Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI

NILAI KETUNDUKAN
DALAM MUAMALAH
© ANGGRAENI-2019
Disampaikan pada acara Doa Pagi RSI Sultan Agung, 5 Juli 2019 di Masjid Hamidun Kosim
"Islam adalah patuh kepada Allah
dengan mentauhidkan-Nya, tunduk
kepada-Nya dengan penuh
ketaatan dan berlepas dari (baro’)
dari kesyirikan dan orang-orang
musyrik.”

(Syarh Ushul Tsalatsah, al-Utsaimin, hlm.


64)

MENGENAL
ISLAM
Islam (Arab: al-islām, ‫ا إلسالم‬, “ berserah diri kepada Tuhan")

Secara  harfiyah, Islam berarti damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L
(lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama)

Kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
kata aslama ini.
‫إسالما‬-‫يسلم‬-‫اسلم‬
yang bermakna; penyerahan, ketundukan dan kepasrahan

 konsekuensi dari berserah diri yaitu ketundukan kepada Allah. Dengan demikian, ketundukan secara totalitas dapat
menyelamatkan manusia dari ancaman siksaan dan kesesatan, baik di dunia atau pun di akhirat.

3
SEBAGAI SEBUAH SISTEM ?
Islam telah menyediakan berbagai perangkat aturan

ISLAM
yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam
bidang ekonomi..

ADALAH SEMPURNA
Pada hari itu telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,

SISTEM dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku


ridhoi Islam itu menjadi agama bagimu (Qs. Al-Maidah:3)

KEHIDUPAN
Islam menjawab semua permasalahan kehidupan

BERMUARA PADA FALAH


Falah hanya akan dapat diperoleh jika ajaran islam
dilaksanakan secara meyeluruh atau kaffah.

4
KETUNDUKAN
SEBAGAI NILAI

5
MAKNA
KETUNDUKAN
*LEVEL KEBERIMANAN
 Ketundukan adalah kesadaran tinggi terhadap pelaksanaan semua
ajaran dan nilai-nilai yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Orang yang
tunduk secara otomatis mempunyai kepatuhan, sedangkan orang yang
hanya patuh tidak serta merta mempunyai ketundukan.
 Orang yang tunduk memasuki level keberimanan dengan menyandang
predikat mukmin, level yang jauh lebih tinggi dari sekedar muslim.
Seluruh sifat, sikap dan perilaku orang yang tunduk bernuansa nilai-nilai
kesadaran, ketidakberdayaan dan pengakuan akan kekalahan diri di
hadapan Allah dan Rasul-Nya.

6
MENGAPA
MANUSIA
HARUS
TUNDUK
Dalam sebuah kisah, Nabi Musa a.s pernah bertanya
kepada Tuhan: “Wahai Rabb, di manakah aku dapat
menemukan-Mu ? maka Allah SWT menjawab: “Saat
hati mereka tunduk pada-Ku” (Khawatir Al-Fajr: 12).
Intuisi tidak datang pada sembarang orang, tetapi datang
pada orang yang telah menjalani hidupnya dalam
kebenaran agama melalui ketundukan hati dalam
pengabdian kepada Tuhan dan dalam menjalankan tugas
sebagai khalifah di muka bumi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan-Nya (Syed Muhammad Naquib Al Attas, Islam
dan Filsafat Sains… hlm 34-38).

7
Totalitas pengabdian dan penghambaan kepada-
Nya adalah indikasi kesungguhan dalam memeluk
agama Islam. Jika tidak demikian dapat dipastikan
ia hanya sekedar simbolisme dan kerangka kosong
yang tidak ada artinya sama sekali di depan-Nya.
Allah Swt dengan terang-terangan mewajibkan agar
kaum muslimin berpegang kuat dan teguh serta
istiqamah terhadap Islam, dalam berbagai keadaan
dan situasi tetap menjalankan syari'at-Nya secara
kaaffah.

