Anda di halaman 1dari 35

FORENSIK KLINIK

Dr. INDRA FAISAL, M.H., Sp.F


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
Tujuan Pembelajaran
 Mampu memberikan informed consent dengan
benar
 Mampu melakukan anamnesis medikolegal
 Mampu melakukan pemeriksaan fisik (kepala s/d
kaki)
 Mampu menentukan jenis pemeriksaan penunjang
 Mampu membuat diagnosis klinik
 Mampu aspek legal dan menghindari kesalahan
medik
Informed Consent
Adalah persetujuan atas tindakan medis yang akan
dilakukan kepada pasien
Bukan perjanjian antara dokter pasien  pasien boleh
mencabut persetujuannya
Oleh siapa ?: dokter yang akan melakukan tindakan
(boleh diwakilkan dokter yang setara)
Kepada Siapa? : pasien kompeten, jika tidak
kompeten keluarga/wali
 ada saksi (2 )
Kapan : sebelum tindakan dilakukan
Apa isi IC ?
maksud tindakan
tujuan tindakan
 metode tindakan termasuk pemeriksaan penunjang
yang diperlukan
 efek samping,
prognosis jika diterapi/tidak diterapi
Forensik Klinik
 Adalah aspek forensik pada praktek kedokteran
klinik
 yaitu pada pemeriksaan pada pasien(bukan jenazah)
yang mengalami perlukaan/keracunan
memerlukan penanganan hukum  memerlukan
pembuktian medis
 Kekerasan fisik, kekerasan seksual,keracunan
kecelakaan, identitas (umur, jenis kelamin,
paternitas, maternitas)
Anamnesis
Prinsip sama dengan anamnesis klinik, ditambah hal-
hal spesifik, misal :
Kronologis peristiwa: kapan, bagaimana, dimana
 pelaku : identitas, jumlah
Senjata yang digunakan
Racun/alkohol
Pada kekerasan seksual:
 tanyakan riwayat koitus terakhir,
 riwayat menstruasi,
kehamilan,
penggunaan kontrasepsi,
 adanya kegiatan anal/oral seks,
mandi, ganti baju, dll
Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan fisik klinik seperti biasa
Tambahan : menemukan tanda-tanda akibat suatu
kekerasan/racun pada tubuh  pemeriksaan dari
ujung kepala hingga ujung kaki
dokumentasikan luka  dengan kamera (seijin
pasien)
Tuliskan deskripsi luka sesuai kaidah forensik, buat
mapping luka
Kepala
Pada daerah tertutup rambut palpasi hati-hati
Wajah
Mata visus
Cavum oris
Gigi geligi
telinga
Leher
Memar  cekik, jerat
Hati-hati pada kecurigaan fraktur leher
Ekstremitas
Periksa adanya perlukaan dan faktur , needle mark,
jejas jerat
Dada-bahu
Temukan adanya luka, faktur
Periksa pelukaan intra internal
Jika perlu: radiologi
Punggung
Periksa adanya perlukaan internal ataupun eskternal
Jika perlu: radiologi
Abdomen
Periksa adanya perlukaan internal ataupun ekternal
Jika perlu: radiologi
Periksa juga kemungkinan adanya gravidarum
Ano-genital
Pasien relaks, Posisi litotomi
Sebelum pemeriksaan Jangan usap dengan betadin
Periksa adanya perlukaan , discharge, pendarahan
Ambil vaginal swab : STI dan semen
Periksa hymen  rectal toucher, angkat keatas
Pasien belum menikah : jangan VT, jangan Spekulum
(kecuali ada indikasi )
Sisir rambut pubes
Lakukan pemeriksaan pada daerah anal
Ambil anal swab
Setelah selesai pemeriksaan ginekologi bersihkan
dnegan betadine
Pemeriksaan penunjang
Radiologi (jika diperlukan)
Semen/sperma :Vaginal,Anal ,Oral swab
Rambut pubes
Toksikologi : darah dan urin
Tes kehamilan (jika perlu)
Diagnosis
Diagnosis klinik seperti biasa
Pada kasus forensik klinik, jangan lupa untuk
menuliskan subab utamanya.
Misal :shock perdarahan ec luka tembak pada dada
kiri
CKB ec trauma tumpul di kepala belakang
Perhatian
Selalu melakukan tindakan sesuai SOP RS
Tulis MR dengan lengkap dan jelas, segera setetalh
periksa pasien
Lakukan komunikasi yang baik dua arah dengan
pasien/keluarga
Selalu memberikan IC pada setiap tindakan yang akan
dilakukan
Rujukan dilakukan jika diperlukan, jangan di
selesaikan sendiri
ASPEK MEDIKOLEGAL
PENANGANAN
KASUS FORENSIK KLINIK
PENDAHULUAN

SEORANG PASIEN
PEREMPUAN DATANG KE
IGD MEMINTA VISUM ET
REPERTUM KARENA
DIANIAYA SUAMI

FORENSIK
KLINIK APA YG HARUS
DILAKUKAN DOKTER?
PENGERTIAN
FORENSIK KLINIK : Mengaplikasikan ilmu
kedokteran untuk memeriksa korban hidup
atas permintaan penyidik untuk
kepentingan penegakkan hukum dan
peradilan

Contoh kasus forensik klinik:


Penganiayaan
KDRT
Kejahatan seksual
Kecelakaan lalu lintas, DLL
LANDASAN HUKUM
UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
KUHP
UU No.29 Tahun 2004 tentang praktek
kedokteran
PerMenkes 290/2008 tentang persetujuan
tindakan medis
PerMenkes 269/2008 tentang RM
PP No.10 Tahun 1966 tentang wajib
Simpan rahasia medis
PASAL 133 (1) KUHAP
PENYIDIK • RI

KORBAN • LUKA,KERACUNAN,
TINDAK MATI
PIDANA

• DOKTER, DOKTER
KETERANGAN FORENSIK, AHLI
AHLI ALINNYA
PASAL 133 (2) KUHAP
KETERANGAN SEC ARA PEMERIKSAAN
AHLI TERTULIS LUKA, MAYAT
ATAU BEDAH
MAYAT
PENYIDIK
KUHAP pasal 6 ayat 1
jo PP 27 tahun 1983 PEJABAT POLISI
pasal 2 ayat 1 NEGARA RI YG
PANGKAT
SERENDAH-
RENDAHNYA
PEMBANTU LETNAN
DUA /AIPDA
Lanjutan.....................................
Pasal 179 KUHAP (1) :
Setiap orang yg diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya
wajib memberikan keterangan ahli demi peradilan
LANJUTAN............................
PASAL 108 KUHAP (1) :
Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan,
dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan
tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik
lisan maupun tertulis.
Lanjutan...............................
Pasal 108 KUHAP (3) :
Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan
tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya
peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera
melaporkan hal itu penyelidik atau penyidik
UU NO.29/2004 TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
PASAL 45 : Setiap tindakan kedokteran/kedokteran
gigi yang akan dilakukan dokter harus mendapatkan
persetujuan
PASAL 46 : setiap dokter /dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis
Didalam UUPK (29/2004) ps
48 (2) disebutkan rahasia
medis dapat dibuka untuk
kepentingan kesehatan
pasien, permintaan aparatur
penegak hukum, permintaan
pasien sendiri, dan sesuai
ketentuan perundang-
undangan.
KESIMPULAN
Semua dokter wajib memeriksa dan memberikan
keterangan ahli/ver jika diminta penyidik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai