Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRINSIP KOMUNIKASI
DALAM KEPERAWATAN
PALIATIF
Deprianto Adi Krisna mone
Demitrius reinsini
Konsep komunikasi

• Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan


menyatu dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu
berkomunikasi dan menggunakannya dalam berinteraksi
dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang
adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi,
tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya
seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi,
kehidupan kita akan interaktif dan menjadi lebih dinamis.
Konsep Komunikasi dalam
Perawatan Paliatif
• perawatan paliatif berlaku dan berharga pada seluruh penyakit (WHO, 2015),

hal-hal yang paling banyak ditekankan adalah perhatian terhadap bagaimana

pasien akan menghadapi waktu-waktu terakhir dalam hidupnya (Hui et al, 2014),

membuatnya menjadi berkualitas dan bermakna (Hui etal., 2014). Hal ini dapat

mencakup komunikasi tentang prognosis penyakit, preferensi dan prioritas

(misalnya, perawatan yang memperpanjang hidup dan/atau paliatif, tempat

perawatan, tempat kematian), serta harapan dan ketakutan mengenai kematian

dan bagaimana bahwa kematian itu akan menjadi suatu proses yang secara

formal sering disebut sebagai antisipatif, atau perencanaan perawatan lanjutan.


Prinsip Komunikasi dalam
Keperawatan Paliatif
1. Tahap Denial (Pengingkaran)
2. Tahap Anger (Marah)
3. Tahap Bargaining (Tawar menawar)
4. Tahap Depression
5. Tahap Acceptance (Penerimaan)
Tujuan dari perawatan paliatif

• Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mengurangi


penderitaan pasien memperpanjang umurnya,
meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien
meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah
siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi
penyakit yang dideritanya. Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan
lainnya b. Menegaskan hidup dan mempercepat atau menunda
kematian

2. Mengintegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan


pasien
3. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian

4. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu

5. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga


menghadapi penyakit pasien dan kehilangan mereka.
Cara Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
2. Komunikasi Non Verbal
Lanjutan
1. Komunikasi Verbal

• Menggunakan kata-kata yang diungkapkan atau ditulis. Hal yang harus


diperhatikan yaitu

a. Kesederhanaan: Kalimat yang digunakan harus sederhana, mudah


dimengerti, singkat dan jelas.

b. Kejelasan: Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa
yang diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.

c. Tepat waktu dan relevan; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang
sedang dirasakan oleh pasien.
Lanjutan
2. omunikasi Non Verbal

Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh Hal yang
perlu diperhatikan :

• Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya mempunyai
tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman secara fisik
maupun emosionalnya.

• Ekspresi wajah Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan,
kemarahan,kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya

• Gerakan Tangan: Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti.
Gerakantangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
Teknik Komunikasi
• Mendengarkan (Listening)
• Memberikan inisiatif kepada klien
• Mengulang (Restarting)
• Penerimaan (Acceptance)
• Klarifikasi
• Refleksi
• Asertif
• Memfokuskan
• Membagi persepsi
• Identifikasi "tema"
• Diam
• Informing
• Humor
• Saran
Penerapan komunikasi
keperawatan paliatif
• Menurut Pastakyu (2014). berkomunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar, dan berada
pada tahap terminal, perawat juga menggunakan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Adapun teknik
yang dapat terapkan, meliputi:

1. Menjelaskan

2. Memfokuskan

3. Memberikan Informasi

4. Mempertahankan ketenangan
Contoh kasus penyakit HiV
• seorang pasien laki-laki usia 40thn, TB = 169cm, BBA-50kg. 3 bulan
sebelum masuk RS BB pasien 60 kg. pasien mengeluh BB turun drastis,
diare sejak 2minggu lalu, demam, seluruh otot nyeri, sakit kepala,
pada malam hari banyak keringat, bila makan tidak dapat
membedakan rasa manis, asam maupun asin, sekarang disentri,
anoreksia,nausea tetapi masih dapat menerima makanan lewat mulut,
hasil pemeriksaan:
pemeriksaan klinis:
• kulit turgor
• suhu tubuh 38 derajat celcius
• TD-100/70 mmHG
pemeriksaan lab:
• Albumin 2,0 gr/dl
• Hb-9 gridl
• hasil USG pembengkakan kelenjar linfe (+)
• virus HIV (+)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai