Anda di halaman 1dari 13

Manusia,

Pengetahuan dan
Hukum Islam
Windy Ferdiya Sari : 2032009
Alung : 2032010
Rosida : 2032017
Dosen Pengampu : Ruzaipah, M.H

Start!
MANUSIA
 Manusia Sebagai Mahkum ‘Alaih
 Manusia Sebagai Pelaku Hukum

PENGETAHUAN HUKUM ISLAM

 Ilmu Pengetahuan  Sumber-Sumber Hukum Islam


 Sumber Ilmu Pengetahuan  Sifat & Karakteristik Hukum Islam
 Batas-Batas Ilmu Pengetahuan  Prinsip-Prinsip Hukum Islam
MANUSIA

Manusia Sebagai Mahkum ‘Alaih yaitu Pelaksana Hukum/Mukallaf. manusia


yang mukallaf atau orang yang sudah cakap dalam bertindak atau dapat
diartikan sebagai manusia yang sudah dibebani dengan hak dan kewajiban yang
harus dilaksanakan.
MANUSIA

Adapun orang yang telah memnuhi syarat-


syarat kecakapan bertindak hukum sebagai
Manusia dapat dikatakan sebagai pelaksana berikut:
hukum memiliki beberapa alasan sebagai  Mampu memahami dalil secara mandiri
berikut: disebut juga Mujtahid (sudah
 Memiliki akal dan hawa nafsu mendalami dalil) dan yang dengan
 Kesadaran naluri manusia terhadap bantuan orang disebut mukhaliq
hukum (berguru)
 Hubungan manusia dan hukum akal  Mempunyai Ahliatu Al-Ada yakni
kecakapan bertindak secara hukum
/memikul beban taklifi
Manusia Sebagai Pelaku Hukum
Esensi dan eksistensi manusia

Akal dan hawa nafsu


Mahkum
‘Alaih Kesadaran dan naluri manusia akan
hukum

Manusia dan hukum akal


PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkan dalam setiap
kehidupan manusia. Pengetahuan sendiri memiliki berbagai macam bentuknya berupa
pengetahuan biasa, pengetahuan agama, pengetahuan filsafat dan pengetahuan ilmiah.
Yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainya berupa ilmu
pengetahuan, karena dengan ilmu manusia senantiasa dapat membedakan antara baik dan
buruk, benar dan salah dan lain sebagainya.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Lebih lanjutnya dijelaskan
secara luas bahwa pengetahuan berarti semua kehadiran internasional objek dalam
subjek. Tepatnya kalau mengatakan pengetahuan hanya mengatakan pengalaman dasar,
karena sangat sulit melihat bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu
eksisten tanpa kehadiran eksisten itu dalam dirinya
Manusia memperoleh pengetahuan melalui berbagai cara. Bila hanya sekedar
ingin tahu tentang sesuatu, cukup dengan menggunakan pertanyaan secara
sederhana. Namun di samping itu, adakalanya pengetahuan itu diperoleh melalui
pengalaman yang berulang-ulang terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Ada
juga pengetahuan diperoleh dari usaha dalam mengatasi masalah yang
berhubungan dengan kebutuhan hidup.

Pengembangan ilmu pengetahuan ini dilatarbelakangi oleh adanya tiga


dorongan. Pertama, dorongan untuk mengetahui yang lahir dari keterpaksaan
untuk mempertahankan hidup. Kedua, dorongan manusia. untuk memenuhi
kebutuhan yang mendalam dan menemukan tata susunan yang sesungguhnya
dalam kenyataannya. Ketiga, dorongan mengetahui menyangkut penilaian
mengenai realitas eksistensi manusia itu sendiri.

Jadi manusia mengembangkan pengetahuannya tak dapat dilepaskan dari upaya


mengatasi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya.
Sumber Ilmu Pengetahuan
Adapun yang dimaksud dengan sumber ilmu pengetahuan, adalah faktor yang
melatarbelakangi lahirnya ilmu pengetahuan. Dari mana atau dengan cara bagaimana
manusia memperoleh ilmu pengetahuan itu.
Ternyata latar belakang ini tak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia dalam
mempertahankan dan mencapai tujuan hidupnya. Kebutuhan hidup itu sendiri
tergantung dari kemampuan, maupun upaya manusia untuk mengelola atau
memanfaatkan lingkungannya. Kemampuan tersebut diperoleh melalui berbagai
pengalaman. Ada yang diperoleh melalui pengalaman individu secara langsung dari
lingkungannya, atau diterima dari pengalaman orang lain.

Dalam diri manusia memang terdapat dorongan "rasa ingin tahu" (sense of curiosity).
Dorongan ini membantu berbagai aktivitas kehidupan manusia, baik dalam upaya
mengenal lingkungan, maupun yang berhubungan dengan upaya mempertahankan
hidupnya. Dalam hubungan ini, manusia memerlukan ilmu pengetahuan.
Batas-batas Ilmu Pengetahuan
Sejak menemukan kesadarannya, manusia menuntut dirinya untuk hidup dalam apa yang
disebutnya kebenaran. Sesuatu yang dianggapnya baik dan punya nilai, yang dapat dijadikan
pegangan dalam bertindak.
kebenaran filsafat didasarkan pada produk aktivitas penalaran manusia secara optimal.
Filsafat adalah kegiatan refleksif, yang direfleksikan pada apa saja, tanpa terbatas pada bidang dan
tema tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh kebenaran yang mendasar, menemukan makna,
dan inti dari segala inti. Sasaran filsafat adalah mengarah pada nilai hakiki kebenaran pengetahuan
yang berkuantitas menyeluruh dan bersifat abstrak universal.

Adapun segala sesuatu yang berada di luar Selain itu, ilmu pengetahuan juga hanya membatasi
jangkauan akal, tidak termasuk bidang kajian ilmu diri pada kewenangan dalam menentukan benar
pengetahuan. Sama halnya dengan segala yang atau salahnya suatu pernyataan. Sedangkan untuk
tidak terjangkau daya tangkap indera manusia, menentukan baik/buruk, ataupun indah/jelek
berada di luar kajian ilmu pengetahuan. masing mengacu kepada sumber moral dan kajian
Ilmu pengetahuan membatasi ruang lingkup estetik.
penjelajahannya pada batas pengalaman manusia Sehubungan dengan batas-batas ilmu
juga disebabkan oleh metode yang digunakannya pengetahuan ini, Einstein menyatakan "Ilmu
dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta,
secara empirik. apa pun teori yang menjembatani keduanya"
Hukum
Islam
HUKUM ISLAM

Menurut N.J Coulsen, Hukum Islam merupakan sekumpulan peraturan tentang


ekspresi praktis keyakinan religius dan aspirasi Muslim. Terdapat banyak
definisi Hukum Islam mulai dari menurut syariah, Hukum Syara’, Fiqh, Serta
Syariah Historis
HUKUM ISLAM
Sumber-sumber hukum Islam Prinsip-Prinsip Hukum Islam
 Prinsip Tauhid
 Al-Quran
 Prinsip Keadilan
 Sunnah
 Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar
 Qiyas
 Prinsip Persamaan/Egalite
 Ijma’
 Prinsip At-Ta’awun
 Prinsip Toleransi

Sifat dan Karakteristik Hukum Islam

 Universal  Menetapkan hukum bersifat realistis


 Sempurna’  Ta’abbudi dan ta’aqquli
 Elastis  Sanksi didapatkan di dunia dan di akhirat
 Dinamis
 Hukum yang ditetapkan oleh al-Quran
tidak memberatkan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai