Kisah Żulqarnain
(Studi Komparatif Interpretasi dalam Tafsir Al-Jailānῑ dan Tafsir Rūḥ al-Ma’ānῑ
terhadap Surat Al-Kahfi Ayat: 83-98)
NADA MAUILA
19.20.1773
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
LATAR BELAKANG
Latar
belakang
≈ Kisah mengandung fungsi edukatif yang sangat
Rumusan berharga dalam suatu proses penanaman nilai-nilai
Masalah
dan ajaran islam. Maka al-Qur’an tidak hanya
Tujuan menerangkan persoalan tauhid yang kaitanya
Penelitian dengan persoalan ubudiyah manusia semata
melainkan membahas beragam persoalan sejarah
Manfaat
Penelitian agar menjadi pelajaran demi memperbaiki kehidupan
yang akan datang dan sejarah tersebut bersifat pasti
Tinjauan
Pustaka
kebenarannya sejalan dengan keotentikan sumber
rujukannya yakni al-Qur’an
≈ Tokoh fenomenal yang paling menarik dikisahkan pengembaraanya
dalam al-Qur’an adalah Żulqarnain. Kebenaran sosok dan sepak
terjang hidupnya masih dan akan terus diperdebatkan oleh para ulama
maupun ahli sejarah karena kurangnya referensi dan literatur.
Bahkan, menempati urutan pertama daftar sejarah kuno yang paling
sering diperdebatkan
Rumusan
Masalah 01 02
Tujuan
Penelitian Apa penafsiran ‘Abdu Al- Apa perbedaan dan
Qadir Al-Jailani dan kesamaan penafsiran
Syihāb al-Dῑn al-Sayyid ‘Abdu Al-Qadir Al-Jailani
Manfaat Maḥmūd Afandi Al-Alusy dan Syihāb al-Dῑn al-
Penelitian terhadap Surah Al-Kahfi Sayyid Maḥmūd Afandi
ayat:83-98? Al-Alusi terhadap Surah
Al-Kahfi ayat:83-98?”
Tinjauan
Pustaka
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Rumusan
Masalah
Tinjauan
Pustaka
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
MANFAAT PENELITIAN
Latar
belakang a. Manfaat Teoritis
1) Keuntungan teoritis dari riset ini, diharapkan menambah
khazanah keilmuan mengenai Kisah Żulqarnain dalam al-
Rumusan Qur’an,
Masalah
2) Diharapkan bahwa penelitian ini akan dapat membuat
kemajuan ilmiah dibidang interpretasi.
Tujuan
Penelitian 3) Kemudian harapannya dapat lulus ujian dengan yang sudah
dipersyaratkan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dalam
Fakultas Ushuluddin pada Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An Nur
Manfaat Yogyakarta.
Penelitian
a. Manfaat Praktis
Tinjauan 1) Penelitian ini diantisipasi untuk memperdalam pemahaman
Pustaka peneliti, juga untuk mendidik para sarjana lainnya.
2) Diharapkan dari penelitian ini dapat memperkuat keyakinan
peneliti dan pembaca pada umumnya pada ajaran dan pesan-
pesan kontekstual al-Qur'an.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Manfaat
Penelitian Penelitian berjudul, “Żulqarnain Jurnal ilmiah gagasan Hamdani Anwar,
dalam Al-Qur’an”. Ditulis oleh seorang Dosen UIN Syarif Hidayatullah
Taufik dalam skripsi tahun 2009 Jakarta dengan judul, “Wawasan Al-
Tinjauan Qur’an tentah Kisah Żulqarnain ( Antara
Pustaka Realitas dan Mitos )”.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
METODOLOGI
Kajian
Teori Sumber Primer
Metode
Jenis Penelitian Pengumpulan dan
Metode Tafsir Al-Jailani
Penelitian serta Tafsir Ruh Analisis Data
library research
(Kepustakaan), Sumber Al-Ma’ani.
Pengumpulan data
Sekunder metode dokumentatif
Metode Buku Żulqarnain Sang Penakluk (Studi Dokumen)
Timur dan Barat, Tinjauan al-
Penelitian Dengan analisis
Qur‘an,Hadis dan Sejarah karya
Pendekatan deskriptif
Syaikh Muḥammad Khair Ramaḍān
penelitian
Yūsuf, jurnal, skripsi, artikel ilmiah,
kualitatif
serta sudut pandang yang
menganalisis al-Kahfi ayat 83–98
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
KERANGKA PIKIRAN
Kajian
Teori
Add your text
Penelitian
Terdahulu Add your text
Add your text
Kerangka
Pikiran Add your text
3
Deskripsi Umum Tafsῑr Ruh
Al-Ma’ni
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
• Mereka hidup dalam gua-gua kecil dan tanpa pakaian. Allah mengetahui
segala sesuatu yang terjadi pada Żulqarnain dan ekspedisinya.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
• Arti kata "sababan": Al-Jailānῑ menafsirkan sebagai "mauṣil" (penyambung) yang menyampaikan
impian dan persiapan untuk mencapai tujuan. Sedangkan al-Alūsi mengartikannya sebagai "ṭarῑqan"
(jalan) untuk mencapai tujuan dengan kekuatan dan pengetahuan.
• Mengenai penjelasan “’ażāban nukran” (siksaan yang keras) pada ayat 87. Al-Jailānῑ mengartikan
sebagai bentuk siksaan mengerikan yang tidak akan ditemukan di alam dunia. Sedangkan menurut al-
Alūsῑ sebagai neraka Jahannam.
• Balasan kebaikan bagi kaum yang menerima dakwah Żulqarnain: Al-Jailānῑ menyatakan balasan
hanya diperoleh di akhirat berupa pahala yang berlimpah. Sedangkan al-Alūsi mengartikan bahwa
balasan akan didapatkan di dunia dan akhirat, berupa amalan kebaikan di dunia dan pahala serta
surga di akhirat.
• Arti "khubran" pada ayat 91: Al-Jailānῑ memaknai sebagai ilmu tentang musuh-musuh Żulqarnain.
Sedangkan al-Alūsi mengartikan sebagai pengetahuan yang luas mencakup perjalanan Żulqarnain
dengan segala kesulitannya.
• Sosok Ya’jūj dan Ma’juj: Al-Jailānῑ menyebut mereka sebagai dua kabilah dari bangsa Turki,
sementara al-Alūsi menganggap mereka sebagai keturunan Yafiṣ bin Nūḥ.
※Sekilas corak sufistik yang ditemukan setelah menterjemahkan interpretasi kedua mufassir serta
mencari kesamaan dan perbedaan, tidak serta merta terdapat dalam seluruh ayat tetapi hanya pada
beberapa ayat. Penafsiran corak sufistik Al-Jailānῑ terlihat pada ayat 85 diterangkan bahwa
Żulqarnain menempuh suatu jalan sampai dia salah atau tidak mengetahui suatu persoalan dia berserah
diri kepada Allah SWT. sehingga Allah SWT. mensukseskan kehendak Żulqarnain (berserah diri tawakkal
dan tidak mengandalkan kekuatan semata adalah prinsip dan watak para sufi). Kemudian pada ayat 87
dinyatakan bahwa al-Ḥaqq mewatakkan prinsip keadilan dan keinsafan pada Żulqarnain untuk mengajak
kaum kafir yang ditemuinya beriman terlebih dahulu dengan mengajarkan kalimat tauḥid dan ma’rifat.
Dan barangsiapa yang tetap keras hati menolak dengan hawa nafsu baru akan disiksa (prinsip ihsan
adalah watak para sufi). Lalu, pada ayat 88 dalam kata “jazā’ al-ḥusna” makna kebaikan diartikan lebih
dari konteks tekstualnya bermakna kedudukan atau derajat yang agung, balasan sepadan dan pahala
terbaik di akhirat nanti. Dan pada ayat 98, dijelaskan ketika pembangunan tembok penghalang telah
usai, Żulqarnain bersyukur dan mengucap kalimat istirja’ (innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn) berarti
menyerahkan sepenuhnya ikhtiarnya kembali pada kepemilikan Allah SWT yang sebenarnya. Berarti
menafsirkan disini Żulqarnain tidak sombong dan membanggakan diri, tidak pula mabuk pengetahuan
dan kekuatan. Akan tetapi senantiasa berdzikir mengingat Allah SWT. Selaras dengan kebiasaan para sufi
yang senantiasa mengingatNya Seraya menyerahkan seluruh kebaikan itu kepada-Nya.
※Sementara sekilas corak sufistik pada penafsiran al-Alūsῑ terpancar pada
ayat 86 tentang arti berlaku kebaikan pada kaum yang menerima seruan Żulqarnain. Kebaikan
dimaknai lebih dari konteks tekstualnya dimana aspek esoteris hanya bisa diketahui oleh seseorang
yang telah mencapai suatu kedudukan yang mulia disisi Allah SWT. yakni dengan dakwah menuju al-
Ḥaqq dan petunjuk kebahagiaan sampai mencapai derajat yang tinggi (bi al-da’wah ila al-haqq wa al-
irsyad ila ma fῑh al-fauz bi al-darajāt). Al-Alūsῑ juga menambahkan bahwa redaksi pada ayat “imma an
tattakhiża fῑhim ḥusnā” diterapkan dan tidak digunakan redaksi lain, mengandung isyarat jika pilihan
berlaku baik harus lebih didahulukan. Kemudian ayat 91 kata “khubran” ditafsirkan bahwa redaksi itu
mengandung makna lebih dari yang terlihat, sebagai ilmu meliputi lahir dan batinnya yang tidak
diketahui kecuali oleh Tuhan yang Maha teliti, baik faktor dan hal lainnya mencakup segala sesuatu
yang berkaitan dengan kepayahan pada setiap detail perjalanan Żulqarnain. Dan pada ayat 98
mengenai proses pembangunan benteng penghalang, al-Alūsῑ menerangkan bahwa berdasarkan
beberapa sumber dinyatakan kemampuan pembangunan monumen fenomenal tersebut merupakan
murni iḥsan ilahiy, mustahil dihasilkan dengan campur tangan manusia pada umumnya meskipun
terlihat seakan manusia yang membangunnya juga menyebut karena mendeskripsikan sifat
rubūbiyyah (ketuhanan).
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
KESIMPULAN
Berdasarkan klasifikasi qaṣaṣ al-Qur’an, Kisah Żulqarnain dalam surah al-Kahfi ayat 83-98 termasuk
kisah umat terdahulu yang benar faktanya (tarikhiyyāt). Kemudian hikmah yang dapat dipetik serta
dijadikan teladan a.Mengindikasikan keharusan melakukan berbagai faktor menuju kesuksesan dan
mengamalkan hukum Allah SWT. di alam raya ini dengan profesional serta terus berikhtiar.b.Seorang
Kesimpulan
pemimpinhendaklah segera mengerahkan kekuasaannya secara profesional untuk menciptakan
stabilitas keamanan demi membela tanah air, menjaga keselamatan dari musuh.c.Pemerintah wajib
menjaga kesucian diri, bersikap zuhud atas harta kekayaan rakyatnya
Saran TerdpaTidak terlihat secara signifikan perbedaan antara kedua tafsir karya ‘Abdu al-Qādῑr al-Jailānῑ
dan Maḥmūd Afandi al-Alūsῑ dalam menafsirkan tentang kisah Żulqarnain kecuali berkaitan dengan
penjelasan detail yang ditambahkan al-Alūsῑ dari segi bahasa ataupun ilmu qira’at. Dalam sekala luas
penjelasan berarti selaras sejalan, namun terdapat beberapa perbedaan makna kata dalam ayat
tertentu.
Corak esoteris tidak selalu tampak dalam setiap kata pada penafsiran bersifat ilmiah seperti kisah
Żulqarnain. Namun, terdapat beberapa petunjuk nuansa esoterisdalam penafsiran ayat tertentu,
seperti pada kata "khubran" yang mengandung makna pengetahuan lahir dan batin yang hanya dapat
diketahui oleh Allah SWT.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
SARAN
Kesimpulan
a. Para akademisi dan mahasiswa ilmu al-Qur'an dan Tafsir
diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang
pengembangan kisah Żulqarnain, untuk memberikan wawasan
Saran lebih luas dan sifnifikan
Thankyou,
Any Question?