Internet terhadap
mendapatkan sampel yang tersembunyi.
dewasa muda LGBT

Waktu penelitian :
Data dikumpulkan oleh OutProud antara
September dan Oktober 2000,
METODE PENELITIAN

KRITERIA INKLUSI :
• Usia >=25 tahun
• kesediaan untuk menjawab KRITERIA EKSKLUSI :
pertanyaan tentang pengalaman 1. usia 18 sampai 24 tahun
minoritas seksual.

METODE PENELITIAN
MEASURMENT
Indikator Konflik Identitas
DEMOGRAFI:
Agama dan Seksual:
1. Responden diminta untuk melaporkan beberapa eserta menanggapi beberapa item
detail demografi termasuk: usia, jenis kelamin, ras, yang menilai karakteristik konflik
orientasi seksual, dan agama. agama. Dari item tersebut tercipta tiga
Peserta menunjukkan mereka usiadengan memasukkan indikator konflik identitas:
nomor dua digit. 1) meninggalkan agama karena
konflik,
2) keyakinan agama orang tua yang
anti homoseksual,
3) konflik laporan diri kelompok.
METODE PENELITIAN
MEASURMENT
HOMOFOBIA:
Bunuh diri
1. Total skor homofobia yang terinternalisasi (mulai Tiga ukuran hasil yang berbeda
dari 0 hingga 3) dibuat dengan menjumlahkan total digunakan untuk mengukur
tiga item dikotomis yang menilai kenyamanan risiko bunuh diri: pikiran untuk
menjadi LGBT, keinginan untuk tidak menjadi LGBT,
dan keinginan untuk berubah dari menjadi LGBT bunuh diri pada bulan lalu,
pikiran untuk bunuh diri kronis
pada bulan lalu, dan usaha
bunuh diri pada tahun lalu.
ANALISIS
investigasi indikator analisis mediasi untuk
STATISTIK DESKRIPTIF konflik identitas sebagai mengetahui kekuatan
kovariat bunuh diri mediasi internalized
homophobia

analisis deskriptif dijalankan regresi bivariat untuk


untuk menyelidiki karakteristik menentukan
demografis, afiliasi agama asal, hubungan antara
indikator konflik identitas, variabel studi.
tingkat homofobia yang
terinternalisasi, dan fitur
bunuh diri
STATISTIK DESKRIPTIF
HASIL

1. 17% sampel tumbuh dewasa dalam


lingkungan non-religius, sementara 40%
melaporkan dididik secara religius tanpa
mengalami konflik identitas agama dan
orientasi seksual
2. Sisa dari sampel (43%) melaporkan
dewasa dalam komunitas beragama dan
mengalami konflik antara keyakinan
agama dan seksualitas mereka.

rata-rata secara signifikan lebih tua daripada mereka yang


melaporkan konflik yang belum terselesaikan (M=19,99, SD=2,023).
Lebih jauh, dari mereka yang melaporkan konflik antara keyakinan
agama dan seksualitas mereka, 42% meninggalkan agama mereka
karena konflik tersebut.
HASIL

Dari peserta yang meninggalkan agamanya, agama asli yang


paling umum adalah beberapa bentuk denominasi Kristen, yang
merupakan 74% dari subsample.
HASIL

Regresi linier yang


menilai indikator
asosiasi konflik identitas
dengan homofobia
menghasilkan tiga
temuan signifikan.
HASIL
Regresi logistik antara indikator konflik identitas dan hasil
bunuh diri menunjukkan enam hubungan yang signifikan.
Ketiga indikator (yaitu didikan agama dengan konflik yang
belum terselesaikan, keyakinan agama anti homoseksual orang
tua, dan meninggalkan agama asal karena konflik)

• ditemukan berhubungan dengan pikiran bunuh diri dalam


sebulan terakhir,
• ditemukan keyakinan agama anti homoseksual orang tua
dikaitkan dengan pikiran bunuh diri kronis,

Hasil juga menunjukkan bahwa homofobia yang


terinternalisasi sepenuhnya memediasi hubungan antara
keyakinan agama antihomoseksual orang tua dan pikiran
bunuh diri kronis.
1. Homofobia yang terinternalisasi juga sepenuhnya memediasi
hubungan antara keyakinan agama antihomoseksual orang tua dan
pikiran bunuh diri kronis bagi peserta yang menunjukkan pikiran untuk
bunuh diri
2. Adanya peningkatan keinginan untuk bunuh diri Signifikan
terkait dengan seseorang yang meninggalkan agama karena
konflik dan homofobia yang terinternalisasi
DISKUSI

Tujuan Penelitian ini ada tiga :


1) untuk menentukan apakah indikator konflik agama dan identitas LGBT dikaitkan dengan bunuh
diri,
2) untuk menyelidiki apakah homofobia yang diinternalisasi memediasi hubungan ini
3) untuk menentukan apakah pendidikan agama dikaitkan dengan bunuh diri

Dalam penelitian kami, data menunjukkan bahwa konflik identitas yang


berasal dari disonansi yang dirasakan antara keyakinan agama dan identitas
LGBT dikaitkan dengan risiko bunuh diri yang lebih tinggi.
DISKUSI
Ketiga indikator dikaitkan dengan adanya pikiran bunuh diri sebelumnya
 keyakinan agama antihomoseksual orang tua dikaitkan dengan pikiran
bunuh diri kronis pada bulan lalu dan
 dua indikator (yaitu, meninggalkan agama dan keyakinan agama orang
tua tentang homoseksualitas) dikaitkan dengan upaya bunuh diri di tahun
lalu
Dukungan keluarga dan Sehingga banyak yang
Dalam kasus upaya bunuh diri, keyakinan agama meninggalkan agama
kedua indikator tersebut dikaitkan berpengaruh terhadap dianggap sebagai cara
masalah kesehatan perilaku fungsional untuk
dengan kemungkinan lebih dari
kritis ( keinginan bunuh diri menangani konflik (Schuck
dua kali percobaan bunuh diri (Goldbach, Tanner-Smith, & Liddle, 2001),
dalam satu tahun terakhir. Bagwell & Dunlap, 2013)
Homofobia yang terinternalisasi tidak terkait dengan upaya bunuh diri dalam
setahun terakhir.
Sebaliknya, kepercayaan orang tua dan meninggalkan agama asal dikaitkan
dengan upaya bunuh diri dalam setahun terakhir.

Implikasi Klinis : Penanganan orang dengan homoseksual selain


melakukan intervensi langsung untuk mengurangi keinginan bunuh diri
Harus diikuti dengan melakukan treatment terhadap hubungan dan
pendekatan (orang tua, dan komunitas agama) yang mungkin lebih
berdampak pada pencegahan upaya bunuh diri
DISKUSI
Tujuan terakhir dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana pendidikan agama berdampak
pada bunuh diri dan homofobia yang terinternalisasi.

-Dalam penelitian kami, mereka yang dididik secara religius dan saat ini sedang mengalami konflik
agama paling berisiko untuk mempertimbangkan bunuh diri.

1. Implikasi Klinis : Klinisi harus menyadari bahwa 2. Implikasi Klinis : dewasa muda LGBT yang mengalami konflik
meninggalkan agama asal dapat menambah stres identitas agama memiliki risiko bunuh diri yang signifikan.
tambahan yang pada akhirnya menempatkan pasien Klinisi dapat mendorong pasien untuk terlibat dalam
pada risiko tambahan untuk bunuh diri, dan komunitas yang menggabungkan tradisi agama dan identitas
memberikan edukasi pada pasien bahwa meninggalkan LGBT mereka, yang telah ditemukan secara kualitatif
agama belum tentu bebas dengan identitas seksualnya mendukung
DISKUSI

Keterbatasan penelitian:
(a) data dikumpulkan pada tahun 2000 dengan purposive sampling
berbasis internet.
(b) penelitian ini sebagian besar laki-laki (75%), sebagian besar
Kaukasia (82%), dan memiliki sangat sedikit peserta transgender
(2%). Dengan demikian, penelitian ini terbatas pada
kemampuannya untuk menggeneralisasi perempuan dan
pengalaman perbedaan identitas gender
(c) menggunakan variabel internalized homophobia yang tidak
berdasarkan skala melainkan tiga pertanyaan biner
CRITICAL APPRAISAL
Appraisal tool for Cross-Sectional Studies (AXIS)
MENILAI VALIDITAS
No. Kriteria Ya Tidak Tidak
Jelas

1. Apakah pertanyaan penelitian didefinisikan dengan jelas dan spesifik? +

Apakah studi-studi yang dilibatkan dalam review menggunakan +


2.
desain yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan?

Apakah strategi pencarian artikel yang relevan dinyatakan dengan


3. jelas? -

Apakah dilakukan penilaian terhadap kualitas studi-studi yang


4. +
dilibatkan dalam review?
MENILAI HASIL
No. Kriteria Komentar

Apakah hasil yang diinginkan konsisten


1. Ya
antar studi-studi yang dilibatkan?

prevalensi tinggi kekurangan vitamin D dan


2. Apa hasil keseluruhan dari review ini? Sindrom metabolic pada populasi yang menghadiri
pusat kesehatan di kota Alcala de Henares.

Secara statistic beberapa poin tidak


Seberapa signifikan dan presisi
3. signifikan akan tetapi dilihat dari hasil
hasilnya?
signifikan meningkat.
MENILAI RELEVANSI
No. Kriteria Hasil Komentar

Kesamaan populasi studi


1. Jelas dijelaskan mengenai karakteristik populasi
dengan populasi lokal

Tidak membahas mengenai pertimbangan keuntungan yang


2. Keuntungan dan kerugian Tidak Jelas diraih jika evidence diterapkan, dan kerugian jika tidak
diterapkan

Tidak dijelaskan mengenai keputusan pasien dan


3. Pilihan pasien Tidak Jelas
keluarganya

dijelaskan mengenai pertimbangan aspek geografis,


4. Ketersediaan Jelas teknologi, sosial, kultural yang dapat mempengaruhi
penelitian

Tidak dijelaskan mengenai pertimbangkan efektifitas biaya


KESIMPULAN

VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILIT


Y
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai