Komponen Berpikir Kritis
Komponen Berpikir Kritis
BERPIKIR KRITIS
DEVI SYAHRINALTI
SRI HERDINA
MAHASISWA PRODI S1 KEPERAWATAN MNATSIR BUKITTINGGI
◦ Surya (2011:131)
Pengertian berpikir kritis menurut Surya adalah kegiatan yang aktif, gigih, dan pertimbangan yang cermat
mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima dipandang dari berbagai sudut
alasan yang mendukung dan menyimpulkan.
◦ Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan jelas yang
digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat keputusan, menganalisis asumsi
dan penemuan secara ilmiah.
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
◦Mengenal dengan secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
◦Pandai dalam mendeteksi permasalahan.
◦Mampu untuk membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
◦Mampu untuk membedakan mana fakta dengan diksi atau pendapat.
◦Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
◦Dapat membedakan argumentasi logis serta argumentasi tidak logis.
◦Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga standar penilaian data.
◦Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
◦Dapat membedakan diantara kritik membangun serta merusak.
◦Mampu untuk mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
◦Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
◦Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
◦Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat serta benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain sebagai.
◦Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang mungkin akan terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, serta situasi.
◦Mampu untuk membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya.
◦Mampu untuk menarik kesimpulan generalisasi dari data yang sudah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
◦Mampu untuk menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
◦Mampu untuk membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
◦Dapat untuk membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya.
◦Mampu untuk menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi. T
h
i
s
P
h
o
Manfaat Berpikir Kritis
1. Pengetahuan dasar spesifik merupakan komponen pertama berpikir kritis, yang meliputi teori dan informasi dari
ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan ilmu-ilmu keperawatan dasar. Pengetahuan ini dapat diperoleh perawat
melalui jenjang pendidikan yang diikuti, mulai dari diploma, sarjana, sampai tingkat pendidikan master atau doctor.
2. Pengalaman merupakan komponen kedua dari berpikir kritis. Pengalaman perawat dalam prakti klinik akan
mempercepat proses berpikir kritis, Karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap kesehatan kliennya.
3. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerajaan tertentu
(Kepmendiknas No. 045/U/2002).
◦ Pengalaman di lahan praktek merupakan laboratorium nyata bagi penerapan ilmu keperawatan,
dimana perawat akan menerapkan teori yang sudah dipelajari dan tetap memperhatikan
kenyataan yang ada dengan mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan
memperhatikan pengalaman yang terjadi.
◦ Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat inderanya dan stimulus yang
berasal dari berbagai sumber belajar.
Ada 5 jenis stimulus stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber
belajar, yaitu:
◦ 1. Interaksi manusia
◦ 2. Realita.
◦ 3. Pictorial representati
◦ 4. Written symbols
◦ 5. Recorded sound
Berdasarkan Kepmendiknas No. 045/U/2002, seorang yang
kompeten harus dapat memenuhi persyaratan sbb :
◦ 1. Kemampuan pengembangan kepribadian.
◦ 2. Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan
◦ 3. Kemampuan berkarya
◦ 4. Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri,
menilai dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab.
◦ 5. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai
pluralism (keberagaman) dan kedamaian.
Kompetensi berpikir kritis merupakan proses koginif yang digunakan untuk
membuat penilaian keperawatan. Ada tiga tipe kompetensi, yaitu:
a. Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan
pembuatan keputusan.
b. Berpikir kritis secara spesifik dalam praktek klinik meliputi alasan mengangkat diagnosis dan membuat
keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
c. Berpikir kritis yang spesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proseskeperawatan, yaitu
pendekatan yang menyeluruh dan sistematis dalam member keperawatan yang digunakan untuk
pengkajian data klien secara cepat,mengidentifikasi masalah kesehatan klien, merencanakan tindakan yang
sesuai dan kemudian mengevaluasi apakan tindakan tersebut efektif.