Anda di halaman 1dari 56

Rene David :

Perbandingan hukum
merupakan ilmu yang setua
ilmu hukum itu sendiri, namun
perkembangannnya sebagai
ilmu pengetahuan baru abad-
abad terakhir ini (Barda Nawawi
Arief, 2008:1)
Tokoh-Tokoh PHP
Abad 19
-Montesiquieu (Perancis)
- Mansfield (Inggris)
-Von Feurbach, Thibaut dan Gans
(Jerman)
Montesqieu :

The Rule Of Law tidak boleh


dipandang sebagai suatu yang
abstrak, tetapi harus dipandang
sebagai suatu latar belakang
historis dari lingkungan di mana
hukum itu berfungsi
(BNA, 2008:2)
Rene David :
Saat ini studi mengenai studi
perbandingan hukum telah
diakui sebagai bagian yang
sangat penting/diperlukan dari
ilmu hukum dan pendidikan
hukum
(BNA, 2008:2)
Istilah dan Pengertian PHP
_ comparative law : mempelajari berbagai sistem
hukum asing dengan maksud untuk
membandingkannya
- Foreign law: mempelajari hukum asing dengan
maksud semata-mata mengetahui sistem
hukum asing itu sendiri dengan secara tidak
nyata bermaksud untuk membandingkannya
dengan sistem hukum yang lain.
- comparative jurisprudence : suatu studi
mengenai prinsip-prinsip ilmu hukum dengan
melakukan perbandingan berbagai macam
sistem hukum.
PHP Sebagai Suatu Metode
Rudolf D. Schlessinger,
Comparative Law :
 merupakan metode penyelidikan dengan tujuan
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam
tentang bahan hukum tertentu.
 bukanlah suatu perangkat peraturan dan asas-asas
hukum, bukan suatu cabang hukum.
 teknik atau cara menggarap unsur hukum asing
yang aktual dalam suatu masalah hukum.
(Brada Nawawi Arief,2008:3 )
G.Guitens-Bourgois:

Perbandingan hukum adalah metode perbandingan


yang diterapkan pada ilmu hukum. Perbandingan
hukum bukanlah ilmu hukum, melainkan hanya suatu
metode studi, suatu metode untuk meneliti sesuatu,
suatu cara kerja, yakni perbandingan. Apabila hukum
itu terdiri dari seperangkat peraturan, maka jelaslah
bahwa “hukum perbandingan itu tidak ada. Metode
untuk membanding-bandingkan aturan hukum dari
berbagai sistem hukum tidak mengakibatkan
perumusan-perumusan aturan-aturan yang berdiri
sendiri: tidak ada aturan hukum perbandingan.
• van Apeldorn : Barda Nawawi Arief :
• metode sosiologis
menjelaskan bahwa hukum dimaksudkan untuk meneliti
sebagai gejala masyarakat, hubungan antara hukum
sebagai juga halnya dengan dengan gejala-gejala sosial
tiap-tiap ilmu pengetahuan lainnya;
lainnya ia tak puas dengan • metode sejarah, untuk
mencatat gejala-gejala yang meneliti perkembangan
dilihatnya, akan tetapi hukum;
mencoba menerangkannya • metide perbandingan
hubungan sebab akibat hukum, untuk
dengan gejala-gejala lainnya membandingkan pelbagai
untuk mencapai tujuan tertib hukum dari bermacam-
tersebut, ia memaki tiga cara: macam masyarakat.
sosiologis, sejarah,
perbandingan hukum (Romli
Atmasasmita, 2000:8
Soerjono Soekanto:

 dalam penelitian hukum normatif perbandingan hukum merupakan suatu


metode.

 ketiga metode tersebut saling berkaitan dan hanya dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisah-pisahkan:
• metode sosiologis tidak dapat diterapkan tanpa metode sejarah, karena
hubungan antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya merupakan hasil
dari suatu perkembangan (dari zaman dahulu); metode perbandingan hukum
juga tidak boleh diabaikan karena hukum merupakan gejala dunia.
• Metode sejarah juga memerlukan bantuan dari metode sosiologis, karena perlu
diteliti faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan hukum.
• Metode perbandingan tidak akan membatasi diri pada perbandingan yang
bersifat deskriptif; tetapi juga diperlukan data tentang berfungsinya atau
efektivitas hukum, sehingga diperlukan metode sosiologis. Juga diperlukan
metode sejarah untuk mengetahui perkembangan dari hukum yang
diperbandingkan.
• Barda Nawawi Arief, op.cit. hlm. 5-6
Keuntungan PHP
Sudarto:
 Yang bersifat umum:  Yang bersifat khusus
• Memberi kepuasaan Sehubungan dengan
dianutnya asas nasional aktif
bagi orang yang dalam KUHP kita, yaitu Pasal
berhasrat ingin tahu 5 ayat 1 ke-2, bahwa “aturan
yang bersifat ilmiah; pidana dalam perundang-
• undangan Indonesia berlaku
Memperdalam
bagi warga negara yang di
pengertian tentang luar Indonesia melakukan
pranata masyarakat dan salah satu perbuatan yang
kebudayaan sendiri; oleh suatu aturan pidana
dalam perundang-undangan
• Membawa sikap kritis
Indonesia dipandang sebagai
terhadap sikap hukum kejahatan sedangkan menurut
sendiri. perundang-undangan negara
di mana perbuatan diancam
dengan pidana.
Rene David dan Brierley:

- Berguna dalam penelitian hukum


yang bersifat historis dan filosofis.

- Memahami lebih baik dan untuk


mengembangkan hukum nasional kita
sendiri
- membantu dalam mengembangkan
pemahaman terhadap bangsa-bangsa
lain.
KELUARGA HUKUM

Marc Ancel Rene David


• System of civil law • The Romano-Germanic
( sistem Eropa Family;
Kontinental dan • The Common Law
Amerika Latin);
Family;
• Common Law System
• The Family of Sosialist
(sistem Anglo-
Law;
American);
• • Konsepsi-konsepi dan
Middle East System
(sistem Timur Tengah); tata sosial lainnya
(keluarga hukum agama
• Far East System, dan
dan hukum tradisional).
• Socalist Law System).
SUMBER HUKUM
(INGGRIS)
Common Law : Statute Law :
bagian dari hukum pidana hukum yang berasal dari
Inggris yang bersumber pada perundang-undangan yang juga
kebiasaan, atau adat istiadat memiliki kekuatan mengikat
masyarakat yang dikembangkan (Binding Authority).
berdasarkan keputusan • Statute Law hanya memuat
pengadilan. jadi bersumber dari perumusan tindak pidana tertentu,
hukum tak tertulis dalam misalnya:
memecahkan masalah atau
1. Undang-undang mengenai tindak
kasus-kasus tertentu yang
pidana terhadap orang (Offences
dikembangkan dan
against the Person Act) tahun 1981
dipurifikasikan dalam
keputusan-keputusan 2. Undang-unang Sumpah Palsu
pengadilan sehingga merupakan (Perjury Act) tahun 1911.
suatu precedent. Yang juga 3. Undang-udang Tindak Seksual
sering disebut Case Law. (sexual Offences Act) tahun 1956.
INDONESIA
Pasal 1 ayat (1)KUHP Konsekuensi
“tiada (menurut Sudarto):
suatu perbuatan
dapat dipidana 1. hukum tertulis
kecuali atas tidak berlaku
kekuatan aturan 2. tidak boleh ada
pidana dalam analogi
perundang-
undangan yang 3 . Tidak berlaku
telah ada, surut
sebelum
perbuatan
dilakukan”
Schaffmeister :

• Tidak dapat dipidana kecuali berdasarkan ketentuan


pidana menurut undang-undang.
• Tidak ada penerapan undang-undang pidana
berdasarkan analogi.
• Tidak dapat dipidana hanya berdasarkan kebiasaan.
• Tidak boleh ada perumusan delik yang kurang jelas.
• Tidak ada kekuatan surut dari ketentuan pidana.
• Tidak ada pidana lain kecuali yang ditentukan oleh
undang-undang.
• Penuntutan pidana hanya menurut cara yang
ditentukan oleh oleh undang-undang, (Shaffmeister,
1995:7).
Douglas N. Husak dan Craig A. Callender :

“Fidelity to law cannot be construed merely


as fidelity to statutory law, but must be
understood as fidelity to the principle of
justice that underly statutory law”

(kebenaran hukum tidak dapat ditafsirkan


semata-mata sebagai kebenaran undang-
undang, tetapi harus dipahami sebagai
kebenaran prinsip keadilan yang mendasari
undang-undang)
Barda Nawawi Arief,
“asas legalitas (suremasi
hukum/kepastian hukum) pada
hakikatnya mengandung
supremasi nilai
substansial/materiel, bukan
sekedar “Rule of Law” tapi Rule
of Justice”
Pasal 1 Konsep KUHP
(1) Tiada seorang pun dapat (3) Ketentuan sebagaimana
dipidana atau dikenakan dimaksud pada ayat (1) tidak
tindakan, kecuali perbuatan mengurangi berlakunya hukum
yang dilakukan telah yang hidup dalam masyarakat
ditetapkan sebagai tindak yang menentukan bahwa
pidana dalam peraturan seseorang patut dipidana
perundang-undangan yang walaupun perbuatan tersebut
berlaku pada saat perbuatan tidak diatur dalam peraturan
itu dilakukan. perundang-undangan.
(2) Dalam menetapkan adanya (4) Berlakunya hukum yang hidup
tindakan pidana dilarang dalam masyarakat
menggunakan analogi. sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) sepanjang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila
dan/atau prinsip-prinsip hukum
umum yang diakui oleh
masyarakat bangsa-bangsa.
Tindak Pidana
• Simons : kelakuan Jonkers
(handeling) yang • diancam dengan
diancam dengan pidana oleh hukum,
pidana, yang bersifat • bertentangan dengan
melawan hukum, yang
hukum,
berhubungan dengan
kesalahan dan yang • dilakukan oleh orang
dilakukan oleh orang yang bersalah,
yang mampu • orang itu dipandang
bertanggung jawab bertanggung jawab
atas perbuatannya.
Utrech: Moeljatno :
• Peristiwa pidana • perbuatan pidana,
• Yang diancam • perbuatan yang
bukan saja yang dilarang oleh suatu
aturan hukum larangan
berbuat tapi
mana disertai dengan
juga yang tidak ancaman (sanksi) yang
berbuat berupa pidana tertentu,
bagi barang siapa yang
melanggar larangan
tersebut
Komariah E. Sapardjaja : • Leden Marpaung:
• Tindak Pidana dalam • delik / delict, delit
menerjemahkan
• perbuatan yang
• suatu perbuatan dapat dikenakan
manusia yang hukuman karena
memenuhi perumusan merupakan
delik, melawan hukum pelanggaran
dan pembuat bersalah terhadap undang-
melakukan perbuatan undang; tindak
itu pidana
Ilmu Pengetahuan
Kualitatif :
• Rechtsdelicten : perbuatan • Wetsdelicten
yang bertentangan dengan (pelanggran),:
keadilan, terlepas apakah perbuatan yang oleh umum
perbuatan itu diancam baru disadari sebagai
dengan pidana dalam suatu tindak pidana karena
suatu undang-undang atau undang-undang
tidak, jadi yang benar- menyebutnya sebagai
benar dirasakan oleh suatu delik, jadi karena
masyarakat sebagai hal undang-undang
yang bertentangan dengan mengancamnya dengan
keadilan, misalnya pidana.
pembunuhan, pencurian
dan lain-lain.
kuantitatif :
tindak pidana yang
disandarkan pada perbedaan
dari segi kriminologi bahwa
pelanggaran itu lebih ringan
dari kejahatan.
Berapa KUHP Asing
Armenia
Article 18. The Notion of Crime 1. Melakukan tindakan
1. The wilfull committal of a socially yang berbahaya bagi
dangerous act envisaged in this masyarakat
code is considered a crime.
sebagaimana yang
2. The act or inaction which may
formally contain in the features of
dirumuskan dalam
an act envisaged in this Code, but undang-undang.
which, however, does not present
public danger because of its little
2. Bukan merupakan tindak
significane, i.e. it did not cause or pidana jika bahaya yang
could not have caused significant ditimbulkan bagi
damage to an individual or a legal
entity, to the society or the state,
masyarakat tidak
is not considered a crime. signifikan/kecil
Belarus :
• Article 7 Notion of the Crime
• Tindak pidana
The crime shall be a perpetrated
socially dangerous action merupakan tindakan
(omission) which is prohibited by yang berbahaya bagi
this code. The crime shall not be masyarakat
an action or commission which, sebagaimana yang
though formally containing signs dirumuskan dalam
of any action envisaged by the
criminal law, poses no social undang-undang, kecuali
danger by virtue of its little bahaya yang
significance. ditimbulkan sangat
kecil/tidak signifikan
Brunei :
• “Offence”
• 40. (1) Except in the chapter and
sections mentioned in subsection (2)
and (3) of this section, the word
“offence” denotes a thing made
punisheble by this Code.
Bulgaria
• Art. 9 (1)Kejahatan adalah
1.Crime shall be an act perbuatan berbahaya
dangerous to society (action
or inaction), which has been
bagi masyarakat
culpably commited and which (berbuat/tidak berbuat)
has been declared punishable yang dapat dikenakan
by law. pidana oleh Undang-
2.Criminal shall not be an act undang
which, although formally
containing the elements of
(2) Bukan tindak pidana jika
crime provided by law, bahaya yang ditimbulkan
because of its insignificance is tidak signifikan.
not dangerous to society or its
danger to society is obviously
insignificant.
• KUHP China
• Article 13
• All acts that endanger the sovereignty,
territorial integrity, and security of the state; • Semua tindakan (sebagaimana
split the state; subvert the political power of
the people’s democratic dictatorship social
yang ditentukan dalam UU
and Economic order; violate property owned adalah tindak pidana, kecuali
by the state or property colletively owned by bahaya yang ditimbulkan sangat
the laboring masses; violate citizens’ privately kecil
owned property; infringe upon citizens’ rights
of the person , democratic rights. and order
rights; and other acts that endanger society, • Sekalipun akibat berbahaya
are crimes if according to law they should be telah nyata, namun bukan
criminally punished. However, if the merupakan tindak pidana jika
circumstances are clearly minor and the harm hal tersebut merupakan daya
is not great, they are not tobe deemed paksa
crimes.
• Article 16.
• Although an act objectively creates harmful
consequences,i fit does not result from intent
or negligence but rather stems from
irresistible or unforeseeble couses, it is not a
crime.
• KUHP Latvia
Section 6. The Concept of a
criminal offence
(1)Tindak pidana dilakukan
(1) An offence (act or failure to
act),committed deliberately dengan sengaja atau
(intentionally) or through kulpa yang memenuhi
negligence, provided for in this rumusan delik
law, and for the commission of
which criminal punishment is set (2) Jika ada pengecualian
out, shall be considered a criminal bukan merupakan tindak
offence.
(2) An offence (act or failureto act)
pidana
which has the constituent
elements of an offence set out in
this law, but has been committed
in circumstances which exclude
criminal liability, shall not be
considere criminal.
Romania :
Art. 17
Any Action, which Setiap tindakan yang
constitutes social threat, membahayakan
which is willingly kepentingan
perpetrated and which is masyarakat, dan diatur
provided in the criminal law, dalam undang-undang
constitutes a crime. Crime dan dikenakan pidana
is the only ground for
criminal responsbility.
Swedia :
Section 1
• A crime is an act defined in this code
or in another law or statutory
instrumen for wihch a punishment as • maksud
stated below is provided. (Law
1994:458)
Section 2
• Unless otherwise stated, an act shall
be regarded as a crime only if it is
committed intentionally.
• If the act has been committed
during self-induced intoxication or if
the prepetrator has n some other way
himself brought about the temporary
loss of the use of his senses, this shall
not couse the act to be considered
non-criminal. (Law1994:458)
Konsep KUHP (Pasal 11)
(1)Tindak pidana adalah perbuatan (3)Setiap tindak pidana selalu
melakukan atau tidak melakukan dipandang bersifat melawan
sesuatu yang oleh peraturan hukum, kecuali ada alasan
perundang-undangan dinyatakan pembenar.
sebagai perbuatan yang dilarang
dan diancam dengan pidana.
(2)Untuk dinyatakan sebagai tindak
pidana, selain perbuatan tersebut
dilarang dan diancam pidana
oleh peraturan perundang-
undangan, harus juga bersifat
melawan hukum atau
bertentangan dengan kesadaran
hukum masyarakat.
Yugoslavia :
Article 8
(1)A criminal act is a socially
dangerous act which is defined
by law as criminal act, the • maksud
characreristics of which are
defined by law.
(2)An act which, although
containing caharacteristics of a
criminal act defined by law,
represents an insignificant
social danger because of its
selight importance and the
significance or absence of
detrimental cosequences, shall
not be considered a criminal
act.
BAHAN PEMBARUAN HUKUM PIDANA
• Pasal 1 (3) KUHP Apabila suatu undang-
Korea undang berubah setelah
“where a ststute is pidana yang dijatuhkan
Changde Rafter a (berdasarkan Undang-
sentence imposed under undang itu) terhadap suatu
it kupon a criminal perbuatan jahat
conduct has becaome berkekuatan tetap, dengan
final, with the effect that akibat bahwa perbuatan itu
such conduct no longer tidak lagi merupakan suatu
constitutes a crime, the kejahatan, maka
execution of the pelaksanaan pidana itu
punisment shall be akan
remitted”. dibatalkan/dihapuskan
PASAL 2 KUHP THAILAND
A person shall be criminally punished • Seseorang hanya akan dipidana apabila
only when the act done by him is perbuatan yang dilakukan olehnya
provided to bea n offence and the ditetapkan sebagai suatu tindak pidana
punishment is defined by the law in dan pidananya dirumuskan oleh
force at the time of the doping such undang-undang yang berlaku pada saat
act, and the punishment to be inflicted perbuatan itu dilakukan, dan pidana
upon the offender shall be that yang dikenakan kepada si pelanggar
provided by the law. adalah pidana sebagaimana yang
• If, according to the law provided ditetapkan oleh undang-undang itu.
afterwards, such act is no more an Apabila menurut undang-undang yang
offence, the person doping such act ditetapkan kemudian, perbuatan itu tidak
shall be relieved from being an lagi merupakan suatu tindak pidana,
offender; and, if Three is a final orang yang melakukan perbuatan itu
judgement inflicting the punishment, akan dibebaskan sebagai
such person be deemed as not having pelaku/pelanggar; dan apabila ada
ever been convicted by the judgement putusan pemidanaan yang final
for committing such offence. If, (berkekuatan tetap), orang itu akan
however, he is still undergoing the dianggap belum pernah dipidana untuk
punishment, the punishment shall perbuatan itu, akan tetapi, apabila ia
forwith terminate sedang menjalani pidana itu, pidananya
itu akan diakhiri dengan segera
PASAL 2 KUHP POLANDIA

(1) If at the time of adjudication the • Apabila pada saat keputusan


law in force is other than that in pengadilan, undang-undang yang
force at the time of the berlaku adalah lain daripada yang
Commission of the offence, the berlaku pada saat tindak pidana
new shal apply, however, the dilakukan, maka undang-undang
farmer law should be applied i fit is baru akan diterapkan, akan tetapi
more lenient to the perpetrator. undang-undang terdahulu/lama
harus diterapkan, apabila lebih
ringan bagi si pelaku
(2) If according to the law the act • Apabila menurut undang-undang
referred to in a sentence is no yang baru, perbuatan yang
longer prohibited under threat of ditunjuk/diancam pidana itu tidak
penalty, the sentence shall be lagi dilarang dengan ancaman
expunged by operation of law. pidana, pemidanaan itu akan
dihapuskan dengan berlakunya
undang-undang itu
Pasal 15 (2) KUHP Korea

“Where a more severe apabila pidana yang


punishment is lebih berat
imposed kupon a diancamkan terhadap
crime because of akibat-akibat tertentu
certain results, such dari suatu kejahatan,
higher punishment pidana yang lebih
shall not be applied if berat itu tidak
these results Wet not diterapkan apabila
foreseable” akibat-akibat itu tidak
dibayangkan atau
diduga sebelumnya
Pasal 51 Norwegia

• An attempt shall be percobaan dipidana


punished by a milder lebih ringan dari pada
penalty than a kejahatan selesai;
completed felony. The pidana itu dapat
penalty may be reduced dikurangi lebih ringan
to less than the dari pidana minimal
minimum provided for yang ditetapkan untuk
such felony and to a kejahatan yang
milder form of bersangkutan atau
punishment.  dikenakan jenis pidana
yang lebih ringan
Article 113-7 KUHP Perancis
French Criminal law is Hukum pidana Prancis
aplicable to any felony, dapat diterapkan terhadap
as well as to any tiap kejahatan (“felony”),
misdemeanour punished juga terhadap tiap
by imprisonment, pelanggaran
Committee by a French (“misdemeanour”) yang
or foreign national diancam pidana penjara,
outside the teritory of the yang dilakukan oleh orang
French Republic, where Prancis atau orang asing
the victim is a French di luar wilayah Prancis,
national at the time the apabila korban adalah
orang Prancis pada saat
offence took place
delik terjadi
Pasal 9 (2) KUHP Belanda

Where a penalty of • Apabila pidana


imprisonment or a penjara atau
penalty of detention, kurungan bukan
other than detention (bukan kurungan
as a substitute pengganti) dijatuhkan,
penalty, is imposed, maka hakim dapat
the Judges may in menambah lagi
addition impose a fine dengan mengenakan
pidana denda
Article 58 KUHP Albania
For punishment up to
untuk hukuman penjara
one year of sampai dengan satu
imprisonment, if the tahun, jika pengadilan
court notices grave memberitahukan tentang
family, medical, kondisi keluarga yang
profesional, or social genting, keadaan
circumstances, it may kesehatan, professional
decide the fragmentary dan kondisi social, dapat
execution of the diputuskan untuk
sentence for not less menjalankan hukuman
than two days per week. yang terpisah-pisah tidak
kurang dari dua hari setiap
  minggu”
Section 46a St.GB Jerman
• jika pelaku memberi ganti rugi/
If the predator has : kompensasi kepada korban baik
• in an effort to achieve mediation with the
aggrieved party (mediation between
secara penuh ataupun sebagian,
predator and victim), completely or atau dianggap telah sungguh-
substantially made restitution fir his act or sungguh berusaha dengan keras,
earnestly strived to make restitution; or maka pidananya dapat dikurangi
• in a case in which the restitution for the (may mitgate the punishment)
harm caused required substansial atau dapat dibebaskan dari
personal accomplishment or personal pemidanaan (dispenser with
sacrifice on his part, completely or
substantianlly compensated the victim,
punishment.). pembebasan pidana
then the Court may mitgate the hanya dapat diberikan apabila
punishment pursuant to seaction 49 deliknya diancam dengan
subsection (1), or, if the maxsimum maksimum pidana 1 (satu) tahun
punishment which may be incurred is penjara atau 360 (tiga ratus enam
imprisonment for not more than one year
puluh) unit denda harian. (not
or a fine of not more than Three hundred
sixty daily rates, dispenser with more than one year or a fine of not
punishment. more than Three hundred sixty
daily rate)
 
TUJUAN PEMIDANAAN
Hulsman : sistem
Hukum adalah pemidanaan (the
seperangkat sentencing system)
peraturan yang adalah aturan
mengandung perundang-undangan
semacam kesatuan yang berhubungan
yang dipahami dengan sanksi pidana
melalui sebuah dan pemidanaan (the
sistem (Hans Kelsen) statutory rules relating
to penal sanctions and
punish-ment)
Roger Hood, menyatakan • G. Peters
bahwa sarana pidana di Hoefnagels tujuan
samping untuk mencegah pidana adalah untuk:
si terpidana atau pembuat
potensial melakukan • Penyelesaian konflik
tindak pidana, juga untuk : • Memperbaharu para
– Memperkuat kembali pelanggar dan orang-
nilai-nilai sosial orang lain ke arah
– Menenteramkan rasa perbuatan yang kurang
takut masyarakat lebih sesuai dengan
terhadap kejahatan.
hukum
KUHP Armenia
• Pasal 2
• melindungi hak-hak dan
• The objectives of the kebebasan manusia dan
criminal code are as penduduk, hak-hak
follows: to protect from badan hukum, harta
Criminal Code are as kekayaan, lingkungan,
human and citizens’ right tatanan.ketertiban dan
and freedom, the Rights keamaman publik,
of legal entities, property, tatanan konstitusi dari
the Environment, public pelanggaran/gangguan
order and security, jahat dan juga untuk
constitutional order, as mencegah kejahatan
well as to prevent Crime.
• Pasal 48 Ayat (2)
• tujuan pidana
The purpose of adalah untuk:
punishment is memperbaiki/me
applied to restore mulihkan kembali
social justice, to keadilan sosial,
correct the memperbaiki
punished person, terpidana dan
and to prevent untuk mencegah
crimes. kejahatan
• Pasal 11 ayat (2) • tidak seorangpun
(humanitarian dapat dikenakan
principle) pidana dan tindakan
No one shall be yang bersifat
subjected to penyiksaan, kejam,
Torture or cruel, tidak manusiawi,
inhuman or atau yang
humiliating menghina/memper
treatment or malukan
punishment.
KUHP Belarus • melindungi
• Pasal 1 (Purpose of the criminal kehidupan/nyawa,
code) kesehatan, hak dan
• Protecting the life and Health of kebebasan manusia,
the human being, his Rights and masyarakat dan
freedoms, the constitutional kepentingan negara dan
society, state and public publik; harta
interests, property, the milik,lingkungan, dan
Environment and the
hukum yang ada.
established law against criminal
encroachments. • pencegahan
• Promote the prevention of kejahatan dan mendidik
criminal encroachments and ketaatan/kesadaran
contribute to the Education of hukum warga
citizens in the spirit of masyarakat
observance of the laws.
• Pasal 20 (purposes of • Pidana tidak hanya semata-
punishment) mata merupakan
• Punishment shall not only be a penghukuman untuk tindak
punishment for the committed pidana yang dilakukan,
Crime but also shall be aimed at tetapi juga bertujuan untuk
correcting and educating the memperbaiki dan mendidik
convicts in the spirit of the exact si terhukum; dan mencegah
administration of laws as well as diulanginya lagi kejahatan
at preventing the committing of oleh si pelaku (prevensi
new crimes both by convicts spesial) dan orang lain
and by orther persons. (prevensi general
• Punishment shall not be aimed • Pidana tidak ditujukan
at causing physical suffering
untuk menyebabkan
and humiliating human dignity.
penderitaan fisik dan
merendahkan martabat
kemanusiaan
• KUHP Bulgaria
• Pasal 36
(1) Pidana dikenakan untuk tujuan: (2) Pidana tidak boleh
• Memperbaiki dan mendidik kembali bertujuan untuk
terpidana untuk mematuhi undang-
undang dan peraturan /kebiasaan dari menyebabkan
masyarakat sosialis, (correcting and penderitaan fisik atau
reeducting the convict to comply to the
laws and rules of socialist community); menghancurkan
• Peringatan keras kepadanya dan martabat manusia
mencabut kemungkinan dia untuk
melakukan kejahatan lainnya, (exerting
(The punishment may
warning impact on him and depriving not have as purpose
him of the possibility to commit orther
crimes); dan
the causing of physical
• Menimbulkan pengaruh mendidik dan suffering or crushing of
memperingatkan kepada anggota
masyarakat lainnya, (producing en
human dignity).
educative and warning effect on the
other members of society).  
KUHP Croatia
• Pasal 6 (GeneralPurpose of Criminal Sanctions)
• Tujuan umum dirumuskannya,dijatuhkannya, dan
dilaksanakannya sanksi pidana adalah:
• Agar semua warga masyarakat menghormati
sistem hukum (all citizens honor the legal system).
• Agar seseorang tidak melakukan tindak pidana (no
one commits a criminal offense).
• Agar pelaku tindak pidana tidak mengulangi lagi
tindak pidana di masa yang akan datang
(perpetrators of criminal offenses do not continue
acting in a similar way in the future).
• Pasal 50 (The Purpose of Punishment)
• Dengan mempertimbangkan tujuan umum sanksi pidana, tujuan
penjatuhan pidana adalah untuk:
• Menyatakan pencelaan masyarakat terhadap tindak pidana yang telah
dilakukan (to Express the community’s condemnation of a committed
criminal offense).
• Mencegah pelaku mengulangi tindak pidana (to deter the perpetrator from
committing criminal offenses in the future).
• Mencegah orang lain melakukan tindak pidana (to deter all others from
committing criminal offenses).
• Dengan menjatuhkan pidana berdasarkan undang-undang, bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran warga masyarakat akan bahaya tindak
pidana dan untuk menegakkan keadilan bagi para pelaku tindak pidana
(by the implementation of statutory punishments to increase the
consciousness of citizens of the Sanger of criminal offenses and of the
faimess of punishing perpetrators).
KUHP Latvia KUHP Macedonia
• Pasal 35 ayat (2) (Tujuan • Pasal 32 (The aim of
pidana) punishment)
(1) Untuk menghukum si pelaku Di samping merupakan
tindak pidana (to punish the perwujudan keadilan (the
offfender for a committed realization of justice), tujuan
criminal offence). pidana adalah:
(1) Mencegah pelaku melakukan
(2) Agar terpidana dan orang lain
kejahatan dan memperbaikinya
mematuhi hukum dan (to prevent the offender from
menahan diri dari melakukan committing crimes and his
tindak pidana (as to achieve Correction).
that the convicted person or (1) Pengaruh mendidik terhadap
other persons comply with the orang lain agar tidak melakukan
law and refrain from kejahatan (Educational
committing criminal offences). influence kupon others,as not to
performa crimes).
KUHP Yugoslavia (3) Memperkuat
Pasal 33 (the purpose of jaringan/akhlak moral
punishment) dari masyarakat
(1) Mencegah pembuat sosialis dan
melakukan tindak pidana membangun tanggung
dan untuk rehabilitasi jawab sosial serta
(preventing the offender
disiplin warga negara
from committing criminal
acts and his (strengthening the
rehabilitation). moral fiber of a
(2) Pengaruh perbaikan socialist self-
terhadap orang lain untuk managing society and
tidak melakukan tindak influence on the
pidana (rehabilitative
Development of
influence on others not to
commit criminal acts). citizens’ social
responsibilty and
discipline).
Vietnam c. Untuk mendidik orang
lain menghormati
Pasal 27 (The purpose of penalty)
hukum dan mencegah
a. Untuk menghukum pelaku (to serta memberantas
punish offenders)
kejahatan (to educate
b. Untuk memperbaiki pelaku other poeple to
menjadi:
respect laws and
- orang yang berguna bagi
prevent and combat
masyarakat (to rehabilitate them
into persons useful to society)
crimes).
- memiliki kesadaran untuk
mematuhi undang-undang dan
aturan dalam kehidupan
masyarakat sosialis (having the
sense of observing laws and
regulations of the socialist life).
- Untuk mencegah mereka tidak
melakukan lagi kejahatan
(preventing them from
committing new crimes).
(1) Pemidanaan bertujuan:
• mencegah dilakukannya tindak pidana dengan
menegakan norma hukum demi pengayoman
masyarakat;
• memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan
pembinaan sehingga menjadi orang yang baik dan
berguna;
• menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak
pidana, memulihkan keseimbangan, dan mendatangkan
rasa damai dalam masyarakat; dan
• membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
(2) Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan
dan merendahkan martabat manusia

Anda mungkin juga menyukai