Secara konsepsional kaaffah mengandung nilai kesetiaan,


ketundukan, kepatuhan, keihklasan, kesempurnaan,
totalitas, dan kesungguhan. Jika Allah SWT mengatakan
bahwa kita harus masuk ke dalam Islam secara kaaffah,

KETUNDUKAN
maka itu artinya kita wajib menjaga dan melaksanakan
ajaran Islam dengan penuh kesetiaan, ketundukan,

SEBAGAI NILAI
keutuhan, dan kesempurnaan. Jika tidak, maka ia telah
berdusta dan sedang menodai dirinya sendiri
la m
EKONOMI da PANDANGAN ISLAM
 Islam adalah agama yang mengharamkan umatnya tenggelam dalam nestapa, kemiskinan dan kebodohan. Nabi
mengingatkan bahwa kemiskinan dan kebodohan dapat menjadikan pelakunya menjadi kafir dan atau murtad.
Kegiatan ekonomi merupakan anjuran yang memiliki dimensi ibadah.
Para cendekiawan menganggap kesejahteraan umat manusia merupakan hasil akhir dari interaksi panjang sejumlah
faktor ekonomi dan faktor – faktor lain, seperti moral, sosial, demografi, dan politik.
. Sebagai bukti bahwa Allah SWT berfirman, “kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”. (QS. An – Naba’ : 11).
Dan diriwayatkan oleh Abdullah, Rasulullah SAW. mengemukakan, “Berusahalah untuk memperoleh kehidupan dengan
cara yang halal, merupakan suatu kewajiban sesudah kewajiban sembayang”(Muhammad Nejatullah Siddiqi, 1991:13)

9
CIRI KETUNDUKAN
DALAM IMPLEMENTASI
MENJAUHI HARAM

HARAM ZAT HARAM SELAIN ZAT


GHARAR/TAGHRIR
OBJEK TRANSAKSINYA MAYSIR
Suatu transaksi dilarang karena Semua bentuk perpidahan harta dari Menurut mahzab Imam Safi`e seperti
objek (barang dan/atau jasa) yang satu pihak kepada pihak lain tanpa dalam kitab Qalyubi wa Umairah: Al-
ditransaksikan merupakan objek melalui jalur akad yang telah ghararu  manthawwats `annaa
yang dilarang (haram) dalam digariskan Syariah, tetapi melalui `aaqibatuhu awmaataroddada baina
permainan, seperti taruhan uang pada amroini aghlabuhuma wa
hukum agama Islam. Seperti
permainan kartu, dll. akhwafuhumaa. Artinya: “gharar itu
memperjualbeli kan alkohol,
adalah   apa-apa   yang akibatnya
narkoba, organ manusia, dll. tersembunyi dalam pandangan kita 
dan akibat yang paling mungkin
muncul adalah yang paling kita takuti”
11
MENJAUHI HARAM (lanjutan)
RIBA IKRAH
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu Segala bentuk tekanan dan pemaksaan
memakan riba dengan berlipat ganda dan
dari salah satu pihak untuk melakukan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
suatu akad tertentu sehingga menghapus
mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran:130).
“Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah
komponen mutual free consent. Jenis
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang pemaksaan dapat berupa acaman fisik
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang atau memanfaatkan keadaan seseorang
beriman. yang sedang butuh atau the state of
emergency
BAI’ AL MUDTARR
Adalah jual beli dan pertukaran di mana salah
satu pihak dalam keadaan sangat memerlukan
GHABN
(in the state of emergency) sehingga sangat Adalah dimana si penjual memberikan
mungkin terjadi eksploitasi oleh pihak yang kuat tawaran harga di atas rata-rata harga pasar
sehingga terjadi transaksi yang hanya (market price) tanpa disadari oleh pihak
menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pembeli
pihak lainnya.

12
BAI’ NAJASH
 Adalah sebuah situasi di mana konsumen/pembeli menciptakan
demand (permintaan) palsu, seolah-olah ada banyak permintaan
terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan naik. Cara
yang bisa ditempuh bermacam-macam, seperti menyebarkan isu,
melakukan order pembelian, dan sebagainya. Ketika harga telah naik
maka yang bersangkutan akan melakukan aksi ambil untung dengan

MENJAUHI
melepas kembali barang yang sudah dibeli, sehingga akan
mendapatkan keuntungan yang besar.

HARAM
IHTIKAR
 sebuah situasi di mana produsen/penjual mengambil keuntungan di
atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply (penawaran)

(lanjutan)
agar harga produk yang dijualnya naik. Ikhtikar ini biasanya dilakukan
dengan membuat entry barrier (hambatan masuk pasar), yakni
menghambat produsen/penjual lain masuk ke pasar agar ia menjadi
pemain tunggal di pasar (monopoli), kemudian mengupayakan adanya
kelangkaan barang dengan cara menimbun stock (persediaan),
sehingga terjadi kenaikan harga yang cukup tajam di pasar.

GHISH
 Menyembunyikan fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak
yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-
hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya sebelum terjadi
transaksi yang mengikat.

13
MENJAUHI HARAM (lanjutan)
JUAL BELI HADIR LIL BAAD,
MENJADI CALO UNTUK ORANG
TADLIS DESA (PEDALAMAN)
Yaitu sebuah situasi di mana salah satu dari pihak bai’ hadir lil baad adalah orang kota yang menjadi
yang bertransaksi berusaha untuk menyembunyikan calo untuk orang pedalaman atau bisa jadi bagi
informasi dari pihak yang lain (unknown to one party) sesama orang kota. Calo ini mengatakan, “Engkau
dengan maksud untuk menipu pihak tersebut atas tidak perlu menjual barang-barangmu sendiri. Biarkan
ketidaktahuan akan informasi objek yang saya saja yang jualkan barang-barangmu, nanti
diperjualbelikan engkau akan mendapatkan harga yang lebih tinggi”.

TALAQQIL JALAB /
TALAQQI RUKBAN RISYWAH
talaqqil jalab atau talaqqi rukban adalah sebagian
pedagang menyongsong kedatangan barang dari Ar-Rasyi (penyuap) dan Al-Murtasyi
tempat lain dari orang yang ingin berjualan di (penerima suap), yang dua-duanya sama-
negerinya, lalu ia menawarkan harga yang lebih sama diharamkan dalam Islam menurut
rendah atau jauh dari harga di pasar sehingga barang kesepakatan para ulama, bahkan perbuatan
para pedagang luar itu dibeli sebelum masuk ke pasar tersebut dikategorikan dalam kelompok
dan sebelum mereka mengetahui harga sebenarnya. dosa besar.

14
BERTINDAK JUJUR
Kejujuran merupakan tiang utama bagi Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing
manusia untuk menegakkan kebenaran termasuk golongan kami. Orang yang memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum
dan segala sesuatu yang haq di muka berbuat makar dan pengelabuan, berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling
bumi. Allah pun berfirman dalam al tempatnya di neraka” (HR. Ibnu terus terang, maka keduanya akan memperoleh
Quran surat al Ahzab ayat 70, “Wahai Hibban, shahih). keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya,
orang-orang yang beriman! Bertakwalah bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-
kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi
perkataan yang benar” mereka pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih)

15
MELAKSANAKAN
4 PRINSIP MUAMALAH
Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah
mubah, kecuali yang ditentukan oleh al-qur’an dan
sunnah rasul. Bahwa hukum Islam memberi Muamalat dilakukan atas dasar sukarela ,
kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam tanpa mengandung unsur paksaan. Agar
muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebebasan kehendak pihak-pihak
kebutuhan hidup masyarakat bersangkutan selalu diperhatikan

MUBAH 01 02 SUKARELA

BERMANFAAT 03 04 ADIL
Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan Muamalat dilaksanakan dengan memelihara
mendatangkan manfaat dan menghindari madharat nilai keadilan, menghindari unsur-unsur
dalam hidup masyarakat. Bahwa sesuatu bentuk penganiayaan, unsur-unsur pengambilan
muamalat dilakukan ats dasar pertimbangan kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala
mendatangkan manfaat dan menghindari madharat bentuk muamalat yang mengundang unsur
dalam hidup masyarakat. penindasan tidak dibenarkan

16
JAZAKALLAHU
KHAIR
WALLAHU A’LAM

17

Anda mungkin juga menyukai