Anda di halaman 1dari 67

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL INKUIRI MELALUI LATIHAN BERULANG MATA PELAJARAN IPA


KONSEP ENERGI
DI SEKOLAH DASAR NEGERI I WURYANTORO SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Tindakan Sekolah
Disusun untuk memenuhi salah satu tagihan kegiatan
KKKS BERMUTU Kecamatan Wuryantoro tahun 2010/2011

oleh
PARTISIPAN BERMUTU
NIP …………..
NUPTK……………

SDN I WURYANTORO
KECAMATAN WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI
2010
PENGESAHAN
1. Judul PTK
2. Bidang Ilmu
3. Kategori Penelitian
4. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat Golongan ruang
d. Jabatan Fungsional
e. Lembaga Tempat Kerja
5. Lokasi Penelitian
6. Lama Penelitian
7. Biaya Penelitian
8. Sumber Dana Penelitian
(INI SATU HALAMAN DENGAN DEPAN TADI) Wuryantoro, 10-10-2010
Peneliti

tanda tangan

PARTISIPAN BERMUTU
NIP ………..
NUPTK……………
Mengetahui Didokumentasikan di Perpustakaan Sekolah”KUNCI”
Kepala SDN I Wuryantoro SDN I Wuryantoro
Seksi Dukomentasi dan Prasarana

PARTISIPAN BERMUTU ADI PERPUS


NIP……………. NIP ……………..

Ketua PGRI Kab WNg Kepala UPT Kec Pengawas TK/SD

…………………………….. …………………………… ………………………………..


NPA PGRI NIP NIP
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa karya ini belum pernah diajukan untuk penilaian
angka kredit kenaikan pangkat, dan sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya yang sama dengan ini, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah sebagai kutipan yang tertulis dalam daftar pustaka

Wuryantoro, 10-10-2010

ttd bermeterai

Partisipankakage Bermutu
NIP 19…………..
NUPTK……………
MOTTO
………………………………………………………..
…………………………………………………………………..
………………………………………………………..
PERSEMBAHAN
…………………………………………………………….
…………………………………………………………..
……………………………………………………………………………….
……………………………………………………….
KATA PENGANTAR

1. Ucapan syukur
2. Maksud tulisan
3. Ucapan terima kasih atas bantuan
4. Menerima kritik saran
Wuryantoro, 10-10-2010
Peneliti

PARTISIPAN BERMUTU
NIP …………..
NUPTK……………
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
(diketik satu halaman, diketik satu spasi ada 4 alenia}
UDUL HURUF BESAR SEMUA
Penelitian ini hendak …………………
………………………………………………
Latihan berulang dapat diduga
meningkatkan ……………………..
Metodw pwnwlitian yang digunakan …………………….
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
…………………….

Kata Kunci: Latihan berulang, kemampuan guru,


model pembelajaran kontektual inkuiri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru salah satu
isinya adalah kopetensi akademik. Rincian
kompetensi akademik itu pada kompetensi ke-4
adalah “ 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik.” dalam kompetensi tersebut secara rinci
adalah “4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan”
Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari paham
progressivisme John Dewey. Intinya, siswa akan belajar dengan
baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa
yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif
jika siswa terlibat dalam proses belajar di sekolah. Pokok-pokok
pandangan progressivisme antara lain:
“ Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif
dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa
yang diajarkan oleh guru.”(Kemendiknas,2010:8)
Penelitian ini tidak bermaksud meneliti siswa oleh karena itu
kegiatan siswa dalam kontekstual hanya digunakan sebagai
proses kegiatan gurunya dalam pembelajaran. Guru sebagai
sumber pembelajaran kontektual harus menjadikan Siswa harus
bebas agar dapat berkembang wajar.
Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar yang
dikalukan Guru sebagai pembimbing dan peneliti pembelajarann akan mendorong guru
mencoba berbagai cara pembelajaran.
Peranan guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi
diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan
di kelas.(Mukh Doyin:2010 89)
Kenyataan lapangan berdasarkan pengamatan Kepala Sekolah dapat dikatakan
belum seluruh guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti di atas. Oleh karena itu
kepala sekolah tertantang untuk membimbing guru melaksanakan salah satu model
pembelajaran yaitu model pembelajaran kontekstual inkuiri .
Kontektual inkuiri dalam proses pembelajarannya menuntut guru, 1. meningkatkan
pemahaman siswa lebih mendalam melalui pertanyaan penemuan sendiri. 2.
meningkatkan respon positif siswa terhadap gairaH menemukan sendiri. 3.
memudahkan siswa menerima nilai-nilai hasil penemuannya sendiri, (Milati Aliyah,
2010: 89)
Kenyataan di atas mendorong kepala sekolah untuk
melakukan kegiatan meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran model kontektual inkuri melalui latihan berulang
mata pelajaran IPS konsep budaya nasional.
Berdasarkan konsep-konsep pemahaman di atas dapat
mendorong guru menggunakan model kontekstual inkuiri dan
meningkatkan hasil belajar seswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam


pene;itian ini adalah,” Sejauhmana latihan berulang dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan model
pembelajaran kontektual inkuiri?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sejalan dengan rumusan masalah di atas
dalam penelitian ini adalah : “Untuk mendeskripsikan
kemampuan guru dalam penggunaan model pembelajaran
kontekstual inkuiri.”

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Bagi guru dapat meningkatkan motivasi penggunaan
model pembelajaran kontektual inkuiri.
2. Bagi Kepala Sekolah
Dapat digunakan sebagai salah satu model pembinaan
guru dalam model pembelajaran kontekstual inkuiri.
3. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan motovasi untuk menemukan sendiri
materi pelajaran yang lebih luas dengan model kontekstual
inkuiri
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori
1. Pendekatan Kontektual Inkuiri
Menurut buku Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL,
Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik) dijelaskan
pembelajran kontekstual inkuiri adalah pembelajaran yang
berbuat seperti kerja kelompok, eksperimen, pengamatan,
penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan pembelajaran
praktik dengan dikombinasikan dengan metode ekspositori,
seperti caramah, tanya jawab, dan demonstrasi. (Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010: 5)
Dalam teori kontruktivisme dalam praktek pembelajaran
kontekstual inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru.
2. Kebebasan adalah unsur esensial dalam lingkungan belajar.
3. Strategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil belajar.
4 Belajar pada hakekatnya memiliki aspek sosial dan budaya
5. Kerja kelompok dianggap sangat berharga (2010:21)
Pendekatan kontekstual inkuiri sebagai konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka. (Mukh. Doyin, 2010: 91)
Pendekatan kontektual inkuiri mendasarkan diri pada pemikiran :
1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal.
2. Anak belajar dari mengalami
3. Pengetahuan yang dimiliki seseorang terorganisasi dan mencerminkan pemahaman
mendalam tentang suatu persoalan
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontektual inkuri adalah pendekatan pembelajaran
menemukan sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan pengetahuan baru melalui kegiatan
ekspositori yang ditekankan pada pengaitan dunia nyata siswa.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual Inkuiri

Dalam buku Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL,


Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik) yang antara lain
pembelajaran kontekstual inkuiri dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas bagaimana
keadaannya. Pendekatan ini cukup mudah , secara garis besar
langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
bermakna dengan cara kerja sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua
topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4) Ciptakan masyarakat belajar
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6) Lakukan refleksi diakhir pertemuan
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
(Kemdiknas, 2010: 23)
3. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Inkuiri di Kelas oleh
Guru

a. Kontruktivisme

Guru membiasakan siswa untuk memecahkan masalah


berdasarkan pengetahuan lama dengan pengaitan
pengetahuan baru melalui pengalaman nyata. Guru harus
menumbuhkan ide siswa agar siswa dapat menemukan
sendiri. Pembelajaran dikemas dalam fasilitas yang disajikan
guru agar siswa 1) memperoleh pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa. 2) memberi kesempatan siswa
menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
3) menyedarkan siswa menerapkan strategi belajar
mandiri.
b. Bertanya

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari


bertanya karena bertanya merupakan strategi utama
pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna
untuk: 1) menggali informasi baik administrasi maupun
akademia. 2) mengecek pemehaman siswa. 3)
membangkitkan respon siswa. 4) mengetahui sejauh mana
keingintahuan siswa. 5) mengetahui hal-hal yang sudah
diketahui siswa. 6) memfokuskan perhatian siswa pada
sesuatu yang dikehendaki guru. 7) untuk membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. 8) untuk
menyegarkan kembali pengetahuan siswa
c. Pemodelan

Dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau


pengetahuan tertentu , ada model yang dapat ditiru. Model
itu memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi
contoh cara mengerjakan sesuatu. Model dapat dianalogikan
dari fenomena yang sudah ada.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Kontekstual Inkuiri

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model


Kontekstual Inkuiri sebenarnya hampir sama dengan RPP yang
lain terutama dalam sistematika RPP-nya.
RPP sebagai salah satu model skenario yang akan dilaksanakan
secara bulat oleh guru dalam pembelajaran dalam satu kali tatap
muka untuk mencapai SK, KD, Indikator dan tujuan tetentu dengan
tetap mengacu pada silabus kali ini dengan model konstektual
inkuiri.
Model ini lebih terfokus pada pemaknaan gaya
guru terhadap kaitannya dengan pengalaman nyata siswa
melalui kegiatan konstruktivisme, bertanya, dan pemodelan.
Komponen RPP yang disusun mengacu pada pedoman
yang dikeluarkan oleh BSNP yang mencakup …………………………

……………………………………………………………………………………….
………………………………………….

5. Pengertian Latihan Berulang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat


Bahasa dijelaskan latihan dirujuk dari kata dasar latih yang
berarti belajar; berlatih yang berarti belajar dan membiasakan

diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu; berbuat agar


menjadi biasa; latihan artinya hasil berlatih; latihan juga
berarti pendidikanuntuk memperoleh kemahiran atau
Berulang dalam kamus dirujuk dari kata “ulang” yang
berati lbalik lagi, kembali, berkali-kali. Sedangkan berulang
berarti dilakukan lebih dari satu kali. (2004: 985)

6. Konsep Energi
Energi adalah ………………………………..
Dst‘.
Konsep energi ini diajarkan dari kelas I sampai dengan
kelas VI, hanya yang membedakan adalah tingkat kedalaman
materi.
Materi energi ini dikaitkan dengan kenyataan
penggunaan energi dalam kehidupan keseharian siswa
melalui pembelajaran konstektual inkuiri yang ditempuh
dengan cara kontruktivisme, bertanya, dan pemodelan.
B. Kerangka Berpikir
Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran
model kontekstual inkuiri melalui latihan berulang dengan
model pendekatan kontruktivisme, bertanya, dan pemodelan
merupakan hal yang menarik.
Potensi guru dalam pembelajaran ini dapat tergali
maksimal dengan latihan berulang dengan hasil akhir yang
diharapkan kemampuan guru mengunakan model kontekstual

inkuiri meningkat.
RPP DAN GURU BELUM
KONDISI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
AWAL BELUM AKTIF KREATIF
KONTEKSTUAL MENYENANGKAN
INKUIRI
SIKLUS I
RPP DAN
SIMULASI GURU
RPP DAN MODEL
TINDAKAN PELAKSANAAN
SEKOLAH PEMBELAJARAN SIKLUS II
KONTEKSTUAL RPP DAN
INKUIRI PEMBELAJARAN
DENGAN SISWA

SIKLUS III RPP


INDIKATOR DAN
PEMBELAJA PEMBELAJARAN
RAN DENGAN SISWA
KONDISI KONTEKTUA
AKHIR L INKUIRI
TERCAPAI
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini berdasarkan landasan
teori di atas dan harapan yang akan dituju adalah “ Diduga
melalui latihan berulang dapat mengingktakan kemampuan
guru dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual inkuiri
pada konsep energi.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Penelitian tindakan sekolah dilakukan di SDN I Wuryantoro,
Kecamatan Wuryantoro, kbupaten Wonogiri pada guru kelas I
sampai dengan guru kelas IV dengan alasan agar penelitian
berjalan lancar dan mudah dilakukan karena tempat kepala
sekolah peneliti tindakan bertugas sendiri sehingga penelitian
menjadi lebih efektif efisien.
2. Pengambilan data, pengolahan data dilakukan bersamaan
pada saat pelaksanaan tindakan sekolah agar data valid dan
reiabel.
3. Waktu pelaksanaan penelitian sekolah pada semester I
selama 3 bulan yaitu bulan Agustus, September dan Oktoberi
2010 dengan tata waktu sebagai berikut:
`
a. Penyusunan Proposal : Minggu kesatu Agustus 2010
b. Penyusunan Rencana Tindakan Sekolah (RTS) siklus I :
Minggu kedua Agustus 2010
c. Pelaksanaan Siklus Idan pengambilan data: Minggu ketiga
Agustus 2010
d. Pengolahan data, dan penyusuan ulang RTS untuk siklus II:
Minggu keempat Agustus dan minggu pertama September
e. Pelaksanaan Siklus II sekaligus pengambilan data: Minggu
Kedua September 2010
f. Pengolahan data, dan penyusuan ulang RTS untuk siklus III:
Minggu ketiga dan keempat September 2010
g. Pelaksanaan Siklus III dan pengambilan data: Minggu
Kesatu Oktober 2010
h. Pengolahan data, dan interpretasi data: Minggu kedua
Oktober 2010
i. Pengerjaan Laporan PTS : Minggu ketiga sampai dengan
minggu keempat Oktober 2010
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh guru kelas I sampai kelas VI,
SDN I Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri,
Propinsi Jawa Tengah tahun 2010/2011 semester I.
Seluruh guru kelas sebagai sampel sekaligus pupu lasi
hal ini karena seluruh guru akan diberikan tindakan sekolah
sebagai peningkatan mutu layanan pembelajaran.

C. Sumber Data
Sumber data didapatkan dari kegiatan tindakan berupa
data:
1. Data primer adalah data utama yang berupa RPP buatan guru
yang bermodelkan pemaknaan kontekstual inkuiri dan hasil
mengajar guru.
2. Data sekunder berupa data hasil penyusunan materi yang diberi

pemaknaan kontekstual inkuiri..


3. Banyak data disesuai dengan siklus tindakan
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dengan teknik nontes yaitu
dengan studi dokumen RPP yang telah diberi pemaknaan
kontekstual inkuiri, dan dalam bentuk observasi
pelaksanaan mengajar guru dengan model kontekstual
inkuiri.
2. Alat pengumpul data
a. Untuk mendapatkan data RPP dengan alat penilaian
kinerja guru satu, yaitu instrumen penilaian yang
indikatornya untuk menilai dokumen RPP.
b. Pengamatan kegiatan pembelajaran model kontekstual
inkuiri dengan alat instrumen pengamatan yang berisi
indikator pelaksanaan mengajar guru atau alat penilaian
kinerja guru dua.
E. Validasi Data
1. Validasi data studi dokumen yang hasilnya berupa kuantitatif
yang divalidasikan adalah instrumen penilaian dokumen yang
mengandung indikator RPP kontekstual inkuiri. Instumen ini diujic
obakan lebih dulu pada penilaian RPP umum.
2. Validasi data observasi dengan Triangulasi sumber melalui
kolaborasi dengan teman sejawat.

F. Analisis Data
1. Data kuantitatif yang berupa angka diperoleh dari hasil penilaian
dokumen RPP kontekstual inkuiri.. Analisis data dilakukan dengan
merekap skor nilai, menhitung skor komulatif, menghitung
rata-rata, mencarai nilai terti ggi, terendah dan selisih
rentang nilai tertinggi terendah, menghitung prosentase
keberhasilan, membandingkan dalam setiap siklus dengan
indikator keberhasilan yang ditetapkan.
2. Data kualitatif berasal dari hasil observasi menggunakan
analisis deskriptif kualitatif .

G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan merupakan target yang akan
dicapai dalam PTS. Indikator kinerja ini ditetapkan adalah
dengan capaian nilai rata-rata pada APKG I mendapat lebih
besar atau sama dengan 3,25 dan pada APKG II mendapat
3,25
Indikator capaian kinerja dengan tetap memperhatikan
kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran
kontekstual inkuiri.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan
Sekolah, artinya objek penelitian ini adalah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dengan fokus adalah
guru itu sendiri.
Pada proses ini
guru dicatat oleh pengamat hal-hal yang penting untuk
diidentifikasi yang digolongkan sebagai masalah. Hal-hal yang
dicatat adalah dokumen RPP Kontekstual inkuiri dan pelaksanaan
pembelajaran model kontekstual inkuirti
Penelitian ini mengunakan tiga siklus. Setiap siklus
mengunakan langkah-langkah: perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Penelitian Tindakan Sekolah ini terdiri dari tiga siklus
setiap siklusnya akan berisi antara lain:
1. Siklus I
a. Perencanaan
1. Menyusun skenario Rencana Tindakan Sekolah
2. Mempersiapkan materi penyusunan .
RPP Kontekstual inkuiri, strategi dan langkah tindakan
sekolah yang akan dikenakan pada guru dengan
pembelajaran kontekstual inkuiri melalui guru model.
3. Menyusun instrumen penilian hasil dokumen RPP
kontekstual inkuiri.
4. Menyusun lembar observasi untuk guru, kegiatan
tindakan sekolah.
b. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan mengacu pada skenario RTS
2. Kegiatan pembelajaran kontekstual inkuiri dengan
guru model.
3. Koreksi dukumen RPP kontekstual inkuiri
buatan guru dan pengumpulan data kuantitatif serta
kulaitatif
4. Melakukan pengamatan pelaksanaan pembelajaran

c. Pengamatan
1. Observasi bersamaan pelaksanaan
2. Pengamat dari Kepala Sekolah dan guru senior
3. Hasil sesuai kenyataan
4. Tidak ada intervensi dari pengamat
d. Refleksi
1. Memproses data yang didapat dengan pertanyaan antara
lain:
> Apakah penjelasan saya dapat diterima guru?
> Apakah materi penyusunan pembelajaran kontekstual
inkuiri sudah memadai?
> Apakah semua guru aktif mengikuti kegiatan tindakan
sekolah melalui guru model dalam pembelajaran
kontekstual inkuiri?
> Apakah hasil dokumen RPP kontekstual inkuiri sudah
memenuhi standar indikator kinerja yang ditetapkan?
> Apakah guru dapat mengajar sesuai dengan kontektual
inkuiri?
2. Siklus II
Pelaksanaan PTK pada siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I.Pada siklus II ini disusun rencana yang berasal dari hasil
pengolahan data di siklus I.
Reflesi yang dilakukan pada akhir siklus I dan sajian data
pada siklus I sebagai dasar melakukan siklus II untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan pembelajaran keefektifan
penggunaan model pembelajaran kontekstual inkuiri yang
dikuasai guru.

3. Siklus III
3. Siklus III

Pada siklus III merupakan perbaikan dari siklus II.Pada siklus


III ini disusun rencana yang berasal dari hasil pengolahan data di
siklus II.
Reflesi yang dilakukan pada akhir siklus II dan sajian data
pada siklus II sebagai dasar melakukan siklus III untuk
mengetahui tingkat pencapaian keefektifan penggunaan model
pembelajaran kontekstual inkuiri yang dikuasai guru apakah
sudah mencapai indikator yang ditetapkan.
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal


Rincian kompetensi akademik yang harus dikuasai guru
pada kompetensi ke-4 adalah :
“Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.”
Kompetensi tersebut secara rinci adalah:
“Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan”
Kenyataan lapangan berdasarkan pengamatan Kepala
Sekolah dapat dikatakan belum seluruh guru melakukan
kegiatan pembelajaran seperti di atas
Salah satu pembelajaran yang belum dilakukan guru adalah
pembelajaran dengan model kontekstual inkuiri. Oleh karena itu
kepala sekolah tertantang membimbing guru melaksanakan
model pembelajaran kontekstual inkuiri .
Kontektual inkuiri dalam proses pembelajaran yang belum
dilakukan guru antara lain:1. guru belum meningkatkan
pemahaman siswa lebih mendalam melalui pertanyaan
penemuan sendiri. 2. guru brlum meningkatkan respon positif
siswa terhadap gairah menemukan sendiri. 3. guru belum
memudahkan siswa menerima nilai-nilai hasil penemuannya
sendiri.
Ketiga hal di atas pada dasarnya guru belum menerapkan
pembelajaran kontekstual inkuiri dengan pendekatan
kontruktivisme, bertanya, dan pemodelan.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pada siklus I berjalan baik dan
lancar. Kebaikan dan kelancaran itu karena didukung oleh guru
sendiri yang bersikap kooperatif dengan kepala sekolah ketika
akanmempersiapkan administrasi pendudukung RTS yang
memadai baik lembar penilaian dokumen RPP kontekstual inkuri
maupun lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran dan lembar
pengamatan atau catatan-catanan selama akan pelaksanaan.

b. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan secara umum sesuai RTS
2. a. Kegiatan awal menilai dokumen RPP kontekstual inkuiri.
b. kegiatan inti menilai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan model kontekstual inkuiri.
c. kegiatan akhir guru dan kepala sekolah meloihat ulang
kelebihan dan kekurangan pelalksanaan pembelajaran
kontekstual inkuiri.
(KETERANGAN; BOLEH DIBERI FOTO KEGIATAN TINDAKAN
SEKOLAH MISALNYA FOTO KETIKA KS DAN GURU
MEMBICARAKAN PERSIAPAN, SAAT PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN, DISKUSI HASIL KEGIATAN TIAP SIKLUS PADA
PELAKSANAAN
INGAT FOTO KEGIATAN TIAP SIKLUS HARUS BERBEDA)
c. Pengamatan
1. Pengamatan pelaksanaan dilakukan untuk mencatat hasil :
a. Pada penilaian dokumen RPP kontekstual inkuiri baru
didapat nilai rata-rata 2,3.
b. Pada saat pelaksanaan pembelajaran nilai rata-rata 2,1
c. Penggunaan kontekstual inkuiri dengan kontruktivisme ,
bertanya, dan penggunaan model baru nampak 40 %
indikator capaian.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pebelajaran untuk guru model
sebagai siswa :
a. Model siswa belum berkesempatan menguasai materi dengan
baik melalui kontruktivisme.
b. Model siswa belum cermat mengunakan pertanyan secara rinci
untuk menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya sesuai
indikator.
c. Perhatian model siswa pada saat mengerjakan
kelompok pada inkuiri pemodelan belum kompak.
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pebelajaran untuk guru :
a. Guru belum memberi kesempatan kepada siswa
menguasai materi dengan baik melalui kontruktivisme.
b. Guru belum cermat mengali kemampuan siswa
mengunakan pertanyan secara rinci untuk menggali
pengetahuan sebanyak-banyaknya sesuai indikator.
c. Perhatian guru pada saat membimbing siswa kerja
kelompok pada inkuiri pemodelan belum maksimal
mengunakan analogi yang sudah ada dilingkungan siswa
tentang energi.
d. Refleksi
1. Guru belum menerima penjelasan RPP kontekstual inkuiri
secara mantap karena nilainya baru 2,3.
2. Pelaksanaan pembelajaran model konstektual inkuiri sudah
memperoleh nilai 2,1
3. Kekurangan yang diketemukan pada RPP pada tujuan belum
mencerminkan standar ABCD, pada materi belum mengaitkan
dengan kontekstual sekitar siswa, dan pada kegiatan
pembelajaran pada bagian inti belum mencerminkan
kemampuan
untuk menemukan sendiri atau proses inkuiri baik dari
pertanyaan maupun pemodelan.
4. Perlu dilanjutkan ke siklus kedua karena baru memperoleh nilai
2,3 dan 2,1 atau rata-rata 2,2 jadi masih dibawah indikator
kinerja.
2. Hasil Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pada siklus II berjalan baik dan
lancar sesuai refleksi siklus I dan persiapan administrasi yang
memadai baik RTS lembar penilaian RPP lembar penilaian
pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan secara umum sesuai RTS
2. a. Kegiatan awal menilai dokumen RPP kontekstual inkuiri.
b. kegiatan inti menilai pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan
oleh guru dengan model kontekstual inkuiri.
c. kegiatan akhir guru dan kepala sekolah melihat ulang
kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran
kontekstual inkuiri.
c. Pengamatan
1. Pengamatan pelaksanaan dilakukan untuk mencatat hasil :
a. Pada penilaian dokumen RPP kontekstual inkuiri mendapat
nilai rata-rata 2,7
b. Pada saat pelaksanaan pembelajaran nilai rata-rata 2,8
c. Penggunaan kontekstual inkuiri dengan kontruktivisme ,
bertanya, dan penggunaan model sudah nampak 60 %
indikator capaian.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pebelajaran untuk guru di kelas
a. Siswa sudah nampak berkesempatan menguasai materi dengan
baik melalui kontruktivisme.
b. Siswa cermat mengunakan pertanyan secara rinci untuk
menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya sesuai indikator.
c. Perhatian siswa pada saat mengerjakan kelompok pada inkuiri
pemodelan sudah aktif kompak
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pebelajaran untuk guru :
a. Guru sudah memberi kesempatan kepada siswa
menguasai materi dengan baik melalui kontruktivisme.
b. Guru cermat mengali kemampuan siswa
mengunakan pertanyan secara rinci untuk menggali
pengetahuan sebanyak-banyaknya sesuai indikator.
c. Perhatian guru pada saat membimbing siswa kerja
kelompok pada inkuiri pemodelan belum maksimal
mengunakan analogi yang sudah ada dilingkungan siswa
tentang energi.
d. Refleksi
1. Guru menerima penjelasan RPP kontekstual inkuiri
secara mantap biarpun nilainya baru mencapai 2,7.
2. Pelaksanaan pembelajaran model konstektual inkuiri sudah

memperoleh nilai 2,8


3. Kekurangan yang diketemukan pada RPP pada materi belum

dikaitkan dengan kontekstual sekitar siswa, dan pada


kegiatan pembelajaran pada bagian inti baru sebagian
mencerminkan kemampuan untuk menemukan sendiri
atau proses inkuiri baik dari pertanyaan maupun
pemodelan.
4. Perlu dilanjutkan ke siklus ketiga karena baru memperoleh
nilai 2,7 dan 2,8 atau rata-rata 2,75 jadi masih dibawah
indikator kinerja yang akan dicapai minimal 3,25.
3. Hasil Tindakan Siklus II
a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. ……….

d. …………….
C. Pembahasan
Pembahasan hasil didasarkan pada hasil tindakan yang
sudah dilaksanakan pada siklus I, II, dan III pada penilaian
dokumen RPP kontekstual inkuiri dan pada pelaksanaan
pembelajaran model kontekstual inkuiri.
Pembahasan hasil non tes berpedoman pada hasil
observasi. Hasil obeservasi dari kegiatan tindakan pada siklus I,
II, dan III.
Hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk tabel
mulai dari Pra siklus, siklus I, II, dan Siklus III
sebagai berikut:

TABEL I
NILAI DOKUMEN RPP KONTEKSTUAL INKUIRI
NO NILAI PRA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 1,0 – 2,1

2 2,0 – 3,0

3 3,1 – 3,25

4 3,26 – 4,0
Berdasarkan tabel nilai dokumen RPP kontekstual inkuiri di
atas dapat dideskripsikan sebagai berikut pada kegiatan awal pra
siklus nilai terendah …………… dan pada kegiatan akhir siklus
ketiga nilai terendah ……….. Jadi ada selisih nilai capaian
adalah……….. Hal ini membuktikan setelah diberi tindakan
sekolah terjadi kenaikan prestasi.
Nilai tertinggi pra siklus ………. Dan nilai tertinggi pada akhir
siklus ketiga adalah ……….. Terjadi selisih naik sebesar………..,
maka terbuktilah ada kenaikan prestasi nilai ……..
DSB
TABEL II
PEOLEHAN NILAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKTUAL INKURI

NO NILAI PRA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 1,0 – 2,1

2 2,0 – 3,0

3 3,1 – 3,25

4 3,26 – 4,0
Berdasarkan tabel nilai pelaksanaan pembelajaran
kontekstual inkuiri di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut
pada kegiatan awal pra siklus nilai terendah …………… dan pada
kegiatan akhir siklus ketiga nilai terendah ……….. Jadi ada selisih
nilai capaian adalah……….. Hal ini membuktikan setelah diberi
tindakan sekolah terjadi kenaikan prestasi.
Nilai tertinggi pra siklus ………. Dan nilai tertinggi pada akhir
siklus ketiga adalah ……….. Terjadi selisih naik sebesar………..,
maka terbuktilah ada kenaikan prestasi nilai ……..
DSB
TABEL III
HASIL OBSERVASI PADA GURU
Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran khusus kepada
guru sebagai data sekunder dibaca sebagai berikut:
1…………………………….
2……………………………
3…………………………….
4………………………….
5……………………………
DSB
TABEL IV
HASIL OBSERVASI PADA SISWA
Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran siswa sebagai
subyek pembelajaran yang sekaligus sebagai data sekunder
dibaca sebagai berikut:
1…………………………….
2……………………………
3…………………………….
4………………………….
5……………………………
DSB
D. Hasil Tindakan
Hasil tindakan sekolah sebagai upaya model pembelajaran
kontekstual inkuiri berdasarkan data-data yang tersaji di atas
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 (DIAMBILKAN DARI DATA NILAI dokumen RPP kontektual
inkuiri)
2. (DIAMBILKAN SARINYA DARI REFLEKSI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PROSES PEMBELAJARAN dari guru DAN PERILAKU
SISWA)
BERDASARKAN data DIA ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN
BAWHA HIPOTESIS YANG BERBUNYI…………………
..................................... Dapat terbukti kebenarannya dengan
bukti dukung adalah :
1.
2.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan tindakan sekolah berjalan dengan baik
sesuai langkah pada RTS.
2. Nilai kemampuan guru menyusun dokumen RPP kontektual
inkuiri mendapatkan nilai 3,50 artinya di atas indikator
kinerja.
3. Nilai kemampuan guru dalam pembelajaran kontektual
inkuiri mendapatkan nilai 3,70 artinya di atas indikator
kinerja.
.
B. Saran
Saran yang diajukan adalah :
1. Untuk guru agar dapat menggunakan model
pembelajaran
kontektual inkuiri pada mata pelajaran yang lain
2. Guru sejenis dapat mengunakan model kontekstual inkuiri
untuk pembelajaran IPA konsep energi
3. Kepala sekolah sebagai penyusun dan pelaku tindakan
sekolah dan sekaligus pengamat pengamat dapat
mengunakan rujukan model kontekstual inkuiri untuk
materi pembinaan pada guru lain.
C. Rekomendasi
1. Kepada guru sejenis untuk mau mencoba model
pembelajran konstektual inkuiri
2. Kepala sekolah untuk dapat memfasilitasi guru dalam
pembelajaran dengan model kontekstual
3. …………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007
tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru
• Kemendiknas,2010:8
• Mukh Doyin, 89
• Milati Aliyah, 2010: 89
• BSNP
Tim Penyusun Kamus, 2004: 502
Haryanto
Arikunto
Silabus
KTSP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rencana Tindakan Sekolah siklus I, 2, 3


2. Dokomen RPP kontektual inkuiri buatan guru siklus I,2,3
3. Materi tindakan sekolah dan catatan kemajuan dan
kekurangan guru dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai