Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN

BERPIKIR KRITIS
DEVI SYAHRINALTI
SRI HERDINA
MAHASISWA PRODI S1 KEPERAWATAN MNATSIR BUKITTINGGI

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


Pengertian berpikir kritis
◦ kemampuan seseorang dalam menganalisis ide atau gagasan secara
logis, reflektif, sistematis dan produktif untuk membantu membuat,
mengevaluasi serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini
atau akan dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi.
Definisi berpikir kritis
◦ konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema yang kita
terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk
mengevaluasi secara sistematis. Konsep ini telah dikembangkan
sekitar 2500 tahun yang lalu.
Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

◦ Surya (2011:131)
Pengertian berpikir kritis menurut Surya adalah kegiatan yang aktif, gigih, dan pertimbangan yang cermat
mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima dipandang dari berbagai sudut
alasan yang mendukung dan menyimpulkan.
◦ Johnson (2010:100)
Pengertian berpikir kritis menurut Johnson adalah sebuah proses yang terorganisir dan jelas yang
digunakan dalam aktivitas mental seperti pemecahan masalah, pembuat keputusan, menganalisis asumsi
dan penemuan secara ilmiah.
Ciri-Ciri Berpikir Kritis
◦Mengenal dengan secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
◦Pandai dalam mendeteksi permasalahan.
◦Mampu untuk membedakan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan.
◦Mampu untuk membedakan mana fakta dengan diksi atau pendapat.
◦Mampu untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau juga kesenjangan informasi.
◦Dapat membedakan argumentasi logis serta argumentasi tidak logis.
◦Mampu untuk mengembangkan kriteria atau juga standar penilaian data.
◦Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
◦Dapat membedakan diantara kritik membangun serta merusak.
◦Mampu untuk mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
◦Mampu untuk mengetes asumsi dengan cermat.
◦Mampu untuk mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
◦Mampu untuk mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat serta benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain sebagai.
◦Mampu untuk mendaftar seluruh akibat yang mungkin akan terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, serta situasi.
◦Mampu untuk membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya.
◦Mampu untuk menarik kesimpulan generalisasi dari data yang sudah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
◦Mampu untuk menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
◦Mampu untuk membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
◦Dapat untuk membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya.
◦Mampu untuk menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi. T
h
i
s
P
h
o
Manfaat Berpikir Kritis

◦ Berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah.


◦ Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
◦ Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan opini.
◦ Berpikir kritis dapat membantu untuk dapat tetap tenang sekalipun
dalam masalah yang sulit.
Tujuan Berpikir Kritis

◦ Tujuan berpikir kritis adalah untuk dapat menguji suatu pendapat


juga ide, termasuk melakukan pertimbangan atau juga pemikiran
yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Biasanya
pertimbangan tersebut didukung oleh adanya kriteria yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Komponen Berpikir Kritis
Menurut Seifert dan Hoffnung (dalam Desmita, 2010:154), ada empat komponen berpikir kritis, diantaranya yaitu:

1. Basic operations of reasoning


Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan
merumuskan langkah logis lainnya secara mental.
2. Domain-specific knowledge
Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang
harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.
3. Metakognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor saat ia mencoba untuk benar memahami suatu ide, menyadari kapan
ia membutuhkan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia bisa dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.
4. Values, beliefs and dispositions
Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan pada diri bahwa pemikiran
benar-benar mengarah pada solusi. Selain itu, ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif ketika berpikir.
Komponen berpikir kritis meliputi:

1. Pengetahuan dasar spesifik merupakan komponen pertama berpikir kritis, yang meliputi teori dan informasi dari
ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan ilmu-ilmu keperawatan dasar. Pengetahuan ini dapat diperoleh perawat
melalui jenjang pendidikan yang diikuti, mulai dari diploma, sarjana, sampai tingkat pendidikan master atau doctor.
2. Pengalaman merupakan komponen kedua dari berpikir kritis. Pengalaman perawat dalam prakti klinik akan
mempercepat proses berpikir kritis, Karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap kesehatan kliennya.
3. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerajaan tertentu
(Kepmendiknas No. 045/U/2002).
◦ Pengalaman di lahan praktek merupakan laboratorium nyata bagi penerapan ilmu keperawatan,
dimana perawat akan menerapkan teori yang sudah dipelajari dan tetap memperhatikan
kenyataan yang ada dengan mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan
memperhatikan pengalaman yang terjadi.

◦ Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat inderanya dan stimulus yang
berasal dari berbagai sumber belajar.
Ada 5 jenis stimulus stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber
belajar, yaitu:

◦ 1. Interaksi manusia
◦ 2. Realita.
◦ 3. Pictorial representati
◦ 4. Written symbols
◦ 5. Recorded sound
Berdasarkan Kepmendiknas No. 045/U/2002, seorang yang
kompeten harus dapat memenuhi persyaratan sbb :
◦ 1. Kemampuan pengembangan kepribadian.
◦ 2. Kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan
◦ 3. Kemampuan berkarya
◦ 4. Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri,
menilai dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab.
◦ 5. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai
pluralism (keberagaman) dan kedamaian.
Kompetensi berpikir kritis merupakan proses koginif yang digunakan untuk
membuat penilaian keperawatan. Ada tiga tipe kompetensi, yaitu:

a. Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan
pembuatan keputusan.
b. Berpikir kritis secara spesifik dalam praktek klinik meliputi alasan mengangkat diagnosis dan membuat
keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
c. Berpikir kritis yang spesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proseskeperawatan, yaitu
pendekatan yang menyeluruh dan sistematis dalam member keperawatan yang digunakan untuk
pengkajian data klien secara cepat,mengidentifikasi masalah kesehatan klien, merencanakan tindakan yang
sesuai dan kemudian mengevaluasi apakan tindakan tersebut efektif.

Anda mungkin juga menyukai