Anda di halaman 1dari 8

PADANG

LAMUN
VINA OKTAVIANA
1910115220010
PADANG LAMUN

Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produk-


tivitas organiknya, sehingga tumbuhan lamun dan be-
raneka ragam serta berlimpahnya organisme yang bera-
sosiasi dengan padang lamun dapat dimanfaatkan seba-
gai: tempat pemancingan, wisata bahari, bahan baku
pakan artifisial untuk ikan dan hewan ternak, sumber
pupuk hijau, areal marikultur (ikan, teripang, kerang,
tiram, dan rumput laut), bahan baku kerajinan anyaman,
dan sebagainya.
FUNGSI PADANG LAMUN

Beberapa fungsi padang lamun, yaitu:

1) Sebagai stabilisator perairan dengan fungsi sistem


perakannya sebagai perangkap dan pengstabil
sedimen dasar sehingga perairan menjadi lebih jernih;
2) Lamun menjadi sumber makanan langsung berbagai
biota laut (ikan dan non ikan);
3) Lamun sebagai produser primer;
4) Komunitas lamun memberikan habitat penting
(tempat hidup) dan perlindungan (tempat berlindung)
untuk sejumlah spesies hewan; dan
5) Lamun memegang fungsi utama dalam daur zat hara
dan elemen-elemen langka di lingkungan laut.
LANDASAN DAN KELEMBAGAAN

Di Indonesia, kondisi padang lamun telah dikategorikan


dalam Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkun-
gan Hidup nomor 200/ 2004. Dalam Kepmen tersebut,
kondisi padang lamun terbagi menjadi 3 kategori, yaitu
sehat, kurang sehat dan miskin. Kategori sehat jika penu-
tupan lamun di suatu daerah > 60%, kurang sehat jika
30-59,9% dan miskin jika penutupan antara 0-29,9%.
Kebijakan Pengelolaan Padang Lamun

Perumusan kebijaksanaan pengelolaan ekosistem padang


lamun memerlukan suatu pendekatan yang dapat
diterapkan secara optimal dan berkelanjutan melalui
pendekatan keterpaduan. Pendekatan kebijakan ini
mengacu kepada pendekatan pengelolaan wilayah pesisir
dan lautan secara terpadu, yaitu pengelolaan
pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
yang ada di wilayah pesisir. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara penilaian menyeluruh, menentukan tujuan
dan sasaran pemanfaatan, serta merencanakan kegiatan
pembangunan. Pengelolaan ekosistem padang lamun
secara terpadu mencakup empat aspek, yaitu: (1)
keterpaduan wilayah/ekologis; (2) keterpaduan sektoral;
(3) keterpaduan disiplin ilmu; dan (4) keterpaduan
stakeholders (pemakai).
KONSERVASI DAN REHABILITASI

Karena padang lamun mungkin akan rusak akibat berba-


gai aktivitas manusia sebagai dampak dari kegiatan
pembangunan pada daerah pantai, maka metode
penanaman atau transplantasi lamun dikembangkan se-
bagai salah satu cara untuk memperbaiki atau mengem-
balikan habitat yang mengalami kerusakan. Cara ini telah
banyak dilakukan oleh para ahli di luar negeri dengan
metode dan jenis yang berbeda. Pertama dimulai oleh
Addy tahun 1947 pada jenis Zostera marina, Thallasia
testudinum dan Holodule wrightii dan jenis Thallasia tes-
tudinum.
PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT

Dalam pengelolaan ekosistem padang lamun berbasis


masyarakat ini, yang dimaksud dengan masyarakat
adalah semua komponen yang terlibat baik secara
langsung maupun tak langsung dalam pemanfaatan dan
pengelolaan ekosistem padang lamun, diantaranya
adalah masyarakat lokal, LSM, swasta, Perguruan Tinggi
dan kalangan peneliti lainnya. Pengelolaan sumberdaya
ekosistem padang lamun berbasis masyarakat dapat
diartikan sebagai suatu strategi untuk mencapai
pembangunan yang berpusat pada masyarakat dan
dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek
ekonomi dan ekologi. Dalam konteks pengelolaan
sumberdaya ekosistem padang lamun berbasis
masyarakat, kedua komponen masyarakat dan
pemerintah sama-sama diberdayakan, sehingga tidak ada
ketimpangan dalam pelaksanaannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai