Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produk-
tivitas organiknya, sehingga tumbuhan lamun dan be- raneka ragam serta berlimpahnya organisme yang bera- sosiasi dengan padang lamun dapat dimanfaatkan seba- gai: tempat pemancingan, wisata bahari, bahan baku pakan artifisial untuk ikan dan hewan ternak, sumber pupuk hijau, areal marikultur (ikan, teripang, kerang, tiram, dan rumput laut), bahan baku kerajinan anyaman, dan sebagainya. FUNGSI PADANG LAMUN
Beberapa fungsi padang lamun, yaitu:
1) Sebagai stabilisator perairan dengan fungsi sistem
perakannya sebagai perangkap dan pengstabil sedimen dasar sehingga perairan menjadi lebih jernih; 2) Lamun menjadi sumber makanan langsung berbagai biota laut (ikan dan non ikan); 3) Lamun sebagai produser primer; 4) Komunitas lamun memberikan habitat penting (tempat hidup) dan perlindungan (tempat berlindung) untuk sejumlah spesies hewan; dan 5) Lamun memegang fungsi utama dalam daur zat hara dan elemen-elemen langka di lingkungan laut. LANDASAN DAN KELEMBAGAAN
Di Indonesia, kondisi padang lamun telah dikategorikan
dalam Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkun- gan Hidup nomor 200/ 2004. Dalam Kepmen tersebut, kondisi padang lamun terbagi menjadi 3 kategori, yaitu sehat, kurang sehat dan miskin. Kategori sehat jika penu- tupan lamun di suatu daerah > 60%, kurang sehat jika 30-59,9% dan miskin jika penutupan antara 0-29,9%. Kebijakan Pengelolaan Padang Lamun
lamun memerlukan suatu pendekatan yang dapat diterapkan secara optimal dan berkelanjutan melalui pendekatan keterpaduan. Pendekatan kebijakan ini mengacu kepada pendekatan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu, yaitu pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penilaian menyeluruh, menentukan tujuan dan sasaran pemanfaatan, serta merencanakan kegiatan pembangunan. Pengelolaan ekosistem padang lamun secara terpadu mencakup empat aspek, yaitu: (1) keterpaduan wilayah/ekologis; (2) keterpaduan sektoral; (3) keterpaduan disiplin ilmu; dan (4) keterpaduan stakeholders (pemakai). KONSERVASI DAN REHABILITASI
Karena padang lamun mungkin akan rusak akibat berba-
gai aktivitas manusia sebagai dampak dari kegiatan pembangunan pada daerah pantai, maka metode penanaman atau transplantasi lamun dikembangkan se- bagai salah satu cara untuk memperbaiki atau mengem- balikan habitat yang mengalami kerusakan. Cara ini telah banyak dilakukan oleh para ahli di luar negeri dengan metode dan jenis yang berbeda. Pertama dimulai oleh Addy tahun 1947 pada jenis Zostera marina, Thallasia testudinum dan Holodule wrightii dan jenis Thallasia tes- tudinum. PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT
Dalam pengelolaan ekosistem padang lamun berbasis
masyarakat ini, yang dimaksud dengan masyarakat adalah semua komponen yang terlibat baik secara langsung maupun tak langsung dalam pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem padang lamun, diantaranya adalah masyarakat lokal, LSM, swasta, Perguruan Tinggi dan kalangan peneliti lainnya. Pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun berbasis masyarakat dapat diartikan sebagai suatu strategi untuk mencapai pembangunan yang berpusat pada masyarakat dan dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek ekonomi dan ekologi. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun berbasis masyarakat, kedua komponen masyarakat dan pemerintah sama-sama diberdayakan, sehingga tidak ada ketimpangan dalam pelaksanaannya. TERIMA KASIH