Presentasi BMD - BLUD
Presentasi BMD - BLUD
02 Pengelolaan BMD
Perencanaan Kebutuhan dan
03
Penganggaran BMD
04 Pengadaan BMD
08 Pemindahtanganan BMD
09 Pemusnahan BMD
10 Pengadaan BMD
11 Penatausahaan BMD
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
12 BMD
01 DASAR
DASAR HUKUM
PROBLEM
Sekadar Penggunaan dan
kegiatan administratif pemanfaatan yang tidak
semata optimal
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 3 ayat (1), Pengelolaan BMD harus
dilaksanakan berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas beban tugas dan tanggung jawab
masing-masing unit sesuai anggaran yang tersedia dengan kata lain adalah fungsi pokok masing-
masing SKPD sesuai dengan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Perencanaan ini dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• barang apa yang dibutuhkan (jumlah, • siapa yang mengurus dan siapa yang
spesifikasi, dll); menggunakan
• dimana dibutuhkan • alasan-alasan kebutuhan
• bilamana dibutuhkan • cara pengadaan
• berapa biaya
04 PENGADAAN
BARANG MILIK
PERATUTAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA
BLUD
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Perpres 12 Tahun 2021 Peraturan LKPP No. 5 Permendagri Nomor 79 Peraturan Kepala
tentang Perubahan atas Tahun 2021 tentang Tahun 2018 tentang Daerah dan Peraturan
Peraturan Presiden Pedoman Pengadaan Badan Layanan Umum Pimpinan BLUD
Nomor 16 Tahun 2018 Barang/Jasa yang Daerah
tentang Pengadaan Dikecualikan pada
Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
PERPRES 12 TAHUN 2021
Pasal 61
Dalam hal terdapat hasil kajian internal BLU/BLUD yang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD dapat menggunakan
peraturan pimpinan BLU/BLUD
Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD diatur dengan peraturan pimpinan
BLU/BLUD, BLU/BLUD mengumumkan rencana Pengadaan Barang/Jasa ke dalam
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan menyampaikan data
Kontrak dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5
TAHUN 2021
Pengadaan barang/Jasa di BLU/BLUD dilaksanakan berdasarkan peraturan pimpinan BLU/BLUD.
Dalam hal terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi berdasarkan hasil kajian internal
BLU/BLUD, Pemimpin BLU/BLUD dapat mengatur pengadaan barang/jasa dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU/BLUD.
• Jasa layanan
• Hibah tidak terikat
• Hasil Kerjasama dengan pihak lain, dan
• Lain-lain pendapatan yang sah
Diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah
PENGADAAN PADA BLUD
PUSKESMAS
STRATEGI
Barang yang dipelihara dan dirawat adalah barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris. Ada tiga
bentuk Penyelenggaraan Pemeliharaan Barang Milik Daerah, yaitu :
Pemeliharaan ringan. Pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh Unit pemakai/ pengurus
barang tanpa membebani anggaran.
Pemeliharaan sedang. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga
terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
Pemeliharaan berat. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh
tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan
kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
07 PENILAIAN
BARANG MILIK
PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH
Penilaian BMD adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini atas
nilai suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan BMD. Nilai yang dihasilkan
dari kegiatan penilaian berupa nilai wajar, dimana istilah nilai wajar tersebut merupakan penyebutan
istilah nilai pasar dalam ilmu akuntansi.
Kegiatan penilaian dalam rangka pengelolaan BMD merupakan implementasi Tindakan untuk
mendukung kepastian nilai, yaitu adanya ketepatan jumlah dan nilai Barang dalam rangka
optimalisasi pemanfataan dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan Neraca Pemerintah
Daerah. Metodologi yang lazim digunakan dalam proses penilaian adalah pendekatan data pasar,
pendekatan biaya, pendekatan pendapatan.
08 PEMINDAHTANGANA
N
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH
Pemindahtanganan BMD adalah pengalihan kepemilikan BMD. Pemindahtanganan BMD merupakan
rangkaian kegiatan dari pemanfaatan BMD. Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar
rupiah) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD.
Adapun bentuk-bentuk dari pemindahtanganan BMD adalah penjualan dan tukar menukar, hibah, dan
penyertaan modal.
09 PEMUSNAHAN
BARANG MILIK
PEMUSNAHAN BARANG MILIK
DAERAH
Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila:
a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan; atau
b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati (hewan dan tanaman), susut,
berlebih dan tidak efisien lagi harus dilaporkan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola. Laporan tersebut harus menyebutkan nama, jumlah
barang, lokasi, nomor kode barang, nilai barang dan lain-lain yang
diperlukan.
11 PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penatausahaan barang milik daerah terdiri dari inventarisasi, pembukuan dan pelaporan. Kegiatan
pelaporan barang milik daerah akan menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna
(DBKP) dan Daftar Barang Pengguna (DBP). Kegiatan pelaporan barang milik daerah dilakukan
berjenjang dimulai dari Kuasa Pengguna Barang, ke Pengguna Barang dan digabungkan menjadi satu di
Pengelola atau melalui Pembantu Pengelola Barang.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PEMBUKUA
N
Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan
sesuai dengan Kartu Inventaris Barang (KIB). Pembantu pengelola melakukan
koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar
Barang Milik Daerah (DBMD).
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR terlebih dahulu dilakukan penggolongan dan
kodefikasi BMD.
Menurut Permendagri Nomor 108 tahun 2016 tentang Penggolongan dan Kodefikasi
Barang Milik Daerah, Penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah meliputi kode
barang, kode lokasi dan kode register.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE BARANG
Kode barang terdiri dari 12 (dua belas) angka/digit yang terbagi dalam 7 (tujuh)
level dengan susunan sebagai berikut:
Aset Lancar
Untuk kelompok aset lancar dirinci ke dalam jenis, yaitu :
Kode 7 untuk jenis Persediaan
Aset Tetap
Kode 1 untuk jenis tanah
Kode 2 untuk jenis peralatan dan mesin.
Kode 3 untuk jenis gedung dan bangunan.
Kode 4 untuk jenis jalan, jaringan dan irigasi.
3 Kode 5 untuk jenisaset tetap lainnya.
Kode 6 untuk jenis konstruksi dalam pengerjaan
Kode 7 untuk jenis akumulasi penyusutan.
Aset Lainnya
Kode 2 untuk jenis kemitraan dengan pihak ketiga.
Kode 3 untuk jenis aset tidak berwujud
Kode 4 untuk jenis aset lain-lain.
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
Level Uraian
Untuk jenis persediaan dirinci ke dalam objek, yaitu:
Kode 01 untuk objek barang pakai habis.
Kode 02 untuk objek barang tak pakai habis.
Kode 03 untuk objek barang bekas dipakai.
5,6,7 Dapat dilihat pada lampiran Permendagri No. 108 Tahun 2016
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE LOKASI
Kode lokasi terdiri dari 24 (dua puluh empat) angka/digit yang terbagi dalam 7
(tujuh) level dengan susunan sebagai berikut:
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK
DAERAH
KODE REGISTER
Kode register merupakan identitas barang yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal yang
diletakkan pada barang yang bersangkutan.
Pengendalian
Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian BMD diperlukan untuk memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan
BMD berjalan sesuai dengan perencanaan kebutuhannya.
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
DAERAH
Prosedur Pengawasan dan Pengendalian
Prosedur pengawasan dan pengendalian BMD dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pengecekan status penggunaan BMD. Pemeriksaan status penggunaan BMD untu memastikan
bahwa penggunaan BMD sesuai dengan tupoksi dan efisien.
b. Pengecekan Inventaris Barang. Pengecekan inventaris barang secara fisik oleh SKPD minimal
dilakukan sekali dalam 6 bulan. Untuk barang bergerak pengecekan dapat dilakukan dengan
memeriksa kartu barang gudang.
c. Evaluasi Penggunaan dan Pemanfaatan BMD. Evaluasi penggunaan BMD meliputi kebenaran
penggunaan, penanggung jawab, dan kondisi barang sesuai dengan tupoksi, sedangkan
pemanfaatan berkaitan dengan tanah dan bangunan.
d. Pengendalian BMD. Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dilakukan pengendalian terhadap
BMD yang tidak sesuai dengan perencanaan kebutuhannya. Bentuk kegiatan pengendalian
BMD yang diusulkan harus dinyatakan dengan jelas dengan memertimbangkan temuan
kesenjangan yang diperoleh
TERIMA
KASIH
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?