PRINSIP KOMUNIKASI
DALAM KEPERAWATAN
PALIATIF
Deprianto Adi Krisna mone
Demitrius reinsini
Konsep komunikasi
pasien akan menghadapi waktu-waktu terakhir dalam hidupnya (Hui et al, 2014),
membuatnya menjadi berkualitas dan bermakna (Hui etal., 2014). Hal ini dapat
dan bagaimana bahwa kematian itu akan menjadi suatu proses yang secara
b. Kejelasan: Komunikasi bias lebih jelas apabila ada kecocokan dengan apa
yang diungkapkan dan yang diekspresikan oleh wajah serta gerakan tubuh.
c. Tepat waktu dan relevan; Perawat harus peka terhadap kebutuhan yang
sedang dirasakan oleh pasien.
Lanjutan
2. omunikasi Non Verbal
Komunikasi yang menyangkut ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan sikap tubuh Hal yang
perlu diperhatikan :
• Sikap tubuh dan cara berjalan : Sikap tubuh yang tegak, aktif, dan jalannya mempunyai
tujuan menunjukan bahwa orang tersebutu merasa nyaman dan aman secara fisik
maupun emosionalnya.
• Ekspresi wajah Wajah, terutama mata, otot-otot disekitar mata dan mulut dapat
mengekspresikan macam-macam emosi seperti kegemberiaan, kesedihan,
kemarahan,kekecewaan, ketakutan, malu, dan seterusnya
• Gerakan Tangan: Gerakan tangan adalah suatu komunikasi yang penuh arti.
Gerakantangan bisa mengkomunikasikan macam-macam perasaan.
Teknik Komunikasi
• Mendengarkan (Listening)
• Memberikan inisiatif kepada klien
• Mengulang (Restarting)
• Penerimaan (Acceptance)
• Klarifikasi
• Refleksi
• Asertif
• Memfokuskan
• Membagi persepsi
• Identifikasi "tema"
• Diam
• Informing
• Humor
• Saran
Penerapan komunikasi
keperawatan paliatif
• Menurut Pastakyu (2014). berkomunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar, dan berada
pada tahap terminal, perawat juga menggunakan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Adapun teknik
yang dapat terapkan, meliputi:
1. Menjelaskan
2. Memfokuskan
3. Memberikan Informasi
4. Mempertahankan ketenangan
Contoh kasus penyakit HiV
• seorang pasien laki-laki usia 40thn, TB = 169cm, BBA-50kg. 3 bulan
sebelum masuk RS BB pasien 60 kg. pasien mengeluh BB turun drastis,
diare sejak 2minggu lalu, demam, seluruh otot nyeri, sakit kepala,
pada malam hari banyak keringat, bila makan tidak dapat
membedakan rasa manis, asam maupun asin, sekarang disentri,
anoreksia,nausea tetapi masih dapat menerima makanan lewat mulut,
hasil pemeriksaan:
pemeriksaan klinis:
• kulit turgor
• suhu tubuh 38 derajat celcius
• TD-100/70 mmHG
pemeriksaan lab:
• Albumin 2,0 gr/dl
• Hb-9 gridl
• hasil USG pembengkakan kelenjar linfe (+)
• virus HIV (+)
TERIMA KASIH