Anda di halaman 1dari 56

Pengukuran

Indikator Nasional
Mutu
Outline pembahasan
• Pengertian indikator
• Indikator Mutu Nasional (PMK 30/2022)
• Validasi Indikator
• Analisis Indikator
Mutu

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah


tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat
yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan,
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
(PMK 30/2022, Ps 1 ay 2)
Qualit
• y QUALITY
Karakteristik (produk/servis) yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan/outcome yang diharapkan
• Bebas dari kesalahan/defisiensi
• Nyaman digunakan
• Pemenuhan terhadap persyaratan (pengguna)
PENILAIAN (JUDGMENT) TERHADAP MUTU
• Pada umumnya orang menilai sesuatu itu bermutu, dengan suatu gradasi:
• Terbaik (the best)
• Lumayan baik (better)
• Baik (OK….lah)
• Kurang bermutu
• Tidak bermutu

Maka perlu indikator untuk menilai apakah sesuatu itu bermutu


(indikator yang merepresentasikan mutu produk/layanan)
Quality Improvement

Pengguna menginginkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan/standar bahkan lebih

Maka Penyedia barang/jasa berupaya untuk memenuhi


standar dan mengupayakan perbaikan/peningkatan

Maka Penyedia barang/jasa perlu mengukur


kesesuaian terhadap kebutuhan/standar dan mengukur
keberhasilan suatu perbaikan/peningkatan
PMK 30/2022 sebagai
Dasar Hukum penguuran
INM
Beberapa pengertian (Pasal 1 PMK
30/2022)
• Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
disebut Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk
menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di praktik
mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah.
• Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk
individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan
yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi
hak dan kewajiban pasien.
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
• Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya
• Klinik adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan medik dasar
dan/atau spesialistik secara komprehensif.
• Laboratorium Kesehatan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia dan/atau bahan bukan berasal dari
manusia
untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan perseorangan
dan/atau masyarakat.
• Unit Transfusi Darah yang selanjutnya disingkat UTD adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pendonor darah,
penyediaan darah, dan pendistribusian darah.
• Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh dokter dan dokter gigi untuk
memberikan pelayanan langsung kepada pasien.
• Pengaturan Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter
Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan
UTD dalam pelaksanaan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu yang ditetapkan. (pasal 2)
• Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan, dan UTD harus melakukan pengukuran dan evaluasi
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu. (pasal 3)
Indikator mutu Puskesmas
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua kasus sensitif obat;
• e. ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care sesuai standar;
• f. kepuasan pasien.
Indikator mutu
Klinik
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien; dan
• d. kepuasan pasien.
Indikator mutu Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Dokter Gigi
• a. kepuasan pasien;
• b. kepatuhan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan tangan;
• c. kepatuhan kunjungan pasien hipertensi sesuai jadwal kontrol, untuk
tempat praktik mandiri dokter;
• d. penurunan skor Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) pasien, untuk
tempat praktik mandiri dokter gigi.
Indikator Mutu Laboratorium
Kesehatan
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. kepatuhan pelaporan hasil kritis;
• e. kejadian sampel/spesimen yang hilang;
• f. pengulangan hasil
• g. kepuasan pasien
Indikator mutu
UTD
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. pemenuhan kebutuhan darah oleh UTD;
• d. donasi dari pendonor darah sukarela;
• e. hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan
uji konfirmasi golongan darah;
• f. suhu penyimpanan produk darah; dan
• g. kepuasan pasien.
Indikator mutu Rumah
Sakit
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi;
• e. waktu tunggu rawat jalan;
• f. penundaan operasi elektif;
• g. kepatuhan waktu visite dokter;
• h. pelaporan hasil kritis laboratorium;
• i. kepatuhan penggunaan formularium nasional;
• j. kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway);
• k. kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh;
• l. kecepatan waktu tanggap komplain; dan
• m. kepuasan pasien.
Dimensi
Mutu
• 1. Efektif: menyediakan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada masyarakat.
• 2. Keselamatan: meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasuk cedera dan kesalahan
medis yang dapat dicegah, pada pasien-masyarakat yang menerima pelayanan.
• 3. Berorientasi pada pasien/pengguna layanan (people-centred): menyediakan pelayanan yang
sesuai dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu.
• 4. Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan kesehatan.
• 5. Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah pemborosan
termasuk alat kesehatan, obat, energi dan ide.
• 6. Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku, etnik,
tempat tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
• 7. Terintegrasi: menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan kesehatan
dan pemberi pelayanan, serta menyediakan pelayanan kesehatan pada seluruh siklus kehidupan.
Profil
indikator
•Pengukuran menggunakan profil
indikator mutu (pasal 5 ayat 1)
•Lihat pada lampiran PMK No 30
tahun 2022: hal 13 sd 85
Format Profil
Indikator
Judul Indkator
Dasar pemikiran Besar Sampel
Dimensi mutu Cara pengambilan sampel
Tujuan Periode Pengumulan data
Definisi Operasional Penyajian data
Jenis Indikator Periode analisis dan
pelaporan data
Satuan Pengukuran
Penanggung jawab
Numerator
Denominator
Target
Kriteria inklusi & eksklusi
Formula
Metoda pengumpulan data
Sumber data
Instrumen Pengambilan
data
Tahapan pengukuran indikator mutu

• a. pengumpulan data;
• b. validasi data;
• c. analisis data; dan
• d. pelaporan dan komunikasi.
Pengumpulan data
1. Identifikasi sumber data:
• Primer
• Sekunder
2. Sampling:
• Tehnik sampling:
• Sampling probabilitas
• Sampling non-probabilitas
• Besar sampel:
• Rumus Slovin
• Tabel Krejcie Morgan
3. Instrumen pengumpulan data
4. Frekuensi pengumpulan data
5. Elemen data:
• Numerator
• Denominat
or
Validasi data
indikator
Validasi data
indikator
Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator akurat/sahih, agar dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada
masyarakat
Kapan Validasi dilakukan, jika:
• 1. Indikator baru diimplementasikan;
• 2. Data akan dipublikasikan;
• 3. Terdapat perubahan sistem pengumpulan data indikator, seperti perubahan
instrumen pengumpulan data, atau petugas yang mengumpulkan data
bertukar;
• 4. Capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan penyebabnya;
• 5. Sumber data berubah, seperti ketika sebagian data diambil secara manual
kemudian diubah menjadi format elektronik;
• 6. Subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,
komorbiditas, perubahan protokol penelitian, implementasi panduan praktik
terbaru, atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru.
Validasi data dapat dilakukan terhadap:
• sumber data,
• definisi operasional numerator dan denominator,
• membandingkan hasil pengukuran ulang dengan sumber
data yang sama, atau
• membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan
sumber data yang lain untuk mencocokkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan.
Validasi data (measure result agreement)
• Dilakukan oleh petugas validasi data
• Random dari seluruh populasi atau sampel sumber data yang sama
yang digunakan oleh pengumpul data dengan kamus indicator yang
sama
Validasi kelengkapan rekam medis rawat inap dalam wilayah

RM Penilai 1 Validator RM Penilai 1 Validator

Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian


kriteria kriteria kriteria kriteria
eksklusi eksklusi eksklusi eksklusi
001 S S 011 S S
002 S S 012 S S
003 S S 013 S S
004 S S 014 S S
005 S S 015 S S
006 S S 016 S S
007 S S
008 S S
15 sesuai dari 16 sampel yang diambil oleh validator
009 S S
dari sampel yang diambil oleh pengumpul data
010 S TS
15/16 x 100 % = 93,75 %
• Hasil validator dibagi hasil pengumpul data x 100 %
• Hasil pengumpul data dibagi hasil validator x 100 %
Contoh validasi dengan pengukuran
ulang
Rerata kunjungan rawat inap bulan November di Puskesmas X =
100 pasien. Pengukuran Kelengkapan rekam medis, dengan
sample 64 rekam medis didapatkan 52 rekam medis lengkap,
maka hasil pengukuran = 81 %
Dilakukan validasi, diambil ulang 16 sampel dari rekam medis
bulan November diambil ulang , dihitung kelengkapan rekam
medis diperoleh 12 rekam medis lengkap, maka hasil
pengukuran validator = 75 %
Hasil validasi= 75/81 x 100 % = 92,6 %
Jika hasil validasi ≧ 90 % dinyatakan pengukuran valid
Penyebab data tidak
valid
• 1. Pemahaman pengumpul data dan petugas validasi data belum
memadai.
• 2. Kamus indikator tidak jelas sehingga menimbulkan salah
interpretasi.
• 3. Perbedaan pemahaman tentang definisi operasional.
• 4. Keterbatasan waktu pengumpulan data.
• 5. Kesalahan dalam melakukan penginputan data.
• 6. Penggunaan sumber data yang berbeda.
• 7. Kelalaian.
• 8. Formulir pengumpulan data belum terdesain dengan baik.
Upaya meningkatkan
validitas
• 1. Standarisasi pengukuran (menggunakan definisi operasional yang
sama, menggunakan elemen data yang sama).
• 2. Pelatihan pengumpul data dan validator (dilatih dengan cara yang
sama seperti pengumpul data).
• 3. Standarisasi instrumen/alat ukur (menggunakan instrumen/alat
yang sama misalnya form atau kuesioner).
• 4. Mengulang pengukuran (mengumpulkan data ulang oleh orang
yang berbeda dengan sampel yang sama
Analisis data
indikator
Penyajian data
• Narasi
• Tabel
• Diagram:
• Run chart
• Control Chart
• Bar Chart
• Pie Chart
Analisis data
indikator
• 1. Pencapaian dibandingkan secara serial (dari waktu ke waktu)
• Pencapaian indikator dibandingkan antara periode berjalan dengan periode
sebelumnya/berikutnya sehingga dapat diketahui adanya kesenjangan/kenaikan maupun
penurunan capaian kinerja, analisis dilakukan dengan cara melihat trend.
• 2. Pencapaian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
• 3. Pencapaian dibandingkan dengan pencapaian Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sejenis lainnya.
• Pencapaian indikator dibandingkan dengan pencapaian Fasilitas Pelayanan Kesehatan sejenis
lainnya sebagai bentuk benchmark. Perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan
pencapaian dengan trend pencapaian. Trend pencapaian dikatakan bagus bila grafik
menunjukkan peningkatan yang lebih baik daripada trend peningkatan lain.
• 4. Pencapaian dibandingkan dengan standar dan referensi yang digolongkan
sebagai best practice/better practice maupun practice guidelines.
Analisis data
indikator
• Data harus digabungkan, dianalisis, untuk menghasilkan informasi
• Analisis data dilakukan:
• Perbandingan dengan Puskesmas tersebut sendiri dari waktu ke waktu, misalnya dari bulan
ke bulan atau dari tahun ke tahun;
• Perbandingan dengan Puskesmas sejenis seperti melalui database referensi (kajibanding);
• Perbandingan dengan standar-standar seperti yang ditentukan oleh organisasi profesional
ataupun standar-standar yang ditentukan oleh undang - undang atau peraturan;
• Jika memungkinkan, dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan
sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih baik) atau
practice guidelines (panduan praktik klinik)
• Penggunaan Metoda/Tehnik Statistik untuk analisis data
Teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis data, khususnya
dalam menafsirkan variasi dan memutuskan area yang paling
membutuhkan perbaikan.
Bar charts/histograms, Run charts, diagram kontrol (control charts),
dan diagram Pareto adalah contoh metode statistik yang sangat
berguna untuk memahami pola dan variasi dalam pelayanan
kesehatan
Bar chart
(diagram batang)
• Visualisasi distribusi frekuensi
• Perbandingan terhadap target
• Perbandingan pencapaian sebelumnya
• Perbandingan dengan capaian faskes lain
Cost of Admission by Department
Run
chart
Run Charts
SHIFTS
trends
Runs
astronomical
If you have 25 points or more in your data series, you can use run charts to
detect special causes - something beyond the usual variability of the process -
acting on the process.

• Shifts: If you see eight or more consecutive points on one side of the center line, that
indicates that a special cause has influenced the process. Points on the center line don't
count; they neither break the string, nor add to it.
• Trends: Six consecutive jumps in the same direction indicate that a special cause is acting
on the process to cause a trend. Flat line segments don't count, either to break a trend,
or to count towards it.
• Runs: A run is a series of points in a row on one side of the median
• Pattern: If you see a pattern that recurs eight or more times in a row, it is a good idea to
look for a special cause.
• Astronomical: This rule aids in detecting unusually large or small numbers. They are
characterised by data points that are obviously, or even blatantly different from all or
most of the other values, and anyone studying the chart would agree that is unusual.
Control chart
Control Charts
Common cause variation, Special cause variation
The point of making control charts is to look at variation, seeking
special causes and tracking common causes. Special causes can be
spotted using several tests:
• 1 data point falling outside the control limits
• 6 or more points in a row steadily increasing or decreasing
• 8 or more points in a row on one side of the centerline
• 14 or more points alternating up and down
• Kadang-kadang terjadi capaian indicator
mencapai target, atau rerata mencapai
target  jangan berpuas diri
• Harus dilihat trend, fluktuasi pencapaian,
untuk melihat adanya peluang
perbaikan
Capaian Y-Values
92

90

88

86

84

82

80

78
Target %
76
75

74
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bulan
Pelaporan dan
komunikasi
1. Pelaporan Internal:
• Bulanan:
• Laporan dari unit pelayanan ke komite/tim mutu
• Laporan komite/tim mutu ke pimpinan fasyankes
• Triwulan:
• Laporan pimpinan fasyankes ke pemilik
2. Pelaporan eksternal:
• Kepada Kementerian Kesehatan secara berkala melalui
aplikasi
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai