Anda di halaman 1dari 36

Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Kisah Żulqarnain
(Studi Komparatif Interpretasi dalam Tafsir Al-Jailānῑ dan Tafsir Rūḥ al-Ma’ānῑ
terhadap Surat Al-Kahfi Ayat: 83-98)

NADA MAUILA
19.20.1773
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

LATAR BELAKANG
Latar
belakang
≈ Kisah mengandung fungsi edukatif yang sangat
Rumusan berharga dalam suatu proses penanaman nilai-nilai
Masalah
dan ajaran islam. Maka al-Qur’an tidak hanya
Tujuan menerangkan persoalan tauhid yang kaitanya
Penelitian dengan persoalan ubudiyah manusia semata
melainkan membahas beragam persoalan sejarah
Manfaat
Penelitian agar menjadi pelajaran demi memperbaiki kehidupan
yang akan datang dan sejarah tersebut bersifat pasti
Tinjauan
Pustaka
kebenarannya sejalan dengan keotentikan sumber
rujukannya yakni al-Qur’an
≈ Tokoh fenomenal yang paling menarik dikisahkan pengembaraanya
dalam al-Qur’an adalah Żulqarnain. Kebenaran sosok dan sepak
terjang hidupnya masih dan akan terus diperdebatkan oleh para ulama
maupun ahli sejarah karena kurangnya referensi dan literatur.
Bahkan, menempati urutan pertama daftar sejarah kuno yang paling
sering diperdebatkan

≈ Faktor pengaruh ulama kesulitan menentukan sosok Żulqarnain.


Pertama, menganggap tidak karena tidak berhubungan dengan
pokok ajaran islam tauḥid Kedua, mereka cenderung tawaqquf sebab
tidak mempunyai pengetahuan lebih. Ketiga, informasi tokoh pada
masa itu sedikit mereka mengambil nama tokoh populer pada
masanya ( resiko tidak tepat).
≈ Belum ada karya ilmiah yang membahas kisah Żulqarnain
dengan tafsir klasik bercorak sufi isyārῑ. Tafsir al-Jailani dan
Tafsir Ruh al-Ma’ani sebagai objek utama penafsiran karena
metode interpretasi yang digunakan al-Jailāni & al-Alūsῑ pada
kitab tafsirnya tidak meninggalkan makna lahir dari
suatu ayat, meskipun penafsirannya bercorak sufistik

≈Tujuan memahami makna al-Qur’an tidak akan tercapai


hanya dengan mengandalkan pendapat seseorang ahli
tafsir atau satu generasi saja. Tanpa memahami tafsir,
manusia tidak akan pernah mampu memahami pesan atau
ajaran yang diturunkan Allah SWT.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Latar IDENTIFIKASI MASALAH


belakang

Rumusan
Masalah 01 02

Tujuan
Penelitian Apa penafsiran ‘Abdu Al- Apa perbedaan dan
Qadir Al-Jailani dan kesamaan penafsiran
Syihāb al-Dῑn al-Sayyid ‘Abdu Al-Qadir Al-Jailani
Manfaat Maḥmūd Afandi Al-Alusy dan Syihāb al-Dῑn al-
Penelitian terhadap Surah Al-Kahfi Sayyid Maḥmūd Afandi
ayat:83-98? Al-Alusi terhadap Surah
Al-Kahfi ayat:83-98?”
Tinjauan
Pustaka
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Latar TUJUAN PENELITIAN


belakang

Rumusan
Masalah

Untuk mengetahui penafsiran ‘Abdu Al- Untuk mengetahui perbedaan dan


Tujuan
Penelitian Qadir Al-Jailani dan Syihāb al-Dῑn al- persamaan penafsiran ‘Abdu Al-Qadir Al-
Sayyid Maḥmūd Afandi Al-Alusῑ Jailani dan Syihāb al-Dῑn al-Sayyid Maḥmūd
terhadap Surah Al-Kahfi ayat:83-98. Afandi Al-Alusi terhadap Surah Al-Kahfi
Manfaat
Penelitian ayat:83-98

Tinjauan
Pustaka
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

MANFAAT PENELITIAN
Latar
belakang a. Manfaat Teoritis
1) Keuntungan teoritis dari riset ini, diharapkan menambah
khazanah keilmuan mengenai Kisah Żulqarnain dalam al-
Rumusan Qur’an,
Masalah
2) Diharapkan bahwa penelitian ini akan dapat membuat
kemajuan ilmiah dibidang interpretasi.
Tujuan
Penelitian 3) Kemudian harapannya dapat lulus ujian dengan yang sudah
dipersyaratkan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dalam
Fakultas Ushuluddin pada Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An Nur
Manfaat Yogyakarta.
Penelitian
a. Manfaat Praktis
Tinjauan 1) Penelitian ini diantisipasi untuk memperdalam pemahaman
Pustaka peneliti, juga untuk mendidik para sarjana lainnya.
2) Diharapkan dari penelitian ini dapat memperkuat keyakinan
peneliti dan pembaca pada umumnya pada ajaran dan pesan-
pesan kontekstual al-Qur'an.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Latar TINJAUAN PUSTAKA


belakang
Buku berjudul, “Żulqarnain Sang Penelitian yang dikaji oleh Nadiatul
Rumusan Penakluk Timur dan Barat, Tinjauan Habibah dalam skripsi berjudul, “Makna
Al-Qur‘an, Hadis dan Sejarah” karya Asmā’ Al-Ḥusna Pada Akhir Ayat Al-
Masalah
Syaikh Muḥammad Khair Ramaḍan Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Al-Jailani
Yūsuf. karya Syaikh ‘Abdu Al-Qadir Al-Jailani
Tujuan dan Tafsir Ruh al-Ma’ani karya Maḥmūd
Penelitian Syihābuddin Al-Alūsi)”

Manfaat
Penelitian Penelitian berjudul, “Żulqarnain Jurnal ilmiah gagasan Hamdani Anwar,
dalam Al-Qur’an”. Ditulis oleh seorang Dosen UIN Syarif Hidayatullah
Taufik dalam skripsi tahun 2009 Jakarta dengan judul, “Wawasan Al-
Tinjauan Qur’an tentah Kisah Żulqarnain ( Antara
Pustaka Realitas dan Mitos )”.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Definisi Qaṣaṣ Al-Qur‘an


Kajian
Teori
≈Qaṣaṣ adalah bentuk plural dari ‫ ق ـصـة‬secara etimologi
bermakna hikayat atau cerita
Metode ≈Qaṣaṣ al-Qur̒an secara istilah berarti pemberitaan dalam al-
Penelitian
Qur̒an mengenai para nabi beserta peristiwa yang telah
terjadi dan perihal umat di masa lalu
≈ Menurut sebagian ahli tasir bisa bermakna Kisah-
kisah, pengikutan atau mengikuti menyertai, dan Jejak
≈ Al-Razi : menurut pendekatan terminologis sastra
berarti sekumpulan cerita mengandung sebuah
pelajaran yang memberi petuntuk manusia kepada
kebenaran dan agama serta dapat memotivasi
kebaikan.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Fungsi Qaṣaṣ Al-Qur‘an


-Penguat keteguhan hati Nabi Muhammad dan orang
Kajian
Teori
beriman,
-Memberikan nasehat dan pelajaran berharga,
-Menunjukkan keberuntungan dan pahala bagi kekasih
Metode
Penelitian Allah,
-Menjadi penghibur dan peringatan bagi beriman dan
orang kafir,

-Mengetuk hati ahli kitab,


-Mengajarkan metode dakwah,
- Menjelaskan dasar-dasar syariat sebelumnya,
Dan menyambungkan persaudaraan dengan rasul-rasul
terdahulu, serta menguatkan status Nabi Muhammad
sebagai utusan sejati.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Hikmah Pengulangan Qaṣaṣ Al-Qur‘an


Kajian
Teori -Memperlihatkan al-Qur’an mengandung keindahan
bahasa pada tingkat paling tinggi
Metode
Penelitian
-Menyatakan kedahsyatan mukjizat al-Quran tidak
dapat ditiru

-Meyakinkan ke dalam jiwa dengan pemberian


perhatian besar terhadap kisah

-Urgensi yang ingin dicapai berbeda.


Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Klasifikasi Qaṣaṣ Al-Qur‘an


Kajian Ditinjau dari segi
Teori bobot materi (Manna’
Khalil al-Qaṭān):
Ditinjau dari segi
• Kisah para nabi dan Ditinjau dari segi
Metode
Penelitian
zaman: rasul jenis (Ahmad
• Kisah dan
pengembaraan
Jamal Al-Umry):
• Kisah Gaib yang tokoh dan umat
sudah terjadi terdahulu yang • Waqiyyāt
• Kisah yang tengah diperdebatkan • Tamṣiliyyāt
terjadi saat ini kenabiannya
• Peristiwa yang • Tarῑkhiyyāt
• Hikayat Gaib
terjadi pada zaman
pada masa depan Rasulullah SAW
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Qaṣaṣ Al-Qur‘an Benar Fakta bukan Fiktif


Kisah-kisah dalam al- Taha Husein: Kisah” yang termaktub di al-Qur’an tdk
Qur'a, khususnya
Kajian cukup menjadi bukti sejarah akan kebenaran identitas
tarikhiyyāt, bukanlah
Teori dan sosok para tokoh yang ada.
dongeng populer,
melainkan benar fakta
Metode sejarah yang ditulis Muhammad Khalafullah: al-qur’an lebih tepat dianggap
Penelitian dengan seni istimewa dan
keindahan pada setiap
sbg teks sastra. Maka Tidak salah jika pemaparan kisah
katanya. Memahami al- tidak dipernci karena bentuk atau teknik gaya bahasa
Qur'an sebagai teks sastra sastra yang tinggi memiliki unsur yang sengaja
dan mengenali menyembunyikan merahasiakan sesuatu dalam
karakteristik rahasia
dalam konstruksi kisah-
konteksnya yg akan menjadi daya tarik suatu yg
kisah dapat mengatasi bernilai sastra, sehingga hal tersebut bukan suatu
skeptisme dan kesalahan
menciptakan pemahaman Manna’ Khalil Qattan: Tanpa memperhatikan realita
yang lebih dalam.
sejarah pun adalah kewajiban untuk meyakini bahwa
segala sesuatu yang termaktub dalamnya adalah hq
dan pasti kebenarannya
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Pendekatan Tafsir Muqārin (Komparatif)


Kajian
Definisi & Penerapan
Teori Nashruddin Baidan
Muqārin atau komparatif secara Antara teks ayat-ayat al-Qur’an,
Metode etimologi berarti perbandingan atau
Penelitian
hadis dengan ayat al-Qur’an dan
perpaduan, Penafsiran ayat al-Qur’an antara
berarti membandingkan memadukan
pendapat para ulama
antara hal-hal yang memiliki
kemiripan karakteristik. Abdul Mustaqim
Penelitian tafsir muqarin bisa
diterapkan antar pemikiran tokoh,
pemikiran madzhab, antar
zaman/ //////masa dan suatu
wilayah tertentu dengan yg lain
Tujuan Kelebihan Kekurangan
untuk mengtahui Memberikan Tidak tepat
kekurangan dan informasi yang diberikan
kelebihan pemikiran lebih banyak kepada pemula
masing-masing tokoh, dibandingkan atau murid di
menganalisis aspek metode lain, tingkat sekolah
perbedaan dan menumbuhkan menengah
kesamaan, dan mencari sikap toleransi karena
sintesa kreatif dari hasil terhadap penjelasannya
analisis pemikiran pendapat orang bisa terlalu
kedua tokoh jika ada. lain ekstrim dan
mendalam.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

METODOLOGI
Kajian
Teori Sumber Primer
Metode
Jenis Penelitian Pengumpulan dan
Metode Tafsir Al-Jailani
Penelitian serta Tafsir Ruh Analisis Data
library research
(Kepustakaan), Sumber Al-Ma’ani.
Pengumpulan data
Sekunder metode dokumentatif
Metode Buku Żulqarnain Sang Penakluk (Studi Dokumen)
Timur dan Barat, Tinjauan al-
Penelitian Dengan analisis
Qur‘an,Hadis dan Sejarah karya
Pendekatan deskriptif
Syaikh Muḥammad Khair Ramaḍān
penelitian
Yūsuf, jurnal, skripsi, artikel ilmiah,
kualitatif
serta sudut pandang yang
menganalisis al-Kahfi ayat 83–98
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

KERANGKA PIKIRAN
Kajian
Teori
Add your text

Penelitian
Terdahulu Add your text
Add your text
Kerangka
Pikiran Add your text

Add your text


Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN


A.Kisah Żulqarnain dalam Al-
Qur’an

BAB Deskripsi Umum Tafsῑr Al-Jailānῑ

3
Deskripsi Umum Tafsῑr Ruh
Al-Ma’ni
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Kisah Żulqarnain dalam Al-Qur’an

al-Ḥamdanῑ pengarang kitab


al-Iklil min akhbar al-Yaman
wa-ansab Himyar dan Profesor hidup di masa Nabi
Muḥammad Raghib al-Tabbakh Ibrahῑm AS yang
identitasnya telah hilang
, salah satu penguasa dinasti
Ḥimyar yang bernama Al-Ṣa’b
Żūmarṡid Al-Ḥimyarῑ

teori Syaikh Ḥamdi bin Żulqarnain adalah Raja


Ḥamzah Abū Zaid, Alexander dari
Żulqarnain adalah kekaisaran Makedonia.
Akhnaton
Koresh Akhemeniyah dari Persia Abū al-Kalām
Azad & Sayyid Abū A’la al-Maududῑ,
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Deskripsi Umum Tafsῑr Al-Jailānῑ

Biografi ‘Abdu Al-Qādir Al-


Jailānῑ
Sekilas Tentang Tafsῑr
Al-Jailānῑ
Metode dan Corak Tafsῑr (Latar belakang penafsiran)
Al-Jailāni
Metode dan corak tafsir Al-Jailānῑ
termasuk dalam kategori al-Tafsῑr al- Muḥammad Fāḍil Al-Jailāni, cucu Al-Qādir Al-Jailānῑ, menemukan
Tahlῑlῑ, di mana penafsirannya mencakup dan menerbitkan kembali karya tersebut tanpa mengubah isinya,
seluruh dimensi ayat-ayat al-Qur'an dan hanya melakukan koreksi pada kesalahan gramatika.
disusun berurutan sesuai muṣḥaf
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Deskripsi Umum Tafsir Rūḥ Al-Ma’ānῑ

Biografi Maḥmūd Afandi Al-


Alūsῑ
Sekilas Tentang Tafsῑr Rūḥ Al-Ma’ani

( Latar Belakang Penafsiran )


Metode dan Corak Penafsiran
Tafsῑr Rūḥ Al-Ma’ānῑ
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Penafsiran ‘Abdu al-Qādir al-Jailānῑ dan


Maḥmud Afandi al-Alūsῑ Tentang Kisah
Żulqarnain
- Identitas dan Peran Żulqarnain

- Anugerah Kekuasaan yang diberikan Kepadanya

- Ekspedisi Pertama Żulqarnain yang Tertuang


dalam al-Qur’an
- Ekspedisi Kedua Żulqarnain yang Termaktub
dalam al-Qur’an

- Ekspedisi Ketiga Żulqarnain yang Tertulis


dalam al-Qur’an

- Sekilas tentang Ya’jūj dan Ma’jūj serta Tembok


Penghalang
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Anugerah Kekuasaan yang Ekspedisi Pertama


diberikan Kepadanya Żulqarnain yang Tertuang
Pengembaraan pertama Żulqarnain tercantum dalam dalam al-Qur’an
surah Al-Kahfi (18):85-88. Pada ekspedisi pertamanya,
Żulqarnain menyusuri suatu jalan ke arah barat. Ketika sementara orang yang beriman dan beramal saleh akan
dia mencapai tempat terbenamnya matahari, dia mendapat balasan yang terbaik dan akan diberi
menemukan matahari tenggelam di dalam mata air kemudahan dalam mengemban perintah Allah.
panas yang berlumpur hitam. Di sana, dia menemukan
suatu kaum yang tidak mengenal agama. Demikianlah ekspedisi pertama Żulqarnain yang
tercantum dalam ayat-ayat tersebut. Pada perjalanannya,
Allah memberikan pilihan kepada Żulqarnain untuk dia menghadapi situasi yang membutuhkan keputusan
menyiksa atau berlaku baik pada kaum tersebut. bijaksana dalam menangani kaum yang kafir dan tidak
Żulqarnain berkata bahwa orang yang berlaku zalim mengenal agama. Dia memilih untuk menyiksa orang-
akan dihukum dengan hukuman yang keras, orang yang zalim dan memberi kemudahan bagi orang-
orang yang beriman dan beramal saleh.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Ekspedisi Kedua Żulqarnain yang Termaktub


dalam al-Qur’an
• Pada ekspedisi kedua, Żulqarnain pergi ke arah timur sampai mencapai
tempat matahari terbit. Di sana, dia menemukan suatu kaum yang tidak
memiliki pelindung dari terik matahari.

• Mereka hidup dalam gua-gua kecil dan tanpa pakaian. Allah mengetahui
segala sesuatu yang terjadi pada Żulqarnain dan ekspedisinya.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Ekspedisi Ketiga Żulqarnain yang Tertulis


dalam al-Qur’an
• Dalam ekspedisi ketiga, Żulqarnain berjalan di antara dua gunung dan
menemukan suatu kaum yang hampir tidak bisa memahami bahasa
yang digunakan oleh Żulqarnain dan para pengikutnya.

• Mereka mungkin merupakan orang-orang non-Arab atau bahkan bangsa


jin yang tinggal di wilayah tersebut. Karena bahasa dan budaya mereka
berbeda, Żulqarnain dan kaum tersebut kesulitan untuk berkomunikasi
secara efektif.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Ya'jūj dan Ma'jūj


• Dalam cerita ini, Ya'jūj dan Ma'jūj adalah dua bangsa yang dikenal sebagai pembuat
kerusakan di bumi. Mereka meminta Żulqarnain untuk membangun tembok penghalang
yang bisa melindungi mereka dari Ya'jūj dan Ma'jūj. Żulqarnain menolak imbalan dan
hanya meminta bantuan untuk membangun tembok penghalang tersebut.

• Żulqarnain memerintahkan mereka untuk memberikan potongan-potongan besi, yang


kemudian dipasang sebagai pondasi tembok penghalang antara dua gunung. Setelah
tembok tersebut selesai dibangun, Żulqarnain menyatakan bahwa ini adalah rahmat dari
Tuhan. Ketika tiba waktunya, tembok itu akan hancur dan janji Tuhan akan terwujud.
Ya'jūj dan Ma'jūj tidak mampu mendaki atau melubangi tembok penghalang tersebut,
sehingga mereka terisolasi dari wilayah lainnya.
Persamaan penafsiran tentang
Kisah Żulqarnain oleh al-Jailānῑ dan
al-Alūsi:
Persamaan pertama mengenai identitas Żulqarnain Al-Jailānῑ dan al-Alūsῑ sebagai Alexander putra Philipus dari Romawi,
sementara perannya sebagai raja yang saleh. Bahkan setelah mengemukakan kemungkinan sosok tokoh agung itu sebagai raja
Persia, Farid bin Jamsyid V, Syamar ataupun Mus’ab yang hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim AS. dan Alexander penguasa
Romawi, al-Alūsῑ mengajukan kritik objektif dan argumentasi tersendiri bahwa Żulqarnain adalah Alexander seorang raja yang
beriman. Juga mengenai makna kedudukan disini (tamkῑn) dimaknai serupa sebagai kekuasaan. Dimana al-Jailāni melengkapi
dengan kekuasaan sempurna dan al-Alūsῑ menjelaskan sebagai kekuasaan berupa kemampuan mengelola bumi dan isinya.
Kedua, pada ekspedisi pertama, al-Jailānῑ dan al-Alūsῑ memberi pengertian serupa arti kata “magriba al-syamsi” sebagai tempat
terbenam matahari di wilayah ujung bumi bagian barat. Selanjutnya, kata “’ainin ḥami’atin” juga ditafsirkan sama yakni lumpur
hitam yang panas. Dimana keduanya mendefinisikan keadaan yang sama bahwa yang dimaksud adalah Żulqarnain melihat
matahari tenggelam berdasarkan pandangan mataBegitu pula kata “yusran” dimaknai serupa sebagai kemudahan bagi Żulqarnain
dalam menentukan keputusan.
Ketiga, menyangkut ekspedisi kedua al-Alūsῑ dan al-Jailānῑ banyak menafsirkan dengan makna serupa dengan perbedaan redaksi
saja juga penambahan penjelasan aspek kebahasaan oleh al-Alūsῑ. Seperti kata “maṭli’a al-syamsi”, diartikan sebagai tempat
terbit matahari di wilayah timur bumi. Sedangkan al-Alūsi hanya sedikit menambahkan perbedaan qira’at (cara baca) dan
perbedaan waktu tempuh. Kemudian kata “sitran” juga ditafsirkan serupa sebagai penghalang, pelindung
Keempat, kisah ekspedisi terakhir ke wilayah pegunungan antara barat dan timur bumi . Kedua mufassir memberi defisnisi serupa
dengan perbedaan redaksi. Kata “baina al-saddain” berarti diantara dua gunung wilayah pegunungan Armenia dan Azerbaijan
atau berada di wilayah Turki. dalam al-Qur’an disebut “radma” ditafsirkan serupa sebagai bangunan pembatas yang sangat besar.
Proses pembangunan dan komposisi bahan baku bangunan juga dinyatakan serupa campuran lelehan tembaga, bebatuan, kayu
dan potongan-potongan besi dinyatakan “zubar al-hadῑd” dimaknai sebagai “al-qiṭ’ah al-’ażῑmah” berarti potongan besi itu
berukuran besar. Adapun al-Alūsῑ hanya menambahkan beberapa riwayat dan cerita berkaitan dengan bentuk dan keberadaan
tembok penghalang yang sebagian benar dan tidak
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Perbedaan penafsiran tentang Kisah


Żulqarnain oleh al-Jailānῑ dan al-Alūsi:

• Arti kata "sababan": Al-Jailānῑ menafsirkan sebagai "mauṣil" (penyambung) yang menyampaikan
impian dan persiapan untuk mencapai tujuan. Sedangkan al-Alūsi mengartikannya sebagai "ṭarῑqan"
(jalan) untuk mencapai tujuan dengan kekuatan dan pengetahuan.
• Mengenai penjelasan “’ażāban nukran” (siksaan yang keras) pada ayat 87. Al-Jailānῑ mengartikan
sebagai bentuk siksaan mengerikan yang tidak akan ditemukan di alam dunia. Sedangkan menurut al-
Alūsῑ sebagai neraka Jahannam.
• Balasan kebaikan bagi kaum yang menerima dakwah Żulqarnain: Al-Jailānῑ menyatakan balasan
hanya diperoleh di akhirat berupa pahala yang berlimpah. Sedangkan al-Alūsi mengartikan bahwa
balasan akan didapatkan di dunia dan akhirat, berupa amalan kebaikan di dunia dan pahala serta
surga di akhirat.
• Arti "khubran" pada ayat 91: Al-Jailānῑ memaknai sebagai ilmu tentang musuh-musuh Żulqarnain.
Sedangkan al-Alūsi mengartikan sebagai pengetahuan yang luas mencakup perjalanan Żulqarnain
dengan segala kesulitannya.
• Sosok Ya’jūj dan Ma’juj: Al-Jailānῑ menyebut mereka sebagai dua kabilah dari bangsa Turki,
sementara al-Alūsi menganggap mereka sebagai keturunan Yafiṣ bin Nūḥ.
※Sekilas corak sufistik yang ditemukan setelah menterjemahkan interpretasi kedua mufassir serta
mencari kesamaan dan perbedaan, tidak serta merta terdapat dalam seluruh ayat tetapi hanya pada
beberapa ayat. Penafsiran corak sufistik Al-Jailānῑ terlihat pada ayat 85 diterangkan bahwa
Żulqarnain menempuh suatu jalan sampai dia salah atau tidak mengetahui suatu persoalan dia berserah
diri kepada Allah SWT. sehingga Allah SWT. mensukseskan kehendak Żulqarnain (berserah diri tawakkal
dan tidak mengandalkan kekuatan semata adalah prinsip dan watak para sufi). Kemudian pada ayat 87
dinyatakan bahwa al-Ḥaqq mewatakkan prinsip keadilan dan keinsafan pada Żulqarnain untuk mengajak
kaum kafir yang ditemuinya beriman terlebih dahulu dengan mengajarkan kalimat tauḥid dan ma’rifat.
Dan barangsiapa yang tetap keras hati menolak dengan hawa nafsu baru akan disiksa (prinsip ihsan
adalah watak para sufi). Lalu, pada ayat 88 dalam kata “jazā’ al-ḥusna” makna kebaikan diartikan lebih
dari konteks tekstualnya bermakna kedudukan atau derajat yang agung, balasan sepadan dan pahala
terbaik di akhirat nanti. Dan pada ayat 98, dijelaskan ketika pembangunan tembok penghalang telah
usai, Żulqarnain bersyukur dan mengucap kalimat istirja’ (innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn) berarti
menyerahkan sepenuhnya ikhtiarnya kembali pada kepemilikan Allah SWT yang sebenarnya. Berarti
menafsirkan disini Żulqarnain tidak sombong dan membanggakan diri, tidak pula mabuk pengetahuan
dan kekuatan. Akan tetapi senantiasa berdzikir mengingat Allah SWT. Selaras dengan kebiasaan para sufi
yang senantiasa mengingatNya Seraya menyerahkan seluruh kebaikan itu kepada-Nya.
※Sementara sekilas corak sufistik pada penafsiran al-Alūsῑ terpancar pada
ayat 86 tentang arti berlaku kebaikan pada kaum yang menerima seruan Żulqarnain. Kebaikan
dimaknai lebih dari konteks tekstualnya dimana aspek esoteris hanya bisa diketahui oleh seseorang
yang telah mencapai suatu kedudukan yang mulia disisi Allah SWT. yakni dengan dakwah menuju al-
Ḥaqq dan petunjuk kebahagiaan sampai mencapai derajat yang tinggi (bi al-da’wah ila al-haqq wa al-
irsyad ila ma fῑh al-fauz bi al-darajāt). Al-Alūsῑ juga menambahkan bahwa redaksi pada ayat “imma an
tattakhiża fῑhim ḥusnā” diterapkan dan tidak digunakan redaksi lain, mengandung isyarat jika pilihan
berlaku baik harus lebih didahulukan. Kemudian ayat 91 kata “khubran” ditafsirkan bahwa redaksi itu
mengandung makna lebih dari yang terlihat, sebagai ilmu meliputi lahir dan batinnya yang tidak
diketahui kecuali oleh Tuhan yang Maha teliti, baik faktor dan hal lainnya mencakup segala sesuatu
yang berkaitan dengan kepayahan pada setiap detail perjalanan Żulqarnain. Dan pada ayat 98
mengenai proses pembangunan benteng penghalang, al-Alūsῑ menerangkan bahwa berdasarkan
beberapa sumber dinyatakan kemampuan pembangunan monumen fenomenal tersebut merupakan
murni iḥsan ilahiy, mustahil dihasilkan dengan campur tangan manusia pada umumnya meskipun
terlihat seakan manusia yang membangunnya juga menyebut karena mendeskripsikan sifat
rubūbiyyah (ketuhanan).
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

KESIMPULAN
 Berdasarkan klasifikasi qaṣaṣ al-Qur’an, Kisah Żulqarnain dalam surah al-Kahfi ayat 83-98 termasuk
kisah umat terdahulu yang benar faktanya (tarikhiyyāt). Kemudian hikmah yang dapat dipetik serta
dijadikan teladan a.Mengindikasikan keharusan melakukan berbagai faktor menuju kesuksesan dan
mengamalkan hukum Allah SWT. di alam raya ini dengan profesional serta terus berikhtiar.b.Seorang
Kesimpulan
pemimpinhendaklah segera mengerahkan kekuasaannya secara profesional untuk menciptakan
stabilitas keamanan demi membela tanah air, menjaga keselamatan dari musuh.c.Pemerintah wajib
menjaga kesucian diri, bersikap zuhud atas harta kekayaan rakyatnya
Saran  TerdpaTidak terlihat secara signifikan perbedaan antara kedua tafsir karya ‘Abdu al-Qādῑr al-Jailānῑ
dan Maḥmūd Afandi al-Alūsῑ dalam menafsirkan tentang kisah Żulqarnain kecuali berkaitan dengan
penjelasan detail yang ditambahkan al-Alūsῑ dari segi bahasa ataupun ilmu qira’at. Dalam sekala luas
penjelasan berarti selaras sejalan, namun terdapat beberapa perbedaan makna kata dalam ayat
tertentu.
 Corak esoteris tidak selalu tampak dalam setiap kata pada penafsiran bersifat ilmiah seperti kisah
Żulqarnain. Namun, terdapat beberapa petunjuk nuansa esoterisdalam penafsiran ayat tertentu,
seperti pada kata "khubran" yang mengandung makna pengetahuan lahir dan batin yang hanya dapat
diketahui oleh Allah SWT.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

SARAN

Kesimpulan
a. Para akademisi dan mahasiswa ilmu al-Qur'an dan Tafsir
diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang
pengembangan kisah Żulqarnain, untuk memberikan wawasan
Saran lebih luas dan sifnifikan

b. Bagi pembaca, diharapkan bisa mengambil hikmah dari kisah


Żulqarnain sebagai pemimpin yang rendah hati, adil, dan bijaksana,
serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5

Thankyou,
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai