Anda di halaman 1dari 16

Penyelenggara

an Pelayanan
PAK
Dosen pembimbing
Dita Amanda Deviani, M.KKK
Disusun oleh Kelompok 3 :
1. Celvin Bintang Saputra (202002044)
2. Sri Astuti Wahyu Utami (202002057)
3. Hilwa Hurin ‘Ain (202002069)
4. Alfy Wahyuni kumala dewi (202002018)
5. Lintang Abdy Nabilla (202002021)
6. Siti Mutmaina (202002006)
Pendahuluan
Pekerja mempunyai risiko terhadap
masalah kesehatan yang disebabkan oleh
proses kerja, lingkungan kerja serta
perilaku kesehatan pekerja. Pekerja tidak
hanya berisiko menderita penyakit
menular dan tidak menular tetapi pekerja
juga dapat menderita penyakit akibat kerja
dan atau penyakit terkait kerja.
Penyakit
Akibat
Kerja
Lingkup
penyakit akibat
kerja
Penyakit akibat kerja
adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan
dan atau lingkungan kerja
termasuk penyakit terkait
kerja.
Penyebab Penyakit Akibat
Kerja Golongan Golongan
kimia
Semua bahan kimia dalam bentuk
ergonomi
Angkat angkut berat, posisi kerja
debu, uap, uap logam, gas, janggal, posisi kerja statis, gerak
larutan, kabut, partikel nano dan repetitif, penerangan, Visual Display
lain-lain. Terminal (VDT) dan lain-lain.

Golongan Golongan
Golongan fisika
Suhu ekstrem, bising,
biologi psikososial
Bakteri, virus, jamur, Beban kerja kualitatif dan kuantitatif,
pencahayaan, vibrasi, radiasi bioaerosol dan lain- organisasi kerja, kerja monoton,
pengion dan non pengion dan lain. hubungan interpersonal, kerja shift,
tekanan udara
lokasi kerja dan lainlain
Prinsip-prinsip penyakit akibat kerja

01 02 03
Hubungan antara Frekuensi kejadian Penyakit dapat dicegah
pajanan yang spesifik penyakit pada dengan melakukan
dengan penyakit. populasi pekerja lebih tindakan promosi
tinggi daripada pada kesehatan dan
masyarakat. pencegahan penyakit.
Penegakan Diagnosis PAK

dasar tata laksana medis dan tata laksana


ASPEK penyakit akibat kerja serta membatasi
MEDIK kecacatan dan keparahan penyakit.

ASPEK
KOMUNI untuk melindungi pekerja lain
TAS
ASPEK untuk memenuhi hak pekerja
LEGAL
Pendekatan melalui 7 (tujuh) langkah diagnosis
PAK
01 02
Menentukan pajanan
Menegakkan
yang dialami pekerja di
Diagnosis Klinis
tempat kerja
03 04
Menentukan hubungan
Menentukan
pajanan dengan diagnosis
besarnya pajanan
klinis
05 06 07
Menentukan faktor Menentukan
Menentukan pajanan
individu yang Diagnosis Penyakit
di luar tempat kerja
berperan Akibat Kerja
Penatalaksan
aan
&
Alur Kasus
Tata Laksana Medis Tata Laksana Okupasi
Tata laksana medis dilakukan setelah Tata laksana okupasi diberikan
diagnosis klinis pada langkah pertama setelah diagnosis PAK ditegakkan.
diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan. Sasaran tata laksana okupasi
Tata laksana medis berupa rawat jalan adalah individu pekerja dan
danatau rawat inap yang dapat dilakukan di komunitas pekerja.
fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan oleh
dokter sesuai dengan kompetensinya.
Alur Diagnosis dan Tata Laksana

Pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dan


dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
menegakan diagnosis klinis. Jika diperlukan,
dilakukan pemeriksaan penunjang. Apabila
terdapat keraguan dalam mendiagnosis dokter
dapat dapat berkonsultasi atau merujuk ke dokter
spesialis klinis terkait.
—Lanjutan
Setelah diagnosis klinis ditegakkan,
langkah selanjutnya adalah melakukan
diagnosis penyakit akibat kerja dengan
menggunakan tujuh langkah diagnosis
penyakit akibat kerja. Apabila terdapat
keraguan dalam mendiagnosis penyakit
akibat kerja, dapat berkonsultasi atau
merujuk ke dokter spesialis kedokteran
okupasi.
—Lanjutan
Langkah selanjutnya melakukan
penatalaksanaan kasus yaitu penatalaksaan
medis dan penatalaksanaan okupasi. Dalam
melakukan penatalaksaan medis, apabila
terdapat keraguan, maka dokter merujuk ke
dokter spesialis terkait sedangkan, apabila
terdapat keraguan dalam penatalaksanaan
okupasi, dokter berkonsultasi ke spesialis
kedokteran okupasi.
KESIMPUL
DiagnosisAN
dan tata laksana
merupakan suatu langkah
sistematis dalam penanganan
kesehatan seorang pekerja. Hal ini
sangat penting karena
berhubungan dengan aspek klinis
dari penatalaksanaan penyakit
selanjutnya dan aspek hukum
sebagai dasar penentuan
kompensasi yang harus diberikan
kepada pekerja tersebut.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai