Anda di halaman 1dari 40

Tingginya angka kecelakaan kerja

Anggapan bahwa K3 hanya


K3 TERABAIKAN menjadi tambahan biaya
perusahaan

Sanksi bagi perusahaan yang tidak


melaporkan kasus kecelakaan kerja
masih ringan

http://lpp.uns.ac.id 2
Kesadaran akan keselamatan masih rendah, salah satu indikasinya:
Kecelakaan kerja (2005): 96.081 kasus di Indonesia
Kecelakaan kerja  (2006): 92.000 kasus di Indonesia

Kecelakaan tidak terjadi secara kebetulan, melainkan


ada penyebabnya.

Kecelakaan dapat dicegah atau dikurangi dengan menghilangkan


atau mengurangi penyebabnya.

Kerugian kecelakaan kerja (5K): kerusakan, kekacauan organisasi,


keluhan & kesedihan, kelainan & cacat, kematian.

http://lpp.uns.ac.id 3
1. PENGERTIAN KECELAKAAN
2. KONSEP SEBAB KECELAKAAN

3. KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

4. TIGA FAKTOR UTAMA UNSAFE ACT

5. TEORI PERBANDINGAN KECELAKAAN

6. TEORI GUNUNG ES – BIAYA KECELAKAAN

7. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN KERUGIAN


http://lpp.uns.ac.id 4
Faktor Unsafe Act &
KECELAKAAN
Unsafe Condition
Act of God

KERUGIAN

BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN BAGI MASYARAKAT

http://lpp.uns.ac.id 5
Adalah KEJADIAN YANG TAK TERDUGA (tidak terdapat unsur kesengajaan) dan
TIDAK DIHARAPKAN (kecelakaan berdampak pada kerugian material & penderitaan dari
ringan sampai berat)

Kecelakaan/Accident adalah sebagai suatu kejadian yang


tidak diinginkan yang dapat menyebabkan cidera pada
manusia/kerusakan pada harta dan benda

Incident adalah suatu keadaan/kondisi, bilamana pada saat itu


sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya
accident/kecelakaan.
http://lpp.uns.ac.id 6
http://lpp.uns.ac.id
adalah
Kejadiannya tiba-tiba;
Tidak diduga dan

ka a n Tidak diinginkan,

e l a Mengganggu proses bahkan

Kec menimbulkan kerugian:


Luka, rusak peralatan dan
harta benda.

adalah
Bahaya / kerusakan fisik terhadap seseorang
sebagai akaibat kontak langsung antara tubuh
dengan benda luar atau faktor-faktor lingkungan

der
Ci
a
http://lpp.uns.ac.id 7
KONSEP PENYEBAB KECELAKAAN

 TINDAKAN TIDAK AMAN (Unsafe Act)


 KONDISI TIDAK AMAN (Unsafe Condition)
 TAKDIR (Act Of God)

STATISTIK PENYEBAB KECELAKAAN

1%
3%
Uns afe Act
Uns afe Condition
act Of God
96%

http://lpp.uns.ac.id 8
SEBAB DASAR
TERJADINYA KECELAKAAN

1. UNSAFE ACT (TINDAKAN TIDAK AMAN)

YAITU SUATU KONDISI DIMANA SESEORANG / PEKERJA


MELAKUKAN TINDAKAN SECARA TIDAK AMAN SEWAKTU
MELAKUKAN PEKERJAAN

Tindakannya seperti :
• Bekerja tanpa wewenang
• Mengambil posisi yang salah
• Memakai peralatan yang rusak atau tidak layak pakai
• Bekerja tergesa gesa atau kecepatan tinggi
• Bergurau, berkelakar saat bekerja
• Tidak memakai APD yang diwajibkan
• dan masih banyak lagi contoh yang lain

http://lpp.uns.ac.id 9
SEBAB DASAR
TERJADINYA KECELAKAAN

2. UNSAFE CONDITION (KONDISI / LINGKUNGAN TIDAK AMAN)

YAITU SUATU KONDISI DIMANA LINGKUNGAN TEMPAT KERJA DAN


SEKITARNYA MENGANDUNG POTENSI BAHAYA YANG DAPAT
MENGAKIBATKAN TERJADINYA KECELAKAAN BAGI PEKERJA YANG
BERADA DI LOKASI TERSEBUT
Jenis Potensi Bahaya :
Contoh Unsafe Condition :
 Physical MESIN-MESIN YANG RUSAK
 Chemical PENGAMAN / KONSTRUKSI KURANG AMAN
ALAT KERJA TIDAKA AMAN
 Electrical VENTILASI, PENERANGAN, SUARA,
 Mechanical SUHU, TEKANAN UDARA, TATA RUANG,
DLL.
 Physiological
 Biological 3. TAKDIR (Act of God)
 Ergonomic adalah ketentuan Tuhan yang
sudah digariskan yang berbentuk
kerugian baik secara langsung
http://lpp.uns.ac.id 10
maupun tidak langsung
* Kematian/cacat tetap • Kehilangan tenaga ahli dan berpengalaman

* Kesedihan/penderitaan keluarga • Kehilangan keuntungan dari tenaga kerja

* Beban masa depan/kehilangan upah • Kehilangan Produksi


• Kehilangan gairah hidup • Meningkatnya premi asuransi

• Tekanan mental • Kerusakan mesin-mesin dan peralatan


• Upah yg dibayar selama korban tdk bekerja
• Pengeluaran biaya untuk latihan ulang
• Penurunan produktivitas korban setelah
• Menimbulkan korban jiwa/cacat
bekerja kembali
• Kerusakan lingkungan
• Hilangnya kepercayaan masyarakat
• Kerusakan harta benda http://lpp.uns.ac.id 11
• Turunnya moral kerja pegawai
3 (TIGA) FAKTOR UTAMA
MENGAPA SESEORANG MELAKUKAN UNSAFE ACT

1. FAKTOR TIDAK TAHU

Adalah Seseorang tidak mengetahui bagaimana melakukan


pekerjaan dan dia tidak tahu bahaya-bahaya apa saja yang
timbul di tempat kerja.

Contoh :
PEKERJA
Seseorang belum pernah masuk daerah proses
dan dia tidak tahu bahwa di proses tidak boleh
• Kurang Pengetahuan merokok, oleh karena itu dia merokok shg terjadi
kecelakaan
• Kurang terampil

• Tingkat Pendidikan
• Tidak mengetahu sumber bahaya
• Tidak memahami peraturan UNSAFE
KECELAKAAN
• Tidak memahami SOP
ACT
http://lpp.uns.ac.id 12
• dll
3 (TIGA) FAKTOR UTAMA
MENGAPA SESEORANG MELAKUKAN UNSAFE ACT

2. FAKTOR TIDAK MAMPU

Adalah Seseorang mengetahui bagaimana melakukan


pekerjaan dan tahu sumber bahaya tetapi karena kurang
terampil/ kurang pengalaman sehingga terjadi kecelakaan

Contoh :
PEKERJA
Seseorang tahu cara menaiki tangga, tetapi pada
waktu melakukan pekerjaan yang bersangkutan
• Cukup Pengetahuan tidak mampu karena takut ketinggian sehingga
mengakibatkan hal yang membahayakan.
• Tahu Cara Kerja

• Kurang terampil
• Keadaan Fisik
UNSAFE
KECELAKAAN
ACT
• Kejiwaan

http://lpp.uns.ac.id 13
3 (TIGA) FAKTOR UTAMA
MENGAPA SESEORANG MELAKUKAN UNSAFE ACT

3. FAKTOR TIDAK MAU TAHU

Adalah Seseorang telah diberi pengetahuan tentang sesuatu


hal dan dia mampu melakukannya, tetapi tidak mau
melakukan sehingga terjadi kecelakaan

Contoh :
PEKERJA
Seseorang telah tahu fungsi dari APD dan bisa
atau mampu melakukannya, hanya karena malas
• Cukup Pengetahuan atau tidak mau menggunakan sehingga terjadi
kecelakaan
• Tahu Keterampilan

• Malas
• Frustasi
UNSAFE
KECELAKAAN
ACT
• Disengaja
• Rumah tangga berantakan
http://lpp.uns.ac.id 14
USAHA PENCEGAHAN
TINDAKAN YANG TIDAK AMAN (UNSAFE ACT)

FAKTOR TINDAKAN
1. TIDAK TAHU  Beri pengetahuan tentang pekerjaan
 Beri petunjuk bagaimana melakukan pekerjaan dg aman
 Beritahukan bahaya-bahaya yg timbul dari pekerjaan

 Beri latihan untuk meningkatkan ketrampilan (job training)


2. TIDAK MAMPU
 Beri bantuan
 beri petunjuk melakukan pekerjaan (safety practice)

 diberikan pembinaan mental / attitude


3. TIDAK MAU TAHU  beri peringatan atau hukuman
 putus hubungan kerja

http://lpp.uns.ac.id 15
Kecelakaan terbatas pada Injury Prevention ::::
Penanganan K3 terbatas kalau SUDAH ADA YANG CIDERA

Kejadian yang tdk menimbulkan cidera sering DIANGGAP bukan


kecelakaan meski kejadian tsb mengakibatkan kerusakan
harta/kerugian (injury)
Kerusakan harta dianggap pengeluaran rutin dari operasi yg
seharusnya termasuk dlm kerugian akibat kecelakaan
Shg seakan-akan biaya yg timbul karena kecelakaan adl KECIL, yg
sebenarnya kejadian-kejadian yang hanya mengakibatkan
kerusakan harta JAUH LEBIH BANYAK dibanding kejadian-kejadian
yang menimbulkan CIDERA/KEMATIAN

http://lpp.uns.ac.id 16
Frank E Bird (1969): Pencegahan kecelakaan walaupun tanpa cidera
mempunyai kaitan yang erat dengan kecelakaan yang menimbulkan
kerusakaan harta ::::: ACCIDENT RATIO
(PERBANDINGAN KECELAKAAN)

1 Cidera berat/cacat/kematian “Kejadian yg bisa


mengakibatkan……
10 Cidera Ringan jauh lebih bnyk dr
pada cidera
30 Kecelakaan dg kerusakan berat/ringan”

600 Hampir celaka/near miss

http://lpp.uns.ac.id 17
Usaha pencegahan kecelakaan terpaku
pd cidera berat/kematian sehingga
INFORMASI ttng kecelakaan ringan
apalagi kerugian harta benda tidak
diungkap

1 Cidera berat/cacat/kematian

29 Cidera Ringan

300
Hampir celaka / near miss

http://lpp.uns.ac.id 18
Meskipun dari kedua Piramida tentang ‘STUDI PERBANDINGAN
KECELAKAAN’ diatas TERDAPAT PERBEDAAN dalam angka-angka
dan kelompok NAMUN FAKTA DASAR dari setiap TEORI adalah SAMA

Kesimpulannya : YAKNI terdapat JAUH LEBIH BESAR kecelakaan NEAR


MISS dibandingkan KECELAKAAN ALAT/HARTA BENDA & CIDERA

Untuk MENCEGAH jangan sampai TERULANG KEMBALI kejadian


KECELAKAAN maka kiranya dapat menguji LATAR BELAKANG
SEBUAH KECELAKAAN dalam menentukan :
1. Mengapa UNSAFE CONDITION itu tercipta ??? atau
2. Mengapa UNSAFE ACT dilakukan ????

http://lpp.uns.ac.id 19
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB terjadinya KECELAKAAN LANGSUNG
(CIDERA) atau KECELAKAAN TIDAK LANGSUNG (NEAR MISS) :

1. Kurang Pengetahuan (Lack of Knowledge)


2. Sikap Tidak Peduli (Careless Attidtude)
3. Gangguan, Kebingungan (Distraction)
4. Kelakar yang Kasar dan Ribut (Horse Play)
5. Bekerja Tanpa Wewenang (Working Without Authority)
6. Kurang Kemampuan (Lack of Ability)
7. Jalan Pintas, Potong Jalan (Short Cut)
8. Tidak Cukup Peralatan (Poor Equipments)
9. Tekanan (dalam pekerjaan), Fatique (Pressure of Work)
10. Cacat (Disability)
http://lpp.uns.ac.id 20
Piramida Kasus Kecelakaan
1 kec. fatal
10 Data yg dilaporkan
kec. ringan dan tercatat
30
Kerusakan alat

600
Nyaris Kecelakaan

10.000
Sumber bahaya

http://lpp.uns.ac.id 21
Dari Piramida Kasus Kecelakaan PASTINYA berhubungan dengan
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN baik BAGI SI KORBAN / tenaga
kerja maupun PERUSAHAAN yang berkaitan dengan
TOTAL LOSS CONTROL

CATATAN DARI PIRAMIDA PERBANDINGAN KECELAKAAN ADALAH :

PERLU ADANYA KEPEDULIAN YANG TINGGI dari Manager atau


Semua Kepala Departemen Sebagai Pimpinan Perusahaan
JIKA :

1. JUMLAH KECELAKAAN YANG MENGAKIBATKAN KERUSAKAN


PERALATAN / KELENGKAPAN KERJA MELEBIHI AMBANG BATAS

2. JUMLAH KECELAKAAN “NEAR MISS” YANG MELEBIHI AMBANG


BATAS TERTENTU menunjukkan “LAMPU MERAH” itu sebagai
Indikator KERUGIAN.
http://lpp.uns.ac.id 22
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
$1 BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)

$5 HINGGA $50 • Kerusakan peralatan


• Kerusakan produk dan material
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Hambatan dan ganguan produksi
KERUSAKAN PROPERTI • Biaya legal hukum
(BIAYA YANG TAK • Biaya fasilitas dan perawatan gawat
DIASURANSIKAN) darurat
• Sewa peralatan
• Kehilangan Waktu untuk penyelidikan
$1 HINGGA $3 • Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
• Biaya pemakaian pekerja pengganti /
BIAYA LAIN YANG melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
http://lpp.uns.ac.id 23
• Hilangnya bisnis dan nama baik
Biaya Akibat Kecelakaan seperti
TEORI GUNUNG ES

Menurut A Zuhal Fahri (PT Astra International TBK)


Sesuai dengan teori Gunung Es, Biaya yang timbul secara spesifik mencakup :
• Biaya Terasuransi : Biaya yang nampak secara jelas
• Biaya Tak terasuransi : Biaya penyelidikan, hilangnya semangat kerja, evakuasi
korban, terhentinya line produksi, dll
• Biaya lain : kemenangan kompetitor atas hilangnya produk dari pasaran, dll

Dengan ANALISA BIAYA ini akan Terlihat :


KERUGIAN YANG DIBAYARKAN jauh lebih
kecil dibandingkan terhadap BIAYA YANG
SESUNGGUHNYA HARUS DI TANGGUNG
PERUSAHAAN

http://lpp.uns.ac.id 24
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors

Unsafe
Unsafe Act Indirect Causes Condition

Unplanned release of ACCIDENT


Energy and/or Personal Injury
Hazardous material
s es Property Damage
au
t C
c
ire
D
http://lpp.uns.ac.id 25
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
Bird & German, 1985

LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN


(Kontak) KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

http://lpp.uns.ac.id 26
SEBAB DASAR TERJADINYA ACCIDENT / INCIDENT

SEBAB DASAR SEBAB LANGSUNG PERMASALAHAN ACCIDENT / KERUGIAN


INSIDEN
 PENGENDALIAN  TINDAKAN TIDAK  PELANGGARAN  KORBAN JIWA
MANAJEMEN AMAN KETENTUAN /  KECELAKAAN
 CIDERA BERAT /
NORMA-NORMA KERJA
 FAKTOR  LINGKUNGAN CACAT
MANUSIA LK3  KEBAKARAN /
TIDAK AMAN  BIAYA
 GANGGUAN PELEDAKAN
 SARANA &  KELEMAHAN KOMPENSASI
TEKNOLOGI OPERASI /  KERACUNAN
PROSEDUR  BIAYA
PROSES STOP
 SISTIM KERJA OPERASI (SOP)  PENCEMARAN PENGOBATAN
MENDADAK
 KELEMAHAN LINGKUNGAN
 KEHANDALAN  PRODUKTIVITAS
PERALATAN  KEGAGALAN MENURUN
OPERASI
(PERALATAN TENAGA
MENURUN  CITRA
TIDAK MEMADAI)
 SARANA  DSB. MANAJEMEN
 KELEMAHAN MENJADI JELEK
PENGOLAH
PENGAWASAN
LIMBAH YANG  DSB.
KURANG
BEKERJA SECARA
OPTIMAL

FAKTOR MANUSIA FAKTOR PEKERJAAN


(HUMAN FACTORS) (JOB FACTORS)

http://lpp.uns.ac.id 27
PENGENDALIAN KERUGIAN
LEMAH KONTROL

SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR

KERUGIAN
INSIDEN
PRE CONTACT POST
CONTACT CONTROL CONTACT
CONTROL Subsitusi &
CONTROL
minimisasi Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem energi, Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade, Penanggulangan
program dan memeliharanya perbaikan Darurat
permukaan objek
http://lpp.uns.ac.id penyebab 28
ACUAN STANDARISASI

1. UNDANG-UNDAN PEMERINTAH
R.I. NO.1/ 1970 TENTANG K3

2. PERATURAN MENTERI TERKAIT

3. CODE OF PRACTICE

4. PERATURAN PERUSAHAAN

http://lpp.uns.ac.id 29
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
Menurut ILO
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi
ketentuan & persyaratan K3
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bid K3 sesuai
perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

 PENDIDIKAN & LATIHAN


• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi
TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan
& pemaksaan melalui sanksi-sanksi
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran premi
yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


http://lpp.uns.ac.id 30
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya memenuhi
TEKNIK-TEKNIK
PENGENDALIAN KECELAKAAN

1. DIHILANGKAN
SUMBER BAHAYA DIHILANGKAN SAMA SEKALI DARI TEMPAT KERJA, SEHINGGA LINGKUNGAN
KERJA MENJADI AMAN

2. SUBTITUSI
SUMBER BAHAYA (ALAT, MATERIAL DSB.) DIGANTI DENGAN YANG LAIN DIMANA FUNGSINYA
SAMA SEDANGKAN TINGKAT BAHAYANYA LEBIH KECIL DAN AMAN BAGI TENAGA KERJA

3. ISOLASI
SUMBER BAHAYA ISOLASI, SEHINGGA POTENSI BAHAYANYA DAPAT DIKURANGI. DALAM
TEKNIK INI SUMBER BAHAYA TETAP ADA, NAMUN HANYA DIKENDALIKAN ATAU DIKURANGI
TINGKAT BAHAYANYA

4. KONTROL TERHADAP JARAK SUMBER BAHAYA


TENAGA KERJA TIDAK BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN SUMBER BAHAYA YANG ADA,
TETAPI ADA JARAK UNTUK DAPAT MENGOPERASIKAN SUATU PERALATAN

5. KONTROL TERHADAP WAKTU KERJA


YAITU MENGURANGI PAPARAN SUMBER BAHAYA BAGI SETIAP TENAGA KERJA

6. PEMAKAIAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA

http://lpp.uns.ac.id 31
PERANAN PEKERJA
DALAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
KECELAKAAN

1. PEKERJA PALING MENGENAL KONDISI DAN BAHAYA-BAHAYA YANG


ADA DI TEMPAT / SEKITAR TEMPAT KERJANYA SERTA CARA YANG
AMAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN
2. PEKERJA PALING BERKEPENTINGAN, KARENA MEREKA YANG
MENJADI KORBAN PERTAMA BILA TERJADI KECELAKAAN

PERANAN PEKERJA DALAM HAL INI ADALAH :


1. TURUT SECARA AKTIF DALAM USAHA-USAHA PENCEGAHAN
KECELAKAAN DITEMPATNYA MASING-MASING
2. SEGERA MELAPORKAN KEPADA ATASAN / PENGAWAS KESELAMATAN
KERJA BILA TERJADI KECELAKAAN ATAU MEMENUHI HAL-HAL YANG
BERBAHAYA DI LINGKUNGAN KERJANYA.
3. MEMATUHI SEMUA PERATURAN / KETENTUAN KESELAMATAN KERJA
SERTA CARA YANG AMAN MELAKUKAN PEKERJAAN
4. MEMBERIKAN NASEHAT / SARAN KEPADA TEMAN SEKERJA BILA
MEREKA MELAKUKAN HAL-HAL / TINDAKAN YANG BERBAHAYA
(UNSAFE ACT)
5. MENGGUNAKAN ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA YANG
DISEDIAKAN SEBAGAIMANAhttp://lpp.uns.ac.id
MESTINYA 32
AKTIVITAS PENGENDALIAN

•Identification of work.
(Elemen program dan aktivitas untuk mencapai hasil)
•Standard.
(Penetapan standar kinerja)
•Measurement.
(Pengukuran kinerja, pencatatan & pelaporan)
•Evaluation.
(Evaluasi kinerja dengan mengukur dan membanding).
•Commendation and Correction.
(Penyempurnaan terus menerus)

http://lpp.uns.ac.id 33
Safety Everybodys Job
and Responsibility
KESELAMATAN ADALAH
TANGGUNGJAWAB SEMUA ORANG

http://lpp.uns.ac.id 34
http://lpp.uns.ac.id 35
BACK UP SLIDE

http://lpp.uns.ac.id 36
PRINSIP DASAR
MANAJEMEN
KESELAMATAN KERJA

http://lpp.uns.ac.id 37
TEORI DOMINO
• H.W HEINRICH adalah seorang tokoh keselamatan kerja yang terkenal sejak
tahun 1931 dengan bukunya Industrial Accident Prevention.
• Heinrich sebagai seorang safety profesional melihat bahwa banyaknya kecelakaan
disetiap industri di dunia disebabkan oleh ulah manusia, bukan karena benda,
perlatan atau mesin sebagai penyebabnya.
• Hal ini dinyatakan dalam bentuk peragaan dengan 5 buah domino, yang
masing-
masing diberi nama :
Lingkungan sosial, Kesalahan orang, Tindakan tidak aman atau kondisi
tidak aman, kecelakaan, cidera

http://lpp.uns.ac.id 38
LINGKUNGAN SOSIAL K
E TU
RU
NA
N

KESALAHAN
M
AN
US
I A

UNSAFE CONDITION U
N SA
FE
AC

SASARAN UTAMA
T

http://lpp.uns.ac.id
KECELAKAAN / ACCIDENT

USAHA PENCEGAHAN KECELAKAAN


AC
C ID
EN
T

KEMATIAN / CACAT TETAP


TEORI RANGKAIAN DOMINO

C
ID
E
R
A
39
• DOMINO DISUSUN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
MEMBENTUK RANGKAIAN
• JIKA DOMINO YANG UJUNG DISENTUH KE BAWAH, MAKA AKAN
ROBOH KECUALI DOMINO YANG BERADA DI TENGAH RANGKAIAN JIKA
DIANGKAT KELUAR TIDAK ROBOH SELURUHNYA… merupakan salah satu
cara yang disebut : Pendekatan Praktis Terhadap Kerugian
(Practical Approach to Loss Control)
• Karena PENGENDALIAN KERUGIAN adalah SUATU KERJA YANG
DIRANCANG UNTUK MEMPERKECIL KECELAKAAN berupa kerugian-
kerugian berupa uang.
• KONSEP PENGENDALIAN KERUGIAN berorientasi pada STUDI ANALISIS
TENTANG BIAYA – BIAYA : KECELAKAAN LANGSUNG (CIDERA) dan
KECELAKAAN TIDAK LANGSUNG (NEAR MISS, UNSAFE ACT DAN
UNSAFE CONDITION) termasuk biaya kerusakan-kerusakan material dan hak milik
• KECELAKAAN merupakan KERUGIAN bagi PERUSAHAAN sehingga harus
dicegah sedini mungkin.
• TUJUAN utama PENGENDALIAN KERUGIAN (Loss Control) adalah
MENINGKATKAN SISTEM PERUSAHAAN MENCAPAI SUKSES, baik dalam
segi kebijakan dan peraturan peraturan dalam prosedur

http://lpp.uns.ac.id 40

Anda mungkin juga menyukai