Anda di halaman 1dari 11

For all purpose

Tehnologi sediaan padat,


“suppositoria”

Kelompok 2:
 Abdul Rahim Kelrey
 Amelia Rumkel
 Angela M. Mullo
 Anisa A. Ramadhan
 Anastasya Kunuela

For Presenration
 Anggi I. Pellu
 Arni Maligana
 Asis Rumau
Dosen Pengampuh : Apt, Risman  Fikiyanti Teapon
 
Tunny S.Farm, M.Farm
Pengertian Suppositoria

Suppositoria merupakan suatu bentuk sediaan padat dengan berbagai bobot dan bentuk
yang biasanya digunakan dalam pengobatan dengan cara dimasukkan ke dalam rektum,
vagina, atau uretra.Suppositoria akan melunak, meleleh, atau terlarut dalam cairan tubuh
sehingga memberikan efek terapi lokal maupun sistemik (Remington, 2006).
Suppositoria berasal dari bahasa Latin supponere yang terdiri atas ‘sub’ yang berarti
bawah dan ‘ponere’ yang berarti ditempatkan. Sehingga suppositoria berarti digunakan
pada bagian bawah tubuh seperti rektum. (Ansel et al., 2014).
Suppositoria mengandung satu atau lebih bahan aktif yang terdispersi dalam suatu basis
yang larut atau meleleh pada suhu tubuh (Remington, 2006).

2
Metode Pembuatan
• Terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam pembuatan suppositoria,
yaitu pencetakan dengan tangan, kompresi, dan cetak tuang (Remington,
2006).

• Pencetakan dengan tangan langsung • Cetak Kompresi


Metode dengan pencetakan tangan biasanya Metode kompresi merupakan metode pembuatan
digunakan pada suppositoria berbasis lemak suppositoria dengan cara mencampurkan basis
coklat, dengan tujuan menghindari adanya suppositoria yang telah dihancurkan dengan bahan
pemanasan lemak coklat. aktif kemudian dilakukan penekanan atau
Pembuatan dilakukan dengan mencampurkan kompresi menggunakan alat. Massa dari
lemak coklat yang telah dihancurkan dengan suppositoria ditekan oleh mulut piston sehingga
bahan aktif di dalam mortir. Kemudian dibentuk massa terdorong ke dalam cetakan dan terbentuk
menjadi bentuk bola dengan tangan, dan digulung suppositoria. Pada skala besar, mesin kompresi
menjadi bentuk silinder dengan menggunakan dingin menggunakan water-jacketed untuk proses
spatula besar atau papan kecil yang datar. Bentuk pendinginan (Remington, 2006
silinder ini kemudian dipotong menjadi beberapa
bagian dan salah satu ujungnya diruncingkan
sepeti kerucut dengan menggunakan spatula atau 5
tangan (Remington, 2006).
• Cetak Tuang

Metode cetak tuang dilakukan dengan melelehkan basis suppositoria terlebih


dahulu kemudian mendispersikan obat ke dalam basis tersebut. Campuran ini
kemudian dituang ke dalam cetakan suppositoria, dibiarkan dingin, dan
dikeluarkan dari cetakan. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah
dapat menghasilkan suppositoria dalam jumlah besar pada satu waktu.
Metode cetak tuang dapat digunakan pada berbagai tipe dan ukuran
suppositoria (Remington, 2006)
 

2
Kelebihan dan Kelemahan Suppositoria

• kelebihan • kelemahan
• Tidak menyebabkan nyeri dan mudah digunakan • Penggunaan suppositoria yang terlalu dalam
dibandingkan dengan rute parenteral. dapat mengalami first pass effect.
• Mudah digunakan, terutama pada pasien anak- • Suppositoria mudah meleleh pada suhu yang
anak, pasien dengan mual dan muntah, serta hangat (> 300C) sehingga perlu penanganan
pasien kesulitan menelan. khusus.
• Dapat mencapai konsentrasi tinggi pada rektum • Struktur basis yang lembek menyebabkan
bila diinginkan efek lokal. penggunaan suppositoria menjadi kurang
• Menghindari first pass effect sehingga nyaman.
konsentrasinya tinggi di dalam darah • Efektifitas suppositoria tergantung kondisi
dibandingkan dengan rute oral. fisiologi rektal, misal adanya lesi yang dapat
• Mencegah terjadinya degradasi obat karena mempengaruhi absorpsi.
cairan lambung. • Area permukaan absorpsi dan jumlah cairan
• Mampu menghantarkan obat dengan dosis lebih pada rektal yang lebih kecil dari usus akan
besar dibanding rute oral. mempengaruhi disolusi obat.
• Menghindari terjadinya iritasi pencernaan jika • Buang air besar dapat mempengaruhi
diberikan secara oral. absorpsi dari obat
• Dapat digunakan pada obat dengan bau dan rasa
6
yang tidak enak bila diberikan secara oral.
Contoh sediaan:
3. Suppositoria
1. Suppositoria 2. Suppositoria
vagina
rektal uretra

3
• Cara Penggunaan Sediaan

Langkah-langkah penggunaan sebagai


berikut

• Sebelum digunakan, pastikan obat dalam kondisi baik dan tidak rusak.
• jika suppositoria melunak, alirkan dalam air dingin atau anda juga dapat
menyimpan dalam lemari pendingin hingga suppositoria mengeras kembali.
• cuci tangan dan kuku hingga bersih dengan sabun dan air yang mengalir
• Buka kemasan suppositoria dan berikan pelumas atau dapat membasahinya
dengan air bersih
• Berbaring dan miringkan tubuh, kemudian tarik kaki kanan setinggi perut
dengan posisi kaki kiri lurus
• Angkat pantat anda dengan tangan kanan, lalu masukkan suppositoria
dengan bagian yang runcing
• Dorong dengan jari telunjuk hingga benar-benar masuk kedalam anus dan
obat tidak keluar lagi
• Luruskan kedua kaki dengan posisi berbaring miring selama 15 menit agar
obat tidak keluar kembali
• Cuci tangan kembali hingga bersih dengan sabun dan air yang mengalir
 
 
2
Penyimpanan sediaan
Berikut adalah beberapa panduan umum untuk menyimpan sediaan suppositoria:

1. Suhu penyimpanan: Biasanya, sediaan suppositoria disimpan dalam suhu ruangan (sekitar 20-25 derajat Celsius). Namun,
perhatikan petunjuk penyimpanan khusus pada kemasan produk, karena ada beberapa sediaan yang memerlukan suhu
penyimpanan yang lebih rendah (misalnya, di lemari pendingin). Jangan biarkan suppositoria terkena suhu yang sangat tinggi
atau ekstrem.
2. Kelembaban: Hindari paparan sediaan suppositoria dengan kelembapan tinggi. Kelembaban yang berlebihan dapat merusak
suppositoria dan mengurangi kualitasnya. Simpanlah suppositoria di tempat yang kering.
3. Penyimpanan terpisah: Jika Anda memiliki beberapa jenis suppositoria dengan bahan aktif yang berbeda, pastikan untuk
menyimpannya terpisah satu sama lain untuk menghindari kontaminasi silang.
4. Penyimpanan yang benar: Simpan suppositoria dalam kemasan aslinya dan rapatkan dengan baik. Jangan melepas suppositoria
dari kemasan individunya sebelum penggunaan, kecuali jika ada instruksi khusus pada kemasan.
5. Jangka waktu penyimpanan: Perhatikan tanggal kedaluwarsa pada kemasan suppositoria dan gunakan sesuai dengan petunjuk
tersebut. Jangan menggunakan suppositoria yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa, karena kualitas dan keamanannya
mungkin sudah terpengaruh.
6. Perlindungan dari cahaya: Beberapa sediaan suppositoria dapat sensitif terhadap cahaya. Jika ada instruksi untuk melindungi
dari cahaya langsung, simpanlah suppositoria dalam wadah yang tidak tembus cahaya atau di tempat yang terlindung dari
paparan sinar matahari langsung.
7. Jauhkan dari jangkauan anak-anak: Pastikan suppositoria disimpan di tempat yang aman dan tidak dapat dijangkau oleh anak-
anak. Ini untuk mencegah penggunaan yang tidak disengaja oleh anak-anak.

2
Evaluasi stabilitas sediaan

1. Uji organoleptis dilakukan secara visual yang meliputi warna, bau, bentuk, dan karakteristik permukaan suppositoria
termasuk melihat adanya celah, bintik atau noda, eksudat, dan adanya migrasi bahan aktif.
2. Uji kekerasan dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan mekanis suppositoria saat diberi tekanan dan dilakukan dengan
menggunakan alat uji kekerasan suppositoria
3. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keseragaman bobot pada masing-masing sediaan
suppositoria
4. Uji waktu leleh merupakan ukuran waktu yang diperlukan untuk suppositoria dapat larut sempurna atau terdispersi
menjadi komponen komponennya. Pada umumnya, titik leleh suppositoria harus ≤ 370C.
5. Uji keseragaman kandungan bertujuan untuk memastikan sediaan suppositoria memiliki kandungan atau dosis yang
seragam sebelum diberikan pada pasien.
6. Uji disolusi dilakukan untuk menguji kekerasan dan transisi polimorf dari bahan aktif serta basis suppositoria secara in
vitro. Metode uji disolusi ada 4 macam, yaitu metode dayung (paddle), metode keranjang (basket), metode membran
difusi atau dialisis, dan metode aliran secara kontinyu. Dalam melakukan uji disolusi secara in vitro terdapat beberapa
faktor yang dipertimbangkan, antara lain a. Suhu Pada umumnya, b. Media pelarutan, c. Pengadukan Dalam uji
disolusi
7. Uji Bilangan Pengganti (Displacement Value)
Bilangan pengganti merupakan sejumlah bobot bahan obat yang menggantikan satu bagian basis dalam suppositoria
untuk menyetarakan jumlah bahan aktif sehingga jumlahnya dapat diperkirakan (Milala dkk, 2013).

2
Pemusnahan Sediaan
Beberapa permasalahan yang mungkin terjadi pada sediaan suppositoria adalah sebagai berikut:

1.Stabilitas kimia: Sediaan suppositoria rentan terhadap degradasi kimia yang dapat mempengaruhi kualitas dan
efektivitasnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas kimia termasuk kelembaban, suhu penyimpanan,
oksidasi, interaksi antarbahan, dan waktu penyimpanan yang panjang.

2.Lelehan atau pelelehan yang tidak diinginkan: Suppositoria dapat meleleh atau mencair jika terkena suhu yang terlalu
tinggi atau kelembaban yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan kesulitan dalam penanganan dan penggunaan yang tidak
efektif.

3.Ketidaksesuaian basis suppositoria: Basis suppositoria yang digunakan harus dipilih dengan cermat untuk memastikan
suppositoria memiliki stabilitas, kelarutan, dan pelepasan yang sesuai. Pemilihan yang tidak tepat dapat mengakibatkan
masalah seperti retensi suppositoria atau pelepasan obat yang tidak memadai.

4.Kerapuhan atau kepekaan fisik: Beberapa suppositoria dapat menjadi rapuh atau rentan terhadap kerusakan fisik,
seperti pecah atau patah, terutama jika terkena tekanan atau benturan.

5.Variasi ukuran dan berat: Variasi dalam ukuran dan berat suppositoria dapat mempengaruhi dosis yang diberikan dan
akurasi penggunaan. Ini dapat menjadi permasalahan jika suppositoria tidak konsisten dalam hal berat atau ukuran.

6.Kontaminasi silang: Penyimpanan atau penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi silang antara
suppositoria dengan bahan kimia atau mikroorganisme lainnya. Ini dapat mengurangi keamanan dan efektivitas sediaan
suppositoria. 2
For all purpose For Presenration
2023 juni 16
Dangke….

Anda mungkin juga menyukai