Anda di halaman 1dari 13

Konsep Teori Belajar

Evolusioner
A. Teori Darwin
• Seleksi Alam
Seleksi alam atau biasa disebut dengan natural selection adalah karya dari Darwin
dan yang mempopulerkan karya ini pun Darwin. Konsep seleksi alam terdapat 2
yaitu:
1.Variabilitas, variabilitas disini ditekankan pada aktivitas visual, kekuatan fisik dan
dalam kecepatan belajar. Perbedaan-perbedan individualah yang menjadi unsur
pokok dalam terjadinya variabilitas ini.
2.Hanya beberapa perbedaan individu yang dapat diwariskan artinya bahwa hanya
beberapa sifat atau perbedaan yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya
dan seterusnya. Variasi yang disebabkan oleh mutasi genetik atau oleh kejadian
lingkungan yang tidak menguntungkan, tidak akan diturunkan ke turunan
berikutnya.
• Adaptasi
Adaptasi diartikan sebagai cara bagaimana individu mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Individu yang mampu beradaptasi akan bertahan
hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan
atau kelangkaan jenis.
B. Teori Belajar Bolles

Robert C. Bolles lahir di Sacramento, California, pada 1928. Dia


bekerja di U.S. Naval Radiological Defence Laboratory dekat Fransisco,
California. Bolles bergabung dengan Gracia dalam program studi Psikologi di
Bakeley dibawah bimbingan Tolman. Masa ini Lewis Petrinovich melakukan
eksperimen awal menimbulkan minta Bolles pada teori belajar evolusioner.
Pada 1964 dia mengajar di University Washington. Pada 8 April 1994 dia
meninggal karena serangan jantung. Bolles menulis lebih dari 160 artikel
riset dengan tiga buku teks, termasuk tentang teori belajar dan bekerja
sebagai editor Animal learning and Behavior tahun 1981 sampai 1984.

A.Konsep Teoritik Utama Bolles


•Ekspektasi
Pengkondisian ekspektasi dipelajari ketika diberi satu stimulus (CS) akan
menimbulkan stimulus lain (US). Pengkondisian operan dan instrumental
melibatkan pengembangan ekspektasi respons-stimulus atau R-S.
• Predisposisi Bawaan
Bolles menekankan pada ekspektasi S-S dan R-S bawaan (innate) dalam
analisis perilaku. Menurut Dojman (1997) berasumsi tentang prinsip
ekuipotensialitas empiris menyatakan hukum belajar “berlaku ekual
untuk setiap stimulus dan setiap respon”.

• Motivasi Membatasi Fleksibilitas Respons


Menurut Bolles, organisme mungkin fleksibel dalam hal ekspektasi S-S,
eksperimen R-S mungkin lebih terbatas sebab motivasi menghasilkan
bias respon.

• Argumen Tempat
Bolles mengatakan bahwa pemahaman harus diiringi pemahaman sejarah
evolusi organisme. Dia mengatakan, hewan punya dorongan untuk
belajar atau tidak, tergantung tempat mereka berada dan bagaimana
mereka menyesuaikan diri dengan keseluruhan skema
C. Batas Biologis Robert C. Bolles

• Pengkondisian Instrumental
Melarikan diri dan menghindar. Organisme mungkin menunjukkan tingkat fleksibilitas
respon dan eksplorasi dalam hal mendapatkan makanan dan minuman. Strategi
tikus adalah menggunakan pola perilaku yang tepat untuk melindungi dirinya
sendiri yang disebut sebagai reaksi defensif spesifik-spesifik (SSDR).

• Pengkondisian Operan
Bolles, Reley, Cantor dan Duncan (1974) menunjukkan bahwa sermua tikus akan
belajar mengantisipasi makanan jika ia disajikan pada jadwal penguatan interval
tetap (F1) (sekali perhari) namun mereka tidak siap untuk mempelajari setrum listrik
yang menyakitkan jika setrum itu terjadi pada jadwal F1 sama. Menurut Bolles tikus
dapat diengan mudah lari maju mundur untuk menghindari setrum tetapi mereka
kesulitan menekan tuas untuk menghindari setrum.

• Autoshaping
Bolles (1979) menyatakan bahwa autoshaping melihatkan belajar S-S namun tidak
terjadi belajar respon baru. Dia menginterpretasikan perilaku mematuk itu sebagai
respon bawaan terhadap stimulus yang karena kontiguitas temporalnya dengan
menyajikan makanan mendapatkan properti yang terkait dengan makanan
• Pengkondisian Klasik
Di dalam riset Garcia mengidentifikasikan bahwa di dalam suatu spesies,
asosiasi tertentu akan lebih mudah dibentuk ketimbang asosiasi lainnya
karena adanya sejarah evolusi spesies itu. Karena itu para penulis
berpendapat bahwa spesies akan bisa sangat adaptif jika (sebagian besar)
organisme dapat belajar menghindari bendasarkan aroma bukan
berdasarkan bentuk, warna atau struktur dari makanan atau mimuman yang
membuat mereka sakit.

• Behaviorisme Biologis
Seperti Bolles, Timberlake berpendapat bahwa usaha untuk mengungkap
prinsip belajar yang umum dan abstrak cenderung mengabaikan perbedaan
spesifik-spesifik dalam kesiapan belajarnya. Jadi jika kita tidak memalami
organisme dari prespektif bioevolusi fenomena seperti yang diamati dalam
autoshaping atau “misbehaviour” sering dianggap sebagai kesalahan dan
membuat kita mungkin menolak teori atau metode lain yang mungkin lebih
berguna.
D. Aplikasi Psikologi Evolusioner Dalam Perilaku
Manusia

Psikologi evolusioner telah di aplikasikan secara luas untuk memahami perilaku


manusia. Wilson menyajikan basis biologis dari perilaku sosial manusia. Dia
berpendapat bahwa baik itu pikiran manusia atau kultur manusia terus berkembang
lantaran hal-hal tersebut membantu kelangsungan hidup manusia. Peran psikologi
dalam sintesis baru ini dikemukakan dalam akalah Wilson yang disampaikan pada
pertemuan nasional American Psicological Association di Boston pada tahun 1999.

1.Perkembangan Fobia
Fobia pada manusia, yang berupa rasa takut berlebihan terhadap suatu stimuli seperti
ular atau laba-laba, sulit untuk dijelaskan dalam term pengkondisian klasik. Penjelasan
evolusioner tentang perkembangan fobia dibawah ini diberikan oleh Lumsden dan
Wilson (1981) dan penjelasan ini sesuai dengan konsep kesiapan Seligman “Kesiapan
belajar manusia paling jelas dimanifestasikan dalam kasus fobia, yang berupa rasa
takut yang disebabkan oleh kombinasi dari beberapa hal. Fobia memberikan respons
yang ekstrem. Fobia biasanya muncul dengan seutuhnya setelah ada satu penguatan
negatif dan biasanya sulit untuk dihilangkan”.
2. Seleksi Pasangan
Dari sudut pandang psikologi evolusioner pemilihan pasangan, banyak standar
yang ditransmisikan secara sosial sebenarnya adalah standar buatan.
Banyak standar sosial sebenarnya dengan daya tarik bisa berubah-ubah:
misalnya, standar gaya rambut, riasan wajah, gaya pakaian, dan bahkan
bentuk tubuh, semuanya bisa berubah. Bagi psikolog evolusioner, harus
ada kriteria seleksi pasangan yang lebih mendasar ketimbang standar
sosial untuk daya tarik fisik di dalam satu kultur dan kriteria ini bersifat
universal. Contoh karakteristik itu misalnya sifat pengasih dan pengasuh,
subur reproduksinya, pantas jadi pasangan dan orang tua, dan
sebagainya.
3. Parenting Hamilton‘s Rule (Kaidah Hamilton),
Dipengaruhi
-Seleksi Kerabat yang berkaitan dengan kin altruism
(alturisme kerabat), yakni tindakan
pengorbanan diri tanpa pamrih demi
kebutuhan pihak lain.
1. Wanita memiliki lebih banyak
“investasi “pada anak ketimbang
laki-laki. Barash menjelaskan bahwa
-Perbedaan Jenis Kelamin Mengapa? “ Telur dibuahi oleh sperma, bukan
(Parenting kebanyakan sebaliknya. Yang hamil adalah
adalah tugas perempuan) wanita.
2. Wanita tidak pernah ragu bahwa
anak yang dilahirkannya adalah
anaknya sendiri. Sebaliknya, lelaki
boleh jadi tidak yakin bahwa bayi
itu adalah hasil spermanya.

Perilaku kekerasan tidak


mungkin diarahkan kepada
-Kekerasan Keluarga Implikasi penting
orang-orang yang memiliki gen
kaidah Hamilton dan
yang sama pada kita.
seleksi kerabat secara
Karenanya, kekerasan dalam
umum
keluarga, seharusnya jarang
terjadi.
4. Altruisme dan Perilaku Moral
Reciprocal Altruisme Perilaku Moral

Individu membantu Diasumsikan: Jika kita


tanpa mempunyai membantu orang lain maka
hubungan genetik suatu saat nanti, orang itu akan
dengan yang dibantu. membalas pertolongan kita pula.

5. Bahasa
Terdiri dari:
• Sintaksis, dengan kombinasi frasanya morfologi.
• Leksikon, vokal, kaidah fonologi dan struktur fonologi, persepsi ucapan, algoritma dan algoritma belajar.
Secara fisik diketahui sebagai sirkuit yang rumit dan mempunyai kemampuan menyampaikan berbagai
macam struktur pemikiran dari kepala ke mulut.
E. Pandangan Psikologi Evolusioner tentang Pendidikan

Psikologi evolusioner tidak menyumbangkan implikasinya pada teknik


pengajaran yang spesifik, tetapi implikasinya pada penentuan kurikulum
pendidikan secara umum. Disamping itu, psikologi evolusioner juga
percaya bahwa manusia suka belajar hal-hal yang positif menurut kultur
yang dianutnya. Misal, manusia mempunyai kemampuan menguasai
bahasa, maka sekolah mengajarkan tentang pelajaran bahasa daerah
tertentu pada tahap awal pendidikan.

Psikolog evolusioner menghindari pandangan “nothing-butism” yakni


asumsi bahwa perilaku ditentukan oleh satu faktor saja, bisa ditentukan
oleh gen atau oleh lingkungan saja. Menurut psikolog evolusioner,
perilaku manusia dipengaruhi oleh kedua faktor secara sekaligus yaitu
ditentukan oleh faktor gen dan lingkungan.
F. Evaluasi Psikologi Evolusioner

Teori Konsep Keunggulan Kelemahan


Evolusioner Perilaku Kecerdasan adalah sifat Mengabaikan aktivitas
manusia genitas yang dimiliki yang dilakukan oleh
dipengaruhi manusia. seseorang secara
oleh gen dan berulang-ulang, padahal
lingkungan Dominasi lingkungan aktivitas berulang
harus dihindari tersebut dapat
meningkatkan
pemahaman tentang
objek yang diulangi
Konstribusi Psikologi Evolusioner
Psikologi evolusioner membedakan antara proximate explanation dengan
ultimate explanation.
•Psikologi explanation, merujuk pada stimulus yang dapat diamati dan sejarah
belajar organisme.
•Ultimate explanation, merujuk pada ciri bawaan perilaku organisme yang
dibentuk oleh seleksi alam.

Kritik Terhadap Psikologi Evolusioner


•Teori evolusi bersifat sirkular karena menurut teori ini adaptasi yang sukses
adalah tingkah laku hasil seleksi alam yang bertahan ditiap generasi.
•Penjelasan teori evolusioner tentang perilaku yaitu perilaku merupakan doktrin
dari pengaruh genetik.
•Dalam teori evolusioner, jika suatu perilaku merupakan warisan genetik maka
perilaku tidak perlu dipelajari. Jadi semua perilaku dideskripsikan sebagai respon
yang tidak dikondisikan.

Anda mungkin juga menyukai