Anda di halaman 1dari 34

Hukum Taklifi dan Wadh’i

PEMBAHASAN HUKUM
DALAM
ILMU USHUL FIQH
Hakim Orang yang menjatuhkan putusan

Keputusan yang dijatuhkan oleh


Hukum
hakim sebagai bukti kehendaknya

Perbuatan orang mukallaf yang


Mahkum Fih
berkaitan dengan hukum

Orang mukallaf sebagai pelaku


Mahkum
perbuatan yang berkaitan dengan
‘Alaih
hukum.
SIAPA AL-HAKIM?
Oleh karena itu, mereka sepakat dalam memberikan
pengertian tentang hukum syara’ Adalah: ketetapan
Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf
dalam bentuk tuntutan, pilihan atau ketetapan.

‫ين‬ ِ‫اصل‬
ِ ‫ص الْح َّق و ُهو َخ ْير الْ َف‬
ُّ ‫ق‬
ُ ‫ي‬ ِ ّ‫ِإ ِن الْح ْكم ِإالَّ لِل‬...
‫ه‬
َ ُ َ َ َ َ ُ ُ
• …Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah. Dia
Menerangkan kebenaran dan Dia Pemberi keputusan
yang terbaik.” (al-An’am: 57)
BAGAIMANA MENGETAHUI HUKUM
ALLAH?

1. Mazhab al-Asyaa’irah
‫ال يمكن العقل أن يعرف حكم اهلل في أفعال المكلفين إال بواسطة رسله وكتبه‬

• Akal tidak mungkin mengetahui hukum-hukum Allah atas


perbuatan orang mukallaf Kecuali dengan perantaraan para Rasul
dan kitab-kitab Allah
Dalil:

ً‫ث َر ُسوال‬
َ ‫ين َحتَّى َن ْب َع‬ِ‫وَما ُكنَّا ُم َع ِّذب‬. ..
َ َ
• …Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul
(al-Isra: 15)
Sambungan…

2. Mazhab al-Mu’tazilah

‫يمكن أن يعرف حكم اهلل في أفعال المكلفين بنفسه من غير وساطة رسله وكتبه‬

• Hukum-hukum Allah itu mungkin diketahui secara langsung tanpa


perantaraan para rasul dan kitab-kitab Allah

Dalil:
Perbuatan baik adalah perbuatan yang dianggap baik oleh akal karena
ada manfaatnya. Perbuatan jelek adalah perbuatan yang dianggap
jelek oleh akal karena ada bahayanya.
Sambungan…

3. Mazhab Maturidiyah

‫ وما رآءه العقل السليم قبيحا فهو‬،‫ما رآء العقل السليم حسنا فهو حسن‬
‫قبيح لكن ال يلزم أن تكون أحكام اهلل في أفعال المكلفين على وفق ما‬
‫ وعلى هذا ال‬،‫ألن العقول مهما نضجت قد تخطىء‬.‫تدركه عقولنا فيها‬
‫سبيل إلى معرفة حكم اهلل إال بواسطة رسله‬

Apa yang oleh akal sehat dianggap baik maka dihukumi baik, dan yang
dianggap jelek maka dihukumi jelek. Tetapi hukum-hukum Allah atas
perbuatan orang mukallaf itu tidak boleh ditetapkan baik atau jelek
berdasarkan kemampuan akal kita. Karena meskipun akal sudah matang,
kadang juga salah. Oleh karena itu tidak ada jalan lain untuk dapat
mengetahui hukum-hukum Allah kecuali melalui para Rasul Nya.
DEFINISI HUKUM SYAR’I

Menurut ulama ushul Menurut ulama fiqh

‫خطاب الشارع المتعلق بأفعال‬ ‫األثر الذي يقتضيه خطاب الشارع‬


‫المكلفين طلبا أو تخييرا أو وضعا‬ ‫ كالوجوب والحرمة‬،‫في الفعل‬
‫واإلباحة‬
Doktrin (khitob) syari’ yang
berkaitan dengan perbuatan Pengaruh yang ditimbulkan
orang mukallaf, baik berupa oleh doktrin syari’ dalam
tuntutan (tholab), pilihan perbuatan orang mukallaf
(takhyir), maupun ketetapan seperti kewajiban, keharaman
(wadh’i) . dan kebolehan.
PEMBAGIAN HUKUM
Hukum

Tuntutan Pilihan Wadh'iy


Mengerjakan Meninggalkan Mubah sebab

Syarat

Wajib Sunnah Haram Makruh Mani'

Sah

Batal

'Azimah

Rukhsah
HUKUM TAKLIFI

‫ أو كفه‬،‫هو ما اقتضى طلب الفعل من المكلف‬


‫ أو تخـ ـي ــيره بين الفعل والكف عنه‬،‫عن فعل‬

• Hukum yang menuntut kepada mukallaf


untuk berbuat, menuntut untuk tidak
berbuat atau menghendaki agar muallaf
memilih antara berbuat atau tidak
WAJIB
DEFINISI
• Yaitu tuntutan syari’ untuk melaksanakan suatu
perbuatan dan tidak boleh ditinggalkan. Orang yang
meninggalkannya dikenai hukuman/sanksi. Yang
dituntut untuk dikerjakan itu disebut wajib,
sedangkan akibat dari tuntutan itu disebut wujub

CONTOH

...‫ام‬ ‫ي‬ ‫الص‬


ِّ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ب‬ِ‫ت‬ ‫ك‬
ُ ... •
َُ ُ ْ َ
• …Diwajibkan atas kamu berpuasa…(al-Baqarah: 183)
 ganti ayat tentang kewajiban zakat
(SUNNAH)
DEFINISI
• Yaitu tuntutan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang
tidak bersifat memaksa, melainkan sebagai anjuran,
sehingga seseorang tidak dilarang untuk meninggalkannya.
Orang yang meninggalkannya tidak dikenai hukuman. Yang
dituntut untuk dikerjakan itu disebut mandub, sedangkan
akibat dari tuntutan itu disebut nadb.

CONTOH
...ُ‫س ًّمى فَا ْكتُبُوه‬ ‫م‬
ُّ ٍ
‫ل‬ ‫َأج‬ ‫ى‬‫ل‬
َ ‫ِإ‬ ٍ
‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬
َ ِ
‫ب‬ ‫م‬ُ‫نت‬ ‫اي‬ ‫د‬
َ ‫ت‬
َ ‫ا‬‫ذ‬
َ ‫ِإ‬ ‫ا‬
ْ‫و‬ُ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ِ
‫ذ‬ َّ‫• يَا َُّأي َها ال‬
َ َ ْ َ َ َ
• Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu
melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. (al-Baqarah: 282)
HARAM
DEFINISI

• Yaitu tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan


dengan tuntutan yang memaksa. Apabila seseorang
mengerjakannya dikenai hukuman. Akibat dari tuntan ini
disebut hurmah dan perbuatan yang dituntut itu disebut
dengan haram

CONTOH

ِّ ْ‫آمنُواْ الَ تَْأ ُكلُوا‬


...‫الربَا‬ ‫ين‬‫ذ‬ِ َّ‫• يا َُّأيها ال‬
َ َ َ َ
• Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
memakan riba (al-Baqarah: 130)
MAKRUH
DEFINISI
• Tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi
tuntutan itu diungkapkan melalui redaksi yang tidak
bersifat mamaksa. Orang yang mengerjakan
perbuatan yang dituntut untuk ditinggalkan itu, tidak
dikenai hukuman. Akibat dari tuntutan seperti ini
disebut juga karahah. Karahah ini merupakan
kebalikan dari nadb.

CONTOH
‫• أبغض الحالل الى اهلل الطالق‬
• “Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah
talak”  ganti dgn ayat jgn menghancurkan sedekah
dgn menyebut nyebut
MUBAH
DEFINISI
• Yaitu khithab Allah yang bersifat fakultatif,
mengandung pilihan antara berbuat atau tidak
berbauat secara sama. Akibat dari khithab Allah ini
disebut juga dengan ibahah, dan perbuatan yang
boleh dipilih itu disebut mubah.

CONTOH

... ْ‫ادوا‬
ُ َ‫اصط‬‫ف‬
َ ‫م‬‫ت‬
ُ
ْ ْ َ َ‫ل‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ‫ِإ‬
‫و‬... •
• …Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram,
maka bolehlah kamu berburu…(al-Maidah: 02)
AL-AHKAM WADHIYYAH
PEMBAGIAN HUKUM
Hukum

Tuntutan Pilihan Wadh'iy


Mengerjaka
Meninggalkan Mubah sebab
n
Syarat

Wajib Sunnah Hara Mani'


Makruh
m
Sah

Batal

'Azimah

Rukhsah
HUKUM WADH’I

‫ أو شرط‬،‫هو ما اقتضى وضع شيء سبــبا لشىء‬


.‫له أو مانــعا منه‬

• Hukum yang ditetapkan pada sesuatu yang


menjadi sebab bagi sesuatu yang lain, atau
menjadi syarat atau menjadi penghalang
SEBAB

DEFINISI

• Sesuatu yang oleh syari’ dijadikan sebagai


tanda atas suatu akibat dan hubungan adanya
akibat dengan sebab serta tidak adanya akibat
karena tidak adanya sebab.
PEMBAGIAN SEBAB

A. “Sebab” kadang-kadang menjadi sebab pada hukum


Taklifi.

ِ ‫الش ْم‬
...‫س‬ ِ ُ‫الصالَ َة لِ ُدل‬
َّ ‫وك‬ َّ ‫• َِأق ِم‬
• Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir (Al-
Israa’: 78)
Sambungan…

B. Kadang-kadang “sebab” itu menjadi sebab untuk


menetapkan kepemilikan, kehalalan atau menghilangkan
keduanya

• Seperti Jual beli untuk menetapkan kepemilikan dan


menghilangkan kepemilikan
• Memerdekakan budak dan wakaf untuk
menggugurkan kepemilikan
• Akad perkawinan untuk menetapkan kehalalan, talak
untuk menghilangkan kehalalan
Sambungan…

C. Kadang-kadang “sebab” itu berupa perbuatan yang


mampu dilakukan mukallaf

• Akad jual beli, pernikahan, sewa menyewa atau


lainnya menjadi sebab adanya hukum atas perbuatan-
perbuatan tersebut.
• Seperti pembunuhan secara sengaja menjadi sebab
kewajiban qisash
Sambungan…

D. Kadang-kadang “sebab” itu berupa sesuatu yang tidak


mampu dilakukan mukallaf, dan bukan termasuk
perbuatan mukallaf

• Seperti masuk waktu menjadi sebab kewajiban shalat


• Sifat kecil menjadi sebab keharusan perwalian atas si
kecil tersebut.
SYARAT

DEFINISI

• Sesuatu yang adanya hukum itu tergantung


pada adanya sesuatu itu, dan tidak adanya
menjadikan tidak adanya hukum.
Syarat adalah sesuatu yang berada diluar sesuatu yang
disyaratkan. Tidak adanya syarat menjadikan tidak
adanya yang disyaratkan, tetapi adanya syarat belum
tentu menjadikan adanya yang disyaratkan

• Hubungan suami istri adalah syarat terjadinya talak.


Jika tidak ada hubungan itu maka talak tidak dapat
terjadi, tetapi adanya hubungan suami istri tidak pasti
ada talak
• Wudhu adalah syarat untuk sahnya shalat. Jika tidak
ada wudhu maka shalat tidak sah, tetapi ada wudhu
belum tentu ada shalat.
Perbedaan antara rukun
dan syarat…

Rukun: merupakan bagian dari hakikat sesuatu


Syarat: sesuatu yang di luar hakikat itu dan bukan
bagian darinya.

• Ruku’ adalah rukun shalat, karena ia adalah bagian


dari hakikat shalat. Bersuci adalah syarat shalat,
karena ia adalah sesuatu di luar hakikat shalat.
Mani’ (Penghalang)

DEFINISI: Sesuatu yang adanya meniadakan


hukum atau membatalkan sebab.

• Contoh: Seperti adanya hutang bagi orang yang telah


memiliki satu nishab dari harta zakat. Hutang tersebut
dapat menghalangi terbuktinya sebab kewajiban
zakat. Karena harta yang dimilikinya seakan-akan
bukan milik sempurna. Juga karena membebaskan
tanggungan, seperti dari hutang itu, harus diutamakan
ketimbang menolong fakir miskin dengan zakat.
Rukhsah dan Azimah
DEFINISI

• Rukhsah adalah keringanan hukum yang telah


disyariatkan oleh Allah atas mukallaf dalam keadaan
tertentu yang sesuai dengan keringanan tersebut.
• Atau sesuatu yang disyariatkan karena ada uzur yang
memberatkan dalam keadaan tertentu.
• Atau diperbolehkannya sesuatu yang dilarang dengan
suatu alasan, meskipun larangan itu tetap berlaku.
• Sedangkan Azimah adalah hukum-hukum yang telah
disyariatkan Allah secara umum sejak semula yang
tidak terbatas pada keadaan tertentu dan pada
perorangan (mukallaf tertentu).
PEMBAGIAN RUKHSAH

1. Diperbolehkannya suatu larangan ketika keadaan


darurat atau menurut kebutuhan

ِ ‫ِإالَّ من ُأ ْك ِرَه و َقلْبهُ مطْمِئ ٌّن بِاِإل يم‬.. •


...‫ان‬ َ َ ُ ُ َ َْ
• ..kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap
tenang dalam beriman (dia tidak berdosa) (An-Nahl: 106)
Sambungan..

2. kebolehan seorang mukallaf meninggalkan kewajiban


ketika terdapat uzur kesulitan menunaikannya.

َ...‫فَ َمن َكا َن ِمن ُكم َّم ِريضاً َْأو َعلَى َس َف ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن َأيَّ ٍام ُأ َخر‬.. •
• ..Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam
perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti)
sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang
lain… (Al-Baqorah: 184)
Sambungan..

3. Sahnya sebagian akad yang bersifat pengecualian


karena memenuhi kebutuhan manusia

‫• نهى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم عن بيع اإلنسان ما ليس‬
‫ ورخص في السلم‬،‫عنده‬
• Rasulullah SAW melarang jual beli barang yang tidak ada
padanya, tetapi Rasulullah SAW memberikan keringanan pada
akad salam (pesanan)
Sambungan..

4. Menghapus hukum-hukum yang oleh Allah SWT telah


diangkat dari kita. Sedangkan hukum itu adalah termasuk
beban yang berat atas umat sebelum kita.

...‫ين ِمن َق ْبلِنَا‬


َ
ِ َّ‫ رَّبنَا والَ تَح ِمل َعلَينَا ِإصراً َكما حم ْلتَهُ َعلَى ال‬.. •
‫ذ‬ ََ َ ْ ْ ْ ْ َ َ
• ..Ya Tuhan kami, janganlah Engkau Bebani kami dengan beban
yang berat sebagaimana Engkau Bebankan kepada orang-
orang sebelum kami… (Al-Baqorah: 286)

• Seperti tuntutan memotong bagian baju yang terkena najis,


membunuh jiwa untuk bertaubat dari dosa
Rukhsah itu adauntuk meringankan beban mukallaf.
Mukallaf boleh mengikuti rukhsah demi keringanan dirinya dan boleh
mengikuti ‘Azimah dengan sanggup menghadapi kesulitannya. Kecuali
jika kesulitan itu dapat mendatangkan bahaya maka wajib menghindari
bahaya dan mengikuti rukhsah.

... ‫َّهلُ َك ِة‬


ْ ‫الت‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ِإ‬ ‫م‬ ِ ِ
َ •
ْ ْ ‫والَ ُت ْل ُقواْ ب‬..
‫ك‬ُ ‫ي‬ ‫د‬ ‫َأي‬
• ..dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan
dengan tangan sendiri … (Al-Baqorah: 195)

...‫س ُك ْم‬
َ ‫ف‬
ُ ‫َأن‬ ‫ا‬
ْ‫و‬ُ‫ل‬ ‫ت‬
ُ ‫ق‬
ْ ‫ت‬
َ ‫ال‬
َ ‫و‬..
َ •
• ..dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri… (An-Nisa’: 29)
Perbedaan Hukum Taklif dan Hukum Wadh’iy
No Hukum Taklifi Hukum Wadh’i
1. Terkandung tuntutan untuk Tidak ada tuntutan, melainkan keterkaitan
melaksanakan, meninggalkan dan antara 2 persoalan, sehingga salah satunya bisa
memilih berbuat atau tidak berbuat jadi sebab, syarat atau penghalang

2. Tuntutan langsung pada mukallaf Tidak dimaksudkan untuk langsung dilakukan.


untuk dilaksanakan, ditinggalkan Hukum wadh’i dibuat Allah agar hukum taklif
atau pilihan berbuat dapat dilaksanakan. Kewajiban zakat
merupakan hukum taklif. Kewajiban ini tak
wajib dilaksanakan kecuali cukup nishab.
Cukup nishab adalah syarat wajib zakat

3. Harus sesuai dgn kemampuan Kemampuan mukallaf tak dipersoalkan, karena


mukallaf, karena dalam hukum masyaqqqah ada kalanya dapat dipikul
taklif tak boleh ada masyaqqah mukallaf, seperti saksi dalam talak, dan
(kesulitan). Kalau ada masyaqqah, adakalanya di luar kemampuan mukallaf,
timbul rukhshah, akhirnya jadi seperti tergelincirnya mentari bagi wajibnya
hukum wadh’i shalat dzuhur
4. Ditujukan kepada mukallaf yang Ditujukan kepada siapa saja, baik telah
baligh dan berakal mukallaf maupun belum (anak kecil, orang gila)
TERIMA KASIH…
Jazakumullah Khairan
Katsir..

Anda mungkin juga menyukai