Anda di halaman 1dari 6

ETIKA

PENGEMBANGAN & PENERAPAN IPTEK

DALAM ISLAM
Dua Paradigma
Ketika pembahasan ipteks dikaitkan dengan
filsafat aksiologi (dalam hal ini nilai etika), para
ilmuwan memperdebatkan
“apakah ilmu mempunyai keterikatan dengan
nilai-nilai tertentu ataukah bebas tanpa dibatasi
nilai-nilai?”
Disitulah timbul dua kelompok paradigma,
kelompok ilmuwan yang berpendapat bahwa
ilmu bebas nilai (value free) dan kelompok yang
berpendapat bahwa ilmu tidak bebas nilai (value
bound)
Ilmu Bebas Nilai (Value Free)
 Paradigma ilmu bebas nilai (value free) mengatakan bahwa
ilmu itu bersifat otonom yang tidak memiliki keterkaitan
sama sekali dengan nilai. Paradigma ini dikembangkan oleh
para filosof dan ilmuwan seperti Copernicus dan Galileo.
 Bebas nilai sesungguhnya adalah tuntutan yang ditujukan
pada ilmu agar keberadaannya dikembangkan dengan tidak
memperhatikan nilai-nilai lain di luar ilmu itu sendiri.
 Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam
tanpa batas bisa  jadi dibenarkan untuk kepentingan ilmu
itu sendiri, seperti juga ekpresi seni yang menonjolkan
pornografi dan pornoaksi adalah sesuatu yang wajar karena
ekspresi tersebut semata-mata untuk seni.
Ilmu Tidak Bebas Nilai (Value Bound)
Paradigma ilmu yang tidak bebas nilai (value bound)
memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai
dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan
aspek nilai. Pengembangan ilmu jelas tidak mungkin
bisa terlepas dari nilai-nilai, kepentingan-kepentingan
baik politis, ekonomis, sosial, religius, ekologis, dan
sebagainya.
Filosof yang menganut teori value bound  adalah
Habermas. Dia berpendirian bahwa teori sebagai
produk ilmiah tidak pernah bebas nilai, dan semua ilmu
bahkan ilmu alam sekalipun tidaklah mungkin bebas
nilai karena dalam pengembangan setiap ilmu selalu
ada kepentingan-kepentingan teknis.
Pandangan Islam
• Prinsip Islam bila dikaitkan pada dua paradigma
tersebut, lebih sesuai pada paradigma Ilmu tidak
bebas nilai (value bound) atau terikat pada nilai dan
ketentuan Islam. Bahwa Islam mempunyai prinsip
semua proses keilmuan harus tetap melalui
standarisasi aqidah dan syariah dan berpedoman
pada al-Qur’an maupun al-Hadis.

• Misalnya, pemanfaatan hewan babi dalam kehidupan


muslim. Karena Allah melarang pengkonsumsian babi
(QS. Al-Baqarah:173), maka pantang bagi umat Islam
untuk memanfaatkan babi dalam hal apapun.

Anda mungkin juga menyukai