Anda di halaman 1dari 30

JURUSAN ARSITEKTUR

Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan


Jalan Ciubuleuit No. 94 Bandung 40141
Telp: (022) 2033691 Fax: (022) 2033692
Homepage: http://www.unpar.ac.id

METODA Penelitian
ARSITEKTUR

Dosen Penanggungjawab: Dr. Ir.Y. Karyadi Kusliansjah, MT.


Dosen Kelas: Dr. Ir. Yasmin Suriansyah, MSP
10METODA
PENGUMPULAN DATA -
KUALITATIF
PEMAHAMAN

• Memeriksa data dari kelompok/unit observasi yang distudi


berdasarkan sudut pandang kelompok itu sendiri.

• Pengamatan dilakukan secara holistik dalam rona (setting)


alamiah, sebagai kritik terhadap kelemahan metoda kuantitatif
yang pengumpulan datanya dilakukan dalam situasi dan rona
artifisial.

• Peneliti tidak memiliki asumsi tentang subyek yang diteliti


secara a-priori.

• Teori dan hipotesa harus muncul dalam atau selama proses


penelitian lapangan
JENIS METODA

1. PENGGUNAAN BAHAN DOKUMEN


2. PENGAMATAN BERPARTISIPASI
3. WAWANCARA TAK TERSTRUKTUR
4. RIWAYAT HIDUP
5. STUDI KASUS
6. KELOMPOK DISKUSI TERARAH
7. ALOKASI WAKTU
METODA

PENGGUNAAN
BAHAN DOKUMEN
METODA
PENGGUNAAN BAHAN DOKUMEN

Bahan dokumen mencakup:


• Surat-surat pribadi
• Otobiografi
• Catatan harian (jurnal)
• Kenang-kenangan (memoir)
• Surat kabar
• Laporan dan dokumen pemerintah
• Cerita rakyat
• Monumen, artefak, lontar
• Peta, gambar, sketsa
• Foto, film, video
• Rekaman suara
METODA
PENGGUNAAN BAHAN DOKUMEN

• Keunggulan:
• Mampu mengatasi ruang dan waktu, sehingga
memungkinkan peneliti memperoleh pengetahuan tentang
peristiwa masa lampau.
• Seringkali mencakupi rincian tentang peristiwa yang mustahil
dicerap melalui observasi langsung.

• Kelemahan:
• Seringkali tidak disertai referensi tentang kondisi sosial
budaya disaat dokumen tersebut dibuat
• Seringkali tidak lengkap, otentisitasnya dan kehandalannya
diragukan
METODA
PENGGUNAAN BAHAN DOKUMEN

Penilaian Bahan Dokumen:

• Kritik Ekstern:
• Apakah dokumen otentik atau palsu?
• Bagaimana asal usulnya?
• Siapa pembuatnya?
• Bagaimana bahasa dan bentuknya?

• Kritik Intern:
• Apakah isinya dapat diterima sebagai kenyataan,
untuk menjawab pertanyaan: apa, kapan, dimana
dan mengapa?
METODA

PENGAMATAN
BERPARTISIPASI
PENGAMATAN BERPARTISIPASI METODA

Paras keterlibatan peneliti:

• Complete Participant: peneliti terlibat langsung dalam


kehidupan masyarakat, tetapi merahasiakan identitas
dan tujuannya.

• Participant as Observer: peneliti terlibat langsung


dalam kehidupan masyarakat tetapi diketahui identitas
dan tujuannya

• Observer as Participant: peneliti terlibat dalam


kehidupan masyarakat secara terbatas dan untuk
waktu yang terbatas pula.
PENGAMATAN BERPARTISIPASI METODA
Tahap-tahap pengamatan berpartisipasi:

• Tahap Awal (PASIF)


• Penyesuaian perilaku umum dan khusus
masyarakat setempat.
• Pengamatan perilaku umum dan khusus
masyarakat
• Pencatatan berdasarkan ingatan
• Pemilihan masalah dan konsep yang relevan.

• Tahap Pertengahan (INTERAKTF)


• Penjalinan hubungan akrab dan kepercayaan
dengan masyarakat
• Pemahaman rona dan kondisi masyarakat secara
benar dan otentik
• Pemeriksaan frekuensi dan distribusi fenomena.
• Pemilihan “key informan” untuk melakukan
wawancara bebas
• Mengkristalisasi gagasan dan model.
PENGAMATAN BERPARTISIPASI METODA
Tahap-tahap pengamatan berpartisipasi:

• Tahap Akhir
• Penarikan diri dari keterlibatan dengan masyarakat
secara berangsur
• Penyusunan dan pengujian gagasan serta model
sistem sosial masyarakat.
• Identifikasi kasus-kasus negatif atau penyimpangan
• Penulisan laporan dengan memperhatikan
pertimbangan etika
PENGAMATAN BERPARTISIPASI METODA
• Keunggulan
• Mampu memberikan gambaran tentang proses sosial
secara utuh, bukan sekedar penggalan adegan-
adegan sesaat.
• Mampu menjelaskan makna situasi menurut sudut
pandang masyarakat yang diamati.
• Validitas hasil penelitian dapat diperiksa secara
berulang, teliti dan menyeluruh.

• Kelemahan
• Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang besar.
• Penelitian bersifat khas, tidak bisa diulang untuk
menghasilkan deskripsi dan kesimpulan yang sama.
• Peneliti terkadang terlalu terlibat (going native)
sehingga tidak menempatkan diri secara benar
sebagai pengamat.
METODA

WAWANCARA TAK
TERSTRUKTUR
WAWANCARA TAK TERSTRUKTUR METODA

• Bertujuan memberi kesempatan pada peneliti untuk menggali


lebih dalam, menemukan petunjuk baru, membuka dimensi
permasalahan yang lebih luas dan memperoleh informasi
yang akurat dari informan atau kelompok.

• Wawancara tak terstruktur harus diawali dengan observasi


lapangan. Pengetahuan rinci tentang rona (setting) mutlak
diperlukan sebelum proses tanya jawab dapat dilakukan.

• Peneliti harus membina hubungan baik terlebih dahulu


dengan informan dan berperan sebagai teman yang penuh
perhatian, pengertian dan simpatik.
WAWANCARA TAK TERSTRUKTUR METODA

Tahap-tahap:
• Membina hubungan baik dengan informan dan kelompok
• Menyusun agenda wawancara
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan respons

Sifat-sifat pertanyaan:
• Deskriptif: keterangan tentang aktivitas informan
• Struktural: keterangan tentang bagaimana informan
mengorganisasikan pengetahuannya.
• Kontras: perbandingan makna situasi/peristiwa
METODA

RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP METODA
• Bertujuan mengungkapkan otobiografi seseorang
berdasarkan wawancara, percakapan terarah dan dokumen
pribadi (surat, buku harian)

• Metoda riwayat hidup banyak digunakan dalam penyusunan


Oral History, pertama kali digunakan dalam sosiologi modern
pada tahun 1930-an oleh kelompok “Chicago School”.

Manfaat metoda:
• Merupakan mozaik pembentuk gambar kehidupan sosial
pada waktu dan tempat tertentu.
• Memberikan nuansa kehidupan yang kaya sehingga
gambaran stereotipe dapat dihindari.

Analisis mencakup:
• Dimensi/aspek kehidupan individu (biologis, sosial, budaya,
psikososial)
• Titik balik dalam kehidupan individu dan kondisi diantaranya
• Cara/strategi adaptasi kehidupan individu
METODA

STUDI KASUS
STUDI KASUS METODA
• Merujuk pada studi mendalam atas suatu subyek (individu,
kelompok, peristiwa, lembaga) dalam rona kehidupan nyata,
dimana masing-masing subjek diperlakukan sebagai
kesatuan terpisah. Karena itu jumlah subjek dalam metoda ini
selalu dibatasi secara ketat, mungkin hanya satu.

• Peneliti melihat subyek, situasi dan perilakunya secara


holistik sebagai fenomena yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya sepanjang waktu.

• Seringkali digunakan untuk penelitian evaluatif untuk


menjawab pertanyaan “mengapa” dan ”bagaimana”.

• Dalam penggunaannya dapat dikombinasikan bersama-sama


dengan metoda kualitatif lainnya
STUDI KASUS METODA

• Memerlukan suatu PROTOKOL: rencana tertulis yang berisi


kerangka komprehensif tentang bagaimana penelitian akan
dilaksanakan.

• Isi protokol:
• Uraian menyeluruh tentang proyek studi (tujuan,
kepustakaan relevan)
• Deskripsi tentang prosedur lapangan (bentuk akses,
sumber informasi)
• Pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan akan
menjadi panduan bagi pengumpulan data.
• Pedoman penyiapan laporan akhir studi kasus
STUDI KASUS METODA
• Keunggulan
• Melihat subyek yang diteliti secara holistik
• Dapat digunakan untuk menganalisis dinamika
perubahan sosial
• Data yang diperoleh sangat rinci

• Kelemahan
• Hasil studi sulit digeneralisasikan
• Tergantung pada data restrospektif (kilas balik)
sehingga akurasinya sering diragukan.
• Peneliti sulit menetapkan kapan pengumpulan data
harus dihentikan.
METODA

DISKUSI TERARAH
DISKUSI TERARAH METODA
• Merujuk pada bentuk diskusi yang dilakukan sekelompok kecil informan (8 sd 10
orang) yang dibimbing oleh seorang fasilitator/moderator.

• Bertujuan untuk membahas secara bebas dan spontan hal/isu yang relevan dengan
penelitian.

• Para partisipan adalah anggota kelompok sasaran yang opini dan gagasannya akan
distudi.

• Dapat dilakukan beberapa kali diskusi kelompok terarah dengan kelompok partisipan
yang berbeda.

• Sangat efektif untuk mempelajari persepsi dan kesepakatan pendapat masyarakat


tentang hal/topik tertentu.

• Fasilitator berfungsi sebagai penyampai pertanyaan,pengarah jalannya diskusi,


pengatur giliran berbicara/mengeluarkan pendapat/menjawab.
METODA

ALOKASI WAKTU
METODA

• Peneliti menanyai subyek yang diteliti


tentang pola kegiatan yang
dilakukannya selama periode waktu
tertentu.

• Bertujuan untuk memperoleh informasi


tentang jenis aktifitas, sekuens dan
waktu yang digunakannya untuk
kegiatan yang bersifat rutin/formal
maupun informal
11 ANALISIS DATA
KUALITATIF
ANALISIS DATA KUALITATIF  KUANTITATIF
KODING (CODING)

• INFORMASI KUALITATIF MELALUI WAWANCARA


TERSTRUKTUR ATAU KUESIONER
 CODING (KATEGORISASI MENGGUNAKAN NUMERIK)

PENGELOMPOKAN/KATEGORISASI/KLASIFIKASI
SEMUA INFORMASI MENJADI KESIMPULAN/TEMUAN
PENELITIAN
ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN
SOFTWARE
SALAH SATUNYA: NVIVO
• KAJIAN BEBERAPA PUSTAKA
 MENANDAI KALIMAT DAN KATA KUNCI YANG PENTING
 STRUKTURISASI KATA KUNCI SEBAGAI KONSEP YANG DIKAJI
 PENGELOMPOKAN/KATEGORISASI/KLASIFIKASI KONSEP
-KONSEP TERSEBUT MENJADI KESIMPULAN/TEMUAN
PENELITIAN
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai