Anda di halaman 1dari 20

MITIGASI BENCANA

PADA KAWASAN HUTAN

Oleh :
PRIYO SATMOKO, SH., M.H
Kepala Pelaksana BPBD

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KABUPATEN PURBALINGGA
Jl. Soekarno Hatta No. 20 Telp./Fax 0281-896455
Kode Pos 53321 email : bpbdpurbalingga@yahoo.co.id Purbalingga
DASAR HUKUM PB

1. UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB);


2. UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3. PP No. 21/2008 tentang Penyelenggaraan PB;
4. Perda No. 01/2014 tentang PB di Kabupaten Purbalingga;
5. Perda No. 1/2022 tentang Perubahan Kedua atas Perda No. 12/2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Purbalingga;
6. Permendagri No. 46/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD
7. Permendagri No. 101/2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada SPM
Sub Urusan Bencana;
8. Permendes PDT & T No. 8/2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2023;
9. Kepmendes PDT & T No. 71/2021 tentang Panduan Penanganan Bencana di
Desa;
10. Perbup No. 127/2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja BPBD Kabupaten Purbalingga;
BENCANA
BENCANA
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non-alam maupun faktor manusia, sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis.
Pasal 1 ayat (1)
Memiliki dampak
besar

Mengganggu bahkan merusak rencana


pembangunan
BENCANA

ALAM NON ALAM SOSIAL

konflik sosial antar


• Gempabumi,
kelompok atau antar
likuifaksi gagal teknologi, komunitas masyarakat,
• tsunami, EGA
Geologi kegagalan konstruksi tindakan teror, subversi
• gerakan tanah
• Benda angkasa alam
skala besar, epidemi,
pandemi, hama,
kebakaran hutan dan
lahan, kebakaran
kawasan permukiman,
pencemaran, radiasi

• Banjir, rob, cuaca


ekstrim,
Hidro- • Gel laut berbahaya,
meteorologi abrasi
• kekeringan
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
(UU No. 24 Tahun 2007)
1. PERENCANAAN
SITUASI TIDAK 2. PENCEGAHAN
ADA BENCANA 3. PENGURANGAN RISIKO
4. PENDIDIKAN & LAT
PRABENCANA 5. PENELITIAN
6. PENAATAN TATA RUANG
7. PERSYARATAN STANDAR
TEKNIS PB
SITUASI TERDAPAT 1. MITIGASI
POTENSI 2. PERINGATAN DINI
BENCANA 3. KESIAPSIAGAAN
4. REN-KONTINJENSI

1. KAJIAN CEPAT
SAAT 2. STATUS KEADAAN DARURAT
PENYELENGGA
RAAN PB
(TANGGAP 3. PENYELAMATAN & EVAKUASI
4. PEMENUHAN KEBUTUHAN
DARURAT) DASAR
5. PERLINDUNGAN
6. PEMULIHAN

REHABILITASI 1. PERUMAHAN
2. INFRASTRUKTUR
PASCABENCANA 3. SOSIAL
4. EKONOMI
REKONSTRUKSI 5. LINTAS SEKTOR
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
PB
PB
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi.
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
BENCANA
BENCANA
Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana.

MITIGASI
MITIGASI
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Kegiatan Pencegahan dan Mitigasi (Kepmendes
PDT No. 71 tentang Panduan Penanganan Bencana di Desa):

1. Mengaktifkan kelembagaan Posyandu, PKK, kader


lingkungan, kader Kesehatan dan lain-lain;
2. Penyediaan papan informasi mengenai himbauan buang
sampah pada tempatnya, dan 3R (reuse, reduce, recycle);
3. Reboisasi/penanaman lahan kritis dan bantaran sungai;
4. Gerakan hidup bersih dan sehat;
5. Sosialisasi risiko bencana desa antara lain:
menyebarluaskan selebaran, poster, dan spanduk
mengenai risiko bencana;
6. Padat Karya Tunai desa membersihkan saluran air,
membuat sumur resapan;
7. Kerja sama antar desa untuk reboisasi aliran sungai.
Kegiatan Pencegahan dan Mitigasi:

8. Penyelenggaraan Musyawarah Desa penetapan rencana


pencegahan dan mitigasi bencana dan/atau Peraturan
Desa tentang pencegahan dan mitigasi bencana;
9. Mengintensifkan peringatan dini bencana diantaranya:
penyebarluasan informasi dari stasiun BMKG, BNPB,
PVMBG, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan
Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber daya
air, dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi;
10. Program/kegiatan pencegahan dan mitigasi lain sesuai
kondisi kerentanan bencana tiap Desa.
Berlimpahnya kekayaan hutan dapat digunakan untuk menunjang kehidupan
dan dapat mensejahterakan rakyat. Namun usaha pemanfaatan sumber
daya alam/hutan Indonesia banyak yang menyebabkan kerusakan
lingkungan. Penyebab kerusakan antara lain karena sumber daya alam
dieksploitasi dengan cara menguras atau ekstraksi berlebih (over-
exploitation) seperti penebangan pepohonan tanpa penanaman kembali,
penangkapan ikan berlebih, penangkapan hewan dan pengambilan
tumbuhan langsung dari alam secara berlebih, dan penambangan yang
mengabaikan kelestarian lingkungan.

Pemanfaatan tersebut hanya menguntungkan dalam jangka waktu pendek,


selanjutnya yang muncul adalah kerugian berupa kerusakan lingkungan
yang harus dibayar dengan harga mahal. Kerusakan lingkungan akibat
bencana dapat diminimalisasi dengan berbagai cara. Salah satunya dengan
melakukan upaya pengelolaan sumberdaya (ekosistem) yang ada
dikawasan secara baik. Disamping, perlu juga konsep atau model mitigasi
lingkungan yang dapat dijadikan bahan acuan untuk mengatasi degradasi
lingkungan yang terus berlangsung tersebut.
Kerusakan hutan dapat memicu terjadinya bencana yaitu bencana
kebakaran hutan. Emisi CO (karbon monoksida) yang berpengaruh
langsung pada peningkatan gas rumah kaca (GRK) dari waktu ke waktu
terus meningkat baik pada tingkat global, regional, nasional. Beberapa
faktor yang diduga mempengaruhi peningkatan emisi CO tersebut
antara lain semakin meningkatnya penggunaan energi dari bahan
organik (fosil), perubahan tataguna lahan dan kebakaran hutan, serta
peningkatan kegiatan antropogenik (aktivitas manusia baik sengaja
maupun tidak sengaja dan dilakukan secara terus-menerus yang
memberikan dampak buruk bagi masyarakat karena memicu atau
mempercepat terjadinya bencana) lainnya.

Maka berbagai manfaat hutan dalam upaya untuk mengurangi risiko


bencana (Mitigasi) sangat berpengaruh nyata dan tegak lurus. Semakin
tinggi kelestarian hutan yang terjaga maka akan semakin kuat dalam
mengurangi resiko bencana. Begitu juga sebaliknya, semakin hutan
rusak dan tidak sesuai dengan fungsinya maka keseimbangan dalam
menahan resiko bencana akan semakin rendah

Anda mungkin juga menyukai