Anda di halaman 1dari 11

Mendidik Anak

Bermental
Tangguh
EKKY DWI RATNA HAPSARI, S.Psi
Era Society 5.0

Berpusat pada masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan


manusia berbagai tantangan dan permasalahan sosial

Berbasis Teknologi dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di


era Revolusi Industri 4.0 dan berpusat di teknologi.

Tenaga kerja manusia DIGANTIKAN teknologi

Tuntutan kualifikasi yang unik dan bernilai


menciptakan “arena kompetisi” yang menantang
Siapkan anak menghadapi
“arena kompetisi” itu !!

Bukan hanya bekal pengetahuan sains, matematika,


teknologi, sains dan bahasa saja

Tumbuhkan RESILIENCE pada anak


“ RESILIENCE Istilah resilience dikenalkan pertama kali
01
“ pada 1950-an oleh Block dengan nama
ego-resiliency
(Ketangguhan / Ketahanan)
Kemampuan umum yang melibatkan kemampuan
penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan
pada tekanan internal maupun eksternal
(Klohnen, E.C. 1996. Conseptual analysis and measurement of the construct of ego
resilience. Journal of Personality and Social Psychology, Volume. 70 No 5, p 1067-1079)

Daya Lenting ; Daya Pegas


02 Ibarat daya lenting pada gerakan bola basket yang melenting atau melambung lagi
begitu dihentakkan ke tanah/lantai

Kemampuan untuk bangkit kembali setelah tantangan dan


masa-masa sulit

(Avdagic, E., Wade, C., McDonald, M., McCormack, D., Dakin, P., Macvean, M., Hayes, L., &
Phan, T. (2020). Resilience in young children: A Delphi study to reach consensus on definitions,
measurement and interventions to build resilience. Early Child Development and Care, 190(13),
2066-2077. doi: 10.1080/03004430.2018.1556211)
Karakteristik Anak Tangguh

Memiliki kompetensi
Memiliki kompetensi akademik dan nonakademik Memiliki regulasi emosi
sosial yang baik yang baik yang baik

Mampu menahan Memiliki kemampuan Bisa membuat


impulsifitasnya menganalisis masalah prioritas
RESILIENCE bukan bawaan lahir
Keterampilan berdasarkan personal journey masing-masing
HARUS
DILATIH !! Berikan gambaran nyata bahwa tiap perbuatan dan keputusan paati ada tantangan atau resikonya

Menjauhkan anak dari tantangan yang harusnya jadi latihan buat mereka, bukan malah melindungi
anak dari kegagalan dan resiko, tapi justru akan menahan perkembangan sikap Tangguh anak
Peran Orang Tua Sangat Penting!

TERLALU TERLALU MENGEKANG DAN


MEMANJAKAN MENETAPKAN TARGET DALAM HIDUPNYA

Menahan laju perkembangan sikap Tidak berani dan tidak percaya diri
Tangguh akan kemampuannya untuk mencoba
tantangan, dan meruntuhkan
semangat ketangguhan

Jadi,,,,, harus bagaimana?????


Tetapkan niat
Anak-anak jangan selalu dipandang sebagai manusia kecil yang masih san-
gat membutuhkan dan bergantung pada Anda. Berdasarkan teori
perkembangan sosial emosi, semua bibit ketangguhan itu sudah ada secara
natural bahkan sejak usia 1,5 tahun. Tidak selamanya kita akan selalu ada
untuknya
Ajarkan 3 jenis skill yang harus dikuasai
a) Personal Skill (Ketrampilan Pribadi)
b) Life Skill (Keterampilan Hidup)
c) Social Skill (Ketrampilan Sosial)

Beri kesempatan anak untuk gagal, belajar menerima


dan mengambil risiko
Pada dasarnya setiap orang tua tidak menginginkan anaknya terjatuh dan
gagal di tiap segi kehidupannya, namun tetap berikan kepercayaan padanya
untuk bertanggung jawab menghadapi resiko, dan dampingi mereka
menyelesaikan masalah bersama. agar ia mampu melihat kegagalan
sebagai sebuah tantangan, selalu optimis dan tidak mudah menyerah.

Cara Membentuk Ciptakan lingkungan yang kondusif


Anak harus bisa merasakan bahwa lingkungan sekitarnya benar-benar
Karakter Anak mencintai dan menyayanginya serta mendukung sepenuhnya terhadap apa
yang menjadi pilihannya, agar kepercayaan dalam dirinya bisa tumbuh

Tangguh dan berkembang dengan baik dan bisa menjadi sumber kekuatan utama
yang membuatnya tangguh dalam menghadapi berbagai tekanan hidup
yang dia alami.

Tumbuhkan perasaan penghayatan diri yang positif


Ajarkan bahwa I am, I want, I can-nya semua positif.
Jangan membandingkan anak dengan
orang-orang di sekitarnya dan Tunda Kesenangan
menekannya untuk selalu menjadi yang Biasakan sejak dini untuk delayed
nomor satu gratification. orang tua harus tahu mana yang
Lebih baik bandingkan anak dengan diri anak itu jadi kebutuhan atau sekadar keinginan anak.
sendiri dan prestasinya sendiri. Dorong anak untuk Dalam perjalanan hidup, ada banyak up and
lakukan yang terbaik dengan membandingkan diri down. Anak-anak yang tidak terlatih menunda
anak hari ini dengan kemarin atau yang lalu. Hal ini kesenangan, dia tidak akan siap menghadapi
mampu melecut semangatnya untuk bisa kembali up and down ini. Sebab, tiap mau apa-apa
percaya diri dan menghadapi semua persoalan sudah terpenuhi
yang dihadapinya.

Melihat Masa Depan


Biasakan Planning dan Organizing
You can simply impress your audience
Ajari anak-anak fungsi eksekutif otak kita, intinya and add a unique zing and appeal to
planning dan organizing. Hal simpel yang bisa kita your Presentations. Easy to change
latih adalah set up, play, clean up. Seringkali colors, photos and Text.
orang tua masih mengambil alih tugas untuk set
up dan clean up. Anak jadi tidak punya
kesempatan untuk bertanggung jawab dan selalu
bergantung pada orang tua. Akhirnya, sampai Orang tua sebagai role model yang baik
dewasa pun mereka akan selalu bergantung dan
Tunjukanlah ketangguhan orang tua dengan cara
tidak menjadi tangguh
tidak menunjukkan keluh kesah dihadapannya,
tunjukanlah sikap optimis saat menghadapi sebuah
Bagikan Kisah Kesalahan Anda persoalan, sehingga yang kita bagi kepada anak
Berikan contoh kesalahan yang pernah Anda bukanlah keluh kesahnya melainkan bagaimana
lakukan, konsekuensi, dan bagaimana cara semangat kita dalam menyelesaikan permasalahan
Anda belajar dari kesalahan tersebut. Kisah tersebut dan cara menuntaskannya. Anak akan
itu dapat menjadi motivasi baginya. mencoba melakukan hal yang sama di kemudian
hari, yakni tetap terbuka ketika menghadapi
persoalan, namun berbagi untuk menyelesaikannya
bukan hanya berkeluh kesah tentangnya.
MARI BENAHI POLA ASUH KITA

YAKIN BAHWA KITA BISA !!!


THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai